Effendy Tanojo
Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERBANDINGAN KINERJA STRUKTUR BAJA SISTEM TUNGGAL RANGKA TERBREIS KONSENTRIS KHUSUS DAN RANGKA TERBREIS PENAHAN TEKUK TIPE MULTI-STORY X DAN ZIPPER INVERTED V DENGAN 3 BENTANG BRESING PADA BANGUNAN 12 DAN 18 LANTAI Yohanes Richard; Haudy Hanson; Effendy Tanojo; Hasan Santoso
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 11, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sering terjadi di bumi. Kejadian ini dapat memberikan dampak besar bagi manusia, seperti runtuhnya bangunan yang dapat memakan korban jiwa. Oleh karena itu, bangunan perlu didesain untuk dapat menahan dan meredam beban gempa sesuai dengan peraturan SNI 1726:2019. Penelitian ini mengevaluasi kinerja dua dari empat struktur baja rangka terbreis menurut AISC 2016, yaitu Rangka Terbreis Konsentris Khusus (RTKK) dan Rangka Terbreis Penahan Tekuk (RTPT) dengan sistem tunggal. Ketinggian bangunan yang digunakan yaitu 12 lantai (48 meter) dan 18 lantai (72 meter). Penelitian ini menggunakan tipe bresing berbentuk Multi-story X (MX) dan Zipper Inverted V (ZIV) untuk mengatasi permasalahan bresing V dan V terbalik, dengan konfigurasi 3 bentang bresing. Kinerja masing-masing bangunan ditinjau berdasarkan berat struktur, displacement, dan drift ratio menggunakan nonlinear time history analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan RTPT dan bresing MX memiliki berat struktur yang lebih ringan dibandingkan bangunan RTKK dan bresing ZIV. Pada bangunan 12 lantai, displacement dan drift ratio bangunan RTPT lebih baik dibandingkan bangunan RTKK, tetapi hasilnya berbanding terbalik pada bangunan 18 lantai. Apabila ditinjau dari bentuk bresing, ZIV memberikan displacement dan drift ratio yang lebih baik daripada MX pada 12 lantai maupun 18 lantai
PERBANDINGAN KINERJA STRUKTUR BAJA RANGKA TERBREIS KONSENTRIS KHUSUS BERBENTUK MULTISTORY X DAN ZIPPER V TERBALIK PADA BANGUNAN 12 DAN 18 LANTAI Christ Renaldi; Steven Setiawan; Effendy Tanojo; Hasan Santoso
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2019): AGUSTUS 2019
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.083 KB)

Abstract

Gempa merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, sehingga seluruh bangunan wajib didesain mengikuti peraturan gempa SNI 1726:2012. Penelitian ini mengevaluasi kinerja dari struktur penahan gempa yang menggunakan sistem rangka bangunan RTKK (Rangka Terbreis Konsentris Khusus). Ketinggian bangunan berdasarkan batasan maksimum menurut SNI 1726:2012 tabel 9 dan pasal 7.2.5.4. Berdasarkan batasan tersebut, digunakan ketinggian 12 lantai (48 meter) dan 18 lantai (72 meter) pada penelitian ini. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya permasalahan pada balok yang berpotongan dengan breising bentuk V dan V terbalik akibat peninjauan terhadap desain kapasitas. Untuk mengatasinya maka dipilihlah breising berbentuk multistory X (MX) dan zipper V terbalik (ZIV) kemudian dibandingkan kinerjanya berdasarkan berat struktur, displacement, drift ratio, dan sendi plastis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bangunan 12 lantai, nilai displacement dan berat struktur MX lebih baik daripada ZIV, tetapi nilai drift ratio tidak berbeda jauh. Pada bangunan 18 lantai, nilai displacement dan drift ratio MX lebih baik daripada ZIV, tetapi berat struktur MX naik dengan cepat seiring penambahan ketinggian. Sedangkan kinerja berdasarkan kerusakan sendi plastis menunjukkan bahwa MX memberikan hasil yang lebih buruk untuk elemen kolom dan lebih baik untuk elemen balok daripada ZIV.
PERBANDINGAN KINERJA STRUKTUR BAJA RANGKA TERBREIS EKSENTRIS TIPE V DAN Y TERBALIK PADA BANGUNAN 12 DAN 18 LANTAI Ezra Jefferson Prasetyo; Deddy Prayudha; Effendy Tanojo; Hasan Santoso
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2019): AGUSTUS 2019
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.919 KB)

Abstract

Beban gempa merupakan salah satu parameter penting dalam melakukan perencanaan struktur. Maka pada penelitian ini digunakan Rangka Terbreis Eksentris (RTE) dengan sistem rangka bangunan sebagai struktur penahan gempa pada bangunan dengan 3 bentang pada ketinggian 12 lantai (48 meter) dan 18 lantai (72 meter). RTE yang digunakan adalah tipe V dan Y terbalik (IY) kemudian dibandingkan kinerjanya dengan Nonlinear Time History Analysis. Hasil penelitian menunjukkan RTE tipe V memiliki base shear dan persentase distribusi gaya lateral yang lebih besar dari pada tipe IY. Selain itu, RTE tipe V juga memiliki nilai displacement dan drift ratio yang lebih kecil daripada RTE tipe IY pada bangunan 12 dan 18 lantai. Namun, pada bangunan dengan ketinggian 18 lantai untuk kedua tipe breising menunjukkan nilai drift ratio yang kurang baik yaitu melewati batas Collapse Prevention pada FEMA 356. Hal ini, menunjukkan kedua tipe breising pada struktur RTE perlu dipertimbangkan penggunaannya pada bangunan dengan 3 bentang pada ketinggian 18 lantai. Tingkat kerusakan sendi plastis yang terjadi pada RTE tipe V juga relatif lebih baik daripada RTE tipe IY. Secara umum dapat disimpulkan RTE tipe V punya kinerja terhadap beban seismik yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan RTE tipe IY.
ANALISIS PENJADWALAN PROYEK PERKANTORAN Dionisius Fernando; Davin Sugiarto; Effendy Tanojo; Ratna Setiawardani alifen
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2019): AGUSTUS 2019
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.559 KB)

Abstract

Penjadwalan proyek merupakan hal yang mendasar dalam pelaksanaan proyek, yang selanjutnya akan dibagi menjadi 3 fase yaitu fase persiapan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam proyek. Meskipun fase-fase tersebut telah dijalankan dengan sebaik mungkin, tetap saja ada hal-hal yang tidak terduga yang sering terjadi di dalam proses konstruksi di proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jadwal rencana dan aktual untuk pekerjaan struktur yang terdiri dari bekisting, pembesian, dan pengecoran yang terjadi di dalam proyek perkantoran Royal 55. Penelitian ini menggunakan metode observasi kepada staff proyek, pengamatan harian di lapangan berupa perhitungan volume pekerjaan dan tenaga kerja di lapangan, dan penggunaan Analisa Harga Satuan Pekerja tahun 2016 sebagai pembanding produktifitas tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jadwal rencana dan aktual di lapangan tidak terjadi keterlambatan, hal ini dikarenakan kontraktor melakukan lembur jika pekerjaan tidak selesai. Keterlambatan proyek juga disebabkan rendahnya produktifitas tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaan balok dengan perbandingan AHSP 2016 sebesar 1:4.4 pada pekerjaan balok, pada pekerjaan pelat memiliki produktifitas 1:2.2 dibandingkan dengan AHSP 2016, dan pada pekerjaan kolom memiliki produktifitas 1:5 dibandingkan dengan AHSP 2016. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rencana pekerjaan harian kontraktor tidak tercapai antara lain cuaca, peralatan yang kurang mendukung, dan tenaga kerja yang kurang baik.
PENGEMBANGAN ALAT BANTU TABEL SAMBUNGAN KAKU PADA PROFIL WF BERDASARKAN KAPASITAS PROFIL MENURUT SNI 1729:2015 Albert Hansel; Stefanus Tanaya; Effendy Tanojo; Pamuda Pudjisuryadi
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2015): AGUSTUS 2015
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.295 KB)

Abstract

Sambungan merupakan bagian penting dari struktur baja. Pada proses desain sambungan baja, perhitungan yang dilakukan sangatlah rumit karena banyak variabel konfigurasi yang harus dipertimbangkan, seperti ukuran profil yang disambung, jenis mutu dan jumlah baut yang digunakan, jenis mutu dan ketebalan las, serta dimensi pelat penyambung. Konfigurasi tersebut juga harus memenuhi persyaratan SNI. Alasan-alasan tersebut mengakibatkan proses desain membutuhkan trial and error yang cukup panjang. Untuk mempermudah proses desain supaya tidak memakan waktu yang lama, maka diperlukan tabel sambungan baja tipe kaku yang sering digunakan di lapangan (extended end-plate connection dan bolted cover plate beam splice). Tabel ini dibuat berdasarkan peraturan SNI 1729:2015, dengan mempertimbangkan ukuran dari profil yang akan disambung, mutu dan jumlah baut yang digunakan, mutu dan ketebalan las, dan juga dimensi pelat penyambung. Tabel ini dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mendesain sambungan. Pengguna hanya perlu mengetahui profil yang akan disambung, lalu memilih konfigurasi sambungan dengan mempertimbangkan kapasitas sambungan terhadap gaya dalam rencana.
PERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN KAPASITAS LENTUR ANTARA ANALISIS TEORITIS MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN UJI EKSPERIMENTAL PADA PROFIL BAJA COLD FORMED SINGLE CHANNEL DAN DOUBLE CHANNEL BACK TO BACK Adrian Hartanto; Yuwono Sugiarto; Hasan Santoso; Effendy Tanojo
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 11, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan ilmu konstruksi dari waktu ke waktu, selalu menginginkan material dengan kualitas lebih baik dari sebelumnya, dengan efisiensi waktu dan penekanan biaya semaksimal mungkin. Baja canai dingin mulai banyak digunakan di Indonesia terutama sebagai rangka atap, namun peraturan yang mengatur tentang baja canai dingin yaitu SNI 7971:2013 sendiri masih relatif baru dan perlu untuk diteliti. Penilitian sebelumnya telah menunjukan bahwa perhitungan teoritis yang didapat bisa berbeda ketika dibandingkan dengan kekuatan aktualnya, maka dari itu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbedaan yang terjadi ini. Penilitian kali ini akan membandingkan kapasitas lentur balok yang tertumpu secara sendi-rol dan juga defleksi yang terjadi pada setengah dan seperempat bentang. Penelitian akan menggunakan profil kanal tunggal dengan bentang 1,2 meter dan profil kanal ganda dengan bentang 3 meter dan akan dibebani pada tengah bentang. Total sampel yang digunakan adalah 8 sampel dengan ketebalan dan ukuran penampang yang bervariasi . Uji eksperimen dilakukan di lab struktur Universitas Kristen Petra. Hasil penelitian secara garis besar menunjukan bahwa pada profil kanal tunggal terjadi perbedaan sekitar 16%-29% pada kapasitas lentur dengan hasil uji eksperimen lebih kecil dari perhitungan teoritis. Sedangkan profil kanal ganda terjadi perbedaan yang signifikan dimana hasil uji eksperimen jauh lebih besar dan perlu untuk diteliti lebih lanjut.
PENGARUH FAKTOR KUAT LEBIH PADA KINERJA STRUKTUR BAJA RANGKA TERBREIS EKSENTRIS DENGAN TIPE MULTI-STORY X PADA BANGUNAN 12 DAN 18 LANTAI Andy Kevin Tanuwijaya; Felix Tanaya; Hasan Santoso; Effendy Tanojo
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 12, No 1 (2023): MARET 2023
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu wilayah yang sering mengalami gempa bumidikarenakan posisinya terletak pada daerah ring of fire. Gempa yang terjadi berpotensi merusakstruktur bangunan bahkan dapat menimbulkan korban jiwa bila bangunan tersebut runtuh. Oleh karenaitu, bangunan-bangunan dalam bidang teknik sipil, khususnya bangunan tinggi perlu memperhatikangaya gempa yang mungkin terjadi. Salah satu cara menahan gaya gempa atau gaya lateral yang terjadiadalah dengan menggunakan sistem penahan lateral yaitu breising. Penelitian ini akan meninjaupengaruh faktor kuat lebih paling optimal yang dibutuhkan pada bangunan dengan sistem Struktur BajaRangka Terbreis Eksentris (RBE) dengan tipe breising multi-story X. Penelitian akan menggunakanbangunan 12 (48 meter) dan 18 (72 meter) lantai dan menggunakan 3 bentang breising dengan sistemtunggal. Bangunan kemudian akan dinilai performanya menggunakan nonlinear time history analysis.Hasil penelitian secara garis besar menunjukkan bahwa bangunan 12 lantai membutuhkan nilai faktorkuat lebih sebesar 2Vp, sedangkan bangunan 18 lantai membutuhkan faktor kuat lebih sebesar 3Vp.Seluruh bangunan juga telah memenuhi syarat drift ratio yaitu kurang dari 3%.