Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakitpotensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Di Puskesmas Krui tingkat IRpenyakit diare (1,04%) masih di bawah angka IR nasional (41%) dan IR ProvinsiLampung (3,7%). Di Pekon Serai tren penyakit diare meningkat setiap tahunnya, tahun2011 – 2013 adalah 44, 45, 49 dengan persentase 0,97%, 1,00%, dan 1,04%. dankejadian diare terhadap balita tahun 2011 – 2013 adalah 22,71%, 23,12%, dan 26,63%.Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan perilaku hygienitas ibu dan kondisi sanitasidasar dengan kejadian diare pada balita di Pekon Serai Kecamatan Pesisir TengahKabupaten Pesisir Barat tahun 2014.Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan Pendekatan Cross Sectional. Populasiadalah balita yang berdomisili di Pekon Serai, sebanyak 184 dan jumlah sampel 70,diambil secara acak sederhana. pengambilan data menggunakan kuisioner. Analisa datapada penelitian ini menggunakan uji Chi-square(X²).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memilikibalita diare42 orang (60%), berperiaku hygienitas tidak baik36 orang (51.4%), yangmemiliki jamban 39 orang (55.7%), tempat pembuangan sampah 43 orang (61.4%),saluran pembuangan air limbah 35 orang (50%)tidak memenuhi syarat. Hasil anaisisbivariate menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku hygienitas nilai-p = 0,001dan OR 6,692, ada hubungan kondisi jamban terhadap penyakit diare dengan nilai-p =0,003 dan OR 5,278, ada hubungan yang signifikan antara kondisi tempat pembuangansampah terhadap penyakit diare dengan nilai p=0,018 nilai OR=3,758, ada hubunganyang signifikan antara kondisi saluran pembuangan air limbah terhadap penyakit diaredengan nilai-p = 0,028 dan didapat nilai OR= 3,431. Sedangkan kondisi sarana air bersihtidak ada hubungannya terhadap penyakit diare di Pekon Serai Kabupaten Pesisir Barattahun 2014.Kata Kunci : Perilaku Hygienitas, Sanitasi Dasar, Diare