Muhammad Hairul Saleh
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MODEL PEMAKNAAN NASIONALISME MASYARAKAT PULAU SEBATIK KALIMANTAN TIMUR Muhammad Hairul Saleh
Jurnal Borneo Administrator Vol 7 No 2 (2011)
Publisher : Puslatbang KDOD Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.225 KB) | DOI: 10.24258/jba.v7i2.74

Abstract

This study is aimed to know the understanding models of Sebatik Island's people about nationalism. Using phenomenological approach, the result of this study indicates that there are three models of society understanding about nationalism. They are the understanding by society who have Identity Card of Indonesia (established people), understanding by society who have Identity Card both  Indonesia and Malaysia or double citizenship, and nationalism understanding of society being Malaysia citizen (Malaysian loves Indonesia). The first and the second models are elaborated based on some indicators, such as ownership of identity card, currency, economics, language, education, political participation, celebration of Republic of Indonesia's independence day, and Ambalat case; and the third model is a description to complete the first and the second models explanation. Keywords : understanding, nationalism, society of Sebatik Island, Indonesia-Malaysia border.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pemaknaan masyarakat Pulau Sebatik terhadap nasionalisme. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologik, hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga model pemaknaan masyarakat terhadap nasionalisme, yakni pemaknaan oleh masyarakat yang hanya memiliki KTP Indonesia (orang tempatan), pemaknaan oleh masyarakat yang memiliki KTP Indonesia dan ID Card Malaysia atau berkewarganegaraan ganda, dan pemaknaan nasionalisme masyarakat yang telah menjadi warga negara Malaysia (orang Malaysia yang cinta Indonesia). Model pertama dan kedua dielaborasi berdasarkan beberapa indikator, seperti kepemilikan KTP, mata uang, ekonomi, bahasa, pendidikan, partisipasi politik, perayaan HUT kemerdekaan RI, dan kasus Ambalat, sedangkan model ketiga hanya berupa penggambaran untuk melengkapi menjelasan model pertama dan kedua. Kata kunci : pemaknaan, nasionalisme, masyarakat Pulau Sebatik, perbatasan Indonesia-Malaysia
DINAMIKA MASYARAKAT PERBATASAN (Eksistensi Perantau Bugis di Pulau Sebatik Kalimantan Utara: Perspektif Cultural Studies)(THE DYNAMICS OF BORDER SOCIETY (The Existence of Bugis Migrants in Sebatik Island North Kalimantan: Perspective of Cultural Studies)) Muhammad Hairul Saleh
Jurnal Borneo Administrator Vol 11 No 1 (2015): April 2015
Publisher : Puslatbang KDOD Lembaga Administrasi Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.409 KB) | DOI: 10.24258/jba.v11i1.184

Abstract

This article basically aim to give a description about the existence of Bugis migrants on the Sebatik island by focusing on the ability of Bugis migrants in creating and managing the economic resources linked with the talent to build relationships, both economically and socially as an effort to participate in the development of Sebatik Island. The research method used is descriptive qualitative, in which data and related information are collected through literature study and empirical research that are concerned about the border's issues, particularly the border of Indonesia and Malaysia. Another technique used is depth interviews with the Bugis migrants. These studies suggest that Bugis migrants in Sebatik Islandare immigrants who have a dream to improve their living standards. With the principle of "hard work will bring maximum results" and supported by the ability to survive and always prepared to face the challenge, Bugis migrants has controlled most economic resources and become an important actor for the existence of society and development in Sebatik Island. Interaction among fellow of Bugis migrants in Sebatik Island, as well as interaction with immigrants from other regions and indigenous people, is the social capital that is crucial for the success of the Bugis migrants in Sebatik Island.Keywords : Sebatik Island, Bugis Migrants, Border Communities, Social Dynamics Artikel ini pada dasarnya ingin memberikan gambaran mengenai eksistensi perantau Bugis di Pulau Sebatik dengan fokus pada kemampuan perantau Bugis dalam menciptakan dan mengelola sumber-sumber ekonomi yang dibarengi dengan kemampuan membangun relasi, baik ekonomi maupun sosial sebagai upaya turut berpartisipasi dalam pembangunan di Pulau Sebatik. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana untuk mendapatkan data dan informasi terkait, dilakukan pengumpulan data melalui studi pustaka dari buku-buku dan tulisan-tulisan hasil penelitian yang concern dengan perbatasan, khususnya perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Teknik lain yang digunakan adalah melalui wawancara dengan warga perantau Bugis yang menjadi pelaku. Hasil studi ini menunjukkan bahwa Migran Bugis di Pulau Sebatik merupakan perantau-perantau yang memiliki mimpi untuk meningkatkan taraf hidupnya. Dengan memegang teguh prinsip “kerja keras akan membawa hasil yang maksimal” serta didukung oleh kemampuan untuk bertahan dan selalu siap menghadapi tantangan menjadikan Perantau Bugis sebagian besar menguasai sumber-sumber ekonomi dan menjadi aktor penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat dan pembangunan di Pulau Sebatik. Interaksi antar sesama perantau Bugis di Pulau Sebatik, serta interaksi dengan perantau dari wilayah lain dan masyarakat asli, merupakan modal sosial yang sangat menentukan bagi kesuksesan perantau Bugis di Pulau SebatikKata Kunci : Pulau Sebatik, Perantau Bugis, Masyarakat Perbatasan, Dinamika Sosial
Pembelajaran matematika pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tipe slow learners Muhammad Hairul Saleh; Dina Huriaty; Arifin Riadi
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2 (2017)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v3i2.58

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus di kelas inklusif SMPN 5 Banjarbaru. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru matematika, GPK dan siswa ABK. Sedangkan objek penelitian ini adalah proses pembelajaran matematika pada materi lingkaran. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini antara lain sebelum pembelajaran berlangsung, guru matematika telah menyiapkan RPP, silabus, media pembelajaran dan buku paket sebagai sumber belajar. GPK hanya bertugas menyiapkan media, sumber belajar dan siswa ABK slow learners itu sendiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran Guru matematika menyiapkan siswa secara psikis dan fisik, memberitahukan materi yang akan dibahas dan mengajukan beberapa pertanyaan, serta menggunakan beragam pendekatan. Guru matematika memfasilitasi terjadinya interaksi di dalam kelas, serta selalu memantau dan membimbing ABK, kemudian bersama seluruh siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran dan melakukan penilaian untuk seluruh siswa, serta memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. GPK bertugas menjelaskan kembali kepada siswa ABK slow learners tentang apa saja yang disampaikan guru matematika di depan kelas,serta bertugas menilai siswa ABK. Setelah pembelajaran berakhir Guru matematika dan GPK menyampaikan materi selanjutnya, rencana pembelajaran berikutnya dan memberikan tugas kepada siswa biasa dan siswa ABK.
QUO VADIS PEMILU SERENTAK? (Studi Tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Pada Pemilu Serentak 2019 di Kota Balikpapan) Dian Isfiana; I Ketut Gunawan; Muhammad Hairul Saleh
Moderat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol 8 No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.499 KB) | DOI: 10.25157/moderat.v8i2.2702

Abstract

Penelitian ini menyoroti Pilkada serentak 2019 di Balikpapan dengan mengkaji perilaku memilih dan proses penghitungan suara. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah ini, pemilu semacam itu dibandingkan dengan pemilu non-serentak 2014. Data dikumpulkan dengan menggunakan penelitian kepustakaan dan kerja lapangan (observasi, wawancara, dokumentasi) dan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan umum eksekutif dan legislatif serentak mampu mendongkrak partisipasi masyarakat karena adanya magnet pemilihan, yaitu pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Meskipun demikian, dapat diamati perilaku pemilih yang ceroboh disumbangkan oleh banyaknya pilihan untuk memilih calon anggota parlemen baik di tingkat nasional maupun lokal. Dalam proses penghitungannya secara manual, memakan waktu yang cukup lama sehingga menimbulkan kelelahan fisik dan psikis yang akut. Sementara di tingkat nasional menelan 894 nyawa, di daerah penelitian menelan dua nyawa. Poin penting untuk menghadapinya adalah adanya magnet pemilu (pemilihan eksekutif) yang akan mendongkrak jumlah peserta. Kedua, pemisahan pemilu serentak antara tingkat nasional dan lokal, yang akan mengurangi jumlah pilihan untuk memilih calon anggota parlemen, yang berarti mengurangi waktu penghitungan suara dan kelelahan. Terakhir, pengenalan pemilu digital, terutama saat teknologi pemungutan suara digital sangat aman dan terpercaya, serta kesiapan masyarakat.