Firman Hawari
Departemen Desain Interior, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember – Surabaya

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KAJIAN ESTETIKA KURSI EKSPERIMENTAL Hawari, Firman
Dimensi Interior Vol 9, No 2 (2011): DESEMBER 2011
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.26 KB) | DOI: 10.9744/interior.9.2.89-96

Abstract

Designing chairs in the 20 th century was marked by the efforts to reduce dependency on nature while accelerating issues of the environment and also motivating people to explore their creativity wider. As an implementation of the above aims, several chairs were designed with attempts to explore new values, one of which was material exploration. These attempts include the emergence of new values on many kind of experiments such as the finishing, processing, structure, ergonomics, and which are eventually directed to the final chair form. This research uses the qualitative method of approach with emphasis on the aesthetic meaning and logic of the experimental chair. The aims include identifying the principles of designing experimental chairs through several analyses such as the analysis of experiments that had been done and the analysis of form and function. The research was also undertaken using the methods of description and comparison to analyze the aesthetic values of experimental chairs. Results revealed that the forms produced on experimental chairs were more to be impacted by the process of production elements like materials, color, structure, manufacturing, and finishing that eventually establishes new forms that are more unique and unusual than conventional chairs. The new forms seen on experimental chairs reflect more of contemporary and postmodern values. Contemporary values are represented by the visual uniqueness that relates to contemporary aesthetics while postmodern values were showed by the concept of universality inside it. It is hoped that the conclusions of this paper would determine the direction and orientation of experimental chair design so that it becomes a stimulus chair of deeper chair design development in the future
Implementasi Prinsip-Prinsip Strukturalisme untuk Mengidentifikasi Kondisi Aktual Dry Leaf Board sebagai Material Perancangan Interior Firman Hawari
Jurnal Desain Interior Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.229 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v2i1.2375

Abstract

Beberapa kajian mengenai dry leaf board yang dilakukan sebelumnya telah memunculkan beberapa asumsi, antara lain: orisinalitas, urban waste, customize, aplikasi manual, dan pemanfaatan dry leaf board itu sendiri. Asumsi-asumsi tersebut menunjukkan bahwa proses penciptaan dan produksi dry leaf board telah melahirkan bentuk dan struktur yang dapat dilihat bahkan dinilai. Secara filosofis, dry leaf board membangun makna berdasarkan pada bentuk dan struktur tersebut yang terkait erat dengan pola pikir masyarakat di mana ia diciptakan.Kajian berikut ini akan difokuskan pada pembahasan implementasi prinsip-prinsip strukturalisme untuk mengidentifikasi kondisi aktual dry leaf board. Pembahasannya dikaitkan dengan prinsip-prinsip universal dari pikiran manusia yang menjadi dasar karakter budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia dalam proses penciptaan dan produksi dry leaf board sebagai material perancangan interior. Gagasan strukturalisme juga melakukan pencarian keterpaduan unsur pembangun dari realitas gagasan dry leaf board yang beraneka ragam di permukaan secara ilmiah (obyektif, ketat dan berjarak). Berdasarkan pemahaman strukturalisme, makna aktual dry leaf board tidak bersumber dari individu manusia melainkan lebih memusat pada sistem relasi bentuk yang mendasarinya seperti material, proses produksi, kemampuan fisik, serta hasil akhirnya.Pemikiran tersebut membuka peluang pembahasan implementasi prinsip-prinsip strukturalisme dalam membangun sistem relasi bentuk dan struktur pada dry leaf board. Terungkapnya gagasan aktual dari dry leaf board diharapkan akan dapat mempengaruhi pengembangan visual dan pemanfaatannya serta pengaruhnya pada perancangan interior ruang secara keseluruhan di masa yang akan datang.Kata kunci: dry leaf board; strukturalisme; sistem relasi bentuk; kondisi aktualABSTRACT Many research about dry leaf board that has been done previously has concluded some assumptions, among others: originality, urban waste, customize, manual application, and utilization. These assumptions suggest that the process of creating and producing dry leaf boards has produce form and structure that can be seen and even assessed. Philosophically, dry leaf board builds meaning based on the form and structure that is closely related to the mindset of the society in which it was created.This study will be focused on discussing an implementation of structuralism principles to identify actual condition of dry leaf board. A discussion will be linked to universal principles of human mind that become base on cultural character and man-habits in process of creating and producing dry leaf board as an interior design material. The idea of structuralism also searches for the integration of constructive elements from the reality of dry leaf board ideas that are scientifically diverse (objective, strict and distantly). Based on understanding of structuralism, an actual meaning of dry leaf board does not originate from individual human beings but rather focuses on base forms of relation systems such as material, production processes, physical capabilities, and end result. That thought opens an opportunity for discussing implementation of structuralism principles in building the system of form and structure relationships on dry leaf board. The disclosure of actual idea of dry leaf board is expected to affect visual development and its utilization as well as its influence on design of interior space as a whole in the future.Keywords: dry leaf board; strukturalism; system of form relations; actual condition
Kajian Kelayakan Dry Leaf Board Sebagai Material Akustik Untuk Ruang Hunian Firman Hawari
Jurnal Desain Interior Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.387 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v1i1.1464

Abstract

Berdasarkan analisis visual terhadap tekstur permukaan yang licin dan struktur dalam(inner structure) dry leaf board yang berkomposisi silang dan berpori, didapatkan hipotesa mengenai kemungkinan pengembangan potensi dry leaf board sebagai komponen akustik ruang.Tahapan- tahapan yang akan dilakukan meliputi analisis proses serap gelombang bunyi, ujikemampuan akustik (absorpsi, refleksi, dan  insulasi), perencanaan komposisi visual permukaan dan  bentuk, evaluasi, revisi, serta kesimpulan.Kajian ini diharapkan dapat menghasilkan kesimpulan mengenai tingkat kemampuan dry leaf board sebagai material akustik ruang hunian dan tingkat kebisingan (noise level) yang dapat diredam. Keluaran-keluarannya berupa publikasi artikel ilmiah untuk jurnal akreditasi nasional, hak paten, dan juga kegiatan PKM terkait. ABSTRACT Based on visual analysis of the slippery surface texture and composition of inner structure that is cross and porous,obtained hypothesis about possibility of the development of dry leaf board potency as a component of the space acoustic. Stages will be implement are analysis of the absorption process of sound waves, acoustic testing capabilities (absorption, reflection, and insulation), designing surface visual of composition and form, evaluation, revision, and conclusions.This studyis expected toproduceconclusions aboutlevel of dry leaf board ability as an acoustic material of residential space and noise level can be absorped. An outputs like the publication ofscientific articles for nationalaccredited journals, patent, also small and medium industry development activities.Key Words :dry leaf board, residential space, acoustic material,noise level
Kajian Muatan Green Design pada Dry Leaf Board Firman Hawari
Jurnal Desain Interior Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.984 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v1i2.1909

Abstract

Green design merupakan gerakan pelestarian lingkungan hidup yang berusaha diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Diprediksikan bahwa di masa yang akan datang, berbagai bentuk aktivitas manusia sehari-hari akan selalu dikaitkan dengan pelaksanaan konsep green design. Termasuk di dalam ruang lingkupnya adalah kegiatan penciptaan material bangunan. Dengan mengakomodasi konsep tersebut, kegiatan yang dilaksanakan akan berada dalam jalur konservasi lingkungan hidup. Material bangunan yang mengaplikasikan konsep green design, selain kemampuan yang dimilikinya, peluang agar dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama juga akan terbuka. Salah satu material bangunan yang berusaha mengaplikasikan konsep tersebut adalah dry leaf board. Dry leaf board yang masuk dalam kategori produk baru sejak awal diarahkan untuk merepresentasikan green design dalam setiap variabel aplikasinya.Dalam kajian ini, sistematika pemikiran diarahkan untuk mengidentifikasi dry leaf board sebagai sebuah material bangunan yang mengandung muatan green design. Pembahasan meliputi definisi green design, dry leaf board, serta muatan green design dalam produk dry leaf board dari pemilihan bahan baku, proses produksi, dan produk akhirnya. Pemahaman terhadap kajian ini akan mendorong masyarakat untuk turut terlibat dalam pelestarian lingkungan hidup selain mengaplikasikan fungsi dry leaf board itu sendiri sebagai material bangunan.
Desain Interior Sinepleks Brylian Plaza Kendari Berkonsep “New Experience” dengan Langgam Neo-Gothic Mohammad Adnan Risky Solo Limba; R. Adi Wardoyo; Firman Hawari
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.811 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.19910

Abstract

Laporan ini disusun sebagai persyaratan akademik yang terdapat dalam kurikulum Jurusan Desain Interior Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Laporan ini berisi tentang sebuah proses merancang sebuah Cineplex yang berawal dari sebuah eksisting yang telah ada, yaitu di Brylian Plaza Kendari lantai 4. Proses merancang / mendesain dimulai dari menganalisa dan memilah masalah yang dihadapi dalam merancang sinepleks ini, baik dari eksisting maupun dari sinepleks lain yang ada di kota Kendari (Hollywood Square), sehingga terpilih suatu konsep “New Experience” dengan langgam Neo-Gothic. Dengan konsep New Experience yang diharapkan adalah memberikan pengalaman – pengalaman baru dalam hal menikmati sinepleks di kota Kendari, dengan menggunakan langgam Neo-Gothic sebagai langgam desainnya yang memiliki kesamaan dengan warna corporate identity Brylian Plaza (merah dan hitam). Selain itu, langgam Neo-Gothic juga masih sangat jarang digunakan dalam desain sinepleks di Indonesia, sehingga dengan langgam Neo-Gothic juga diharapkan memberikan pengalaman yang baru dalam menikmati sinepleks Brylian Plaza Kendari tersebut. Pengaplikasian dari bentuk dan warna sesuai dengan warna corporate identity Brylian Plaza dan langgam yang digunakan dapat memberikan suasana yang berbeda dari sineplek yang ada di kota Kendari. Dari konsep dan gagasan ide diatas kemudian digunakan sebagai konsep perencanaan desain interior sinepleks Brylian Plaza Kendari, yakni dengan judul “Desain Interior Sinepleks Brylian Plaza Kendari berkonsep New Experience dengan langgam Neo-Gothic”. Hasil yang diharapkan dari penulisan laporan ini adalah semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sebuah referensi dalam merancang sebuah sineplek.
Redesain Interior Hotel Grand Sumatera Sebagai Hotel Backpacker Dengan Konsep Nuansa Indonesia dan Eco Green Living Hana Lamria Benedicta; Firman Hawari
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.647 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.20037

Abstract

Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting bagi Indonesia. Berdasarkan data pada tahun 2014, jumlah wistawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 9.4 juta lebiih atau naik sebesar 7.05 % dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pariwisata sangat identik dengan sebuah penginapan. Di setiap tempat tujuan wisata dipastikan memiliki banyak pilihan penginapan atau yang biasa disebut dengan hotel. Saat ini, hotel menengah kebawah atau yang dikenal dengan hostel, tidak banyak digemari oleh kalangan wisatawan. Namun, hostel sangat berperan penting pada terlebih bagi para backpacker traveler karena harganya yang sangat murah. Di Surabaya, belum ada hostel semacam ini. Dengan minimnya persaingan, hostel ini akan menarik peminat pengunjung sehingga dapat mendapatkan perhatian banyak dari pengunjung. Konsep scandinavian dan eco green living diambil dengan alasan kondisi Surabaya yang panas dapat memberikan “angin segar” dengan konsep eco green living pada hostel ini. Konsep scandinavian yang menarik perhatian ini sangat mendukung karena konsepnya yang sederhana dan bersih ini cocok dengan jiwa anak muda atau traveler yang berkarakter sederhana dan bebas. Dengan warna yang netral, dapat memberikan suasana yang nyaman dan tenang bagi pengunjung hostel. Harapannya dengan kedua konsep tersebut dapat memberikan daya tarik bagi para traveler atau wisatawan Surabaya yang ingin traveling dengan penginapan yang murah dan nyaman. Nuansa Indonesia juga memberikan identitas pada hotel yang dibangun di Surabaya, Indonesia. Para konsumen hotel dapat merasakan nuansa Indonesia yang dikemas dengan konsep modern di dalam interior hotel tersebut.
Desain Interior Toko Buku Medikal Sagung Seto dengan Konsep Natural Urban Frisda Azzarina; Firman Hawari
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.407 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.20098

Abstract

Kehidupan perkotaan dihuni oleh masyarakat yang bergantung pada internet untuk memenuhi segala kebutuhannya khususnya anak – anak muda seperti mahasiswa. Hadirnya internet justru membuat penjualan buku sebagai sarana informasi dan edukasi sedikit demi sedikit mulai tergerus. Eksistensi toko buku semakin terancam karena intensitas pengunjung semakin sedikit. Toko Buku Sagung Seto adalah sebuah toko buku medikal yang terletak di pusat Kota Surabaya. Permasalahan yang timbul adalah Toko Buku Sagung Seto belum dikenal baik oleh masyarakat. Selain itu mahasiswa mulai mencari referensi melalui jurnal online, blog, website, atau e-book. Seiring dengan perkembangan zaman, desain interior dapat meningkatkan nilai suatu bangunan pada pelaku bisnis seperti Toko Buku Sagung Seto. Perencanaan desain interior pada Toko Buku Sagung Seto ini berdasarkan observasi objek desain, studi banding dengan toko buku lain, wawancara pemilik toko buku, identifikasi selera desain pengguna toko buku, dan analisa kebutuhan masyarakat urban pada masa sekarang hingga masa depan. Berdasarkan metodologi tersebut, hasil yang diperoleh berupa konsep perencanaan Toko Buku Sagung Seto berupa konsep natural tetapi tetap memprioritaskan karakteristik medikal agar lebih infomatif dikenal oleh masyarakat. Nuansa natural memberikan efek psikologis bagi pengguna agar lebih refreshing dalam suatu ruangan. Pengolahan ruang dan bentuk yang lebih multi-fungsional bagi masyarakat urban seperti pengaplikasian area perpustakaan kecil, coffee shop, dan co-working space yang mendukung kebutuhan masyarakat urban pada masa kini hingga masa depan. Pengaplikasian bentuk dan warna yang menarik yang dapat memukau mata dipadukan dengan sirkulasi yang open-space agar pengguna lebih bereksplorasi tetapi tetap informatif. Dengan beberapa konsep diatas kemudian disusun sebuah konsep perencanaan yakni desain interior Toko Buku Medikal Sagung Seto dengan konsep natural urban agar Toko Buku Sagung Seto semakin dikenal secara luas, eksistensi toko buku tidak terancam, dan sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat urban.
Redesain Interior Ballroom Multifungsi Edelweissm untuk Meningkatkan Kualitas Akustik (Studi Kasus: Ballroom Edelweiss Idjen Suites Malang, Jawa Timur) Firman Hawari; Ruth Sennia Dinastry
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.069 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.20224

Abstract

Ballroom hotel merupakan suatu ruang besar yang menjadi salah satu fasilitas spesial yang disediakan oleh suatu hotel karena fungsi dan desain yang mewah. Objek studi kasus ini adalah Ballroom Edelweiss pada Hotel Idjen Suites Malang yang bersifat multifungsi karena mempunyai fungsi sebagai ruang percakapan (speech) misalnya pidato singkat, ruang perayaan pesta, dan sebuah pertunjukan musik. Beberapa kegiatan dapat berlangsung secara sekaligus pada satu ruang yang hanya dipisahkan oleh movable wall, sehingga dibutuhkan tingkat kejelasan suara yang baik dan tingkat kebisingan yang rendah agar para pengguna dapat menerima secara jelas dan utuh apa yang ingin disampaikan penyaji acara pada acara tersebut. Pada penulisan laporan kali ini, objek yang dipilih akan diredesain untuk meningkatkan kualitas akustik sehingga cacat-cacat bunyii pada ruang tertutup dapat diatasi dan juga dapat meoptimalkan kegiatan yang sedang berlangsung. Pemilihan dan penggunaan material-material akustik yang menjadi fokus utama penulis karena pemilihan dan penerapan material akustik adalah salah satu syarat penting dalam meningkatkan kualitas akustik ruang.Cara menganalisa dan memecahkan permasalahan dapat diperoleh dari parameter akustik objektif meliputi bising latar belakang, distribusi tingkat tekanan bunyi, dan respon impuls. Untuk mendapatkan hasil yang optimal salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan perbaikan akustik dan peletakan material-material akustik pada elemen interior untuk meningkatkan kualitas akustik pada ruang multifungsi. Setelah pemilihan dan penerapan material akustik, diharapkan ruangan ballroom dapat berfungsi secara baik tanpa adanya gangguan suara bising dan juga penyajian acara dapat berlangsung dengan baik dan informasi yang disampaikan mampu diterima pendengar dengan baik, khususnya pada ruang ballroom multifungsi.. 
Desain Interior Museum Arkeologi Penanggungan Mojokerto-Jawa Timur dengan Konsep Modern Interaktif Muhammad Hidayatullah; Firman Hawari
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.258 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.20232

Abstract

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995, museum memiliki tugas, menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi berupa benda cagar budaya. Jika dilihat dari kajian analisis Direktorat Pelestarian Cagar Budaya Permuseuman Tahun 2005, jumlah kunjungan ke museum masih sangat sedikit. Hal ini dikarenakan museum belum memiliki daya tarik bagi pengunjung sebagai tujuan wisata utama. Selain itu juga kurangnya perhatian pihak pengelola museum baik pemerintah maupun swasta dalam mengelola dan merawat museum, dalam hal ini fungsi museum dalam memanfaatkan benda koleksi masih belum maksimal. Salah satu cara untuk meningkatkan minat pengunjung datang ke museum adalah melalui perancangan desain interior. Desain interior Museum Arkeologi Penanggungan mengusung konsep modern interaktif, tujuan dari konsep ini adalah untuk mengintegrasikan multimedia interaktif dengan benda koleksi museum. Keunggulan dari multimedia interaktif memberikan kebebasan kepada pengguna dalam mengakses informasi dan dapat menampilkan visualisasi yang menarik. Penataan lay out benda koleksi dibuat berdasarkan jenis dan tempat ditemukannya, sehingga pengunjung dapat mengikuti alur cerita dari setiap benda koleksi. Metode desain yang digunakan meliputi pengumpulan data langsung dan tidak langsung. Survey dan observasi langsung dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi eksisting lokasi dan benda koleksi. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data mengenai standar perancangan, data pendukung, dan pembanding untuk memperkuat konsep desain. Data yang didapat kemudian akan diolah dan dianalisa sehingga dapat diterapkan pada objek desain. Hasil yang diharapkan dari perancangan desain interior Museum Arkeologi Penanggungan ini adalah untuk menciptakan desain interior museum yang dapat memperbaiki citra museum arkeologi yang terkesan kuno dan tidak menarik dengan penerapan konsep modern interaktif pada elemen interiornya.
KAIDAH SEMIOTIKA PADA FURNITURE POSTMODERNISME Firman Hawari
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 9 No. 1 (2012)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.443 KB) | DOI: 10.25105/dim.v9i1.952

Abstract

Abstract Designing postmodernism product more produces form that purpused to local elements, sfecific, individual, associative , and aesthetic and avoid mass -produce orientation, rational and stiff. It was also in designing furniture. After design processing based on culture reality, cretaing postmodernism furniture are also followed by semiotic meaning. Without ignoring function, the aim of designing process is dominated by form exploring. Development of postmodernism furniture is caused by development of society perspective that purpused to plurality in many fields. material invention are followed by inventing in manufacturing technology, structure, applying texture and color are also become supporting element of birth of postmodernism furniture. That mindset causes some furniture more reach from than function.Postmodernism furniture negless costumer and commercial aspects. So, those design are subjective, irrational, emotional, and expressive. It visualizes uniquely, unnusual, and starnge AbstrakKegiatan perancangan produk yang mengandung nilai-nilai postmodernisme sangat menghindari bentuk-bentuk yang mengarah ke mass -produce orientation, rasional, dan kaku tetapi lebih memilih mengajukan unsur lokal, spesifik, individual, dan asosiatif serta estetika sebagai pertimbangan utama. Begitu juga dalam perancangan furniture-nya. Furniture postmodernism diciptakan dengan bahasa ungkapan semiotika setelah melalui suatu proses perancangan yanng didasari oleh realita budaya pada jamannya. Dominasi eksplorasi bentuk ( Tanpa mengesampingkan fungsi) merupakan tujuan dari proses perancangannya. Berkembangnya furniture postmodernisme disebabkan oleh semakin berkembangnya pola pemikiran masyarakat yang semakin mengarah ke pluralistik dalam berbagai bidang. Perkembangan material, teknologi manufacturing , struktur dan aplikasi tekstur serta warna juga menjadi faktor pendukung laiinya furniture postmodernisme. Dasar pemikiran tersebut menyebabkan beberapa jenis furniture lebih mengutamakan nilai bentuk dibandingkan nilai fungsinya.Furniture post modernisme tidak memperhatikan aspek konsumen serta jauh dari pertimbangan komersial. Hasil yang didaptkan lebih bersifat subyektif, irrasional. emosional, dan ekspresif , serta terkadang bentuk akhir yang dihasilkan secara visual, tidak lazim , dan aneh