- Hartono
Program Studi Teknik Informatika, STMIK IBBI Medan-Indonesia

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI SISWA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA SMP Purba, Dyah; Sopyan, A; Hartono, -
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 4, No 2 (2006)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian terhadap penerapan pembelajaran dengan menggunakan portofolio pada siswa kelas 7 SMP Negeri 2 Gombong. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan melalui lembar observasi, jurnal harian, tes awal untuk mengetahui pengetahuan awal, tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa, wawancara dengan siswa dan guru mata pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas belajar, menganalisis persepsi guru tentang pembelajaran berbasis portofolio dan menganalisis pelaksanaan pembelajaran berbasis portofolio di SMP . Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran portofolio di SMP  belum dilaksanakan sepenuhnya tetapi telah menerapkan prinsip-prinsip dasar dan dasar pemikiran pembelajaran berbasis portofolio. Meskipun demikian, aktivitas belajar dan hasil belajar fisika siswa mengalami peningkatan. . Kata kunci : Pembelajaran Berbasis Portofolio, Aktivitas belajar dan Penguasaan Materi
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES Nugroho, U.; Hartono, -; Edi, S. S.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 5, No 2 (2009)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menentukan peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa akibat penerapan model kooperatif tipeSTAD berorientasi keterampilan proses dalam pembelajaran, serta mengetahui kelebihan, kekurangan dan kendala modelpembelajaran tersebut dalam meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen.Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Semarang. Perbedaan peningkatan pemahaman dan aktivitas siswadianalisis dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan STAD berorientasi keterampilan proses dapatmeningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa, hal ini ditunjukkan adanya peningkatan ketuntasan klasikal, skor rata-rata post tesdan aktivitas. Disarankan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berorientasi keterampilan proses dijadikan modelpembelajaran alternatif untuk meningkatkan pemahaman dan aktivitas siswa dalam mata pelajaran fisika. This article concerns with study result about the effect of cooperative learning STAD type process skill oriented on studentscomprehension and activities in SMA Negeri 7 Semarang, Class XI science. The aim of the study is to know the improvement instudents comprehension and activity when cooperative model STAD type process skill oriented is applied in learning and to knowthe benefits, flaws, and problems of the learning model in improving students understanding and activity. The study is anexperimental study. Improvement of student comprehension and activities were analyzed with t test. The results showed that byusing STAD process skill oriented can improve students understanding and activities, this is shown by increase of classicalmastery, average score in posttest, and activities. Cooperative learning model STAD type process skill oriented is suggested to bean alternative learning model to improve students comprehension and activities in physic subject.Keywords:activities; understanding; process-skill oriented STAD
PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR HIPOTETIKAL DEDUKTIFPADA SISWA SMA Juliyanto, E.; Hartono, -; Wiyanto, -
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir siswa SMA di kota Semarang yang hasilnya dijadikan dasaruntuk pengembangan model pembelajaran fisika yang mampu menumbuhkan kemampuan berpikir Hipotetikal Deduktif padasiswa SMA di Kota Semarang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R & D),yang terdiri dari dua tahap. Penelitian tahap I bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir siswa SMA di kota Semarang.Penelitian tahap II bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran fisika yang mampu menumbuhkan kemampuan berpikirHipotetikal Deduktif di Kota Semarang dengan berdasar pada hasil penelitian tahap I dan mencari tahu keefektifan model tersebut.Hasil penelitian tahap I menunjukkan mayoritas (78,28%) siswa SMA di kota Semarang berada pada tingkat kemampuan berpikirEmpirikal Induktif, dan sisanya berada pada tingkat Transisi. Hasil penelitian tahap II adalah model pembelajaran denganpendekatan inkuiri latihan penelitian, yang memberikan kesempatan lebih luas kepada siswa untuk berhipotesis, mengidentifikasidan merencanakan percobaan, dan menarik kesimpulan dari hasil percobaan, mampu menumbuhkan kemampuan berpikirHipotetikal Deduktif pada siswa SMA di kota Semarang. Hasil uji hipotesis diperoleh thitung sebesar -11.95 dan ttabel= 2.64 yangmenunjukkan thitung tidak berada pada daerah penerimaan Ho. Dengan demikian dapat disimpulkan model pembelajaran inisecara signifikan mampu menumbuhkan kemampuan berpikir Deduktif pada siswa SMA di kota Semarang. This study aims to describe thinking ability of SHS student in Semarang. The result of the study will be used as a base of physicslearning model development which can grow hypothetical-deductive thinking ability of the student. The research metode used wasResearch and Development (R & D), consisting of two stages. The result of first stage shows that 78.28% of SHS student inSemarang has the level of empirical-inductive thinking ability, while the remaining has ability of transition level. The second stage ofthe study resulted a model of physics learning with inquiry approach of doing research practice, giving more chance to student togive hyphotesis, identify and plan a research and derive a conclusion, and being able to grow hypothetical-deductive thinking to thestudent. It was concluded that the learning model developed can grow hypothetical-deductive thinking ability of SHS student inSemarang significantly.Keywords: hypothetical-deductive; thinking ability; Physics learning
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR GENERIK MAHASISWA CALON GURU MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA MODERN Hartono, -; Subali, Bambang
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 39, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research develops the ability in generic thinking to the future physics teachersthrough modern physics learning such as: understanding in sense of scale andsymbolic languages, doing inference, comprehending causality, and doingmathematics modeling. The subject of the research was teacher students who tookmodern physics in third semester. They were encouraged to be actively involved in thelearning process individually in the classroom and was assigned indepedent tasksoutside the class by relying on the resources on the Internet. The result of the researchshowed a significant improvement on five generic capabilities for high GPA groupand four generic capabilities for low GPA group. The only one skill that did notimprove is capability in doing mathematics modeling for low GPA group. It issuggested that there is an expansion of the implementation of physics learning whichis oriented towards the development of generic thinking, including its subskills.Kata kunci: berpikir generik, fisika modern, mahasiswa calon guru
KEMAMPUAN GURU SD/MI DALAM MENTERJEMAHKAN MATA FELAJARAN (SBK) SENI BUDAYA DAN KERAJINAN (The Ability of Elementary School Teacher in Translating Art Culture and Craft Subject) Hartono, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i2.782

Abstract

Konsep pendidikan seni berbasis kompetensi untuk SD/MI, telahdiaktualisasikan dalam bentuk desain kurikulum pendidikan seni SD/MIdan telah diterbitkan oleh Pusat Kurikulum - Badan Penelitian danPengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Harapan yang sangatbesar dengan dimunculkannya kurikulum tersebut. Selanjutnya dengandimunculkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan pada mata pelajaranseni budaya dan kerajinan ini dipandang perlu untuk mengetahui sejauh manakemungkinan optimalisasi penerapannya dalam pembelajaran seni di SD/MIyang dapat mendorong creative thinking siswa, member! bekal life-skillskepada siswa, dan menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan(jayfull learning) dengan memperhatikan kemampuan guru dalammenterjemahkan isi kurikulum berbasis kompetensi mata pelajaran (SBK)seni budaya dan kerajinan.Kata kunci: KTSP, SBK, Konsep Mata Pelajaran Seni
ORGANISASI SENI PERTUNJUKAN (KAJIAN MANAJEMEN) (The Organization of Performing Art (a Management Study) Hartono, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 2, No 2 (2001)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v2i2.852

Abstract

Memasuki millenium ketiga, era industri, era teknologi era informasi, atauera gloal, menuntut semua organisasi tidak terkecuali organisasi senipertunjukan untuk lebih efektif, memenuhi kebutuhan pelanggan, danpeningkatan kualitas terus menerus, pengelolaan organisasi seni harusmengoptimalkan nsi sumber daya manusia dalam mendorong peningkatanpengetahuan dan kecakapan, serta perencanaan secara terpadu. Untukmemenuhi harapan-harapan peningkatan kualitas dan kepuasanpelanggan menuntut perubahan manajemen. Upayamengimplementasikan sistem manajemen kontemporer adalah suatupendekatan yang seharusnya dilaksanakan oleh organisasi masa ini yaituuntuk memperbaiki outputnya, menekan biaya produksi, danmeningkatkan produktifitasnya.Kata Kunci : Menejemen Mutu Terpadu, organisasi, seni pertunjukan.
PEMBELAJARAN TARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PLANTUNGAN KABUPATEN KENDAL Hartono, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 9, No 1 (2009)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v9i1.673

Abstract

Dance is taught to children early, so children will have basic ability consists of appreciation,perception, knowledge, and understanding. Based on the importance of dance for children,researcher is attracted to study the processes of dance learning in TK Negeri PembinaPlantungan regency of Kendal. Research in this TK Negeri Pembina Plantungan regency ofKendal viewed correct because they give dance learning especially with a good planning andprogram. Data collection techniques are observation, interview, and documentation. Analyzingdata is done by using descriptive-qualitative analysis. Techniques of checking relevance datause cross-recheck validity. Based on research result, dance learning in TK Negeri PembinaPlantungan regency of Kendal, studied in possession of equipment of dance learning aspect,implementation of dance learning, kind of given services, and in the moment of giving materialis the dance learning that can be counterfeited by surrounded TK.Kata kunci: TK N Pembina, pembelajaran tari, anak TK
SENI TARI DALAM PERSEPSI MASYARAKAT JAWA (Dance Art In Java Society Perception) Hartono, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 1, No 2 (2000)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v1i2.844

Abstract

Tari tradisional dalam budaya rakyat didukung oleh masyarakat petaniatau masyarakat pedesaan. Sebagaimana budaya tradisi istana, budayatradisi rakyat muncul dalam perkembangan kebudayaan Indonesia setelahadanya pembeda sosial antara kelas kerajaan dengan kelas rakyat atauantara negara dengan pemerintahan desa. Konsep peisahan itu tidakdapat dielakkan mengingat akan kekuasaan absolut par apenguasa padajaman Hindia Belanda, di mana kedudukan yang kuat pada puncaktatanan kemasyarakatan dan kekuasaan magis politis yang diwariskandalam kerajaan begitu kuat berakar dalam kebudayaan Jawa. Dalamkonsentris kerajaan Jawa, dapat dilihat konsep-konsep yang menegaskankekuasaan tradisional Sultan sebagai sumber satu-satunya dari segenapkekuatan dan kekuasaan (Soemarjan, 1986). Lingkaran terakhir dalamkonsentris kerajaan Jawa, disebutkan daerah manca negara. Daerahtersebuh walaupun secara formal diakui sebagian dari kerajaan, tetapisistem yang berlaku serbab berbeda yang diberlakukan di daerahtersebut.Kata Kunci: persepsi, masyarakat, tari Jawa, kebudayaan
Pengembangan Model Pembelajaran Seni Berbasis Kompetensi Pada Anak Usia Dini (The Development of Competency Based Art Learning Model on the Early-Childhood Children) Hartono, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 1 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i1.796

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripikan (1) Kemampuan guru dalam mengidentifikasi isikurikulum; (2) Tingkat pola interaksi antara guru dan anak, (3) metode pengajaran yangdigunakan, (4) Pola-pola pemanfaatan potensi alam sekitar sekolah; (5) Tingkat kesulitananak Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.Lokasi di Jawa Tengah. Analisis data dilakukan dengan metode interaktif dari Milles danHubermann. Temuan penelitian menunjukkan (1) Kemampuan guru dalam mengidentifikasiisi kurikulum, Menyusun program pembelajaran mingguan maupun program pembelajaranharian mengacu enam aspek perkembangan.. Program Perencaaan Harian disesuiakandengan kondisi dan situasi di setiap TK masing-masing. Rancangan Satuan KegiatanMingguan, yang berkaitan dengan seni menunjukkan bahwa materi seni musik, seni tari, senidrama, dan seni rupa belum adanya saling keterkaitan dan kesinambungan pada setiap tatapmuka. (2) Tingkat pola intereaksi antara guru dengan anak dalam kegiatan pembelajaran seniterjalin sejak anak sebelum memasuki ruang kelas. (3) Pemilihan metode pengajaran seni,guru kurang memadukan dari beberapa metode. (4) Pemaksimalan pemanfaat potensi alamsekitar dalam pembelajaran seni, masih dimungkinkan untuk ditingkatkan. (5) Tingkatkesulitan anak dalam memahami konsep-konsep seni yang diajarkan oleh guru sangatberagam. (6) terumuskan model pembelajaran seni untuk AUD. Saran-saran yangdisampaikan dalam penelitian ini (1) Perlu pendalam materi seni bagi guru-guru TK. (2)guru di setiap TK perlu ditambah, (3) harus lebih berani danlebih kreatif dalam melaksanakan pembelajaran seni.Kata kunci : Anak Usia Dini, Pembelajaran, Seni, Kompetensi
SENI TARI DALAM PERSEPSI MASYARAKAT JAWA (Dance Art In Java Society Perception) Hartono, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 1, No 2 (2000)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v1i2.844

Abstract

Tari tradisional dalam budaya rakyat didukung oleh masyarakat petaniatau masyarakat pedesaan. Sebagaimana budaya tradisi istana, budayatradisi rakyat muncul dalam perkembangan kebudayaan Indonesia setelahadanya pembeda sosial antara kelas kerajaan dengan kelas rakyat atauantara negara dengan pemerintahan desa. Konsep peisahan itu tidakdapat dielakkan mengingat akan kekuasaan absolut par apenguasa padajaman Hindia Belanda, di mana kedudukan yang kuat pada puncaktatanan kemasyarakatan dan kekuasaan magis politis yang diwariskandalam kerajaan begitu kuat berakar dalam kebudayaan Jawa. Dalamkonsentris kerajaan Jawa, dapat dilihat konsep-konsep yang menegaskankekuasaan tradisional Sultan sebagai sumber satu-satunya dari segenapkekuatan dan kekuasaan (Soemarjan, 1986). Lingkaran terakhir dalamkonsentris kerajaan Jawa, disebutkan daerah manca negara. Daerahtersebuh walaupun secara formal diakui sebagian dari kerajaan, tetapisistem yang berlaku serbab berbeda yang diberlakukan di daerahtersebut.Kata Kunci: persepsi, masyarakat, tari Jawa, kebudayaan