Wisnu Ari Adi
Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN)-BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong 15314, Tangerang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH SINTERING TERHADAP SIFAT MAGNETIK BAHAN KOMPOSIT Co-AlxOy Sri Mulyaningsih; Setyo Purwanto; Wisnu Ari Adi; Azwar Manaf
Jurnal Sains Materi Indonesia EDISI KHUSUS: OKTOBER 2007
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1201.555 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2007.0.0.5118

Abstract

PENGARUH SINTERING TERHADAP SIFAT MAGNETIK BAHAN KOMPOSIT Co-AlxOy. Penelitian dilakukan dengan menghaluskan campuran serbuk kobal (Co) dan aluminium (Al)menggunakan High Energy Milling (HEM) dengan perbandingan Co73Al27 wt%, kemudian dipres dan dilanjutkan dengan proses sintering.Waktu milling divariasikan antara 4,5 jam, 12 jam dan 20 jam sedangkan proses sintering pada suhu 384 ºC dan 484 ºC. Setelah proses sinter ditemukan beberapa puncak-puncak baru yang diidentifikasi sebagai Co-Al2O4. Hasil pengukuran VSM menunjukkan proses milling dan sinter mengakibatkan nilai saturasi Ms menurun pada semua sampel. Sedang nilai koersivitas Hc untuk sampel hasil milling nilai tertinggi 367 Oe dicapai pada sampel 4,5 jammilling, sedang untuk 12 jam dan 20 jam adalah 275 Oe dan 317 Oe. Untuk sampel yang disinter nilai koersivitas cenderung naik yaitu pada sampel 12 jam milling dan sinter 384 ºC dan 484 ºC adalah 275 Oe, 285 Oe dan 305 Oe, dan untuk 20 jam milling 317 Oe, 345 Oe dan 345 Oe.
ANALISIS STRUKTUR KRISTAL PADA PADUAN La0,1Ca0,9Mn1-xCuxO3 Y. E. Gunanto; Budhy Kurniawan; A. Purwanto; Wisnu Ari Adi
Jurnal Sains Materi Indonesia EDISI KHUSUS: OKTOBER 2007
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.712 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2007.0.0.5109

Abstract

ANALISIS STRUKTUR KRISTAL PADA PADUAN La0,1Ca0,9Mn1-xCuxO3. Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi paduan La0,1Ca0,9Mn1-xCuxO3 (0 ≤ x ≤ 0,20). Sintesis bahan menggunakan metode reaksi padatan (solid state method) dari oksida-oksida penyusun La2O3, CaCO3, MnO2, dan CuO. Campuran ini dimilling selama 10 jam dan dilakukan proses pemanasan pada suhu 1350 oC selama 6 jam. Bahan ini kemudian dimilling kembali selama 10 jam dan dilakukan proses pemanasan ulang pada suhu 1100 oC selama 24 jam. Hasil pengukuran dengan difraksi sinar-X (XRD) menunjukkan bahwa sintesis bahan La0,1Ca0,9Mn1-xCuxO3 memiliki fasa tunggal (single phase) dengan struktur kristal orthorombik, space group Pnma (I-62) dan parameter kisi berturut-turut untuk komposisi x = 0; 0,1; 0,15; dan 0,2 sebagai berikut : a = 5,298(1) Å, b = 7,496(2) Å dan c = 5,316(1) Å, a = 5,309(1) Å, b = 7,505(1) Å dan c = 5,306(2) Å, a = 5,327(8) Å, b = 7,534(8) Å, dan c = 5,326(4) Å, a = 5,334(1) Å, b = 7,535(1) Å dan c = 5,343(2) Å. Penambahan dopan Cu ke dalam atom Mn memberikan dampak peningkatan panjang ikatan antar atom Mn-Mn dan Mn-O.
STUDI KAITAN DISPERSI DAN PITA FREKUENSI TERLARANG GETARAN KEKISI Ni50Fe50 dan Ni66Fe33 Moh. Toifur; Sujatmoko Sujatmoko; Ridwan Ridwan; Wisnu Ari Adi
Jurnal Sains Materi Indonesia EDISI KHUSUS: OKTOBER 2007
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.628 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2007.0.0.5125

Abstract

STUDI KAITAN DISPERSI DAN PITA FREKUENSI TERLARANG GETARAN KEKISI Ni50Fe50 dan Ni66Fe33. Telah dilakukan telaah mengenai getaran kekisi NiFe dengan perbandingan massa keduanya 1:1 dan 1:2, untuk mengetahui kaitan dispersi mode optik dan mode akustik dari frekuensi getarnya. Kekisi dimisalkan berbentuk rantai atom1 dimensi yang dihubungkan dengan pegas seragam. Sebagaimasukan digunakan tetapan kekisi (a) 3,62009 Å yang merupakan nilai terhitung dari pola XRD untuk lapisan NiFe hasil deposisi dengan teknik sputtering pada suhu 200 oC berbantuan medan annealing 150 G serta tipikal konstanta pegas (β) 32 N/m. Hasil penelitian menunjukkan, untuk Ni50Fe50 profil kaitan dispersi terdiri dari mode optik dan akustik dan tidak ada perbedaan bentuk antara Brillouin zone pertama (0 < k < π/2a) dengan yang lain. Sedangkan untuk Ni66Fe33 pada larik kekisi Ni-Fe terdapat perbedaan kaitan dispersi antara zone pertama (0<k<π/2a) dan kedua (π/2a<k<π/a) baik untuk mode optik maupun mode akustik. Untuk larik kekisi Ni-Ni, kaitan dispersi berupa mode optik yang terjadi pada zone pertama (0 < k < π/a). Selain itu pada kedua jenis kekisi Ni50Fe50 dan Ni66Fe33 ditemukan lebar pita frekuensi terlarang yang sama yaitu 2,56 x 1013 Hz hingga 2,63 x 1013 Hz.
ANALISIS FASA DAN STRUKTURMIKRO PADA TEPUNG TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN NATRIUM METABISULFIT. Husniati Husniati; Wisnu Ari Adi
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 13, No 2: FEBRUARI 2012
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1893.159 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2012.13.2.4683

Abstract

ANALISIS FASA DAN STRUKTURMIKRO PADA TEPUNG TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN NATRIUM METABISULFIT. Telah dilakukan analisa fasa dan strukturmikro tepung tapioka dengan penambahan Natrium metabisulfit Na2S2O5 yang bertujuan untuk meningkatkan derajat putih tapioka sesuai yang dipersyaratkan SNI 01-3729-1995 bagi Industri kecil dan menengah. Hasil analisis penentuan derajat putih diperoleh sampel dengan penambahan Natrium metabisulfit 0 %; 0,1 %; 0,2 %; 0,5 % dan 1,0 % (dalam persen berat) berturut-turut sebesar 90,3 %; 91,8 %; 94,9 %; 95,7 % dan 96,2 %. Hasil refinement difraksi sinar-X menunjukkan bahwa sampel terdiri dari 2 fasa utama, yaitu : α-Amilosa dan β-D-Glukosa. Hal ini diduga kuat bahwa reaksi pembentukan browning pada tepung tapioka berasal dari fasa α-amilosa. Hasil pengamatan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan bahwa sampel tapioka dengan penambahan 0,2 %Na2S2O5 hampir keseluruhan didominasi warna putih dengan distribusi partikel sangat merata. Disimpulkan bahwa Na2S2O5 dapat meningkatkan fasa β-D-Glukosa sehingga dapat mencegah terjadinya reaksi browning pada tepung tapioka.