Tito Haripradianto
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perancangan Ulang Bangunan Hanggar Maintance Pesawat Terbang Milik PT. Pelita Air Service Di Pondok Cabe Galanico Rihardi Adali Putra; Edi Hari Purwono; Tito Haripradianto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1168.201 KB)

Abstract

Bangunan hanggar maintenance merupakan sebuah bangunan yang digunakan untuk mewadahi kegiatan perawatan dan pemeliharaan pesawat terbang. Di Indonesia terdapat tiga perusahaan penerbangan yang mengoperasikan fasilitas ini, diantaranya yaitu, PT. Garuda Indonesia dengan hanggar Garuda Maintenance Facillity-nya, PT. Merpati Airlines dengan hanggar Merpati Maintenance Facility (MMF), dan PT. Pelita Air Service (PAS) dengan hanggar maintenance-nya yang terletak di lapangan terbang pondok cabe. Saat ini, bangunan hanggar maintenance PT. PAS melayani fasilitas tersebut untuk perusahaan penerbangan domestik saja. Namun, terdapat beberapa permasalahan yang cukup signifikan dalam mendukung fasilitas tersebut diantaranya adalah permasalahan pada kapasitas daya tampung pesawat terbang di dalam ruang hanggar, fasilitas perawatan dan pemeliharaan yang sudah tidak mumpuni, dan terakhir bangunan yang sudah tua dan tidak tepat guna dikarenakan bangunan hanggar sudah berdiri semenjak 1984. Metodologi yang digunakan untuk perancangan ulang bangunan hanggar maintenance ini adalah evaluatif desain, dimana informasi kondisi eksisting bangunan dikumpulkan, dianlaisa, dan digunakan sebagai dasar dari perancangan ini.Kata kunci: perancangan ulang, hanggar, sistem struktur, perawatan dan pemeliharaan
MANGROVE REHABILITATION CENTER KRAKSAAN – PROBOLINGGO DENGAN KONSEP EKOWISATA Muhammad Nelza Mulki Iqbal; Agung Murti Nugroho; Tito Haripradianto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1117.098 KB)

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan hutan mangrove terbesar , dengan prosentase mencapai 27 % dari luas mangrove dunia serta 75 % dari total mangrove di Asia Tenggara. Namun konversi lahan mangrove menjadi lahan tambak, perumahan, industri, serta eksploitasi berlebihan terhadap ekosistem ini menyebabkan keberadaan ekosistem mangrove di Indonesia semakin terkikis tiap tahunnya. Kecenderungan penurunan dan kerusakan tersebut diidentifikasi oleh Departemen Kehutanan pada tahun 2003 mencapai 200 ribu Ha/tahun. Kabupaten Probolinggo sebagai salah satu daerah pesisir dengan potensi bakau yang cukup baik, sedang merencanakan pengembangan kawasan baru berupa zonasi ruang terbuka hijau yang nantinya selain sebagai wilayah konservasi mangrove juga sebagai areal ekowisata yang diharapkan bisa memberi dampak positif bagi masyarakat terutama disisi ekonomi. Belakangan dalam upaya merehabilitasi dan mengkonservasi suatu areal ekositem mangrove, beberapa daerah telah mengembangkan sebuah tata pengelolaan lahan berwujud ekowisata. Ekowisata secara konsep adalah model pariwisata yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga sekaligus berbasiskan budaya serta memberikan keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat. Muatan ekologi dalam sebuah areal wisata sangat erat kaitanya dengan implementasi sustainable development dalam arsitektural. Dimana didalamnya akan sangat berperan implementasi ekologi arsitektur dengan misi pemeliharaan dan konservasi alam. Oleh karena itu ekowisata menjadi salah satu agenda serius pengembangan pariwisata Indonesia ke depan. Dan seiring dengan mendesaknya kebutuhan untuk mengkonservasi dan merehabilitasi mangrove di wilayah Kabupaten Probolinggo, maka perlu disediakan fasilitas untuk mempertahankan dan melestarikan ekosistem hutan mangrove yang ada saat ini yang tidak hanya memiliki fungsi konservasi namun memberi manfaat dalam menjaga keseimbangan ekonomi, pendidikan, dan juga ekologi.Kata Kunci : Mangrove, Ekowisata, Ekologi Arsitektur, Konservasi
SEKOLAH NONFORMAL UNTUK ANAK JALANAN DI YOGYAKARTA Yogi Septian Pramudia; Edi Hari Purwono; Tito Haripradianto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.356 KB)

Abstract

Pendidikan merupakan aspek penting yang mendasari perkembangan budaya, sosial, dan ekonomi, kesemuanya merupakan masalah yang selalu bersinggungan dengan perencanaan di Negara berkembang. Sebagai Negara berkembang permasalahan yang dihadapi Indonesia adalah kurang meratanya tingkat pendidikan yang diakibatkan kurang adanya fasilitas dan sistem pendidikan yang mewadahi, hal tersebut berdampak pada buruknya tingkat perekonomian dan sosial masyarakat di negara ini. Munculnya fenomena anak jalanan di Indonesia bermula pada akhir tahun 90-an, ketika krisis ekonomi di Indonesia semakin parah. Keberadaan anak jalanan sangat mencolok di berbagai kota yang sudah tidak terbatas pada kota-kota besar akan tetapi juga menjalar ke berbagai kota kecil, sama halnya dengan kota Yogyakarta yang memiliki tingkat persebaran anak jalanan tertinggi ketiga di Indonesia. Hingga saat ini masih belum ada langkah kongkrit pemerintah untuk melakukan perbaikan. Untuk itu diperlukan sebuah wadah berupa sekolah nonformal yang bertujuan untuk mengakomodasi permasalahan anak jalanan. Dalam sehari indonesia menghasilkan 205.200 sampah plastik, diantaranya 8840 stereofoam dan 2240 botol plastik. Permasalahan limbah juga menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan, disetiap harinya rata – rata setiap kota di Indonesia menghasilkan kurang lebih sekitar 8350 m3 sampah anorganik dan 82% nya ditampung di tempat pembuangan akhir, Setiap harinya 1 individu menghasilkan 3 plastik dan 3 stereofoam, serta 1 kemasan botol plastik. Dalam proses perancangannya sekolah nonformal ini menggunakan metode pragmatis dengan pemanfaatan lahan sisa yang terletak di area gudang kereta api lama lempuyangan yang telah mengalami disfungsi. Serta memanfaatkan limbah botol mineral plastik sebagai dinding nonstruktural pada bangunan. Selain sebagai dinding nonstruktural, limbah plastik nantinya dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran daur ulang limbah.Kata kunci : pendidikan, anak jalanan, sekolah nonformal, limbah, plastik, pragmatis
Persepsi Visual Pengunjung terhadap General Interior Zara Store Pakuwon Mall Surabaya Hosea Dandy Wibowo; Tito Haripradianto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan e-commerce yang pesat membuat konsumen cenderung belanja online karena konsumen menemukan ketidakpuasan dalam berbelanja di toko fisik. Namun konsumen tetap ingin mempertahankan adanya toko fisik karena pada toko fisik konsumen mendapatkan pengalaman yang tidak bisa ditemukan di toko online. General interior merupakan bagian dari store atmosphere yang mempengaruhi persepsi pengunjung terhadap toko fisik. Zara Store merupakan salah satu tenant utama di Pakuwon Mall Surabaya yang general interior-nya berpengaruh signifikan terhadap store image atau persepsi yang didapatkan pengunjung, dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi visual pengunjung terhadap desain interior pada Zara Store Pakuwon Mall Surabaya. Penelitian ini menggunakan strategi kuantitatif deskriptif dengan cara memberikan kuisioner kepada 100 responden. Elemen general interior dinilai berdasarkan 4 elemen visual yaitu bentuk, warna, tekstur, dan material. Pengukuran data menggunakan skala semantic diferensial. Ditemukan bahwa elemen general interior Zara Store Pakuwon Mall Surabaya dinilai sangat baik dengan elemen pencahayaan yang mendapat penilaian tertinggi dan elemen kasir yang mendapat penilaian terendah. Berdasarkan skala penilaian, ditemukan bahwa elemen general interior secara keseluruhan dinilai sangat bagus namun netral (tidak unik).
Kajian Visibilitas Signage Sebagai Bagian Dari Wayfinding System Pada Mal Raditya Nugraha Akbar Saleh; Tito Haripradianto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol. 10 No. 4 (2022): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas signage sebagai bagian dari sistem wayfinding pada mal, dalam upaya untuk mempelajari dan mengembangkan kualitas wayfindng. Visibiliti merupakan komponen penting pada wayfinding dan sangat berhubungan dengan bagaimana tampilan, lokasi dan kondisi sekitar signage di letakan. Pada area mal yang luas dan dengan memiliki fungsi yang beragam membuat bangunan ini selalu ramai dikunjungi, dengan banyaknya tujuan dalam satu bangunan tersebut diperlukanya pengarah jalan yang mudah untuk terlihat tanpa menganggu kenyamanan pengunjung. Dari hasil penelitian ditemukan pada bangunan Mall Olympic Garden kota Malang 92% signage directional memiliki kualitas visibiliti yang ideal dengan beberapa masalah kecil yang masih dapat dikembangkan lagi. Sedangkan 8% sisanya memiliki kualitas visibiliti yang kurang ideal.
Evaluasi Purna Huni Aspek Teknis Ruang Poli Bangunan Puskesmas Gedangan Hazzara Damar Eryasa; Tito Haripradianto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol. 10 No. 4 (2022): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Sarana pelayanan kesehatan yang mencakup wilayah kerja terkecil adalah Puskesmas. Puskesmas Gedangan terletak di Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo. Ruang poli merupakan tumpuan unit pelayanan pertama yang berperan penting dalam memenuhi pelayanan utama yang menyediakan pelayanan kesehatan. Hasil observasi awal menunjukan adanya aspek teknis pada ruang poli yang belum memenuhi standar. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesesuaian sepuluh ruang poli, ditinjau dari aspek teknis dan dikomparasikan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.43 tahun 2019 tentang Puskesmas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif, Data primer didapatkan dari observasi kualitas pencahayaan dan penghawaan, sistem air bersih, sanitasi, dan higiene, sistem kelistrikan, sistem komunikasi, dan sistem proteksi kebakaran. Pengukuran dilakukan untuk memperoleh data tingkat pencahayaan, suhu, dan akustik. Data sekunder diperoleh dari studi literatur. Hasil analisis dan pembahasan pada penelitian menemukan bahwa sistem pencahayaan sebagian besar ruang poli telah sesuai. Penghawaan pada ruang poli sebagian besar telah sesuai. Sistem air bersih, sistem pengolahan limbah cair, sistem pengolahan limbah padat, dan sistem higiene sebagian besar sudah sesuai. Sistem kelistrikan seluruhnya telah sesuai. Sistem komunikasi di dalam bangunan pada ruang poli puskesmas gedangan seluruhnya telah sesuai. Sistem proteksi kebakaran masih belum sepenuhnya sesuai. Kata kunci: puskesmas, evaluasi purna huni, aspek teknis ABSTRACT The health facility that covers the smallest working area is the Puskesmas. Gedangan Health Center is located in Gedangan District, Sidoarjo Regency. The ward room is the service unit which plays an important role in fulfilling the main services that provide health services. Preliminary observation results show that there are technical aspects in the ward room that do not meet the standards. This study aims to assess the suitability level of ten ward rooms, in terms of technical aspects and compared with Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas. The research was conducted using qualitative methods with descriptive analysis. The primary data was obtained from observing the quality of lighting and ventilation, clean water, sanitation and hygiene systems, electrical systems, communication systems, and fire protection systems. Measurements were made to obtain data on lighting levels, temperature, and acoustics. Secondary data obtained from literature studies. The results of the analysis and discussion of the study found that the lighting systems for most of the ward rooms were appropriate. Most of the ventilation in the ward room is appropriate. Clean water systems, liquid waste treatment systems, solid waste treatment systems, and hygiene systems are mostly appropriate. The entire electrical system is in accordance. The communication system inside the building in the ward room of the Gedangan Health Center is completely appropriate. The fire protection system is not fully compliant. Keywords: puskesmas, post occupancy evaluation, technical aspect