Dicky Harwanto
Department Of Aquaculture, Faculty Of Fisheries And Marine Science, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang 50275, Central Java, Indonesia. Tel.: +62-24-7474698, Fax.: +62-24-7474698

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

GROWTH OF SEAWEED Gracilaria verrucosa CULTURED ON DIFFERENT INITIAL WEIGHT WITH LONGLINE METHODS IN KARIMUNJAWA WATERS TITIK SUSILOWATI; DICKY HARWANTO; CHONDRORESMI BANOR FAWWAZ; ALFABETIAN HARJUNO CONDRO HADITOMO; SARJITO SARJITO
Scripta Biologica Vol 6, No 4 (2019)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1019.551 KB) | DOI: 10.20884/1.sb.2018.5.4.1120

Abstract

One factor that can optimize seaweed production is determining the initial weight of planting. However, planting seaweed in open waters is very vulnerable to aggregation from herbivorous fish. This study aims to determine the best initial weight for the growth of G. verrucosa, which is cultivated in net cage by the longline method. Net cages, made of nylon, are applied as protection for G. verrucosa from aggregation of herbivorous fish. This research was conducted in Karimunjawa waters, Jepara Regency, Central Java, for 42 days. The experimental design used was Randomized Block Design (RBD), with three treatments and four replications each. The treatment was different initial planting weights of 25, 50, and 75 g. The observed variables included culture techniques, relative growth rates, specific growth rates, and water quality. The analysis showed that the different initial weight was very significant (P <0.01) on the growth of G. verrucosa. Treatment with an initial weight of 25 g gave the best relative growth rate (2.07±0.25%.d-1), and the best specific growth rate (1.48±0.13%.d-1). Furthermore, this study was able to prove that the use of a net planting cage on a seaweed hanger can avoid aggregation of herbivorous fish, which is indicated by the growth of G. verrucosa.
Limbah Cair Tapioka, Pencemaran, dan Teknik Pengolahannya Herna Octivia Damayanti; Metachul Husna; Dicky Harwanto
Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian, Pengembangan dan IPTEK Vol 17, No 1 (2021): Juni
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33658/jl.v17i1.222

Abstract

ENGLISHThe tapioca industry is one type of agro-industry that is widely developed in Indonesia. The problem that often arises due to the presence of the tapioca industries is waste pollution, especially liquid waste. Tapioca liquid waste is immediately disposed of into the river flows without any treatment process. The purpose of this paper is to provide an overview of the impact caused by the disposal of tapioca liquid waste, especially on the aquaculture environment and alternative processing technology. The research method is literature study. Tapioca liquid pollution increases the death vulnerability the biota in the ponds, namely shrimp and milkfish. The danger of tapioca liquid waste pollution can be minimized by treating the disposed liquid waste properly. Several alternatives of wastewater treatment that can be applied to minimize the impact of pollution caused by tapioca liquid waste are (1) ultrafiltration membranes can separate suspended solids; ABR (Anaerobic Baffled Reactor) and UAF (Up-flow Anaerobic Filter) systems can reduce COD concentrations; photo-catalysts can reduce COD concentrations; phytoremediation with water hyacinth can reduce BOD, COD, and CN concentrations and increase pH of tapioca wastewater; and batch sequencing reactor shows efficiency of removing HCN, BOD, COD, turbidity, sodium, magnesium, and calcium. INDONESIAIndustri tapioka merupakan salah satu jenis agroindustri yang banyak berkembang di Indonesia. Permasalahan yang sering timbul dari industri tapioka adalah pencemaran limbah, terutama limbah cair. Limbah cair tapioka langsung dibuang ke aliran sungai tanpa melewati proses pengolahan terlebih dahulu. Tujuan dari penulisan ini adalah memberikan gambaran mengenai dampak yang ditimbulkan oleh adanya pembuangan limbah cair tapioka khususnya terhadap lingkungan pertambakan serta alternatif teknologi pengolahannya. Metode yang digunakan adalah studi pustaka. Pencemaran limbah cair tapioka mengakibatkan kerawanan kematian biota yang dibudidayakan di tambak, yaitu udang dan bandeng. Bahaya pencemaran limbah cair tapioka dapat diminimalisir dengan melakukan pengolahan terhadap limbah cair yang dibuang. Beberapa alternatif pengolahan limbah cair untuk meminimalisir dampak pencemaran oleh limbah cair tapioka, yaitu (1) membran ultrafiltrasi, yang dapat memisahkan padatan tersuspensi; (2) sistem ABR (Anaerobic Baffled Reactor) dan sistem UAF (Upflow Anaerobic Filter, yang dapat menurunkan konsentrasi COD; (3) fotokatalis, yang dapat menurunkan konsentrasi COD; (4) fitoremediasi dengan eceng gondok, yang mampu menurunkan konsentrasi BOD, COD, dan CN serta meningkatkan pH limbah cair tapioka; dan (5) sistem SBR (Sequencing Batch Reactor) menunjukkan efisiensi pembuangan HCN, BOD, COD, kekeruhan, sodium, magnesium, dan kalsium.
Performa Kualitas Air, Pertumbuhan, dan Kelulushidupan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Sistem Akuaponik dengan Jenis Tanaman yang Berbeda Bella Manik Hapsari; Johannes Hutabarat; Dicky Harwanto
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 1 (2020): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.442 KB) | DOI: 10.14710/sat.v4i1.6425

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) menjadi salah satu jenis ikan yang cukup ekonomis. Selain itu, ikan nila turut menjadi salah satu komoditas unggul dalam program nasional untuk pengembangan pasar lokal dan ekspor. Potensi pasar yang dimiliki ikan nila menjadi alasan pembudidaya meningkatkan produksi dengan budidaya intensif. Budidaya intensif tersebut berbanding lurus dengan limbah budidaya yang berasal dari feses hasil kegiatan fisiologi ikan. Limbah yang terakumulasi bersifat toksik dan dapat menurunkan kualitas air budidaya. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan limbah budidaya secara optimal selama proses pemeliharaan. Pengelolaan limbah budidaya dapat dilakukan melalui penerapan sistem resirkulasi dengan filter biologi berupa tanaman/disebut sistem akuaponik. Pemilihan kategori jenis tanaman tergantung pada lama waktu sistem akuaponik akan dijalankan. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu yang cukup singkat yaitu 30 hari masa pemeliharaan. Solusi untuk periode penelitian yang singkat tersebut adalah pemilihan biofilter tanaman yang bersifat low nutrient demand dengan daya serap, akumulasi, dan olah yang tinggi terhadap limbah budidaya, contohnya: pakchoi (Brassica rapa), kangkung air (Ipomoea aquatica), dan caisim (Brassica juncea). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan jenis tanaman yang berbeda dan jenis tanaman yang paling efektif dalam penelitian ini untuk menjaga performa kualitas air, pertumbuhan, dan kelulushidupan ikan nila. Ikan uji yang digunakan memiliki panjang awal 9-11 cm dan rata-rata bobot awal 15,56±0,34 gram sejumlah 360 ekor untuk 12 wadah pemeliharaan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu tanpa sistem akuaponik (A), sistem akuaponik menggunakan tanaman pakchoi (B), sistem akuaponik menggunakan tanaman kangkung air (C), sistem akuaponik menggunakan tanaman caisim (D). Data yang dikumpulkan meliputi kualitas air ikan, laju pertumbuhan relatif/RGR ikan, rasio konversi pakan/FCR ikan, pertumbuhan tanaman, dan kelulushidupan/SR ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air, RGR, FCR, dan SR ikan nila perlakuan sistem akuaponik menggunakan tanaman kangkung air (C) mencapai nilai tertinggi yaitu VTR ammonia 94,97±6,21; 101,46±11,78; 107,36±12,05 g/m3/hari, RGR 1,23±0,05%/hari, FCR 1,63±0,09, dan SR 83,33±3,34%.Kata Kunci : Kualitas air, pertumbuhan, kelulushidupan, ikan nila, akuaponik.
APLIKASI KOMPOSISI FILTER YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS AIR, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA SISTEM RESIRKULASI Ayudya Wisma Hapsari; Johannes Hutabarat; Dicky Harwanto
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 1 (2020): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.854 KB) | DOI: 10.14710/sat.v4i1.6437

Abstract

      Ikan nila (Oreochromis niloticusmerupakan salah satu hasil perikanan air tawar unggul yang terjangkau sebagai komoditas program nasional untuk dijual di pasar domestik dan luar negeri, sehingga perlu adanya pemenuhan permintaan pasar. Budidaya padat tebar tinggi dapat meningkatkan produksi, namun dapat meningkatkan limbah nitrogen yang dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan bahkan kematian pada ikan. Sistem resirkulasi akuakultur dapat memperbaiki dan menggunakan kembali air dengan filter mekanik dan biologi. Spons dapat menyaring dan menahan kotoran, arang memiliki pori halus yang dapat menyerap molekul polutan air, serta zeolit memiliki struktur pori yang mampu bertukar ion. Kombinasi filter tersebut baik untuk memperbaiki kualitas air, sehingga perlu adanya kajian aplikasi komposisi filter agar dapat memperbaiki kualitas air, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh serta komposisi filter terbaik terhadap kualitas air, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila. Penelitian ini menggunakan 20 ekor ikan setiap wadahnya dengan ukuran 8 cm dan bobot 10,23±1,6 g. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen rancangan acak lengkap (RAL), 4 perlakuan 3 ulangan. Komposisi filter yang digunakan yaitu kontrol (A), 25% arang + 75% zeolit (B), 50% arang + 50% zeolit (C), dan 75% arang + 25% zeolit (D). Data yang dikumpulkan yaitu kualitas air, nilai pengurangan total amonia nitrogen (TAN removal), volumetric TAN removal (VTR), total kelimpahan bakteri, laju pertumbuhan relatif (RGR), total konsumsi pakan (TKP), rasio konversi pakan (FCR) dan kelulushidupan (SR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi komposisi filter berpengaruh nyata terhadap TAN removal, VTR, total kelimpahan bakteri, RGR, TKP, FCR dan SR, perlakuan terbaik terdapat pada komposisi filter 25% arang + 75% zeolit (B) yaitu  97,53%, 50,69 g m-3 day-1, 2,35 x 104 CFU mL-1, 238,33 g, 2,67% day-1, 1,47 dan 95%.Kata Kunci : Ikan nila, sistem resirkulasi, komposisi filter, spons, arang kayu, batu zeolit.
The Effect of Different Doses of Citronella Oil (Cymbopogon citratus) as Anesthetic for Prospective Tilapia Broodstock (Oreochromis niloticus) in Closed Transportation System Astarini Shabrina Aryanti; Dicky Harwanto; Tristiana Yuniarti
Journal Omni-Akuatika Vol 18, No 2 (2022): Omni-Akuatika November
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2022.18.2.987

Abstract

Anesthesia of fish with citronella oil in a closed transportation system has never been tested on prospective tilapia broodstock. The broodstocks transportation activities are to ensure survival and keep the reproductive stages undisturbed and safe to the destination. This study aims to determine the effect and the best dose on anesthesia with citronella oil for prospective tilapia broodstock in closed transportation systems. The research was conducted on 27 April – 4 May 2021 at Fish Seed Hall Potrobangsan, Magelang. The test material used citronella oil with a fish density of 10 fish/6 liters per bag. The experimental design used was a completely randomized design with five treatments and three replications with doses of citronella oil, namely A (0 mL/L as control); B (0,05 mL/L), C (0,10 mL/L); D (0,15 mL/L); and E (0,20 mL/L). Fish were transported for 13 hours with artificial simulation. Parameters observed were fish behavior during anesthesia, time to faint and recover, survival, water quality, blood glucose, blood profile (erythrocytes, leukocytes and hemoglobin), Hepatosomatic Index and Gonadosomatic Index. Behavior during anesthesia showed that the operculum slowed down, response weakened and swimming balance was lost. Different dose of citronella oil had a significant effect on survival, blood glucose, erythrocytes, and leukocytes, but had no significant effect on hemoglobin, Hepatosomatic Index (HSI) and Gonadosomatic Index (GSI). The best dose of citronella oil was 0.10 mL/L with an average survival of 93.33%.Keywords: anesthesia, citronella, tilapia, broodstock, transportation
Effectiveness of Filter Media Compositions on Water Quality, Growth and Survival Rate of Tilapia (Oreochromis niloticus) Cultured in Recirculation System Mamluatul Lailiyah; Dicky Harwanto; Desrina Desrina
Journal Omni-Akuatika Vol 19, No 1 (2023): Omni-Akuatika May
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2023.19.1.963

Abstract

Market demand for tilapia (Oreochromis niloticus) is increasing every year. This has encouraged aquaculture companies to apply intensive cultivation systems. However, these applications run the risk of increasing waste and decreasing water quality. One strategy to overcome those problems of water quality is to use recirculation aquaculture system. This study aims to determine the effectiveness of filter media composition on water quality, survival rate, and tilapia growth. The average body weight of the fish used was 3.84 ± 0.05 g per individual. A completely random experiment design with three treatments and three replications were applied. The treatments were combination of several filter media with different compositions, namely A (Dacron + 75% nets + 25% sand), B (Dacron + 50% nets + 50% sand) and C (Dacron + 25% nets + 75% sand).The water quality variables measured were pH, DO, temperature, ammonia, and VTR (Volumetric TAN Removal). The survival rate (SR), relative growth rate (RGR). and total amount feed fed (TFF) of fish were also measured. The results showed that the composition of the filter had a significant effect (P<0.05) between treatment. The best VTR was showed in Treatment C with value 54.65 gm-3d-1.Keywords: Tilapia, recirculation, dacron, nets, sand
Pengaruh penggunaan probiotik terhadap kualitas air, pertumbuhan dan kelulushidupan benih ikan patin (Pangasius sp.) Panjaitan, Rio Judika Samuel; Harwanto, Dicky; Amalia, Rosa
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 8, No 2 (2024): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v8i2.24442

Abstract

Ikan Patin (Pangasius sp.) merupakan komoditas air tawar yang memiliki nilai ekonomis penting dalam ruang lingkup akuakultur. Kualitas air menjadi salah satu perhatian utama para pembudidaya karena ikan patin merupakan salah satu jenis ikan yang banyak menghasilkan limbah budidaya. Hal tersebut tentu berpengaruh  terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan patin yang dibudidayakan. Probiotik merupakan mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas perairan, memicu pertumbuhan dengan meningkatkan kemampuan sistem pencernaan dan meningkatkan nilai kelulushidupan pada patin. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh penggunaan probiotik dengan dosis yang berbeda dalam media pemeliharaan terhadap kualitas air, pertumbuhan dan kelulushidupan benih patin. Volume wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 Liter. Ikan uji yang digunakan adalah benih patin berukuran 5-7 cm dengan bobot rata-rata 1,99±0,01 g/ekor. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan. Perlakuan A tanpa pemberian probiotik/kontrol, perlakuan B dengan dosis 1 ml/L, perlakuan C 2ml/L, dan perlakuan D 3ml/L. Hasil penilitian menunjukkan bahwa penambahan probiotik dalam media pemeliharaan benih patin memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kualitas air, pertumbuhan dan kelulushidupan benih patin. Perlakuan terbaik pada perlakuan D dosis 3ml/L dengan nilai amonia dan nitrit terendah yaitu 0,093±0,028 mg/L dan 0,040±0,018 mg/L. Nilai pertumbuhan terbaik yaitu bobot mutlak 8,44±0,09 g, nilai SGR 3,94±0,03 %/hari, FCR 1,77±0,06 dan SR 83,3±0,58%. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan informasi dasar mengenai efektifitas penggunaan probiotik dalam memperbaiki kualitas air pada budidaya skala komersil.