Claim Missing Document
Check
Articles

STRATEGI DAKWAH DI TENGAH KONFLIK MASYARAKAT Farihah, Irzum
ADDIN Vol 8, No 2 (2014): ADDIN
Publisher : P3M STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v8i2.599

Abstract

STRATEGI DAKWAH DI TENGAH KONFLIK MASYARAKAT Farihah, Irzum
ADDIN Vol 8, No 2 (2014): ADDIN
Publisher : LPPM IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v8i2.599

Abstract

MEDIA DAKWAH POP Farihah, Irzum
AT-TABSYIR Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v1i2.432

Abstract

RADIO SEBAGAI SOLUSI PROBLEMA KEAGAMAAN MUSLIMAH Farihah, Irzum
AT-TABSYIR Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v2i2.503

Abstract

Membangun Solidaritas Sosial Melalui Dakwah Mujadalah Farihah, Irzum
AT-TABSYIR Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v3i1.1644

Abstract

Perbedaan pandangan di masyarakat baik ideologi maupun keimanan tidak pernah bisa dielakkan, hal tersebut seing menjadi permasalaha pelik di masyarakat seagama maupun antar agama. Kerukunan dan saling memahami selalu diharapkan,  oleh  karenanya  komunikasi dan dialog adalah salah satu proses interaksi antar individu maupun kelompok tersebut untuk membangun kerukunan dan solidaritas sosial yang selama ini sering tidak diperhatikan di masyarakat, yang pada akhirnya memunculkan konflik. Oleh karena itu, apabila proses dakwah sebagai suatu bentuk komunikasi yang khas dihubungkan dengan terjadinya interaksi, maka peranan dakwah merupakan landasan pokok bagi terwujudnya suatu interaksi sosial yang di dalamnya terbentuk norma-norma tertentu sesuai dengan pesan-pesan dakwah itu sendiri. Al-Qur’an sendiri sudah menyampaikan dalam Surat an-Nahl ayat 125, di mana terdapat tiga metode dakwah dan salah satunya adalah mujadalah bi allati hiya ahsan. Dari metode inilah akan terjadi komunikasi dua arah dalam penyampaian syiar Islam. Tentunya, Islam sudah mengingatkan dengan cara yang Ihsan
PEMIKIRAN TEOLOGI HASSAN HANAFI Falah, Riza Zahriyal; Farihah, Irzum
FIKRAH Vol 3, No 1 (2015): FIKRAH: JURNAL ILMU AQIDAH DAN STUDI KEAGAMAAN
Publisher : Prodi Ilmu Aqidah Jurusan Ushuluddin STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/fikrah.v3i1.1833

Abstract

Teologi merupakan pondasi sebuah agama, sedangkanemikiran Teologi dari seorang ahli teolog akanmemberikan efek yang signifian kepada penganutnyadalam kehidupan konkret. Karena sebagai pondasiagama tadi, teologi akan menjadi dasar berperilaku danpenyemangat kehidupan seseorang. Maka dibutuhkankonsep teologi yang tidak hanya teosentris, namun jugaantroposentris. Hasan Hanaf mencoba menafsirkankembali dalil-dalil teologi dalam al-Qur’an dan Sunnah,dengan metode pemikiran dialektika, fenomenologi, danhermeneutik. Dalil-dalil teologi tidak lagi dipergunakanHasan Hanaf untuk membuktikan ke-Maha-an dankesucian Tuhan, namun digunakan sebagai tuntutankepada manusia untuk dapat mengamalkan konsepdari dalil-dalil tersebut dalam kehidupan nyata. Konsepantroposentris inilah yang ditekankan oleh para teologdi era kontemporer seperti Muhammad Abduh, M.Iqbal, Fazlur Rahman, Murtadha Mutahhari dan lainlain. Rekonstruksi Teologi Hasan Hanaf dari teosentriske antroposentris yang diejawentahkan dalam gerakan“Kiri Islam”, telah menginspirasi banyak orang untukmemikirkan kembali pemikiran teologi yang mempunyaikontribusi positif dalam perilaku kehidupan umatIslam.
BIMBINGAN KEAGAMAAN BAGI MASYARAKAT PERKOTAAN Farihah, Irzum
KONSELING RELIGI Vol 5, No 1 (2014): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v5i1.1066

Abstract

Setiap masyarakat  pasti membutuhkan agama. Tanpa melihat asal usul maupun tingkatan klas sosial mereka. Bahkan tanpa memperhatikan apak berasal dari pedesaan ataupun perkotaan. Namun cara memahami agama masing-masing kelompok berbeda. Begitu juga yang dialami masyarakat perkotaan, dengan kesibukan pekerjaan yang harus dilalui,  mereka sangat membutuhkan bimbingan keagamaan yang mampu memberikan ketenangan dan pencerahan pada dirinya. Tentunya dengan cara yang mereka pilih berbeda dengan masyarakat pedesaan yang mampu mendapatkan bimbingan keagamaan melalui rutinitas ritual keagamaan secara kolektif. Sedangkan masyarakat kota lebih suka memilih cara yang lebih praktis yang cenderung individualistik, yakni memperoleh bimbingan keagamaan melalui   televisi.  Hal  ini  disebabkan tingkat kesibukan dan bentuk relasi atau pergaulan yang meraka alami,  dapat mempengaruhi pola bimbingan keagamaan  yang mereka pilih.Kata kunci: Agama, Bimbingan Keagamaan, Masyarakat Kota.RELIGIOUS GUIDANCE  FOR URBAN COMMUNITIES. Each community would need religion. Without seeing the origin of and levelsof social satelite them. Even without notice apak come from rural or urban areas. But how to understand the religion of each of the groups of different. So also experienced urban communities, with the rush of work that must be passed through, they need very religious guidance is able to give you peace of mind and enlightenment in itself. Of course with the way they choose different with rural communities who are able to obtain religious guidance through the routine religious rituals collectively. While the city community  prefer to choose a more practical way that tend to be  individualistic,   i.e. obtain religious  guidance through  television. This is caused by the level of enjoyment and the shape of the relation or association that they whispered natural, can affect the pattern of religious guidance that they choose.Key Words:  Religion, Religious Guidance, City Community.
PERAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MEMBANGUN KEBERAGAMAAN ANAK JALANAN Farihah, Irzum
KONSELING RELIGI Vol 4, No 1 (2013): KONSELING RELIGI
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v4i1.1074

Abstract

Islam memandang bahwa pada  hakikatnya manusia adalah makhluk Tuhan  yang diciptakan sebagai khalifah di  muka bumi untuk mengabdi kepada-Nya.  Tulisan ini,  memaparkan bagaimana peran konselor Islam dalam membantu anak jalanan mengembalikan  fitrohnya sebagai hamba Allah yang taat. Hal tersebut tentunya tidak mudah, perlu beberapa metode yang digunakan para konselor. Ada tiga metode yang ditawarkan yaitu: al-hikmah, mauidhah hasanah dan mujadalah yang nantinya mampu membantu konseli (anak jalanan) kembali kepada fitroh beragamanya. Tipologi bagi sebutan anak jalanan mengacu pada tiga karakter anak jalanan, yaitu anak-anak yang turun ke jalanan, anak-anak yang ada di jalanan dan anak-anak dari keluarga yang ada di jalanan. Kesemuanya membutuhkan perhatian dari konselor Islam agar bisa mengenali lagi fitrahnya sebagai hamba Allah swt.Kata Kunci: Konselor, Anak Jalanan, Fitrah.THE ROLE OF GUIDANCE COUNSELING  ISLAM IN THE BUILDING OF RELIGIOSITY  OF STREET CHILDREN. Islam sees that on the fact of the matter is that man is the living God who created as a vicegerent on earth to serve Him. This article explained how the role of the counselor for Islam in the help of street children restore fitrohnya  as obedient  servant  of Allah. It is  certainly  not easy, need  to some of the  methods  used the  counselors. There are three  methods that offered:  al-hikmah,  mauidhah hasanah and mujadalah which later able to help konseli (street children) return to fitroh beragamanya.  Typology for the pronunciation of the street children refers to the three characters of street children, namely  children that go down  to the streets,  children who are in the streets and the children from the family is in the streets. All need attention from the counselor for Islam in order to identify again by nature as a servant of Allah swt.Keywords: Counselor, Street Children, Fitrah.
PEMENTASAN AGAMA SELEBRITI: TELAAH DRAMARTUGI ERVING GOFFMAN Farihah, Irzum
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 4, No 2 (2018): VOL 4, NO 2 2018
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.458 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh realitas yang ada saat ini, di mana para selebriti yang tampil di layar televisi banyak yang perform menggunakan pakaian muslimah. Kecantikan selebriti dengan balutan pakaian muslimah membuat nilai lebih di hadapan masyarakat dan tidak sedikit masyarakat menjadikan mereka sebagai contoh  dalam berbusana muslimah. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah fenomena selebriti tersebut sebagai perwujudan ketaatan seorang hamba kepada sang pencipta, atau hanya sekedar menjadikan pakaian muslimah sebagai kultur masyarakat muslimah Indonesia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiologi Dramartugi Erving Goffman. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pementasan yang dilakukan selebriti dalam mempresentasikan ajarannya ada dua panggung yang dimiliki. Pertama, panggung depan (front stage) dan kedua, panggung belakang (back stage). Di dalam pementasan tersebut, seorang selebriti melakukan pengelolaan kesan, dengan tujuan untuk mencapai tujuan pencitraan diri di dalam ruang kehidupan sosial sebagai panggung pementasan. Di dalam kehidupan sosial tersebut, selebriti melakukan interaksi melalui komunikasi verbal maupun non verbal. Pada panggung depannya, selebriti menampilkan peran formalnya, sedangkan panggung belakangnya berpenampilan sesuai dengan kondisi dan realitas selebriti tersebut. Kata Kunci: Agama, Selebriti, Dramartugi
FILSAFAT MATERIALISME KARL MARX (Epistimologi Dialectical and Historical Materialism) Farihah, Irzum
FIKRAH Vol 3, No 2 (2015): FIKRAH: JURNAL ILMU AQIDAH DAN STUDI KEAGAMAAN
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam, Jurusan Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/fikrah.v3i2.1823

Abstract

Artikel ini melihat bagaimana pendekatan materialisme historisKarl Marx, berdasar pada dalil bahwa produksi dan distribusibarang-barang serta jasa merupakan dasar untuk membantumanusia dalam mengembangkan eksistensinya. Menurutnya,bahwa proses kehidupan manusia dari dua faktor yang memilikihubungan sejarah, jaitu faktor ekonomi sebagai basis dan masalahkesadaran manusia yang berwujud dalam ilmu, fisafat, ideologidan agama sebagai suprastruktur. Marx berprinsip bahwa basisekonomi itulah yang menentukan suprastruktur masyarakat.Marx mengungkapkan bahwa perubahan sejarah terjadi denganpertentangan kelas-kelas sosial. Kelas menurut Marx ada duayaitu kelas borjuis yaitu kelas pemilik modal dan kelas proletaryang lebih dikenal sebagai kelas buruh. Jadi kelas-kelas sosialtersebut merupakan perubahan sejarah dan yang menentukanjalan sejarah bukan individu-individu. Adanya dua kelas tersebutakan mengakibatkan pertentangan pada revolusi kelas. Berkaitandengan agama, Marx menyampaikan bahwa agama adalah canduyaitu semakin orang itu mengabdikan diri pada agamanya, makadia akan kehilangan dirinya sendiri. Bagi Marx manusia yangmembuat agama, bukan agama yang membuat manusia.