Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Prevalence and Determinants of Pre-lacteal Feeding: Insights from the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey Siti Nurokhmah; Siti Masitoh; Kusuma Estu Werdani
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 16, No 2 (2021): Volume 16, Issue 2, May 2021
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.479 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v16i2.4283

Abstract

Pre-lacteal feeding is widely known as a distraction to exclusive breastfeeding, and the malpractice continues to be prevalent in Indonesia. Therefore, this study aimed to explore the potential determinants of pre-lacteal feeding among mothers of infants below 24 months. A sample of 6,455 mother-infant pairs from the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) was used. Also, multivariate logistic regression was employed to identify factors associated with pre-lacteal feeding practice. In Indonesia, 44% of infants were introduced to solid/liquid feeds in their first three days of life. Infant formula was the most common pre-lacteal feed given, followed by any other milk, plain and sugar water, and honey. Early initiation of breastfeeding and living in an urban area was protective method against pre-lacteal feeding (AOR: 0.24; 95%CI: 0.21-0.28; AOR: 0.76; 95%CI: 0.65-0.90, respectively), while cesarean delivery acted as arisk factor (AOR: 1.36; 95%CI: 1.14-1.63). Meanwhile, gender role attitude, parity, perceived birth size, and household wealth index was also associated with pre-lacteal feeding. Overall, the percentage of mothers introducing pre-lacteal feeds was still high. The modifiable covariates associated with pre-lacteal feedings, such as early initiation of breastfeeding, parity, and birth size, were the major factors discouraging this practice.
Webinar: Upaya Mendukung Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Dyah Intan Puspitasari; Siti Nurokhmah; Setyaningrum Rahmawaty
Abdi Geomedisains Vol. 2, No. 2, January 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.946 KB) | DOI: 10.23917/abdigeomedisains.v2i2.351

Abstract

Memberikan ASI eksklusif memiliki manfaat yang sangat besar bagi ibu dan juga bayi. Untuk mencapai target nasional (80%) cakupan ASI eksklusif, diperlukan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan memberikan edukasi kesehatan. Pemberian edukasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman agar nantinya kelompok sasaran ini dapat berperan aktif dalam mendukung keberhasilan ASI eksklusif. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan memberikan edukasi melalui Webinar kepada masyarakat. Materi yang diberikan adalah kebijakan terkait ASI eksklusif, manfaat ASI, dan juga kiat menyusui pada ibu bekerja. Secara umum kegiatan berlangsung dengan lancar. Peserta memiliki antusias yang tinggi dalam mengikuti kegiatan tersebut dengan memberikan berbagai pertanyaan pada sesi diskusi. Pengetahuan peserta juga mengalami peningkatan secara signifikan (p=0,000) terlihat dari peningkatan nilai pretest dan posttest dari rata-rata 7,29 menjadi 8,55. Kegiatan Webinar series dengan tema yang mendukung praktek-praktek menyusui yang direkomendasikan dan terbentuknya komunitas yang mendukung ASI eksklusif diharapkan menjadi upaya tindak lanjut untuk mendukung keberhasilan ASI eksklusif.
Hubungan Operasi Sesar dengan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia: Analisis Data SDKI 2017 Siti Masitoh; Siti Nurokhmah; Anissa Rizkianti; Sugiharti Sugiharti
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 31 No 1 (2021)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mpk.v31i1.3430

Abstract

The prevalence of exclusive breastfeeding and early initiation of breastfeeding in Indonesia, is still low 37.3% and 58.2%, respectively. However, cesarean delivery increased from 12.3% in 2012 to 17.0% in 2017. Women who gave birth by cesarean section were less likely to breastfeed earlier. This study aimed to determine the relationship between cesarean delivery and early initiation of breastfeeding among women in Indonesia. This study was a further analysis of the 2017 IDHS data with a sample of the 6,877 last-born children in the two years preceding the survey. The dependent variable was early initiation of breastfeeding, while the main independent variable was cesarean delivery. Other covariate variables included age, education, occupation, place of residence, parity, history of antenatal care, place of delivery and wealth index. Data analysis used logistic regression to determine the relationship between cesarean delivery and early initiation of breastfeeding, showing as the Adjusted Odds Ratio among 95% confidence interval. The results of the study showed that eight out of ten (82.75%) women who gave birth by cesarean section did not experience early initiation of breastfeeding, compared to those who delivered vaginal delivery (62.75%). Women who gave birth by cesarean section were 7.16 times more likely to not practice early initiation of breastfeeding (AOR 7.16; 95% CI: 3.66-14.01) compared to those who delivered vaginal delivery. To improve early initiation of breastfeeding, pregnant women need to be encouraged to do antenatal care (ANC) to increase their knowledge and confidence about breast milk. In addition, health workers and health care providers need to provide support to women who give birth by cesarean section to breastfeed as early as possible through providing adequate information about breastfeeding, encouraging rooming-in and preventing the promotion of formula milk. Abstrak Prevalensi air susu ibu (ASI) eksklusif dan inisiasi menyusu dini (IMD) di Indonesia, masih rendah yaitu masing-masing 37,3% dan 58,2%. Di sisi lain, kelahiran melalui operasi sesar meningkat dari 12,3% pada 2012 menjadi 17,0% pada 2017. Wanita yang melahirkan dengan operasi sesar lebih kecil kemungkinannya untuk menyusui lebih awal. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persalinan sesar dengan IMD pada wanita di Indonesia. Studi ini merupakan analisis lanjut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan sampel 6.877 anak terakhir yang lahir dalam kurun waktu dua tahun sebelum survei. Variabel dependen adalah IMD, sedangkan variabel independen utama adalah persalinan sesar. Variabel kovariat lainnya antara lain usia, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, paritas, riwayat antenatal care, tempat persalinan, dan indeks kekayaan. Analisis data menggunakan regresi logistik untuk mengetahui hubungan antara persalinan sesar dengan IMD, yang dilihat dari nilai Adjusted Odds Ratio dengan interval kepercayaan 95%. Hasil studi menunjukkan bahwa delapan dari sepuluh (82,75%) wanita yang melahirkan dengan operasi sesar tidak melakukan IMD, dibandingkan dengan yang melahirkan persalinan pervaginam (62,75%). Wanita yang melahirkan melalui operasi sesar memiliki kemungkinan 7,16 kali lebih tinggi untuk tidak melakukan IMD (AOR 7,16; 95% CI: 3,66-14,01) dibandingkan dengan mereka yang melahirkan secara pervaginam. Untuk meningkatkan praktik IMD, ibu hamil perlu didorong untuk melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan dirinya mengenai ASI. Selain itu, petugas kesehatan dan penyedia layanan kesehatan perlu memberikan dukungan kepada wanita yang melahirkan melalui operasi sesar untuk menyusui sedini mungkin melalui pemberian informasi mengenai ASI secara memadai, mendorong adanya rooming-in, serta mencegah pemberian promosi susu formula.