Permasalahan kesehatan yang dialami remaja dapat mengakibatkan menurunnya kualitas sumber daya manusia. Diantara permasalahan kesehatan yang dihadapi remaja antara lain masalah kesehatan reproduksi, masalah kekerasan pada remaja, masalah pergaulan bebas dan juga masalah penyalahgunaan NAPZA. Pemerintah, dalam hal ini kementrian kesehatan telah mencanangkan penyelenggaraan program posyandu remaja yang merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat agar remaja memiliki wadah untuk pemantauan kesehatan. Implementasi posyandu remaja masih mengalami berbagai kendala, diantaranya kurangnya sumber daya manusia yang bersedia menjadi kader, belum adanya pendaaan khusus untuk penyelenggaraan program, kurangnya pengetahuan remaja mengenai program posyandu remaja dan manfaatnya. Desa Purworejo merupakan desa binaan Universitas Pekalongan dimana implementasi posyandu remaja masih belum optimal. Oleh karena itu, Universitas Pekalongan melakukan pendampingan agar dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan program. Proses pendampingan dilakukan dengan beberapa tahapan, dimulai dari identifikasi kebutuhan belajar atau identifikasi masalah, kemudian tahap selanjutnya adalah edukasi dan sosialisasi program posyandu remaja. Identifikasi kebutuhan belajar menggunakan metode wawancara kepada informan yaitu bidan desa dan remaja. Hasil identifikasi menunjukkan perlunya edukasi mengenai permasalahan remaja serta peran, fungsi dan tahap pelaksanaan posyandu remaja. Kegiatan edukasi dan sosialisasi dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi yang diikuti oleh 15 remaja. Kegiatan tersebut memberikan hasil bahwa terdapat peningkatan pengetahuan remaja mengenai permasalahan remaja dan posyandu remaja dengan perbedaan skor dari 48,6 menjadi 97,3. sebelum edukasi masih kurang dengan skor rerata 48,6 dan hasil post Kegiatan pendampingan posyandu remaja Desa Purworejo masih harus dilanjutkan mengingat program ini masih sangat baru dan membutuhkan dukungan dari Universitas Pekalongan.