Istiar Istiar
Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Kajian Bundaran Mulyosari Menjadi Simpang Bersinyal Basuki, Rachmad; Novelita, Fiany Dara; Listiari, Endah Tri
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.886 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v14i1.3047

Abstract

Bundaran Mulyosari menjadi penghubung kawasan permukiman, pendidikan dan pusat perbelanjaan di wilayah Kecamatan Mulyosari dan sekitarnya. Pembangunan pusat-pusat kegiatan baru di kawasan tersebut membawa konsekwensi terhadap meningkatnya volume kendaraan di Bundaran Mulyosari. Pada makalah ini akan disajikan hasil evaluasi terhadap kinerja Bndaran Mulyosari. Data yang digunakan meliputi data geometrik, arus lalu-lintas, kondisi lingkungan, peta lokasi, jumlah penduduk, dan pertumbuhan kendaraan bermotor. Selanjutnya dianalisis sesuai dengan metode yang ada pada MKJI 1997 dengan bantuan program KAJI untuk menghitung volume pada kondisi eksisting. Hasil yang didapatkan pada tahun 2017 didapatkan DS > 0,75 pada salah satu bagian jalinan bundaran, sehingga dilakukan perubahan kinerja menjadi simpang bersinyal. Dengan perbaikan menjadi 3 fase, didapatkan DS > 0,75 pada semua pendekat dan Level of Service (LOS) simpang adalah C. Sedangkan pada proyeksi tahun 2019-2021 didapatkan LOS D, lalu pada tahun 2022 didapatkan LOS E.
Studi Kelayakan Pembangunan Fly Over di Simpang Gedangan Sidoarjo Ditinjau dari Segi Lalu Lintas dan Ekonomi Jalan Raya Nanang Firmansyah; Istiar Istiar
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.96 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18895

Abstract

Kemacetan lalu lintas adalah masalah umum di Sidoarjo, terutama pada persimpangan Gedangan yang merupakan kawasan industri. Penyebabnya adalah lalu lintas yang padat, terutama pada jam puncak dan adanya perlintasan kereta api di Jalan Sedati. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dibangun jembatan layang (flyover) di persimpangan Gedangan. Sebelum jembatan layang (flyover) dibangun, perlu meninjau studi kelayakan terhadap kinerja lalu lintas dan jalan raya ekonomi. Studi kelayakan yang didasarkan pada kinerja lalu lintas, adalah untuk membandingkan derajat kejenuhan jalan sebelum dan sesudah jembatan dibangun. Sementara studi kelayakan yang didasarkan pada jalan raya ekonomi, ditinjau dari parameter BCR (rasio nilai sekarang manfaat dengan biaya) dan NPV (selisih nilai sekarang antara manfaat biaya) dari konstruksi flyover Gedangan. Metode yang digunakan untuk analisis kinerja lalu lintas, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Dan untuk metode yang digunakan kendaraan analisis biaya operasi, metode Jasa Marga dan metode Clarkson H. Oglesby & R. Gary Hicks. Dengan pembangunan jembatan, derajat kejenuhan berkurang dari 1,4 ke 0,7 untuk arah Surabaya - Sidoarjo, dan sementara derajat kejenuhan dalam arah yang berlawanan berkurang dari 1,39 ke 0,7. Jadi pembangunan flyover tersebut layak, ditinjau dari kinerja lalu lintas. Sedangkan perhitungan analisis kelayakan ekonomi, diperoleh nilai BCR adalah 24 dan Net Present Value adalah 2.140.715.260.868. Sehingga, pembangunan flyover Gedangan persimpangan Sidoarjo adalah layak secara ekonomis.
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN JALAN TOL PANDAAN-MALANG DENGAN JENIS PERKERASAN LENTUR Muhammad Bergas Wicaksono; Istiar Istiar
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.981 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.19021

Abstract

Dengan terus meningkatnya perekonomian di wilayah Jawa Timur terutama perekonomian di dua kota besar yaitu kota Surabaya dan Malang, maka mobilitas atau pergerakan barang dan jasa antara kedua wilayah inipun semakin meningkat. Hal itu tentu menuntut akan adanya perkembangan di segi fasilitas transportasi yang menghubungkan kedua kota ini. Salah satu bagian jalur yang menghubungkan kota Surabaya dan kota Malang adalah jalur Pandaan-Malang. Jalur ini adalah jalur yang vital dikarenakan banyak kendaraan berat, kendaraan umum seperti bis, serta mobil penumpang yang melewati jalur ini karena jalur ini merupakan jalur utama dan merupakan jalur tercepat untuk menuju kota Surabaya jika dari kota Malang. Oleh karena itu diperlukan adanya jalur alternatif yang menghubungkan Malang-Pandaan dan dipilih jalan tol sebagai jalur alternatif. Tugas akhir ini berisi tentang penilaian trase alternatif terhadap trase rencana jalan tol milik Bina Marga, perencanaan geometrik, perencanaan tebal perkerasan jalan, kebutuhan akan fasilitas jalan tol, serta besarnya volume pekerjaan. Perencanaan geometrik dilakukan berdasarkan “Tata Cara Perencanaan geometrik Jalan Antar Kota tahun 1997” sedangkan untuk perencanaan tebal perkerasan berdasarkan “Manual Desain Perkerasan Jalan tahun 2013” serta “Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen tahun 1987”. Perencanaan geometrik dan perhitungan volume bahan dan volume cut and fill pada tugas akhir ini dilakukan dengan bantuan software Autocad Civil 3D 2016. Dari hasil perencanaan jalan tol ini didapatkan panjang jalan tol 39,523 km dengan 14 PI dan PPV sebanyak 168. Tebal lapisan perkerasan yang dibutuhkan adalah sebesar 20 cm untuk lapisan surface dengan bahan Laston MS= 744 kg, 20 cm untuk lapisan pondasi atas dengan bahan batu pecah kelas A, serta 10 cm untuk lapisan pondasi bawah dengan bahan sirtu kelas A. Volume timbunan didapatkan sebesar 11.720.504,65 m3 dan volume galian didapatkan sebesar 2.022.332,38 m3.
Evaluasi Ketersediaan Gate Di Terminal 3 Ultimate Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Andree Noviar Pradana; Ervina Ahyudanari; Istiar Istiar
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.094 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.22032

Abstract

Gate sebagai akses yang digunakan untuk proses perpindahan penumpang dari terminal menuju ke sisi udara bandara. Dan sebaiknya untuk itu, pengaturan gate sangat berpengaruh dalam mengoptimalkan waktu pemakaian mulai dari pesawat mendarat hingga keberangkatan selanjutnya. Dalam evaluasi ketersediaanya gate terkadang hanya diperuntukkan untuk maskapai tertentu. Hal ini mempengaruhi jumlah gate yang tersedia. Adapun keterlambatan penerbangan yang terjadi juga dapat disebabkan oleh pengaturan gate yang kurang optimal, sehingga pesawat harus mengantri untuk lepas landas ataupun parkir di apron. Dalam mengevaluasi ketersediaan gate, maka dilakukan pengumpulan data aktivitas pesawat selama parkir di apron. Data yang diperoleh adalah data waktu block on dan block off, data penggunaan parking stand, dan jadwal penerbangan pesawat tiap maskapai. Data-data tersebut kemudian diplot sesuai jadwal penerbangan. Dari hasil plotting dapat diketahui gate-gate yang masih memungkinkan untuk digunakan. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa dari 167 turnaround flight hanya 10 penerbangan yang dapat melakukan pelayanan ground handling secara on time. Dan dari hasil peramalan didapatkan di tahun 2025 gate sudah tidak dapat melayani secara optimal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah gate belum memenuhi kebutuhan pergerakan pesawat yang beroperasi terutama pada peak hour.
Evaluasi Kebutuhan Luasan Apron Pada Rencana Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Muhammad Nursalim; Ervina Ahyudanari; Istiar Istiar
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.618 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.22504

Abstract

Bandar Udara Ahmad Yani akan memiliki terminal yang lebih luas di sebelah Utara runway, lahan parkir yang luas, apron seluas 61.344 m2 serta dua buah taxiway. Pengembangan tahap II akan menjadikan Bandar Udara Ahmad Yani memiliki apron seluas 72.522 m2 dan 10 buah taxiway serta 1 buah parallel taxiway. Studi ini akan mengevaluasi kebutuhan apron Bandar Udara internasional Ahmad Yani Semarang saat ini dan 20 tahun kedepan. Pada evaluasi ini akan diprediksi jumlah pergerakan pesawat pada tahun rencana yang kemudian akan dikonversi menjadi jumlah pesawat pada jam sibuk. Hasil prediksi jumlah pesawat ini akan dianalisis terhadap kebutuhan apron Bandar Udara Ahmad Yani di tahun rencana. Dengan adanya pengembangan apron diharapkan dapat memenuhi kebutuhan lalu lintas udara. Untuk perencanaan perkerasan apron menggunakan rigid pavement dengan metode FAA dengan software FAARFIELD. Dari hasil perhitungan didapatkan, kebutuhan total jumlah gerbang landas parkir untuk tahun rencana (2035) adalah 51 pesawat, yang terdiri dari 35 kelas C dan 16 kelas D. Selanjutnya didapatkan dimensi gerbang landas parkir pada tahun rencana (2035) adalah untuk kelas C dengan panjang 2096,50 m dan lebar 98,37 m sedangkan untuk kelas D dengan panjang 1547,20 m dan 104,78 m. Tebal perkerasan landas parkir ini adalah 670 mm. Dalam penulangan perkerasan landas parkir tahun rencana (2035) dibutuhkan wiremesh dengan D14-100 dan Dowel dengan diameter 50 mm, panjang 610 mm, dan jarak 460 mm.
Evaluasi Kesesuaian Jadwal Pemeliharaan Runway dengan Pertumbuhan Pergerakan Pesawat di Bandar Udara Juanda Freedy Kristiawan; Ervina Ahyudanari; Istiar Istiar
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (799.689 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26130

Abstract

Bandar udara Juanda menempati urutan kedua sebagai bandar udara tersibuk di Indonesia dengan data statistic jumlah penumpang yang mampu ditampung adalah 18 juta penumpang pada tahun 2015. Berdasarkan data kondisi saat ini dari PT Angkasa Pura I, pertumbuhan jumlah penumpang di bandar udara (bandara) Juanda pada triwulan I 2016 tercatat lebih besar 23.4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini mengakibatkan kerusakan yang terjadi pada runway semakin sering terjadi. Kerusakan yang terjadi biasanya hanya bersifat fungsional sehingga perbaikan yang dilakukan cukup dengan dilakukan pelapisan ulang (overlay) dan pemeliharaan lainnya. Permasalahan utama yang terjadi yaitu kesesuaian jadwal pemeliharaan dan pelapisan ulang terhadap pertumbuhan pergerakan pesawat.Pada studi ini dilakukan evaluasi kesesuaian antara jadwal pemeliharaan dengan pertumbuhan pergerakan pesawat. Tahap evaluasi dimulai dengan penyesuaian pola pertumbuhan pergerakan pesawat dengan kondisi perkerasan runway. Selanjutnya dilakukan jadwal pemeliharaan sesuai pola yang diterapkan oleh pihak bandara Juanda. Di samping itu, dilakukan perencanaan kebutuhan tebal pelapisan ulang yang dibutuhkan runway agar dapat melayani pertumbuhan pergerakan pesawat yang terjadi. Dalam evaluasi ini juga dibahas tentang pemeliharaan runway terhadap kontaminasi rubber deposit serta kesesuaian jadwal pemeliharaannya.Evaluasi dalam studi ini memberikan hasil untuk pertumbuhan pergerakan pesawat rata-rata total dalam 8 tahun terakhir (2009-2016) adalah 6.93%, 7.33% untuk penerbangan domestik dan 4.14% untuk penerbangan internasional. Peratingan kondisi perkerasan runway berdasarkan pengecekan visual maka dikategorikan rating 3 (fair) dimana dalam rating ini diperlukan tindakan pemeliharaan berupa overlay. Pemeliharaan kerusakan-kerusakan kecil masih mempertahankan pemeliharaan langsung seperti yang dilakukan pihak bandara Juanda.Adapun untuk kegiatan overlay yaitu dilakukan perataan dengan ketebalan menyesuaikan dengan tebal perkerasan tertinggi sebesar 1299 mm terhadap semua segmen. Untuk mencapai usia perencanaan hingga 20 tahun, perlu dilakukan pemeliharaan setiap 5 tahun dan pengawalan intensif agar usia pemeliharaan minimum dan usia rencana maksimum dapat terlaksana dengan baik. 
Evaluasi Ketersediaan Ruang Udara dalam Kaitannya dengan Keselamatan Operasional Penerbangan di Bandara Abdul Rachman Saleh Dimita Brilian Zahra; Ervina Ahyudanari; Istiar Istiar
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1034.487 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26260

Abstract

Dilihat dari letak topografi, Daerah dataran rendah Kabupaten Malang terletak pada ketinggian  250m dpl sampai dengan 500m dpl. Secara fisik, letak Bandara Abdul Rachman Saleh berada di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang atau 17 km arah Timur dari pusat Kota Malang. Bandara ini berada di lembah Bromo dan dikelilingi oleh beberapa gunung yaitu Gunung Semeru (3676m) di sebelah Timur, Gunung Arjuno (3339m) di sebelah Utara, Gunung Kawi (2551m) dan Gunung Panderman (2000m) di sebelah Barat. Sehingga, perlu diperhatikan keselamatan operasional penerbangan akibat pergerakan pesawat terkait dengan terbatasnya ruang udara. Dalam studi ini, dilakukan evaluasi pola pergerakan pesawat terhadap topografi dan kawasan operasi penerbangan Bandara Abdul Rachman Saleh.Selain itu juga dilakukan evaluasi kapasitas dan berat masing-masing pesawat terbang yang beroperasi terhadap ruang udara yang tersedia, dalam hal ini berkaitan dengan jarak tempuh pesawat dan panjang runway yang tesedia, konsumsi bahan bakar pesawat serta kondisi cuaca yang ada di sekitar bandar udara.Dari hasil analisis yang dilakukan, didapatkan hasil pada arah memanjang runway, kawasan keselamatan operasi penerbangan Bandara Abdul Rachman Saleh terhadap topografi memenuhi syarat dan menjamin keselamatan operasional. Pada arah melintang runway, kawasan operasi penerbangan Bandara Abdul Rachman Saleh terhadap topografi tidak memenuhi, karena elevasi topografi lebih tinggi dari pada batas elevasi kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP) Bandara dan pergerakan masing-masing pesawat tidak mengalami gangguan keselamatan operasional terhadap topografi. Dalam radius destinasi 377 nm pesawat dapat menghabiskan bahan bakar sebesar 7365 liter sehinggakonsumsi bahan bakar pesawat per panjang destinasi yag ditempuh adalah 19,54 liter/nautical miles. Sehingga fuel cadangan yang diperlukan oleh pesawat adalah 2286 liter.Dan dengan kapasitas 25 pergerakan per jam di Bandara kondisi cuaca pada pagi hari dengan suhu rata-rata 27°, jarak pandang 7,1 km dan waktu tempuh efektif selama 45 menit. 
Studi Perencanaan Moda Transportasi Penumpang Antar Terminal Bandara Juanda Surabaya Indra Denny Priatna; Ervina Ahyudanari; Istiar Istiar
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.842 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26496

Abstract

Bandara Juanda memiliki kapasitas 12,5 juta penumpang  pertahun namun harus melayani hingga 17 juta penumpang. Pertumbuhan penumpang sebesar 16,% per tahunnya (Angkasa Pura I,2015) sehingga Bandara Juanda sudah mengalami Overcapacity.Untuk mengatasi hal tersebut,pihak Angkasa Pura I merencanakan pengembangan Bandara Juanda dengan menambah dua landasan pacu dan satu gedung terminal penumpang. diharapkan kedepanya bandara Juanda dapat melayani 75 juta penumpang per tahunnya.Lokasi dari ketiga terminal tersebut terpisah kan oleh landasan pacu dan tidak memungkinkan adanya penghubung dalam jarak dekat.melihat kondisi terminal penumpang dari Bandara Juanda dan estimasi peningkatan penumpang dalam beberapa tahun kedepan, ada beberapa permasalahan yang perlu di tinjau guna meningkatkan pelayanan pada Bandara Juanda. Permasalahan yang dimaksud adalah bentuk pelayanan pada penumpang transit yang berpindah terminal.Oleh karena itu pada penulisan tugas akhir ini dilakukan studi perencanaan transportasi penumpang antar terminal Bandara Juanda guna mengantisipasi demand transportasi antar terminal yang diakibatkan peningkatan jumlah penumpang,disamping itu memahami kondisi pergerakan penumpang pada bandara dan melakukan perencanaan moda transportasi sebagai upaya pengembangan bandara guna meningkatkan kualitas dari perjalanan pada Bandara Juanda Surabaya. Hasil yang didapatkan dari perencanaan ini adalah rekomendasi moda transportasi penumpang antar terminal yang efisien menghubungkan ketiga terminal bandara Juanda Surabaya. 
Perencanaan Ulang Layout Runway Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin yang Didasarkan Pada Hasil Analisis Airports GIS FAA Adhyaksa Adha Rahman; Ervina Ahyudanari; Istiar Istiar
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.928 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26598

Abstract

Banjarmasin adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai pusat dari provinsi Kalimantan Selatan, semestinya fasilitas transportasi antar kota, pulau maupun negara di kota tersebut mampu menangani permintaan jasa transportasi dengan baik. Kegiatan transportasi bersumber dari kebutuhan mayoritas yang beragama Islam sehingga membutuhkan transportasi kegiatan haji, maupun investasi dan pariwisata.Penentuan arah runway sebelumnya didasarkan pada analisis frekuensi dan kecepatan angin dominan pada daerah tersebut. Hasil analisis angin bandar udara Syamsudin Noor Banjarmasin adalah dominan pada 2 arah derajat azimuth, yaitu 100 - 280 dan 135 – 215. Diketahui bahwa dua arah tersebut tidak mencapai prosentase 95% cakupan, yang menurut ketentuan FAA pada Appendix 2 AC 150/5300-13A mengharuskan adanya runway pada arah angin dominan hingga prosentase 95% cakupan angin tercapai. Hal ini menunjukkan kebutuhan runway kedua. Dengan didapatkannya literatur dari FAA tentang penggunaan Airports GIS untuk analisis arah runway, maka Tugas Akhir ini mencoba untuk merencanakan ulang arah runway.Pertama, dilakukan studi literatur mengenai peraturan yang berlaku dan subyek. Kedua, dilaksanakan pengumpulan data seperti data lingkungan dan pergerakan pesawat. Selanjutnya ditentukan kapasitas pergerakan pesawat runway eksisting. Setelah itu, diramalkan tahun pertumbuhan pergerakan pesawat melebihi kapasitas runway. Langkah berikutnya adalah menentukan arah runway dari analisis windrose menggunakan program javascript ALL_WEATHER Wind Rose Form oleh FAA. Sistem runway didapatkan menyesuaikan arah. Terakhir, Runway dan taxiway baru direncanakan.Hasil menunjukkan runway eksisting 10 – 28 memenuhi persyaratan 95% cakupan angin. Didapatkan kebutuhan runway baru pada tahun 2043. Runway kedua direncanakan berdimensi 3326 x 45 m dengan pemisahan 1035 m.  
Taxiway Pavement Evaluation to Support the Operational of Terminal 2 Juanda Airport Istiar Istiar; Indrasurya B Mochtar; Wahju Herijanto; Catur Arif Prastyanto
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.609 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3115

Abstract

The movement of aircraft and passengers at Juanda international airport was increasing each year. Juanda airport airside infrastructure was almost reaching the maximum capacity. So that, PT. Angkasa Pura I as the operator of Juanda airport planned to revitalize the Juanda airport terminal that located on the south side. This terminal was not already 8 years operating. The infrastructure to be evaluated was the strength of taxiway pavement.Juanda airport taxiway pavement evaluated by using software COMFAA. Data input into the software COMFAA was the existing pavement structure and movement of the aircraft that will use the terminal that in the south side of Juanda airport. The results showed that the existing taxiway pavement structure was able to hold the load of aircraft movements over 20 years. So that, to prepare a taxiway pavement in the south side of Juanda airport, PT. Angkasa Pura I need only overlay the existing taxiway pavement.