Hasanudin Hasanudin
Departemen Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

MODIFIKASI KAPAL PURSE SEINE 30 GT DENGAN MENAMBAHKAN CADIK UNTUK MENINGKATKAN SURVIVAL OF INTACT STABILITY Hasanudin Hasanudin; Totok Yulianto; Rizky Chandra Ariesta
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 10 No. 2 (2019): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (926.917 KB) | DOI: 10.29244/jmf.v10i2.30853

Abstract

A fishing operation is a dangerous and high risk activity. Stability of the vessel plays an important role in performing safely and successfully fishing operations. A brand new 30 GT purse seiner, production of a traditional shipyard in Batang Regency, experienced 15o heel after its launch. This condition potentially affects the stability of the vessel. The purpose of the study is to analyze the vessel stability and improve existing stability by adding outriggers. Research was conducted in two phases, data collection in the research site and stability analysed using a naval architecture software. The vessel stability was analyzed in six loading scenarios following the fishing operation process, subsequently the stability was compared against IMO standard. Results show that with the existing design, the vessel does not meet IMO criteria for the most applied scenarios. Next step, outriggers were added in both sides of the vessel model, as an effort to improve its stability. Accordingly, it is revealed that outriggers addition is scientifically proven to improve the stability of the studied vessel. As this research merely focused on the stability improvement, further analysis regarding maneuverability is required given a purse seiner operates encircled fishing gear. Keywords: outrigger, purse seiner, stability
Desain Kapal untuk Wisata Rute Bangsring- Pulau Menjangan – Pulau Tabuhan Khusnul Khotimah; Hasanudin Hasanudin
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.84 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18113

Abstract

Pantai Bangsring, Banyuwangi adalah objek wisata baru yang menarik, diresmikan oleh pemerintah Kabupaten Banyuwangi tahun 2014. Data dari kantor pengolah wisata Bangsring, jumlah pengunjung mencapai 230,872 orang pada tahun 2015 sampai awal tahun 2016 . Berdasarkan survey yang dilakukan di lokasi objek wisata Pantai Bangsring, dibutuhkan kapal wisata yang mendukung sarana transportasi wisata Bangsring untuk lebih meningkatkan kenyamanan penumpang saat berada di laut. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini akan didesain kapal wisata untuk objek wisata Bangsring. Dalam desain ini dilakukan survey untuk mendapatkan Owner requirement, mencari data kapal pembanding. Dari hasil survey didapatkan payload = 16 orang, Vs = 10 knot , dan jenis kapal katamaran fiber . Dan dari data kapal pembanding dilakukan analisa regresi linear  untuk menentukan ukuran utama awal kapal sampai sesuai dengan batasan teknis, ukuran utama kapal yang optimal adalah (panjang) L = 11.3 m, (lebar) B = 6 m, (sarat) T = 0.6 m, (tinggi) H = 1.85 m, (lebir demihull) B1 = 1.2 m. Hasil analisa ekonomi,  biaya pembangunan kapal sebesar Rp. 732,918,893.35, biaya operasional sebesar Rp. 492,656,359 per tahun, dengan kelayakan investasi memenuhi  NPV > 0 sebesar Rp. 230,528,599.25, IRR > 11 % sebesar 15.28 %, estimasi  BEP akan dicapai dalam  4  tahun, dan  harga tiket kapal  Rp. 310,000 per orang untuk sekali trip. Dari ukuran utama diperoleh desain rencana garis dan rencana umum. 
Analisis Teknis dan Ekonomis Konversi Barge Batubara Menjadi Kapal Pengangkut Ikan Hidup untuk Perairan Sumbawa I Made Candra Astanugraha; Hasanudin Hasanudin
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.767 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.23531

Abstract

Menurunya harga dan tingkat ekspor terhadap tambang pada komoditi batubara, yang disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda Eropa dan pengalihan sumber energi ke sumber energi substitusi semacam energi matahari menyebabkan industri pengiriman yang salama ini banyak memanfaatkan barge juga mengalami penurunan, tercatat 60% barge yang tidak beroperasi akibat menurunya industri batubara, yang tentunya sangat tidak sehat untuk industri dibidang perkapalan, mengingat biaya pemangunan untuk satu barge dapat mencapai milliaran rupiah. Melihat kondisi ini tentunya diperlukan langkah yang mampu mengembalikan keadaan yang dimana sebelumnya banyak barge yang tidak beroperasi kembali dapat beroperasi. Salah satu cara tepat ialah dengan mengubah fungsi barge itu, yang awalnya mengangkut batubara menjadi pengangkut ikan hidup, hal ini tepat mengingat pemerintah sedang gencarnya meningkatkan dan meratakan produksi ikan di Indonesia, dan melalui Peraturan Pemerintah Kementrian Kelautan dan Perikanan No. 15 Tahun 2016, diperlukan penambahan armada untuk pengangkut ikan hidup, tentunya hal ini dapat mengembalikan pemanfaatan dari barge di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini ialah memperoleh desain konversi barge menjadi self-propelled barge pengangkut ikan hidup yang dapat memenuhi owner requirement sesuai produksi ikan di Sumbawa, desain yang dapat memenuhi kriteria teknis dan penghitungan biaya ekonomisnya, dilakukan dengan menghitung kelayakan investasi kapal, dimana untuk biaya awal investasi kapal ini  sebesar Rp15,936,542,123, dan periode kembalinya diperoleh dalam waktu 5 tahun.
Desain Etnik Yacht sebagai Sarana Wisata di Pulau Lombok Yudhistira Ardhi Nugraha; Hasanudin Hasanudin
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (960.798 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.23683

Abstract

Meningkatnya jumlah pengunjung baik domestik maupun mancanegara ke Pulau Lombok setiap tahunnya menunjukkan pulau ini masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan pada sektor pariwisata. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Lombok, jumlah wisatawan Pulau Lombok pada tahun 2016 mencapai 3.094.437 orang namun jumlah kapal yacht yang beroperasi hanya berjumlah 4 kapal. Kapal yang beroperasi pun masih impor dan tidak ada yang memakai interior etnik khas Lombok. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan penelitian mengenai Yacht Ethnic yang sesuai dengan dengan karakteristik Pulau Lombok. Yacht Ethnic direncanakan akan berlayar selama dua hari menuju Pulau Gili Nanggu, Pulau Gili Matra (Air, Meno, Trawangan) dan Pantai Senggigi. Penentuan ukuran utama awal kapal menggunakan 13 kapal pembanding dan presentase jumlah wisatawan bahari di Pulau Lombok sebagai acuan dalam penentuan payload kapal. Dari proses tersebut, ukuran utama yang didapatkan adalah Lpp = 22,30 m, B = 9,30 m, T = 1,52 m, H = 3,60 m, B1 = 3,30 m, CB = 0,398 dan Vs = 10 knot dengan jumlah penumpang sebanyak 7 orang dan 3 crew. Sedangkan, Analisis Ekonomis dilakukan dengan Analisis Kelayakan Investasi. Kelayakan investasi dilakukan dengan biaya pembangunan = Rp. 4.781.883.554,94; NPV = Rp 1.160.290.152; IRR = 17%; dan PP = 6,33 tahun.
Desain Kapal Penyeberangan Sebagai Sarana Transportasi, Rekreasi, dan Edukasi di Pulau Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur Ahlun Ridwan Saputera; Hasanudin Hasanudin
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1091.253 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24443

Abstract

Pulau Gili Ketapang adalah salah satu pulau yang indah di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Pulau ini memiliki potensi wisata yang menjanjikan, akan tetapi belum ditunjang dengan sarana transportasi yang memadai. Disana pantainya indah tapi fasilitas belum mendukung, seperti belum adanya kapal wisata. Selain itu pengelolaan wisatanya kurang maksimal, Karena minimnya Pendidikan bagi Sumber Daya Manusia (SDM) di pulau tersebut. Disana perlu suatu sarana bagi masyarakat Pulau Gili Ketapang untuk mendapat pendidikan lebih. Pada Tugas Akhir ini, didesain sebuah kapal penyeberangan yang dapat digunakan sebagai transportasi, rekreasi dan edukasi. Nantinya, di dalam kapal akan ada perpustakaan kecil sebagai sarana penunjang pendidikan. Metode pendesainan yang digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini adalah metode Point Base Desain. Kemudian mencari owner’s requirement dan ukuran utama dari kapal. Setelah itu dilakukan perhitungan hambatan, pemilihan mesin induk, koreksi berat, penetuan titik berat, perhitungan freeboard, pehitungan stabilitas, dan koreksi trim kemudian mendesain rencana garis, rencana umum, safety plan, dan desain tiga dimensi (3D). Diharapkan dengan adanya tugas akhir ini bisa memberikan solusi transportasi, rekreasi, dan edukasi di Pulau Gili Ketapang. Dari desain yang telah dilakukan didapatkan kapal dengan payload 36 penumpang dan 2 motor (4.82 ton), serta mempunyai ukuran utama; Lwl= 19.76 m, Lpp= 19 m, B= 4.2 m, H= 2 m, T= 1.05 m. Untuk biaya pembangunan, KMP Gili Ketapang Jaya menghabiskan dana Rp 2,403,921,423.68, dengan operational cost per tahun Rp1,442,696,907 kemudian mempunyai pendapatan per tahun senilai Rp2,022,100,000 sehingga keuntungan bersih pertahun adalah Rp 579,403,093. Dari hasil analisa ekonomis Break Event Point (BEP) akan terjadi pada tahun ke 6.
Desain Kapal Ikan Di Perairan Laut Selatan Malang Wildan Alfun Niam; Hasanudin Hasanudin
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.478 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26112

Abstract

Potensi perikanan di Perairan Laut Selatan Malang cukup besar. Berdasarkan data hasil tangkapan dapat diketahui bahwa ada beberapa jenis ikan yang ditangkap oleh para nelayan disana seperti tuna, cakalang, tongkol dan lain-lain. Akan tetapi, nelayan di pesisir pantai masih menggunakan teknologi yang tradisional.Oleh sebab itu perlu ada pengembangan kapal penangkap ikan beserta alat tangkapnya.Selain memoderenisasi alat tangkap ikan, juga perlu memperhatikan kualitas hasil tangkapan itu sendiri agar memiliki standart kualitas ekspor.Dengan adanya hal ini perlu dipertimbangkan alternatif pola pengoperasional kapal yang dapat meningkatkan kualitas ikan hasil tangkap. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk mendesain sebuah kapal penangkap ikan yang digunakan untuk perairan laut selatan Malang. Perencanaan ukuran kapal ikan, data utama kapal, alat tangkap dan perhitungan-perhitungan pendekatan yang disesuaikan dengan karakteristik daerah pelayaran dari kapal tersebut. Hasil regresi ukuran utama adalah Lpp = 17.11 m, B = 3.8 m, T = 1.21 m, H = 1.60 m, Cb = 0.54, dan Vs = 9 knot. Dari ukuran utama tersebut kemudian dibuat gambar rencana garis dan gambar rencana umum. Alat tangkap yang digunakan rawai tuna dasar. Sedangkan, Analisis Ekonomis dilakukan dengan Analisis Kelayakan Investasi. Kelayakan investasi dilakukan dengan biaya pembangunan = Rp 1,221,490,193.04; NPV = Rp 35,634,702.26; IRR = 14%; dan PP = 3.75 tahun.
Desain Multipurpose Landing Craft Tank (LCT) Menggunakan Metode Optimisasi Global dan Lokal Varisha Vada Zumar; Hasanudin Hasanudin
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.29353

Abstract

Multipurpose LCT (Landing Craft Tank) dikenal sangat efisien untuk pengangkutan alat berat, pekerjaan pertambangan dan proyek konstruksi. Keberadaaan multipurpose LCT diharapkan mampu membantu perkembangan daerah terpencil di Indonesia, salah satunya kabupaten Kepulauan Mentawai. Metode optimasi sangat tepat untuk menyelesaikan persoalan desain kapal yang kompleks. Pemodelan optimisasi yang akan digunakan adalah gabungan dari optimisasi global dan lokal. Metode optimisasi global dan lokal ini dinilai mampu menentukan nilai ukuran utama kapal yang optimum. Pada global optimization, nilai yang didapatkan bersifat umum atau global sehingga hasil yang didapatkan kurang mampu mencapai nilai optima. Oleh karena itu digunakan optimasi lokal untuk mengatasi kelemahan tersebut. Optimasi global menggunakan metode Artificial Neural Network (ANN) dan optimisasi lokal menggunakan metode Generalized Reduced Gradient (GRG). Optimasi dilakukan dengan pembuatan program add-ins pada Microsoft Excel menggunakan Visual Basic For Application (VBA). Fungsi objektif yaitu meminimumkan biaya pembangunan kapal. Dari hasil optimisasi global didapatkan 7 kombinasi ukuran utama dari 10000 kombinasi ukuran utama yang memenuhi batasan optimasi. Perbandingan antara fungsi objektif terminimum optimasi global dengan optimasi global dan lokal yang memenuhi seluruh batasan optimisasi adalah 4.19%. Perbandingan antara nilai fungsi objektif maksimum dan minimum pada optimasi global adalah 7%, sedangkan perbandingan antara nilai fungsi objektif maksimum dan minimum pada gabungan optimasi global dan lokal adalah 10%. Hasil optimisasi gabungan metode global dan lokal menghasilkan fungsi objektif yang lebih optimum.
Desain 2-In-1 Catamaran Fishing - Tourism Boat dengan Variasi Deck Convertible di Perairan Jepara Byan Ajusta Resnaji; Hasanudin Hasanudin
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.516 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.34713

Abstract

Kapal ikan merupakan salah satu sarana yang dipergunakan nelayan untuk mencari dan menangkap ikan. Dalam proses penangkapan ikan banyak hal yang mempengaruhi operasinya seperti, pasang surut air laut, cuaca, bulan, dan hal lainnya. Sehingga tidak setiap saat nelayan dapat melakukan operasi penangkapan ikan. Oleh karenanya pendapatan nelayan dari hasil tangkap ikan tidak senantiasa stabil. Hasil tangkapan ikan nelayan Jepara mengalami penurunan pada kurun waktu terakhir. Di lain sisi, Jepara memiliki potensi wisata pantai yang menarik dan perlu dikembangkan. Untuk  menunjang kestabilan pendapatan  nelayan  Jepara  maka  diperlukan inovasi desain kapal ikan 2-in-1 yang dapat dimanfaatkan untuk menangkap ikan, sekaligus untuk kapal wisata. Konsep desain kapal 2-in-1 ini menggunakan lambung catamaran supaya mendapatkan deck kapal yang lebih luas dan stabil. Konsep desain deck menggunakan prinsip convertible. Desain kapal yang dihasilkan memenuhi analisis teknis yang meliputi stabilitas, trim, dan freeboard. Kapal yang didesain memiliki ukuran Panjang antar Garis Tegak (LPP): 15,4 meter, Lebar (B): 6 meter, Tinggi (H): 2 meter, dan Sarat (T): 1 meter dengan kecepatan: 9 knot. Dari ukuran tersebut dan berbagai asumsi yang dilakukan maka didapatkan nilai ekonomis yang sesuai, yaitu harga tiket untuk menaiki kapal 2-in-1 sebesar Rp. 100.000.,- dan nilai payback period selama 2 tahun 1 bulan 22 hari. Dengan rute pelayaran dari Pantai Kartini menuju Pulau Panjang dan dilakukan pemberhentian pada titik tertentu dengan total waktu pemberhentian selama 2 jam, kemudian kembali ke Pantai Kartini.
Optimisasi Ukuran Utama Kapal Roll On – Roll Off (Ro-Ro) Menggunakan Software Visual Basic dan Maxsurf Rahardian Ahmad Fauzi; Hasanudin Hasanudin; Gita Marina Ahadyanti
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.824 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.35313

Abstract

Kapal ferry Ro-Ro adalah moda transportasi yang paling banyak digunakan untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia. Di Indonesia intensitas bencana karena faktor alam  relatif tinggi, sehingga banyak kapal ferry Ro-Ro yang mengalami kecelakaan. Selain karena faktor alam kecelakaan kapal ini juga terjadi akibat karakteristik kapal yang kurang sesuai untuk kondisi alam daerah tersebut. Oleh sebab itu, penggunaan metode optimasi sangat tepat untuk menyelesaikan persoalan ini dengan menghasilkan desain kapal baru yang memiliki karakteristik teknis yang lebih sesuai dengan kondisi perairan di rute pelayaran tersebut. Salah satu rute pelayaran yang sering terjadi kecelakaan adalah rute Pelabuhan Bajoe – Pelabuhan Kolaka. Metode optimasi yang digunakan adalah global optimization dengan menggunakan artificial neural network. Optimasi dilakukan dengan menggunakan software visual basic dan maxsurf dengan studi kasus kapal ferry (Ro-Ro) rute Pelabuhan Bajoe – Pelabuhan Kolaka. Dari hasil optimisasi yang dilakukan dengan 1-10 nilai train, didapatkan ukuran utama yang memenuhi batasan optimisasi dan ukuran utama yang paling optimum adalah Lpp = 56,258 m, B = 12,88 m H = 4,046 m dan T = 2,592 m dan fungsi objektif  yaitu meminimumkan biaya pembangunan kapal dengan nilai $8.523.954,64. Perbandingan estimasi biaya pembangunan kapal existing dan estimasi biaya pembangunan hasil optimasi adalah 10,58% dengan selisih biaya pembangunan sebesar $1.008.473,03. Sehingga hasil optimasi tersebut menghasilkan fungsi objektif yang lebih optimum.
Analisis Teknis Terbaliknya KMP. Kayong Utara di Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan Mochamad Gizza Gaeta Nahumariri; Hasanudin Hasanudin
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v8i1.41515

Abstract

Pada tanggal 20 Februari 2018, terjadi kecelakaan KMP. Kayong Utara yang terbalik di Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan saat berlayar dari Pelabuhan Muntok, Bangka menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api, Sumatera Selatan. Kapal memuat 8 truk sedang, 1 kendaraan kecil, dan 2 sepeda motor serta 9 penumpang dewasa dan 1 penumpang anak-anak. Perlu dilakukannya investigasi untuk mengetahui penyebab kecelakaan agar fenomena serupa tidak terulang kembali. Analisis dilakukan berdasarkan hasil temuan lapangan dari KNKT. Analisis dimulai dari pemodelan kapal dengan toleransi selisih displacement, LCG, dan volume tiap tangki kurang dari 0.2%. Selanjutnya dilakukan analisis stabilitas pada saat kapal berangkat, setelah kapal berlayar 3 jam 40 menit, sesaat kapal setelah bebas dari kandas, saat kendaraan akan bergeser, dan kapal terbalik. Berdasarkan hasil temuan lapangan, kapal berangkat dengan keadaan tegak dengan sarat 1.7 m sehingga didapatkan displacement 356.4 ton, LCG 14.245 m, dan hasil pemeriksaan kriteria stabilitas adalah tidak memenuhi. Setelah berlayar selama 3 jam 40 menit, didapatkan konsumsi bahan bakar adalah 0.6025 ton serta konsumsi air tawar setidaknya 12.856 ton sebelum kapal kandas dengan kondisi miring 4˚ ke kiri dan sedikit trim buritan. Hasil pemeriksaan kriteria stabilitas setelah berlayar adalah tidak memenuhi. Dilakukan upaya pembebasan dengan cara pemindahan 4 truk belakang dan air tawar sehingga kemiringan kapal berukurang 0.5˚. Namun sesaat setelah bebas dari kandas, kapal terapung dan hasil pemeriksaan kriteria stabilitas adalah tidak memenuhi. Kapal terus miring ke kanan hingga kendaraan bergeser ke kanan pada sudut heel 5.71˚ diakibatkan bekerjanya momen penegak dan tidak seimbangnya tangki air tawar. Kombinasi dari ketiga kondisi tersebut ternyata masih belum cukup untuk menyebabkan kapal terbalik dan rebah 90˚. Terdapat 2 kemungkinan tambahan yang mendukung terbaliknya kapal yaitu isi tangki air kiri dikurangi menjadi 62% = 32.164 ton dan atau VCG lightship yang naik menjadi 1.8 m sehingga kapal dapat terbalik. Agar kejadian tidak terulang kembali maka dapat diantisipasi dengan penanganan muatan dan pemindahan isi tangki dengan hati-hati, melengkapi kapal dengan dokumen-dokumen yang terbaru dan akurat, serta meningkatkan pengetahuan ABK tentang stabilitas kapal.