p-Index From 2019 - 2024
1.259
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik ITS
Gede Wibawa
Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pra-Desain Pabrik DME dari Gas Alam dengan Proses Langsung Mohamad Aulia Ramadhan; Faza Bahiy Auliyaurrahman; Rizky Tetrisyanda; Gede Wibawa
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.58638

Abstract

Sejak Indonesia menjalankan program konversi minyak tanah ke LPG pada tahun 2007, konsumsi LPG dalam negeri melonjak drastis. Kebutuhan energi dan pentingnya pengembangan bahan bakar alternatif menjadi latar belakang utama pendirian industri DME ini. Didukung dengan ketersediaan bahan baku gas alam di Indonesia yang cukup untuk memproduksi DME sebagai bahan bakar alternatif. Dengan kondisi demikian maka industri DME di Indonesia memiliki prospek positif kedepannya. Proses pembuatan DME menggunakan metode direct process dan dapat diuraikan menjadi 5 tahapan, yaitu proses reforming, heat recovery steam generator (HRSG), purifikasi syngas, reaksi pembentukan DME, dan purifikasi produk. Dari penghitungan analisa ekonomi diperoleh Internal Rate Return (IRR) sebesar 26,99%, waktu pengembalian modal (pay out period) selama 3,5 tahun, dan Break Event Point (BEP) yang diperoleh sebesar 31,98%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pabrik layak untuk didirikan.
Pra-Desain Pabrik Dimethyl Ether dari Gas Alam Melalui Direct Process Andreas Darmaja; Indah Rikha Kartikasari; Gede Wibawa; Rizky Tetrisyanda
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.70553

Abstract

Program konversi minyak tanah ke LPG (Liquedfied Petroleum Gas) sejak tahun 2007 memberikan dampak besar terhadap konsumsi LPG di Indonesia. Meningkatnya kebutuhan LPG mendorong untuk melakukan impor sehingga beban anggaran pemerintah semakin besar. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukannya pengembangan bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan peran LPG sebagai bahan bakar. Pendirian industri DME (Dimethyl Ether) di Indonesia menjawab akan masalah atas kebutuhan LPG. Ketersediaan bahan baku berupa gas alam yang melimpah, membuat industri DME di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan. Proses pembuatan DME dari gas alam secara direct process pada pabrik ini dibagi kedalam empat buah sektor utama antara lain Sektor Reforming, Sektor Heat Recovery, Sektor Sintesa DME, dan Sektor Purifikasi DME. Kondisi operasi produksi DME yaitu pada temperatur 250-280oC dan tekanan 5-6 Mpa dengan menggunakan tipe slurry reactor. Pabrik DME memiliki feed masuk berupa gas alam sebanyak 40040,573 kg/jam menghasilkan produk utama berupa DME sebanyak 36.697,742 kg/jam. Dari hasil perhitungan pada neraca ekonomi didapatkan IRR sebesar 24,79 % dan BEP sebesar 33 % dimana POT selama 3,77 tahun. Dengan bunga 8,5% per tahun. Pabrik diperkirakan bertahan selama 15 tahun dengan lama waktu pembangunan selama 2 tahun. Operasi pabrik 330 hari/tahun dan 24 jam/hari. Modal Investasi Rp 2.709.985.035.056/tahun, Biaya Produksi: Rp1.804.737.785.743/tahun, Hasil Penjualan: Rp2.856.638.643.598/tahun.
Pra Desain Pabrik Metanol dari Gas Alam Pratama Tegar Parderio; Angga Dwi Dharmawan; Gede Wibawa; Annas Wiguno
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i3.98722

Abstract

Metanol merupakan suatu senyawa yang saat ini memiliki peran penting pada ekonomi global sebagai bahan baku yang banyak dibutuhkan di industri kimia. Pada tahun 2020, permintaan metanol global mencatatkan pertumbuhan yang positif yaitu mencapai 102,162 juta. Adapun di Indonesia, melalui Peraturan Menteri ESDM No. 12 tahun 2015 yang menetapkan intensifikasi pemanfaatan Bahan Bakar Nabati sebagai bahan bakar lain juga turut membuka peluang besar untuk industri metanol dalam pemenuhan bahan bakunya. Pabrik ini direncanakan beroperasi dengan kapasitas produksi sebesar 850.000 ton/tahun Methanol Grade AA dan berlokasi di Teluk Bintuni, Papua Barat, yang didukung dengan program pemerintah yaitu pembangunan kawasan industri di Teluk Bintuni. Pabrik metanol direncanakan didirikan di atas lahan seluas 50 ha, mulai beroperasi pada tahun 2026 dengan masa konstruksi selama 2 tahun dan beroperasi selama 15 tahun. Adapun proses produksi metanol ini terbagi menjadi tiga tahapan utama yaitu proses produksi syngas dengan combined reforming SMR-ATR, proses sintesis metanol dengan licensor dari Mitsubishi, dan proses pemurnian produk metanol dengan sistem distilasi 2 tahap. Bahan baku utama yang digunakan dalam produksi metanol ini antara lain gas alam, steam, dan oksigen. Modal yang digunakan diasumsikan berasal dari modal sendiri sebesar 20% dan modal dari pinjaman bank sebesar 80%. Pabrik metanol ini memerlukan nilai (Capital Expenditures) sebesar Rp 5.965.780.276.477 dan nilai OPEX (Operating Expenditures) sebesar Rp 4.663.728.797.936. Berdasarkan analisis ekonomi yang dilakukan, diperoleh BEP sebesar 38,26%, nilai NPV sebesar Rp 5.460.221.976.667. Selain itu, diperoleh nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15,2% dengan bunga bank sebesar 4,75%, dan Pay Out Time (POT) yang dibutuhkan adalah selama 5 tahun 5 bulan. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Pabrik Metanol dari Gas Alam layak untuk didirikan.
Pra Desain Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Terintegrasi dengan Regasifikasi LNG Gilang Chrisandy; Harits Eka Febrianto; Annas Wiguno; Gede Wibawa
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i1.104489

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) terintegrasi dengan Regasifikasi LNG (Liquid Natural Gas) adalah Pembangkit listrik yang memanfaatkan LNG sebagai bahan bakar. PLTGU terintegrasi dengan regasifikasi LNG direncanakan untuk beroperasi dengan kapasitas Regasifikasi sebesar 30 BBTUD dan beroperasi 330 hari per tahun. Pembangkit ini diharapkan menghasilkan listrik sebesar 96,2 MW untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Bali sesuai dengan Rancangan Umum Pembangkit Tenaga Listrik (RUPTL PLN 2018-2027). Pembangkit ini direncanakan akan dibangun di Pesanggaran, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Hal ini didukung dengan ketersediaan lokasi bahan baku, sumber energi dan utilitas, sumber tenaga kerja, aksebilitas dan faslitas transportasi, serta iklim dan topografi. PLTGU terintegrasi dengan Regasifikasi LNG ini direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2025 dengan masa konstruksi selama 2 tahun. Adapun proses produksi listrik ini terbagi menjadi empat tahapan utama yaitu proses Unloading LNG, LNG regasification, Boil of Gas handling process, dan produksi listrik. Modal yang digunakan diasumsikan berasal dari modal sendiri sebesar 15% dan modal dari pinjaman bank sebesar 85%. Pembangkit ini memerlukan Capital expenditure (CAPEX) sebesar $232.195.316, Operational expenditure (OPEX) sebesar $30.150.318,73. Berdasarkan analisa ekonomi yang dilakukan, didapatkan nilai Internal rate of return (IRR) sebesar 19,01%, dengan bunga pinjaman 10% per tahun. Pay out Time (POT) yang dibutuhkan adalah 10 tahun 2 bulan dengan Break Even Point (BEP) sebesar 28,3%, serta nilai Net Present Value (NPV) sebesar $162.427.704. Dari data analisa kelayakan di atas disimpulkan bahwa pabrik ini menguntungkan dan layak untuk didirikan.
Pra-Desain Pabrik Amonia dari Gas Alam Sri Rani Kusumaningrum; Nidya Ahmadya Rosalin; Annas Wiguno; Gede Wibawa
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 2 (2023): IN PRESS
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i2.121274

Abstract

Sebagai salah satu bahan baku utama dari industri pupuk, konsumsi amonia dunia sejak tahun 2010 hingga tahun 2020 terus mengalami peningkatan, yaitu sekitar 1,81% tiap tahunnya. Adapun konsumsi amonia dalam negeri juga mengalami peningkatan. Selain konsumsi amonia dalam negeri yang terus meningkat, pemerintah juga sedang menawarkan proyek pembangunan pabrik pupuk dan petrokimia di Papua Barat. Pabrik ini direncanakan beroperasi pada tahun 2025 dengan kapasitas produksi 2500 ton amonia/hari dan berlokasi di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, seperti program yang telah didukung oleh Pemerintah Indonesia. Adapun proses produksi amonia terbagi menjadi empat tahapan utama, yaitu Feed Gas Pre-Treatment, Syngas Generation, Syngas Purification, dan Ammonia Synthesis. Bahan baku yang diperlukan dari proses produksi amonia ini, antara lain gas alam, steam, dan udara. Untuk memenuhi kapasitas produksi tahunannya, diperlukan nilai OPEX (operating expenditures) sebesar $ 513.097.665,87 dan nilai CAPEX (capital expenditures) sebesar $ 740.000.997,05. Selain itu, didapatkan nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 19,04% dengan bunga deposito bank sebesar 2%. Waktu pengembalian modal atau Pay Out Time (POT) yang dibutuhkan dalam pendirian pabrik ini adalah selama 8 tahun 7 bulan dan nilai BEP sebesar 33,44%, serta nilai NPV sebesar $ 817.824.352,85
Pra Desain Pabrik Dimethyl Ether dari Gas Alam dengan Proses Langsung M Ihwan Nur Rifki; Rifki Azriel Fahrezi; Annas Wiguno; Gede Wibawa
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 2 (2023): IN PRESS
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i2.123126

Abstract

Program konversi minyak tanah ke LPG yang dimulai pada tahun 2007 telah memberikan dampak besar terhadap konsumsi LPG di Indonesia. Permintaan LPG pada tahun 2007 sebesar 0,33 juta ton mengalami peningkatan yang signifikan hingga tahun 2017. Kenaikan permintaan LPG ini mendorong negara untuk melakukan impor guna memenuhi kebutuhan LPG di Indonesia, yang pada gilirannya meningkatkan beban anggaran pemerintah. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan pengembangan bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan peran LPG sebagai bahan bakar utama. Salah satu solusinya adalah dengan pendirian pabrik Dimethyl Ether (DME) di Indonesia. Industri DME di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan karena bahan baku industri ini adalah gas alam, yang mana ketersediaan gas alam melimpah di Indonesia. Dalam pra desain pabrik ini, pendirian pabrik DME direncanakan pada tahun 2027 dengan lokasi di Kawasan Industri Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur. Proses produksi DME menggunakan direct process yang terdiri dari tahap reforming, pemisahan CO2, sintesa DME, dan purifikasi DME. Bahan baku utama dalam pembuatan DME adalah gas alam, dengan bahan baku penunjang seperti O2, recycle CO2, dan recycle metanol. Kapasitas produksi pabrik DME direncanakan sebesar 625.577 ton DME per tahun, berdasarkan proyeksi produksi, konsumsi, ekspor, dan impor LPG hingga tahun 2027. Pabrik akan beroperasi 24 jam sehari selama 330 hari setahun untuk memenuhi kapasitas produksi tersebut. Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa pendirian pabrik DME adalah investasi yang layak dengan nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 21,7% dan waktu pengembalian modal selama 3,03 tahun. Modal total yang dibutuhkan untuk mendirikan pabrik DME adalah USD 390.782.700, dengan Break Even Point (BEP) pabrik sebesar 37,5%. Dengan demikian, pendirian pabrik DME di Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG dan menjadi alternatif bahan bakar yang berpotensi menguntungkan secara ekonomi
Pra Desain Pabrik Natrium Lignosulfonat (NLS) dari Lindi Hitam dengan Metode Precipitation Acid H2SO4 Muhammad Adafa Kenyo; Amri Maulana; Gede Wibawa; Rizky Tetrisyanda
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 2 (2023): IN PRESS
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i2.120832

Abstract

Limbah dari pabrik kelapa sawit terdiri atas tiga macam, yaitu limbah cair, padat, dan gas. Salah satu limbah padat yang dihasilkan dari industri kelapa sawit adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). TKKS yang dihasilkan dari jumlah panen tandan buah sawit sebesar 22-23%. Salah satu yang menjadi penyusun tandan kosong kelapa sawit adalah lignoselusa. Lignoselulosa merupakan komponen polisakarida yang jumlahnya melimpah terutama sebagai limbah pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Lignoselulosa tersusun dari tiga polimer, yaitu selulosa (35-50%), hemiselulosa (20-35%), dan lignin (10-25%). Kandungan selulosa ini dapat diolah lebih lanjut menjadi Microcrystalline Cellulose. Microcrystalline Cellulose banyak dimanfaatkan pada industri farmasi, kosmetik, dan makanan. Pra desain Pabrik Surfaktan NLS dari Lindi Hitam dengan Metode Presipitasi Asam ini direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2027 dengan kapasitas produksi sebesat 5000 ton/tahun. Lokasi pendirian pabrik direncanakan di Kabupaten Pelalawan,Riau. Pada proses pembuatan pabrik ini, terdapat tiga tahap, yaitu tahap isolasi lignin dengan H2SO4, tahap reaksi dengan sulfonasi, dan tahap pengeringan. Pra Desain Pabrik Natrium Lignosulfonate dari Lindi Hitam dengan Metode Presipitasi Asam ini dirancang sebagai perusahaan berbadan hukum Perseroan terbatas (PT) dengan sistem organisasi garis dan staff. Untuk dapat mendirikan pabrik dengan kapasitas produksi 5000 ton/tahun, maka diperlukan modal investasi sebesar $54.971.315,86 dan total biaya produksi sebesar $17.420.614,77. Dengan estimasi penjualan sebesar $27.500.000,00. Estimasi umur pabrik adalah 25 tahun dengan Internal rate of Return (IRR) sebsar 10.6%, Waktu pengembalian (POT) selama 9 tahun, dan Break Event Point (BEP) sebesar 40.5%.