Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG CARA PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA IBU-IBU PKK Marcellina Rasemi Widayanti; Maria Santrisna Wulu
Bahasa Indonesia Vol 5 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v5i2.168

Abstract

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan pemeriksaan dengan melihat dan memeriksa perubahan payudaranya sendiri setiap bulan sehingga kelainan dapat dideteksi secara dini. Fenomena yang di temukan oleh peneliti pada ibu-ibu PKK di RT 08 RW 05 Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Surabaya, beberapa ibu-ibu belum mengenal tentang cara pemeriksaan payudara sendiri dan tidak pernah melakukan cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan (tahu) mengenai pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada ibu-ibu PKK. Desain penelitian ini adalah pra eksperimental dengan rancangan one-group pra—post test design dan populasi penelitian ini adalah ibu-ibu PKK di RW 05 RT 08 Kelurahan Sawunggaling Kecamatan Wonokromo Surabaya dan menggunakan simple random sampling didapatkan sebanyak 33 responden berdasarkan kriteria inklusi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan dan variabel dependennya adalah tingkat pengetahuan. Instrument pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan didapatkan hasil lebih dari 50% (58%) responden memiliki tingkat pengetahuan cukup dan setelah dilakukan penyuluhan didapatkan lebih dari 50% (61%) responden memiliki tingkat pengetahuan baik. Hasil uji statistik Wilcoxon dengan tingkat signifikan α= 0,005 didapatkan harga p= 0,000 dan nilai Zhitung = -3,752 > Ztabel = ±1,96. Oleh karena harga p<α, maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang cara pemeriksaan payudara sendiri. Berdasarkan hasil penelitian, saran peneliti kepada ibu kader kesehatan untuk bekerja sama dengan petugas kesehatan dari Puskesmas Jagir dalam memberikan penyuluhan kesehatan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG IMUNISASI KANKER SERVIKS Marcellina Rasemi Widayanti
Bahasa Indonesia Vol 5 No 1 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v5i1.175

Abstract

Salah satu usaha pencegahan terjadinya kanker serviks adalah dengan pemberian imunisasi kanker serviks untuk melindungi dan meningkatkan kekebalan wanita dari penyakit kanker serviks.Fenomenanya masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui tentang imunisasi kanker serviks hal ini dapat dilihat dari tingginya jumlah penderita yang disebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang imunisasi kanker serviks termasuk mahasiswa S1 keperawatan tingkat I angkatan 2015 dimana masih banyak mahasiswa yang diwawancarai mengatakan baru mengetahui tentang adanya imunisasi kanker serviks.Penelitian ini bertujuan untuk mengkomunikasikan tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi kanker serviks.Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif yaitu memaparkan tingkat pengetahuan mahasiswa tentang imunisasi kanker serviks.Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Keperawatan tingkat I angkatan 2015 di STIKES Katolik St.Vincentius a Paulo Surabaya dengan jumlah sampel 50mahasiswa yang diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh.Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.Hasil yang ditemukan sebagian besar (86,44%) tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai imunisasi kanker serviks adalah kurang. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar materi tentang imunisasi kanker serviks disosialisasikan melalui madding, seminar/penyuluhan dan dimasukkan pada bulletin/jurnal STIKES St. Vincentius a Paulo Surabaya sehingga tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan & Fisioterapi tentang imunisasi kanker serviks menjadi semakin baik serta mampu melakukan pencegahan untuk diri sendiri dan orang lain.
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI Marcellina Rasemi; Irine Yunila Prastyawati; Imelda Angelia Bhato
Jurnal Keperawatan Dirgahayu (JKD) Vol 4 No 1 (2022): Maret
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, STIKES Dirgahayu Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52841/jkd.v4i1.219

Abstract

Makanan tambahan pendamping Air Susu Ibu (MPASI) penting dimengerti oleh orang tua terutama kualitas dan kuantitas nutrisi yang diberikan pada anak, karena komponen ASI zat nutrisinya sudah mulai berkurang sehingga perlunya makanan pendamping selain ASI. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran karakteristik ibu yang memberikan makanan pendamping ASI. Metode penelitian deskriptif dengan populasi semua ibu anggota Posyandu Delima RW 04. menggunakan sampel sebanyak 30 responden. Teknik sampling menggunakan sampling jenuh, semua responden digunakan. Variabel penelitian ini adalah karakteristik ibu yang memberikan makanan pendamping ASI, menggunakan instrumen berupa kuesioner karakteristik ibu dan pengetahuan dalam pemberian makanan pendamping ASI. Analisis statistik menggunakan ASDPP. Hasil karakteristik ibu yang memberikan makanan pendamping ASI sebagai berikut: Pendidikan terakhir sebagian besar (76,7%) adalah perguruan tinggi. Usia responden sebagian besar (80%) antara 26 tahun sampai dengan 35 tahun. Pekerjaan lebih dari 50% (63,3%) adalah ibu rumah tangga. Mayoritas (96,7%) Responden pernah mendapat informasi tentang pemberian makanan pendamping ASI, lebih dari 50% (67%) responden memiliki tingkat pengetahuan (tahu) baik tentang pemberian makanan pendamping ASI di Posyandu Delima RW 04 Kelurahan Tropodo Kecamatan Waru Sidoarjo. Berdasarkan data diatas perlunya meningkatkan edukasi atau penyuluhan pada posyandu terutama dimeja 4 serta diberi leaflet atau brosur yang bisa dibawa pulang untuk mengingat kembali di rumah. Tindakan ini untuk memperjelas informasi yang diperoleh ibu-ibu dari media sosial.
HUBUNGAN ANTARA FINNISH DIABETES RISK SCORE (FINDRISC) DAN GULA DARAH SEWAKTU (GDS) SEBAGAI PREDIKTOR RISIKO PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KOMUNITAS BECAK LESTARI SURABAYA: Relationship Between Finnish Diabetes, Risk Score (Findrisc) and Blood Sugar at Time (BS) as a Risk Predictor of Mellitus Diabetes In The Becak Community Lestari Surabaya Marcellina Rasemi Widayanti
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 6 No. 1 (2020): JIKep | Maret 2020
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.631 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v6i1.565

Abstract

Latar Belakang: Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya. Deteksi dini DM penting dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit DM. Salah satu prediktor terjadinya DM adalah Finnish Diabetes Risk Score (FINDRISC). FINDRISC merupakan alat ukur kuesioner yang digunakan untuk mengidentifikasi seseorang terhadap risiko DM Tipe 2. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara Finnish Diabetes Risk Score (FINDRISC) dan Gula Darah Sewaktu sebagai Prediktor Risiko Diabetes Mellitus pada Komunitas Becak Lestari Surabaya. Metode: Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan secara crosssectional. Data diambil di komunitas becak Lestari Surabaya pada bulan Oktober – November 2019. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Hasil: Total sampel dalam penelitian ini adalah 136 responden. Jenis kelamin dominan dalam penelitian ini adalah perempuan sebanyak 75 responden (55,1%) dan usia yang mendominasi dalam rentang 45 – 54 tahun sebanyak 51 responden (37,5%) serta rentang usia 55 – 64 tahun sebanyak 51 responden (37,5%). Hasil uji statistik rank spearman antara FINDRISC score dan hasil pemeriksaan GDS menunjukkan nilai p 0,004 (p<0,05). Kesimpulan: Ada hubungan antara FINDRISC score dan hasil pemeriksaan GDS.
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP SISWA DALAM PERAWATAN GIGI DI SDN 601 MENANGGAL SURABAYA: The Effect of Health Promotion on Attitude of Students in Dental Care in Public Elementary School 601 Menanggal Surabaya Etta Suryaningsih; Marcellina Rasemi Widayanti; Ni Nyoman Wahyu Lestariana
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 6 No. 2 (2020): JIKep | September 2020
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.192 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v6i2.566

Abstract

Latar Belakang: Pengetahuan tentang perawatan gigi pada anak SD menentukan kesehatan gigi pada usia selanjutnya. Pengetahuan baik maka diikuti sikap positif, sikap positif mempengaruhi niat. Fenomena di SDN 601 Mananggal Surabaya, siswa mengatakan tahu perawatan gigi tetapi masih menyukai makanan manis setelahnya lupa menggosok gigi atau berkumur, dan ada yang mengalami gigi karies. Hal ini dikarenakan penyuluhan kesehatan belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap sikap siswa dalam perawatan gigi. Metode: Desain penelitian Pra Eksperimental dengan rancangan One Group Pre-Post Test Design. Variabel independen penyuluhan kesehatan dan variabel dependen sikap siswa. Populasi siswa SDN 601 Menanggal Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel penelitian sebanyak 33 responden dengan teknik Simple Random Sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil: hasil sebelum diberikan penyuluhan kesehatan 73% siswa memiliki sikap negatif, sesudah diberikan penyuluhan kesehatan 64% siswa memiliki sikap positif. Hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan nilai P(0,001)<?(0,05) Kesimpulan: H0 ditolak berarti ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap sikap siswa dalam perawatan gigi sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluhan kesehatan efektif meningkatkan sikap menjadi positif.
HUBUNGAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KEPERAWATAN DENGAN CARING MAHASISWA PROFESI NERS DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILAYAH SURABAYA : The Relationship Between Technological Skill Competency and Caring of Nursing Profession Students in Surabaya Region Ignata Yuliati; Marcellina Rasemi Widayanti
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 6 No. 2 (2020): JIKep | September 2020
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.715 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v6i2.642

Abstract

Technology is an integrated presence between science and machines. Information technology in nursing includes knowledge, attitudes and skills. These three things are needed by a health care profession in their daily work. The ability of nurses to use nursing technology is a form of caring. Nurse caring behavior is very important in fulfilling patient satisfaction, therefore students' understanding of technology as a form of caring in nursing needs to be instilled since the period of education. The purpose of this study was to identify the relationship between the technological skill competency in nursing and caring of nursing profession students. The research method used in this study is correlation analytic with cross sectional approach. Questionnaire was utilized to gather the needed data and information. The subjects of this study were 90 nursing students, total sampling was applied to gained participants. Respondents met the inclusion criteria, namely studying at STIKes in the Surabaya region, being willing to be respondents, and graduating a bachelor's degree in nursing, a maximum of one year before continuing to Ners profession student. The results showed that there was a significant relationship between the ability to use technology (medical devices) and caring of Ners professional students (p = 0.000; r = 0.630. There was a significant relationship between the ability to use technology (Information and Communication Technology) and caring (p = 0.000; r = 0.469). The ability to use technology makes nurses understand the patient as a whole or holistic human. If the nurse understands the patient completely then he will understand all aspects of the patient as a unique person, this will help patients to develop and accelerate the healing process. The ability of nurses to use technology is an expression of caring in nursing, where caring and technology are an integral part. Technology plays an important role in health care, technology is used to improve patient safety, save lives patient and support nurses in their job. Teaching caring from the time of education is very important because this is the first stage for nursing students to learn the value and meaning of the nursing profession.
Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemandirian Personal Hygiene Anak Pra Sekolah Marcellina Rasemi Widayanti; Irine Yunila Prastyawati; Lenda Yuliana Tlonaen
JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR Vol. 5 No. 1 (2022): JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR
Publisher : STIKes MERCUBAKTIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36984/jkm.v5i1.275

Abstract

Parenting is a combination of acceptance, response, rules and demands given by parents to their children and prepares their children to make decisions and act independently. The purpose of this study was to analyze the relationship between parenting patterns with the level of personal hygiene independence in preschool children. The population is the parents of Bunga Pertiwi Kindergarten students, with samples 30 mothers who meet the inclusion criteria, using purposive sampling technique. This research design uses a correlation study with a cross sectional approach. The data was processed using ASDPP. The result was that the majority (90%) of respondents applied democratic parenting and most (77%) of children were in the category of good personal hygiene. The results of the Spearman Rank test show that there is a positive relationship between parenting patterns and the personal hygiene independence of preschool children with p < (p = 0.000), correlation coefficient 0.636 with a high level of relationship. The application of democratic parenting to children will make children become independent personal hygiene. Therefore, the school can facilitate parents in introducing the best parenting styles for their children by conducting counseling in collaboration with professionals.
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI PADA REMAJA Marcellina Rasemi Widayanti; Irine Yunila Prastyawati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v3i1.317

Abstract

Reproductive health in adolescent girls needs special attention, especially regarding breast self-examination/BSE as an early detection of breast cancer. The problem is the lack of knowledge of BSE in young women in the Palem Nirwana Sidoarjo Youth Association, the data is based on the results of interviews with 8 young women. The result: 5 people do not know BSE, 3 people have heard of it on TV but don't do it because they don't know how, someone tells that her friend had a lump on her breast and left it alone because there were no complaints, so she didn't check her breasts for lumps. Adolescents in the Palem Nirwana Sidoarjo Youth Association have never received health education about breast self-examination. apply to himself and can share this knowledge with his friends who do not know. After the Health education was carried out, the results of the evaluation of the majority of participants increased their knowledge. Furthermore, assistance is provided for the implementation of BSE. In conclusion, young women in the Paguyuban Palem Nirwana Sidoarjo are able to apply BSE without experiencing difficulties.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT Marcellina Rasemi Widayanti; Adhe Putri Handayani Daga
Jurnal Keperawatan Vol 5 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.209 KB)

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dirumah tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit serta menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber pada masyarakat. Fenomena yang terjadi di RW 05 Kelurahan Darmo lingkungan sekitar rumah masih kotor dan banyak sampah berserakan. Hasil wawancara mengenai PHBS beberapa ibu rumah tangga mengungkapkan tidak memahami tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis Hubungan antara Tingkat Pengetahuan (Tahu) dan Sikap terhadap Perilaku Hidup Bersih Sehat pada Ibu Rumah Tangga. Metode penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan waktu Cross Sectional. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah 80 ibu rumah tangga di RW 05 (RT 08,09dan 11). Jumlah sampel penelitian 66 responden dengan menggunakanCluster Random sampling. Variabel yang digunakan adalah tingkat pengetahuan (tahu) dan sikap ibu rumah tangga tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil uji Rank Spearmen dengan menggunakan program SPSS p = 0,000, p < α (0,05) maka H0 ditolak serta koefisien korelasi +0,551 berarti ada hubungan positif sedang antara tingkat pengetahuan (tahu) dan sikap ibu rumah tangga tentang perilaku hidup bersih dan sehat di RW 05 Kelurahan Darmo Surabaya. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap adalah pendidikan dan informasi. Peneliti menyarankan kepada Ketua RW 05 melalui kader setempat bekerja sama dengan tenaga Promkes Puskesmas Jagir untuk meningkatkan pengetahuan dengan mengadakan kembali penyuluhan dan kunjungan rumah serta cara pencegahannya agar ibu dapat menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat.
UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN ORANG TUA SISWA MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN CACAR AIR PADA ANAK TAMAN KANAK KANAK Marcelina Rasemi Widayanti; Irine Yunila Prastyawati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.088 KB) | DOI: 10.47560/pengabmas.v2i2.306

Abstract

Orang tua yang memiliki anak usia Taman Kanak-kanak penting memahami/ mengetahui mengenai penyakit Cacar air yg merupakan infeksi oleh virus Varicella zoster. Virus ini ditularkan melalui udara (lewat percikan ludah pada saat penderita batuk/bersin) dan melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuhan/ ruam. Penyakit ini sering menyerang anak-anak. Gejala utamanya adalah ruam/kemerahan di kulit yang menyerupai jerawat atau sengatan serangga dan terasa sangat gatal. Ruam ini akan berubah menjadi lepuhan berisi cairan yang kemudian akan pecah dan akhirnya membentuk keropeng setelah sembuh. Ruam biasanya pertama kali muncul di wajah, dada, perut dan punggung lalu menyebar ke seluruh tubuh. Gejala lainnya berupa demam, nyeri kepala, rasa lelah dan napsu makan menurun. Cacar air pada anak biasanya berlangsung selama 5-10 hari. Terapi yang diberikan meliputi: untuk mengatasi gatal, diberi lotion calamine pada kulit & anthistamin, sedangkan untuk penurun panas misalnya: paracetamol, asupan cairan ditingkatkan untuk mencegah dehidrasi dengan meningkatkan minum air, susu atau makanan cair. Hindari menggaruk ruam yang gatal karena garukan bisa menimbulkan luka yang dapat memicu terjadinya infeksi atau bekas luka yang menetap, sebaiknya potong kuku anak. Memberi pakaian yang nyaman untuk mencegah iritasi pada kulit. Cacar air pada anak sangat mudah menular untuk mencegah penularan terhadap teman-teman disekolah sebaiknya tinggal di rumah dan beristirahat sampai seluruh keropengnya mengering dan akan lepas sendiri keropeng yg sudah mengering. Penyakit cacar air dapat dicegah dengan pemberian vaksin cacar air / varisela. Pendidikan Kesehatan pada orang tua murid di TK Bunga Pertiwi dengan topik penyakit cacar air belum pernah diberikan, dari hasil wawancara beberapa ibu mengatakan kurang memahami mengenai pencegahan & perawatannya, sehingga pemberian edukasi/ Pendidikan kesehatan perlu diberikan. Tujuan dari Pendidikan Kesehatan/ edukasi ini untuk meningkatkan pemahaman orang tua mengenai pentingnya pencegahan penyakit cacar air pada pada siswa TK Bunga Pertiwi, sehingga orang tua dapat melakukan pencegahan dan jika anak mengalami cacar air orang segera mencari pengobatan ke puskesmas/ dokter keluarga serta mampu merawat anak dengan baik dan benar, meminimalkan terjadinya penularan terhadap orang-orang dilingkungannya dan mencegah terjadinya komplikasi pada anak yg menderita cacar air.