Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET Widdi Usada; Ihwanul Aziz
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir Volume 14 Nomor 2 Juli 2011
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.241 KB) | DOI: 10.17146/gnd.2011.14.2.37

Abstract

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET. Telah dilakukanperhitungan parameter fisis sistem ekstraktor siklotron 13 MEV untuk PET. Untuk medan magnet rata-rata 1,275 T,maka posisi ekstraktor sekitar 40,4 cm dari pusat siklotron. Untuk tegangan dee 40 kV dan sudut dee 400, diperolehperolehan energi setiap putaran sebesar 159 keV, jumlah putaran 81 dan jarak antara putaran 5 mm. Parameterjarak ini sangat diperlukan untuk menentukan lebar ukuran foil ekstraktor. Hasil perhitungan deposisi energi padafoil menunjukkan bahwa untuk arus berkas proton 20 μA, dan tampang lintang berkas 0.9 cm2, diperoleh umur foilsekitar 56 detik.Kata kunci : Siklotron, proton, ekstraksi, stripper, foil karbon
PENENTUAN MASSA TEREROSI UNTUK BERBAGAI MATERIAL KATODA IGNITOR Lely Susita R.M; Anjar Anggraini; Ihwanul Aziz
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir Volume 20 Nomor 2 Juli 2017
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.803 KB) | DOI: 10.17146/gnd.2017.20.2.3034

Abstract

ABSTRAKPENENTUAN MASSA TEREROSI UNTUK BERBAGAI MATERIAL KATODA IGNITOR. Sistem elektroda ignitor yang berfungsi menginisiasi lucutan plasma terdiri dari dua buah elektroda ignitor yang dilengkapi dengan satu unit sistem catudaya lucutan ignitor (Ignitor Discharge Power Supply) dengan 2 trafo flyback, dimana inti ferit flyback masing-masing berdiameter 1,3 cm dan 1,5 cm sehingga diperoleh arus spot plasma yang berbeda untuk kedua sistem elektroda ignitor.  Arus spot plasma tergantung pada jenis material katoda. Semakin besar arus menuju katoda maka semakin besar spot plasma yang dihasilkan sehingga semakin besar pula material katoda yang tererosi.  Dalam penelitian ini dilakukan uji fungsi sistem elektroda ignitor, dan dari hasil uji fungsi dapat ditentukan besarnya massa dan partikel material katoda ignitor yang tererosi untuk menentukan umur katoda akibat hilangnya bahan di permukaan katoda setelah terbentuk spot plasma.  Hasil pengujian spot plasma pada permukaan katoda ignitor menggunakan material Mg, diperoleh arus spot plasma 13 A dan lebar pulsa 38 µdet, sedangkan untuk material Ag, Al, Cd dan Cu masing-masing diperoleh arus spot plasma 14,32 A, 12,34 A, 12,56 A dan 10,58 A lebar pulsa 22 µdet, 39 µdet, 38 µdet, dan 34 µdet.  Material katoda yang paling baik untuk sistem elektroda ignitor adalah magnesium karena mempunyai laju erosi γ paling rendah (11,7 µg/C) sehingga tidak mudah tererosi dan rusak.  Dari hasil pengujian spot plasma diperoleh  massa katoda tererosi untuk material Mg yang paling rendah yaitu 5,78 nano gram dan katoda akan berkurang sepanjang 11,75 μm, sedangkan massa katoda tererosi paling tinggi adalah Cd (laju erosi 43,9 µg/C) sebesar 20,95 nano gram, dimana katoda akan berkurang sepanjang 85,67 μm 
PELAPISAN PERMUKAAN BAJA TAHAN KARAT AISI 304 DENGAN KHROM OKSIDA MENGGUNAKAN METODA SPUTTERING Sungkono Sungkono; Jan Setiawan; Isfandi isfandi; Ihwanul Aziz
Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Vol 25, No 2 (2019): Juni, 2019
Publisher : website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.581 KB) | DOI: 10.17146/urania.2019.25.2.5433

Abstract

PELAPISAN PERMUKAAN BAJA TAHAN KARAT AISI 304 DENGAN KHROM OKSIDA MENGGUNAKAN METODE SPUTTERING. Baja tahan karat digunakan sebagai bahan struktur reaktor daya tipe LWR, AGR dan LMFBR. Permasalahan bahan struktur yang timbul adalah ketahanan korosi rendah dan swelling dalam lingkungan iradiasi tinggi. Salah satu cara yang digunakan adalah melapisi permukaan kelongsong baja tahan karat dengan khrom oksida. Tujuan penelitian adalah mendapatkan karakter mikrostruktur, kekerasan mikro, dan senyawa yang terbentuk pada lapisan permukaan baja tahan karat AISI 304. Metode  yang digunakan adalah pelapisan permukaan SS 304 dengan metode DC-sputtering. Proses pelapisan menggunakan bahan pelapis berupa target khrom, argon sebagai gas sputter, yang didoping gas oksigen dengan konsentrasi bervariasi dari 0 – 50 %volume, arus 10 – 20 mA, dan waktu 1 - 3 jam. Karakterisasi lapisan meliputi pengamatan mikrostruktur menggunakan mikroskop optik, kekerasan dengan microhardness Vickers tester, dan senyawa dalam lapisan dengan X-ray difractometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrostruktur base metal tersusun dari fasa austenit dan endapan karbida, antarmuka logam-lapisan terlihat jelas, serta lapisan kompak dan homogen dengan ketebalan cenderung naik dalam rentang   0 – 30 %volume, menurun pada 30 – 40 %volume, dan bertambah tebal pada 40 – 50 %volume gas O2  Kekerasan lapisan bertambah tinggi hingga doping gas oksigen 30 %volume, kemudian menurun hingga 50 %volume gas O2. Pada konsentrasi dopan tetap dengan arus 10 – 20 mA dan waktu proses 1 – 3 jam diketahui kekerasan lapisan permukaan SS 304 bertambah tinggi seiring dengan bertambah besarnya arus dan waktu sputtering. Pada konsentrasi dopan 30 %volume O2, arus 10 mA dan waktu 2 jam, lapisan yang terbentuk mengandung CrO2 Kata kunci: Karakterisasi, lapisan permukaan, bahan struktur, SS 304, mikrostruktur, kekerasan, senyawa lapisan.