Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik ITS

Perancangan Sistem Surge Absorber Untuk Mencegah Terjadinya Waterhammer Pada Pipeline Sistem Pendistribusian Avtur Di DPPU Pertamina - Bandara Ngurah Rai Agung Dwi Sulaksono; Totok Soehartanto; Gunawan Nugroho
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.336 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.3251

Abstract

Aliran fluida transient erat kaitannya dengan fenomena fluida yang dikenal dengan water hammer. Water hammer yang tidak terkendali dapat berakibat buruk pada instalasi sistem perpipaan. Untuk menghindari dampak buruk keberdaan water hammer dapat dilakukan dengan cara memasang komponen perpipaan, salah satunya adalah surge absorber. Sehubungan dengan rencana pengembangan jalur perpipaan serta penambahan kapasitas pompa DPPU Pertamina maka diperlukan kajian mengenai performansi surge absorber yang telah terpasang dan surge absorber yang dibutuhkan untuk mencegah water hammer pada header pit sistem perpipaan DPPU Pertamina yang baru. Kajian tersebut dilakukan dengan cara membuat simulasi yang menmggunakan Method Of Characteristic untuk menyelesaikan persamaan dasar water hammer. Dari hasil kajian yang telah dilakukan, diketahui bahwa delapan buah surge absorber yang terpasang pada sistem perpipaan DPPU Pertamina memiliki volume gas yang masih berada pada range kerjanya . Sedangkan untuk mengatasi water hammer pada jalur pipa tambahan, diperlukan penambahan 4 buah surge absorber yang diletakkan pada sistem perpipaan yang baru.
Perancangan Sistem Pengaduk Pada Bioreaktor Batch Untuk Meningkatkan Produksi Biogas Candrika Widiartanti Yuwono; Totok Soehartanto
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.198 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.3256

Abstract

Proses anaerob merupakan proses fermentasi dimana memiliki proses yang berlangsung cukup lama. Dan pada bioreaktor anaerob sistem batch, diduga terdapat indikasi pada penurunan jumlah produksi biogas, yang disebabkan karena tejadi pengendapan atau pemisahan antara limbah cair dengan padatannya. Untuk itu muncul upaya untuk melakukan sistem pengadukan agar terjadi homogenitas dan bisa menyerupai seperti kondisi awal, sehingga diharapkan dapat memperpanjang masa produksi biogas. Adapun pengadukan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada kehidupan mikroba. Dan pada penelitian ini akan dilakukan perancangan sistem pengaduk yang digerakkan oleh sebuah motor dimana menggunakan timer dan pengatur kecepatan. Desain disesuaikan dengan substrat yang digunakan yaitu limbah cair tahu dan eceng gondok, yang mengalami pengendapan sehingga pada pengaduk memiliki blade yang diletakkan di dasar dalam bioreaktor. Sistem pengadukan dilakukan pada saat nilai pH yang diamati tiap harinya mengalami penurunan, yaitu pada hari ke–24 pH bernilai 6,49. Dan pada pengukuran berikutnya ditunjukkan dengan pH bernilai 6,89. Pengadukan dilakukan secara pelan dengan putaran 170 rpm selama 2 x 1 menit. Hasil daripada jumlah produksi biogas yang dihasilkan bisa dibandingkan antara bioreaktor batch tidak berpengaduk dengan bioreaktor batch berpengaduk, dimana berturut-turut memiliki jumlah volume 467 mL (25 hari) dan 873 mL (31 hari).
SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA DINDING BIOREAKTOR ANAEROB SECARA REAL TIME Ika Nurina Rachmawati; Rony Dwi Noriyati; Totok Soehartanto
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.505 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.3258

Abstract

Temperatur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses anaerob pada bioreaktor. Dimana pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh perubahan suhu. Maka dari itu akan dilakukan pengendalian temperatur secara real-time pada dinding tabung bioreaktor anaerob. Pengendalian temperatur berguna untuk menjaga suhu permukaan bioreaktor saat terjadi perubahan cuaca dari luar. Sebab jika temperatur dinding dijaga pada suhu 35 0C maka temperatur dalam tabung bioreaktor akan berada pada range operasionalnya. Sistem pengendalian temperatur pada dinding bioreaktor berupa elemen pemanas atau heater yang diletakkan pada dinding bioreaktor. Pengukuran temperatur dilakukan pada 3 posisi yaitu temperatur luar, temperature dinding dan temperatur dalam tabung bioreaktor. Pengujian sistem pengendalian dilakukan dengan memberi gangguan pada dinding bioreaktor berupa aliran air dingin pada dinding bioreaktor ketika kondisi telah stabil dengan mengamati pHnya. Pemberian gangguan dilakukan selama beberapa saat hingga terjadi penurunan temperatur di dalam tabung bioreaktor. Dengan turunnya temperatur maka kontroler akan bekerja untuk mencapai temperatur yang diinginkan sesuai dengan setpoint yang diberikan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem pengendalian temperatur berhasil menjaga suhu dinding bioreaktor anaerob pada suhu 35 0C dari temperatur 25 0C dalam waktu 1900 detik.
Implementasi Estimator Kecepatan Pertumbuhan Mikroorganisme pada Bioreaktor Anaerob Dewinta Ria Wardhani; Ronny Dwi Noriyati; Totok Soehartanto
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1157.511 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.3260

Abstract

Mikroba memiliki peranan yang sangat penting dalam produktivitas biogas pada pengolahan limbah bahan organik khususnya kotoran ternak pada bioreaktor anaerob, dimana dalam pengolahanya bakteri dipengaruhi oleh nutrisi, pH dan temperatur. Sehingga akan mempengaruhi produk biogas yang dihasilkan. Agar mendapatkan hasil biogas yang diharapkan maka diperlukan sebuah monitoring kecepatan pertumbuhan mikroorganisme. Namun saat ini belum ada alat untuk memonitoring secara langsung sehingga diperlukan sebuah estimator untuk memprediksi pertumbuhan mikroorganisme, untuk memprediksi pertumbuhan mikroorganisme berdasarkan parameter pH dan volume yang diukur. Estimator bekerja berdasarkan model matematis dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan arsitektur Backpropagation dengan metode Lavenberg Marquardt. Estimator yang telah dihasilkan secara offline memiliki input berupa pH dan volume yang dianalogikan melalui tegangan dari potensiometer. Pada penelitian ini akan di implementasikan estimator kecepatan pertumbuhan mikroorganisme (µ) secara online pada bioreaktor anaerob yang digunakan untuk mengekstrak kotoran ternak. Dari pengukuran secara online dan offline didapatkan nilai µ terbaik pada pengukuran secara online yaitu 7,5 pada pH 7,45 dan volume 0,05 L sedangkan nilai µ terbaik pada simulasi 7,3092 pada pH 5,47 dan volume 0,0106 L
Perancangan Safety Instrumented System pada Proses Loading PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan Rahmat Tri widodo; Totok Soehartanto
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.318 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i2.3992

Abstract

Salah satu proses yang ada di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI adalah pengiriman crude oil menuju kapal tanker. Proses tersebut disebut dengan proses loading. Terdapat beberapa jenis crude yang dikirim pada proses loading tersebut, diantaranya adalah crude Jatibarang dan Crude DCO. Terdapat beberapa masalah yang kerap terjadi pada proses loading ini. Yang sering terjadi adalah kebocoran offshore pipeline yang biasa disebabkan oleh korosi air laut. Selain itu juga pernah terjadi penyumbatan pipa oleh crude akibat heater yang tidak berfungsi dengan baik. Sampai saat ini safety system yang ada pada proses loading ini hanya sebuah shutdown valve yang dijalankan manual dengan menggunakan hand switch. Sistem tersebut masih belum bisa menangani permasalahan yang ada. Oleh karena itu pada tugas akhir kali ini dilakukan perancangan SIS pada jalur loading PT Pertamina RU VI Balongan yang kemudian disimulasikan pada software Matlab (Simulink). Simulasi dilakukan dengan memberikan manipulasi besar disturbance yang merepresentasikan kebocoran pada offshore pipeline. Berdasarkan simulasi yang dilakukan, didapatkan bahwa SIS dapat berjalan dengan baik karena dapat menghentikan proses dengan menutup ESDV dan mematikan pompa saat keadaan perbedaan tekanan antara ujung-ujung pipa offshore tinggi. Tingginya perbedaan tekanan antar ujung offshore pipeline mengindikasikan terjadinya kebocoran. SIS yang sudah dirancang kemudian dihitung nilai PFDtotal dan diapatkan nilai sebesar 0,085 sehingga rancangan SIS.
Perancangan Sistem Pengukuran pH dan Temperatur Pada Bioreaktor Anaerob Tipe Semi-Batch Dimas Prasetyo Oetomo; Totok Soehartanto
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (792.403 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i3.5226

Abstract

Proses pada bioreaktor dapat dilakukan secara aerob yaitu menggunakan bantuan oksigen dan anaerob yaitu tidak menggunakan bantuan oksigen. Pada penelitian ini dilakukan fermentasi  enceng gondok untuk menghasilkan biogas menggunakan bioreaktor anaerob tipe semi-batch. Enceng gondok memiliki rasio C/N sebesar 22.5 – 35.84% yang merupakan komposisi optimum untuk ekstraksi biogas. Kinerja dari bioreaktor dalam produksi biogas dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti pH dan temperatur. Pada penelitian ini dilakukan perancangan sistem pengukuran besaran pH dan temperatur secara online sehingga memudahkan dalam pengambilan data. Bahan yang digunakan pada proses fermentasi adalah campuran enceng gondok yang telah dicincang dan dicampur air dengan dua komposisi penambahan berbeda untuk dibandingkan. Pada Bioreaktor1 digunakan komposisi enceng gondok dan air sebesar 1:3 dan pada bioreaktor 2 digunakan komposisi enceng gondok dan air sebesar 0,75: 1,25. Hasil penelitian menyebutkan bahwa bioreaktor 2 dengan komposisi enceng gondok dan air sebesar 0,75: 1,25 menghasilkan biogas lebih aktif dibandingkan dengan bioreaktor 1 dengan komposisi enceng gondok dan air sebesar 1 : 3. Hal tersebut diketahui dari hasil pengukuran selama 76 hari. Dari hasil pengukuran juga diketahui bahwa penurunan nilai COD pada bioreaktor 2 lebih besar dari pada  bioreaktor 1.
Pemodelan Polishing Unit Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan di PT Saka Indonesia Pangkah Limited Riski Fitra Finazis; Totok Soehartanto
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.206 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.47237

Abstract

Pemodelan pada polishing unit yang merupakan bagian dari sistem produced water treatment PT Saka Indonesia Pangkah Limited (PT.SIPL) dilakukan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST). JST dipergunakan untuk mempermudah pemodelan sistem pada polishing unit yaitu pada proses fisika serta biologis yang kompleks dan sulit dimodelakn secara matematis. JST yang digunakan berstruktur Multi-layer feedforward, dengan algoritma Levenberg-Marquardt. Model JST memiliki 4 input node pada input layer yaitu temperatur, pH, COD, TSS dan 1 output node pada output layer berupa COD effluent. Metode untuk menentukan hidden node terbaik belum ada sehingga dilakukan 20 variasi hidden node, untuk mencari nilai RMSE validasi yang terbaik. Hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai RMSE terbaik berada pada JST dengan struktur 4-13-1 (Input layer-hidden layer- output layer). Nilai RMSE yang dihasilkan bernilai 14.7919, yang mana sudah lebih baik dari model JST referensi yang bernilai 59.48. Model JST yang dipergunakan mampu menghasilkan nilai COD dibawah kadar maksimum baku mutu air limbah kegiatan produksi MIGAS fasilitas on-shore dengan rentang nilai 32.4555 - 97.84738 (mg/l). Sehingga dinamika proses pada polishing  unit dapat ditunjukkan model JST 4-13-1 dengan parameter yang mempengaruhi yaitu temperatur, pH, COD, dan TSS.
Perancangan Sistem Monitoring Flowrate, Kandungan Gas Metana, dan Tekanan Guna Mendapatkan Informasi Kondisi pada Bioreaktor Anaerob Jamal Fikri Tanaya; Totok Soehartanto; Putri Yeni Aisyah
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i2.86586

Abstract

Telah dilakukan perancangan sistem monitoring flowrate, kandungan gas metana, dan tekanan guna mendapatkan informasi kondisi pada bioreaktor anaerob. Perancangan sistem monitoring ini dilakukan menggunakan bioreaktor yang ada dihutan Pakal Benowo, Surabaya. Biogas yang di hasilkan berasal dari kotoran sapi dari peternakan yang ada disana. Pada proses pembentukan biogas ini bioreaktor sangat rentan terhadap perubahan suhu lingkungan, jumlah substrat yang tidak stabil, dan juga pH. Variabel tersebut perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi kecepatan, dan kualitas biogas yang dihasilkan. Temperatur lingkungan menjadi salah satu faktor utama bagi aktivitas mikroba karena akan berdampak pada tekanan yang dihasilkan. jumlah substrat yang ada dalam bioreaktor akan menentukan volume sehingga flowrate dari bisa menjadi optimal. Pengaruh dari pH dalam bioreaktor dapat mempengaruhi konsentrasi CH4 yang dihasilkan dan akan sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas biogas. Beberapa parameter tersebut perlu dilakukan monitoring supaya informasi aktual pada plant dapat terekam, dan kualitas dari biogas yang dihasilkan bisa lebih optimal. Monitoring yang dilakukan nantinya berupa kandungan gas metana, tekanan, dan juga flowrate. Sensor yang digunakan pada bioreaktor ini harus tahan terhadap korosif karena sifat dari biogas ini. Nantinya data dari pembacaan sensor akan ditampilkan pada GUI, dan kondisi dari bioreaktor yaitu stabil, upperload, dan underload beserta output tegangan dari setiap sensor yang digunakan.