Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Iradiasi Gamma Pada Toksisitas Akut Oral Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber officinale) Ermin Katrin; Winarti Andayani; Susanto Susanto; Hendig Winarno
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 10, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1386.608 KB) | DOI: 10.17146/jair.2014.10.1.2733

Abstract

Jahe merah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Evaluasi sifat toksik jahe merah sangat penting untuk mengetahui dampak negatif (yang membahayakan) terhadap kesehatan pasien. Oleh karena itu, sebelum dikonsumsi oleh manusia, perlu dilakukan penelitian toksisitas akut oral jahe merah pada mencit. Rimpang tipis jahe merah dalam kemasan plastik poli etilen diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis 10 kGy dengan laju dosis 10 kGy/jam. Ekstrak etanol dari jahe merah yang tidak diiradiasi maupun yang diiradiasi lalu diuji toksisitas akut oral menggunakan metode OECD Guideline test. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sepanjang 14 hari perlakuan terdapat perubahan pola perilaku, gejala klinis dan berat badan mencit kontrol dan perlakuan kelompok. Pemeriksaan histopatologi sampai dosis kurang dari 1250 mg/kg berat badan (bb) menunjukkan normal dan tidak ada efek samping yang signifikan diamati pada ginjal, jantung, hati, paru-paru dan limpa. Kerusakan vena central dan berkurangnya jumlah sel hepatosit pada mencit jantan terjadi pada kelompok dosis uji > 2000 mg/kg bb, sedangkan pada mencit betina terjadi pada kelompok uji dosis > 1250 mg/kg bb. Berdasarkan histologi ginjal mencit jantan dan betina pada dosis > 1250 mg/kg bb terjadi kerusakan pada kapsul bowman, glomerulus, pembuluh proksimal dan pembuluh distal. LD50 ekstrak etanol jahe merah yang tidak diiradiasi adalah 1887 mg/kg bb dan yang diiradiasi 10 kGy adalah 2639 mg/kg bb mencit dan dapat dikategorikan toksik sedang. Pemberian oral ekstrak etanol jahe merah dosis 1250 mg/kb bb pada mencit menunjukkan efek pada organ mencit. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pemberian oral ekstrak etanol jahe merah yang tidak diradiasi (0 kGy) maupun yang diiradiasi 10 kGy dapat dinyatakan aman pada pemberian dosis kurang dari 1250 mg/kg bb. Kata kunci: iradiasi gamma, toksisitas akut oral, jahe merah (Zingiber officinale)
Toksisitas Akut Ekstrak Etanol dari Simplisia Daun Sirsak (Annona muricata L.) yang Diawetkan dengan Iradiasi Gamma Ermin Katrin; Santo Santo; Hendig Winarno
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 17, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2021.17.1.6091

Abstract

Daun sirsak (Annona muricata L.) banyak digunakan sebagai obat tradisional dan suplemen oleh masyarakat Indonesia. Daun sirsak mengandung banyak metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai antioksidan, antiinflamasi, anti bakteri dan antikanker.  Penanganan simplisia maupun sediaan obat herbal daun sirsak sangat penting agar terhindar dari kontaminasi jamur dan bakteri. Teknik iradiasi gamma dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan simplisia/sediaan obat herbal. Pada penelitian ini dilakukan iradiasi daun sirsak kering pada dosis 7,5 kGy dan pengujian toksisitas akut pada mencit untuk mengetahui efek toksisitas akut sediaan uji ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) yang tidak diradiasi (0 kGy) dan yang diradiasi (7,5 kGy) pada laju dosis 7,0 kGy/jam. Pengujian toksisitas akut oral dilakukan sesuai prosedur menurut WHO dan OECD guideline 423 (Acute toxic class method) menggunakan mencit galur ddY jantan dan betina, umur 2-3 bulan, bobot badan antara 20-30 g. Ekstrak etanol daun sirsak merupakan bahan natural, sehingga starting dosis dimulai pada uji limit dosis 2000 mg/kg BB. Pengamatan dilakukan terhadap gejala-gejala toksik, kematian hewan uji, perubahan kenaikan berat badan (Average Daily Gain: ADG) dan manifestasi efek toksik sampai hari ke-14. Pada akhir uji, mencit dikorbankan dan diambil organ-organ vital dan dievaluasi adanya kelainan secara gross patologi (makroskopi) dan histopatologi. Hasil uji toksisitas akut menunjukkan bahwa pemberian sediaan uji ekstrak etanol daun sirsak yang tidak diradiasi (0 kGy) dan yang diradiasi (7,5 kGy) pada dosis ekstrak 2000 mg/kg BB dan 5000 mg/kg BB tidak menunjukkan gejala-gejala toksik maupun kematian mencit jantan dan betina. Pada pemeriksaan organ-organ vital secara gross patologi dan histopatologis juga tidak ditemukan adanya perubahan yang berarti pada organ organ vital hewan coba. Nilai LD50 sediaan uji ekstrak etanol daun sirsak adalah > 5000 mg/kg BB pada mencit, termasuk kategori 5 (tidak terklasifikasi= unclassified) atau minimal praktis tidak toksik.
Kemampuan Sitotoksik dan Profil Kromatogram Umbi Sarang Semut (Myrmecodia Pendans Merr. & Perry) Setelah Diiradiasi Gamma Ermin Katrin; Siva Fauziah; Susanto Susanto; Hendig Winarno
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.678 KB) | DOI: 10.17146/jair.2015.11.2.2800

Abstract

Umbi sarang semut (Myrmecodia pendans Merr. & Perry) memiliki aktivitas sitotoksik. Salah satu usaha pengawetan simplisia umbi sarang semut dilakukan dengan iradiasi gamma. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh iradiasi gamma pada sitotoksisitas dan profil kromatogram fraksi aktif dari umbi sarang semut. Serbuk kering umbi sarang semut diiradiasi gamma dengan beberapa macam dosis radiasi yaitu : 0 (kontrol); 5; 7,5; 10; dan 15 kGy. Percobaan dilakukan dengan dua kali ulangan untuk masing-masing dosis. Setelah iradiasi, serbuk dimaserasi bertahap berdasarkan tingkat kepolarannya dengan n-heksan, etil asetat, dan etanol. Setiap ekstrak diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel leukemia L1210. Dari hasil yang diperoleh didapatkan bahwa ekstrak etanol merupakan ekstrak yang paling aktif (IC50 9,88 μg/ml) dibandingkan ekstrak n-heksan (IC50 23,44 μg/ml) dan etil asetat (IC50 17,32 μg/ml). Ekstrak etanol dari masing-masing dosis difraksinasi secara kromatografi kolom menghasilkan 7 fraksi. Berdasarkan uji aktivitas sitotoksik fraksi-fraksi tersebut, fraksi 1 adalah fraksi yang paling aktif (IC50 ≤ 3,23 μg/ml ). Pada identifikasi KLT-densitometri dari fraksi 1 dan ekstrak etanol mengalami penurunan dan kenaikan bercak setelah diiradisi. Hasil kromatogram fraksi 1 dari KCKT menunjukkan bahwa puncak utama mengalami penurunan setelah diiradiasi. Dosis maksimum untuk iradiasi umbi sarang semut tanpa merusak aktivitas sitotoksiknya terhadap sel leukemia L1210 adalah 5 kGy. Kata kunci : iradiasi gamma, ekstrak dan fraksi etanol umbi sarang semut (Myrmecodia pendans Merr. & Perry), sel kanker Leukemia L1210, IC50, aktivitas sitotoksik, profil kromatogram.
Pengaruh Iradiasi Gamma Terhadap Sitotoksisitas Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) pada Sel Leukemia L1210 Ermin Katrin; Dede Komarudin; Susanto Susanto; Hendig Winarno
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 9, No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1552.535 KB) | DOI: 10.17146/jair.2013.9.2.2736

Abstract

Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) merupakan tanaman yang mengandung flavonoid, tanin, minyak atsiri dan secara empiris telah digunakan sebagai obat tradisional.  Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh iradiasi gamma pada aktivitas sitotoksisitas daun sirih merah terhadap sel leukemia L1210 dan profil kromatogramnya.  Daun sirih merah kering (kadar air 8,03%) diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis 5; 7,5; 10 dan 15 kGy dengan sumber kobalt-60. Kemudian masing-masing sampel dimaserasi dalam tiga jenis pelarut secara bertahap, yaitu n-heksan, etil asetat dan etanol, sehingga diperoleh tiga jenis ekstrak. Uji aktivitas sitotoksisitas ekstrak terhadap sel leukemia L1210 dilakukan dengan metode langsung dengan pewarnaan menggunakan tripan biru. Ekstrak etanol merupakan ekstrak yang paling aktif menghambat pertumbuhan sel leukemia L1210 (IC50 sebesar 13,12 mg/mL), selanjutnya difraksinasi dengan kolom kromatografi, diperoleh 7 fraksi. Fraksi 2 merupakan fraksi yang paling aktif menghambat sel leukemia L210 dengan IC50 4,12 mg/ml. Aktivitas sitotoksik fraksi 2 daun sirih merah sampai 7,5 kGy tidak mengalami perubahan bermakna dibandingkan dengan kontrol, tetapi pada dosis ≥ 10 kGy aktivitas sitotoksik fraksi 2 mengalami penurunan yang bermakna. Kromatogram KLT fraksi 2 dari daun sirih merah yang tidak dan yang diiradiasi sampai dosis 7,5 kGy tidak terlihat adanya perubahan, tetapi pada KLT-Densitometri dan spektrum GC-MS daun sirih merah terlihat adanya perubahan. Berdasarkan hasil aktivitas sitotoksik fraksi 2 terhadap sel leukemia L1210 dan profil KLT disimpulkan bahwa dosis 7,5 kGy merupakan dosis maksimum untuk iradiasi serbuk daun sirih merah tanpa mengubah bioaktivitasnya. Kata kunci :   iradiasi gamma, sitotoksisitas, kromatogram, sirih merah, Piper crocatum Ruiz & Pav.