Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Perancangan Sistem Surge Absorber Untuk Mencegah Terjadinya Waterhammer Pada Pipeline Sistem Pendistribusian Avtur Di DPPU Pertamina - Bandara Ngurah Rai Agung Dwi Sulaksono; Totok Soehartanto; Gunawan Nugroho
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.336 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.3251

Abstract

Aliran fluida transient erat kaitannya dengan fenomena fluida yang dikenal dengan water hammer. Water hammer yang tidak terkendali dapat berakibat buruk pada instalasi sistem perpipaan. Untuk menghindari dampak buruk keberdaan water hammer dapat dilakukan dengan cara memasang komponen perpipaan, salah satunya adalah surge absorber. Sehubungan dengan rencana pengembangan jalur perpipaan serta penambahan kapasitas pompa DPPU Pertamina maka diperlukan kajian mengenai performansi surge absorber yang telah terpasang dan surge absorber yang dibutuhkan untuk mencegah water hammer pada header pit sistem perpipaan DPPU Pertamina yang baru. Kajian tersebut dilakukan dengan cara membuat simulasi yang menmggunakan Method Of Characteristic untuk menyelesaikan persamaan dasar water hammer. Dari hasil kajian yang telah dilakukan, diketahui bahwa delapan buah surge absorber yang terpasang pada sistem perpipaan DPPU Pertamina memiliki volume gas yang masih berada pada range kerjanya . Sedangkan untuk mengatasi water hammer pada jalur pipa tambahan, diperlukan penambahan 4 buah surge absorber yang diletakkan pada sistem perpipaan yang baru.
Perancangan Sistem Pengaduk Pada Bioreaktor Batch Untuk Meningkatkan Produksi Biogas Candrika Widiartanti Yuwono; Totok Soehartanto
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.198 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.3256

Abstract

Proses anaerob merupakan proses fermentasi dimana memiliki proses yang berlangsung cukup lama. Dan pada bioreaktor anaerob sistem batch, diduga terdapat indikasi pada penurunan jumlah produksi biogas, yang disebabkan karena tejadi pengendapan atau pemisahan antara limbah cair dengan padatannya. Untuk itu muncul upaya untuk melakukan sistem pengadukan agar terjadi homogenitas dan bisa menyerupai seperti kondisi awal, sehingga diharapkan dapat memperpanjang masa produksi biogas. Adapun pengadukan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada kehidupan mikroba. Dan pada penelitian ini akan dilakukan perancangan sistem pengaduk yang digerakkan oleh sebuah motor dimana menggunakan timer dan pengatur kecepatan. Desain disesuaikan dengan substrat yang digunakan yaitu limbah cair tahu dan eceng gondok, yang mengalami pengendapan sehingga pada pengaduk memiliki blade yang diletakkan di dasar dalam bioreaktor. Sistem pengadukan dilakukan pada saat nilai pH yang diamati tiap harinya mengalami penurunan, yaitu pada hari ke–24 pH bernilai 6,49. Dan pada pengukuran berikutnya ditunjukkan dengan pH bernilai 6,89. Pengadukan dilakukan secara pelan dengan putaran 170 rpm selama 2 x 1 menit. Hasil daripada jumlah produksi biogas yang dihasilkan bisa dibandingkan antara bioreaktor batch tidak berpengaduk dengan bioreaktor batch berpengaduk, dimana berturut-turut memiliki jumlah volume 467 mL (25 hari) dan 873 mL (31 hari).
SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA DINDING BIOREAKTOR ANAEROB SECARA REAL TIME Ika Nurina Rachmawati; Rony Dwi Noriyati; Totok Soehartanto
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.505 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.3258

Abstract

Temperatur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses anaerob pada bioreaktor. Dimana pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh perubahan suhu. Maka dari itu akan dilakukan pengendalian temperatur secara real-time pada dinding tabung bioreaktor anaerob. Pengendalian temperatur berguna untuk menjaga suhu permukaan bioreaktor saat terjadi perubahan cuaca dari luar. Sebab jika temperatur dinding dijaga pada suhu 35 0C maka temperatur dalam tabung bioreaktor akan berada pada range operasionalnya. Sistem pengendalian temperatur pada dinding bioreaktor berupa elemen pemanas atau heater yang diletakkan pada dinding bioreaktor. Pengukuran temperatur dilakukan pada 3 posisi yaitu temperatur luar, temperature dinding dan temperatur dalam tabung bioreaktor. Pengujian sistem pengendalian dilakukan dengan memberi gangguan pada dinding bioreaktor berupa aliran air dingin pada dinding bioreaktor ketika kondisi telah stabil dengan mengamati pHnya. Pemberian gangguan dilakukan selama beberapa saat hingga terjadi penurunan temperatur di dalam tabung bioreaktor. Dengan turunnya temperatur maka kontroler akan bekerja untuk mencapai temperatur yang diinginkan sesuai dengan setpoint yang diberikan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem pengendalian temperatur berhasil menjaga suhu dinding bioreaktor anaerob pada suhu 35 0C dari temperatur 25 0C dalam waktu 1900 detik.
Implementasi Estimator Kecepatan Pertumbuhan Mikroorganisme pada Bioreaktor Anaerob Dewinta Ria Wardhani; Ronny Dwi Noriyati; Totok Soehartanto
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1157.511 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.3260

Abstract

Mikroba memiliki peranan yang sangat penting dalam produktivitas biogas pada pengolahan limbah bahan organik khususnya kotoran ternak pada bioreaktor anaerob, dimana dalam pengolahanya bakteri dipengaruhi oleh nutrisi, pH dan temperatur. Sehingga akan mempengaruhi produk biogas yang dihasilkan. Agar mendapatkan hasil biogas yang diharapkan maka diperlukan sebuah monitoring kecepatan pertumbuhan mikroorganisme. Namun saat ini belum ada alat untuk memonitoring secara langsung sehingga diperlukan sebuah estimator untuk memprediksi pertumbuhan mikroorganisme, untuk memprediksi pertumbuhan mikroorganisme berdasarkan parameter pH dan volume yang diukur. Estimator bekerja berdasarkan model matematis dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan arsitektur Backpropagation dengan metode Lavenberg Marquardt. Estimator yang telah dihasilkan secara offline memiliki input berupa pH dan volume yang dianalogikan melalui tegangan dari potensiometer. Pada penelitian ini akan di implementasikan estimator kecepatan pertumbuhan mikroorganisme (µ) secara online pada bioreaktor anaerob yang digunakan untuk mengekstrak kotoran ternak. Dari pengukuran secara online dan offline didapatkan nilai µ terbaik pada pengukuran secara online yaitu 7,5 pada pH 7,45 dan volume 0,05 L sedangkan nilai µ terbaik pada simulasi 7,3092 pada pH 5,47 dan volume 0,0106 L
Perancangan Safety Instrumented System pada Proses Loading PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan Rahmat Tri widodo; Totok Soehartanto
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.318 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i2.3992

Abstract

Salah satu proses yang ada di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI adalah pengiriman crude oil menuju kapal tanker. Proses tersebut disebut dengan proses loading. Terdapat beberapa jenis crude yang dikirim pada proses loading tersebut, diantaranya adalah crude Jatibarang dan Crude DCO. Terdapat beberapa masalah yang kerap terjadi pada proses loading ini. Yang sering terjadi adalah kebocoran offshore pipeline yang biasa disebabkan oleh korosi air laut. Selain itu juga pernah terjadi penyumbatan pipa oleh crude akibat heater yang tidak berfungsi dengan baik. Sampai saat ini safety system yang ada pada proses loading ini hanya sebuah shutdown valve yang dijalankan manual dengan menggunakan hand switch. Sistem tersebut masih belum bisa menangani permasalahan yang ada. Oleh karena itu pada tugas akhir kali ini dilakukan perancangan SIS pada jalur loading PT Pertamina RU VI Balongan yang kemudian disimulasikan pada software Matlab (Simulink). Simulasi dilakukan dengan memberikan manipulasi besar disturbance yang merepresentasikan kebocoran pada offshore pipeline. Berdasarkan simulasi yang dilakukan, didapatkan bahwa SIS dapat berjalan dengan baik karena dapat menghentikan proses dengan menutup ESDV dan mematikan pompa saat keadaan perbedaan tekanan antara ujung-ujung pipa offshore tinggi. Tingginya perbedaan tekanan antar ujung offshore pipeline mengindikasikan terjadinya kebocoran. SIS yang sudah dirancang kemudian dihitung nilai PFDtotal dan diapatkan nilai sebesar 0,085 sehingga rancangan SIS.
Perancangan Sistem Pengukuran pH dan Temperatur Pada Bioreaktor Anaerob Tipe Semi-Batch Dimas Prasetyo Oetomo; Totok Soehartanto
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (792.403 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i3.5226

Abstract

Proses pada bioreaktor dapat dilakukan secara aerob yaitu menggunakan bantuan oksigen dan anaerob yaitu tidak menggunakan bantuan oksigen. Pada penelitian ini dilakukan fermentasi  enceng gondok untuk menghasilkan biogas menggunakan bioreaktor anaerob tipe semi-batch. Enceng gondok memiliki rasio C/N sebesar 22.5 – 35.84% yang merupakan komposisi optimum untuk ekstraksi biogas. Kinerja dari bioreaktor dalam produksi biogas dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti pH dan temperatur. Pada penelitian ini dilakukan perancangan sistem pengukuran besaran pH dan temperatur secara online sehingga memudahkan dalam pengambilan data. Bahan yang digunakan pada proses fermentasi adalah campuran enceng gondok yang telah dicincang dan dicampur air dengan dua komposisi penambahan berbeda untuk dibandingkan. Pada Bioreaktor1 digunakan komposisi enceng gondok dan air sebesar 1:3 dan pada bioreaktor 2 digunakan komposisi enceng gondok dan air sebesar 0,75: 1,25. Hasil penelitian menyebutkan bahwa bioreaktor 2 dengan komposisi enceng gondok dan air sebesar 0,75: 1,25 menghasilkan biogas lebih aktif dibandingkan dengan bioreaktor 1 dengan komposisi enceng gondok dan air sebesar 1 : 3. Hal tersebut diketahui dari hasil pengukuran selama 76 hari. Dari hasil pengukuran juga diketahui bahwa penurunan nilai COD pada bioreaktor 2 lebih besar dari pada  bioreaktor 1.
Pemodelan Polishing Unit Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan di PT Saka Indonesia Pangkah Limited Riski Fitra Finazis; Totok Soehartanto
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.206 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.47237

Abstract

Pemodelan pada polishing unit yang merupakan bagian dari sistem produced water treatment PT Saka Indonesia Pangkah Limited (PT.SIPL) dilakukan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST). JST dipergunakan untuk mempermudah pemodelan sistem pada polishing unit yaitu pada proses fisika serta biologis yang kompleks dan sulit dimodelakn secara matematis. JST yang digunakan berstruktur Multi-layer feedforward, dengan algoritma Levenberg-Marquardt. Model JST memiliki 4 input node pada input layer yaitu temperatur, pH, COD, TSS dan 1 output node pada output layer berupa COD effluent. Metode untuk menentukan hidden node terbaik belum ada sehingga dilakukan 20 variasi hidden node, untuk mencari nilai RMSE validasi yang terbaik. Hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai RMSE terbaik berada pada JST dengan struktur 4-13-1 (Input layer-hidden layer- output layer). Nilai RMSE yang dihasilkan bernilai 14.7919, yang mana sudah lebih baik dari model JST referensi yang bernilai 59.48. Model JST yang dipergunakan mampu menghasilkan nilai COD dibawah kadar maksimum baku mutu air limbah kegiatan produksi MIGAS fasilitas on-shore dengan rentang nilai 32.4555 - 97.84738 (mg/l). Sehingga dinamika proses pada polishing  unit dapat ditunjukkan model JST 4-13-1 dengan parameter yang mempengaruhi yaitu temperatur, pH, COD, dan TSS.
Development of ECU (Electronic Control Unit) to Maintain Stability of Biogas Fuelled Generator Totok Soehartanto; Dwi Nur Fitriyanah; Putri Yeni Aisyah
IPTEK The Journal of Engineering Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23378557.v6i3.a7264

Abstract

Biogas fueled generator has a unique character because the converter kit on the generator has the characteristic of absorbing the biogas supply. Therefore, in this study, biogas is accommodated in a plastic container equipped with a valve that can adjust the amount of biogas supply pressure. Combustion in the Genset combustion chamber will occur if the ratio of air supply and supply of biogas (AFR = Air to Fuel Ratio) meets the stoichiometric number. So a ratio control is needed on air supply and biogas supply, which can follow changes in biogas conditions in plastic bags and generator loads. For this reason, this paper presents an ECU (Electronic Control Unit) that can regulate the ratio of air supply to biogas supply by using a servo motor valve, which is commanded by a control signal from the ECU. The resulting ECU prototype is equipped with a multi-input connector (to receive the signal output of CH4 methane gas sensor and the biogas supply pressure sensor), multi-output (control signal to the servo motor valve), and multi regulators to adjust the Set Point value for the methane gas content CH4, the value of the set point of the biogas supply pressure and to tune the value of the proportional gain control (KP). The results of the ECU performance test by trial and error by giving a dummy input signal (analogy to the signal output of methane gas sensor and the analog of the pressure sensor output signal in the form of an electric voltage generated from the signal generator) can drive the servo motor, valve air supply, and servo motor, valve supply biogas. Accordance with the gain control input from the regulator. 
Performance of Water Pump on Distribution and Transmission Process using Variable Speed Drive Dwi Oktavianto Wahyu Nugroho; Totok Soehartanto; Tahta Anugrah Wibowo
IPTEK The Journal of Engineering Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23378557.v6i2.a7248

Abstract

The Pump is the vital component in the transmission of water from one unit to another or the distribution water from booster unit to customer. Water pumping has become ineffective due to incorrect installation of the installed pump not in accordance with the pre-installed piping. Investing in network development in the coming year is sometimes one of the reasons why pumps are installed improperly. Thus, high pressure pumps are sometimes installed at lower pipeline pressure. This condition usually does not only double between the pressure in the pipe and pump. Classically, pump output lines are usually coupled with valves (usually butterfly or rotary valves) to provide conditions that correspond to the pump's datasheet.  Meanwhile, the classical concept will decrease the lifetime of pump, so the Variable Speed Drive (VSD) becomes the solution. TawangSari, SiwalanPanji, and KedungUling units are picture how VSD can fix kind of problem that faced in classical system. Worst energy use and decreased performance in classical system cause by wrong installation and limitation of supply power are solved by adapting frequency produced by VSD as it needed.
Pengembangan Teknologi Purifikasi Biogas (Kandungan Gas H2S Dan CO2) dengan Mempergunakan Kombinasi Wet Scrubber-Batu Gamping Totok Soehartanto; Sarwono Sarwono; Ronny Dwi Noryati
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.932 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3349

Abstract

Biogas yang diproduksi dari hasil fermentasi kotoran ternak melalui bioreactor anaerob 60%-70% berupa gas methane (CH4), sekitar 30% berupa gas CO2 dan sisanya berupa gas H2S serta gas-gas lainnya. Gas CO2 jika terbakar berdampak terhadap lingkungan (hujan asam), sedang gas H2S bersifat korosif. Sehingga biogas hasil ekstraksi kotoran ternak perlu dipurifikasi agar ramah terhadap lingkungan dan aman buat peralatan (kompor gas). Metode pemurnian mempergunakan kombinasi water scrubber dan batu gamping, hal ini dikarenakan water scrubber efektif untuk mengurangi gas H2S sedang batu gamping efektif untuk menyerap gas CO2. Metode kombinasi ini telah diterapkan untuk pemurnian biogas hasil ekstraksi biogas dari kotoran ternak di kelompok peternak sapi di Nongko Jajar, dimana warna api yang dihasilkan dari pembakaran biogas hasil purifikasi biru sedang warna api biogas yang tidak dimurnikan bercampur dengan warna merah. Disamping itu air yang keluar dari water scrubber berbau belerang dan warna batu gamping berubah menjadi kuning. Sehingga pada makalah ini dipresentasikan design pengembangan filter purifikasi biogas, dalam hal ini water tidak lagi di spray-kan akan tetapi dirubah dalam bentuk kabut untuk mengefektifkan kontak antara biogas dengan kabut. Filter batu kapur berjumlah 2 buah, akibat batu gamping akan mengalami kejenuhan setelah dipergunakan dalam interval waktu tertentu.