Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

HUBUNGAN POLA KONSUMSI IKAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA LANSIA DI POSYANDU AISYIYAH CABANG SOLO UTARA RANTING BANYUANYAR Anggarianti, Aurulia Banuar; Rahmawaty, Setyaningrum; Soviana, Elida
Jurnal Kesehatan Vol 9, No 2 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurkes.v9i2.4589

Abstract

Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki manfaat sangat berguna, diantaranya dapat menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah serta memperkecil risiko serangan jantung pada lansia. Mengetahui hubungan pola konsumsi ikan (jenis, jumlah dan frekuensi) terhadap kadar kolesterol pada lansia di Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan melibatkan 42 lansia yang berusia 46-75 tahun, pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Aisyiyah Cabang Solo Utara Ranting Banyuanyar. Data pola konsumsi ikan yang terdiri dari jenis, jumlah dan frekuensi konsumsi ikan didapatkan dengan menggunakan semi quantitative food frequency questionnaire dan kadar kolesterol darah lansia didapatkan dengan cara mengambil sampel darah kapiler menggunakan metode electrode-based biosensor. Duapuluh dua (64,7%) responden mengkonsumsi non oily fish, 23 (67,6%) responden memiliki jumlah konsumsi ikan kurang, 29 (85,3%) responden memiliki frekuensi konsumsi ikan baik dan 19 (55,9%) responden memiliki kadar kolesterol tinggi. Hasil uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan jenis konsumsi ikan dengan kadar kolesterol yang memiliki nilai p = 1,00; jumlah konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol memiliki nilai p = 0,060 sedangkan untuk frekuensi konsumsi ikan memiliki nilai p =0,201. Konsumsi oily fish dapat menurunkan kadar kolesterol darah walaupun secara statistik tidak terdapat hubungan antara pola konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol.
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL (RLPP) DENGAN KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) PADA WANITA MENOPAUSE DI POSYANDU NGUDI WALUYO SURAKARTA Rahmawati, Nesti; Rahmawaty, Setyaningrum; Soviana, Elida
Jurnal Kesehatan Vol 9, No 2 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurkes.v9i2.4593

Abstract

Disamping faktor hormonal tingginya asupan lemak dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) diakui sebagai faktor pencetus peningkatan kadar LDL pada wanita menopause. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan lemak dan RLPP dengan kadar LDL pada wanita menopause. Penelitian ini termasuk studi crossectional yang melibatkan? 33 wanita menopause usia 45-65 tahun dengan teknik simple random sampling di Posyandu Ngudi Waluyo Surakarta. Asupan lemak dihitung dari rata-rata food recall 24 jam selama 3 hari dengan menggunakan Nutrisurvey. Rasio lingkar pinggang panggul diukur menggunakan metlin dan dilakukan sebanyak 2 kali. Kadar LDL diukur dengan pengambilan darah vena menggunakan metode Enzimatik. Tujuh belas (51,5%) responden memiliki asupan lemak tergolong tinggi, 26 (78,8%) responden memiliki RLPP tergolong tinggi (?0,85 cm) dan 15 (45,5%) responden memilik kadar LDL tergolong tinggi (?150 mg/dL). Hasil uji korelasi antara tingkat asupan lemak dengan kadar LDL menunjukkan nilai p=0,261 sedangkan untuk rasio lingkar pinggang panggul dengan kadar LDL menunjukkan nilai p=0,67. Baik asupan lemak maupun RLPP tidak berhubungan dengan kadar LDL pada wanita menopause di Posyandu Ngudi Waluyo Surakarta.
Webinar: Upaya Mendukung Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Dyah Intan Puspitasari; Siti Nurokhmah; Setyaningrum Rahmawaty
Abdi Geomedisains Vol. 2, No. 2, January 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.946 KB) | DOI: 10.23917/abdigeomedisains.v2i2.351

Abstract

Memberikan ASI eksklusif memiliki manfaat yang sangat besar bagi ibu dan juga bayi. Untuk mencapai target nasional (80%) cakupan ASI eksklusif, diperlukan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan memberikan edukasi kesehatan. Pemberian edukasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman agar nantinya kelompok sasaran ini dapat berperan aktif dalam mendukung keberhasilan ASI eksklusif. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan memberikan edukasi melalui Webinar kepada masyarakat. Materi yang diberikan adalah kebijakan terkait ASI eksklusif, manfaat ASI, dan juga kiat menyusui pada ibu bekerja. Secara umum kegiatan berlangsung dengan lancar. Peserta memiliki antusias yang tinggi dalam mengikuti kegiatan tersebut dengan memberikan berbagai pertanyaan pada sesi diskusi. Pengetahuan peserta juga mengalami peningkatan secara signifikan (p=0,000) terlihat dari peningkatan nilai pretest dan posttest dari rata-rata 7,29 menjadi 8,55. Kegiatan Webinar series dengan tema yang mendukung praktek-praktek menyusui yang direkomendasikan dan terbentuknya komunitas yang mendukung ASI eksklusif diharapkan menjadi upaya tindak lanjut untuk mendukung keberhasilan ASI eksklusif.
Validasi Berat Ikan Pada Produk Olahan Ikan Dalam Kemasan Kaleng Di Surakarta Setyaningrum Rahmawaty; Dita Ayu Setyaningtyas
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 7, No 2: September 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v7i2.12538

Abstract

Fish is the main dietary source of omega-3 long chain polyunsaturated fatty acids (n-3 LCPUFA) including eicosapentaenoic acid (EPA), docosapentaenoic acids (DPA) and docosahexaenoic acid (DHA) which have benefits to maintain an optimal health. The purpose of this study was to validate fish content in canned fish products in order to develop fish database for dietary assessment. A market survey was performed in 10 supermarkets which were randomly selected in Surakarta followed by laboratory analysis to measure fish content based on CODEX standard for canned fish. The study was conducted in July until November 2019. Results showed that there were 32 serving size from 11 branches of canned fish with the majority fish type was sardine (n=24) followed by mackerel (n=5) and tuna (n=3). They served in various taste such as in tomato sauce, chili sauce, brine and vegetable oil. The percentage of fish content in the labels was in a range from 50% to 70%. There was no significance difference between the percentage of fish mentioned in the canned fish labels and based on measurement in laboratory (Independent Sample T-test dan Mann-Whitney U test, p0.05). Given the variation of fish content in the canned fish products, it is recommended to consider the percentage of fish in estimating individual fish intake.
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL (RLPP) DENGAN KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) PADA WANITA MENOPAUSE DI POSYANDU NGUDI WALUYO SURAKARTA Nesti Rahmawati; Setyaningrum Rahmawaty; Elida Soviana
Jurnal Kesehatan Vol 9, No 2 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v9i2.4593

Abstract

Disamping faktor hormonal tingginya asupan lemak dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) diakui sebagai faktor pencetus peningkatan kadar LDL pada wanita menopause. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan lemak dan RLPP dengan kadar LDL pada wanita menopause. Penelitian ini termasuk studi crossectional yang melibatkan  33 wanita menopause usia 45-65 tahun dengan teknik simple random sampling di Posyandu Ngudi Waluyo Surakarta. Asupan lemak dihitung dari rata-rata food recall 24 jam selama 3 hari dengan menggunakan Nutrisurvey. Rasio lingkar pinggang panggul diukur menggunakan metlin dan dilakukan sebanyak 2 kali. Kadar LDL diukur dengan pengambilan darah vena menggunakan metode Enzimatik. Tujuh belas (51,5%) responden memiliki asupan lemak tergolong tinggi, 26 (78,8%) responden memiliki RLPP tergolong tinggi (≥0,85 cm) dan 15 (45,5%) responden memilik kadar LDL tergolong tinggi (≥150 mg/dL). Hasil uji korelasi antara tingkat asupan lemak dengan kadar LDL menunjukkan nilai p=0,261 sedangkan untuk rasio lingkar pinggang panggul dengan kadar LDL menunjukkan nilai p=0,67. Baik asupan lemak maupun RLPP tidak berhubungan dengan kadar LDL pada wanita menopause di Posyandu Ngudi Waluyo Surakarta.
HUBUNGAN POLA KONSUMSI IKAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA LANSIA DI POSYANDU AISYIYAH CABANG SOLO UTARA RANTING BANYUANYAR Aurulia Banuar Anggarianti; Setyaningrum Rahmawaty; Elida Soviana
Jurnal Kesehatan Vol 9, No 2 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v9i2.4589

Abstract

Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki manfaat sangat berguna, diantaranya dapat menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah serta memperkecil risiko serangan jantung pada lansia. Mengetahui hubungan pola konsumsi ikan (jenis, jumlah dan frekuensi) terhadap kadar kolesterol pada lansia di Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan melibatkan 42 lansia yang berusia 46-75 tahun, pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Aisyiyah Cabang Solo Utara Ranting Banyuanyar. Data pola konsumsi ikan yang terdiri dari jenis, jumlah dan frekuensi konsumsi ikan didapatkan dengan menggunakan semi quantitative food frequency questionnaire dan kadar kolesterol darah lansia didapatkan dengan cara mengambil sampel darah kapiler menggunakan metode electrode-based biosensor. Duapuluh dua (64,7%) responden mengkonsumsi non oily fish, 23 (67,6%) responden memiliki jumlah konsumsi ikan kurang, 29 (85,3%) responden memiliki frekuensi konsumsi ikan baik dan 19 (55,9%) responden memiliki kadar kolesterol tinggi. Hasil uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan jenis konsumsi ikan dengan kadar kolesterol yang memiliki nilai p = 1,00; jumlah konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol memiliki nilai p = 0,060 sedangkan untuk frekuensi konsumsi ikan memiliki nilai p =0,201. Konsumsi oily fish dapat menurunkan kadar kolesterol darah walaupun secara statistik tidak terdapat hubungan antara pola konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol.
Tingkat pengetahuan gizi, asupan energi - protein dan status gizi pasien kanker nasofaring yang mendapatkan kemoterapi Erma Galuh Sofiani; Setyaningrum Rahmawaty A. M.Kes., P.hD
Darussalam Nutrition Journal Vol 2, No 2 (2018): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v2i2.2423

Abstract

Defisiensi energi dan zat gizi sering menjadi problem gizi pada pasien dengan kanker nasofaring, yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan gizi, asupan energi dan protein  dengan status gizi pada pasien kanker nasofaring. Jenis penelitian ini adalah observasional den ganrancangan cross sectional. Sampel sebanyak 45 pasien  kanker nasofaring dengan kemoterapi yang dirawat inap di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Data pengetahuan gizi diperoleh menggunakan  kueasioner, sedangkan data asupan energi dan protein dihitung berdasar food frequency questionnire (FFQ) dan diolah dengan program  Nutrisurvey. Hasil  penelitian  menunjukkan tingkat pengetahuan gizi tergolong baik=37.8%, sedang=35.5%, dan kurang=26.7%; asupan energi tergolong kurang=64.4%, baik=35.6%; asupan protein tergolong kurang=62.2%, baik=31.1%; sedangkan status gizi  tergolong kurang=53.4%, baik=26.6%, lebih=20%. Hasil uji korelasi menggunakan Rank Spearman menunjukkan ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi pasien (p=0.036), namun tidak untuk tingkat pengetahuan gizi dan asupan protein dengan status gizi (p>0.05).  
Biskuit Garut-Tempe Tinggi Energi Protein sebagai Alternatif Snack untuk Anak Usia Sekolah; Analisis Kandungan Energi Protein dan Daya Terima Evitha Latifah; Setyaningrum Rahmawaty; Rusdin Rauf
Darussalam Nutrition Journal Vol 3, No 1 (2019): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v3i1.3140

Abstract

One of nutrition problems in school-age children is protein energy malnutrition (PEM). This can be solved with provision a high energy protein contained snack using local food such as arrowroot and tempeh. The aims of research is to formulate biscuit arrowroot-tempeh that acceptable for school-age children. The research was conducted into 5 steps, namely 1) formulation of biscuit arrowroot-tempeh, 2) biscuit production, 3) determination of energy content, 4) protein content analysis and, 5) organoleptic test on 30 school childrenaged 9-12 yo. Formulation ratios of the arrowroot flour and tempeh flour for biscuit productions were80:20 (biscuit A), 75:25 (biscuit B) and 70:30 (biscuit C). Energy (kkal)/protein(g/100g) contents of biscuitsA, B and C were 868,803/6,15; 876,299/6,95 and 883,796/8,35, respectively.Biscuit A was the most preffered biscuit among school children aged 9-12 yo. Biscuits arrowroot-tempeh can be used as an healthy high energy protein snack for school-age children.
Pengenalan Teknologi Pengolahan Tepung Okara untuk Produk Pangan pada Masyarakat di Masa Pandemi: Introduction of Processing Technology of Okara Flour for Food Products in the Community during the Pandemic Aan Sofyan; Eni Purwani; Pramudya Kurnia; Setyaningrum Rahmawaty; Laras Pratiwi; Alya Alvionita Sukma
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): April-Juni
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1017.513 KB) | DOI: 10.33860/pjpm.v3i2.838

Abstract

The Covid-19 pandemic impacts all aspects of human life both health and economic aspects. The utilization of soybean dregs flour or okara flour in food products will have the opportunity to increase household income. The purpose of this service activity was to introduce the processing of food products in the form of flakes and caramel sponges made from okara flour. This activity was carried out through several stages, namely: situation analysis survey consisting of 22 members of the PKK group in Jatisari Village, Sambi District, Boyolali Regency, Central Java; preparation for the implementation of activities; workshop on making flakes and caramel sponge; and evaluation. The result of this activity was that there was a public interest in using soybean dregs as an ingredient to make food products. It can be seen from the enthusiasm of the community in participating in both workshops and workshops that have been carried out at these activities. At the evaluation stage, it was also known that the community was interested in developing food products made from soybean dregs flour that had economic value. Therefore, it had the opportunity to be used as a new business in the hope of increasing household income.   ABSTRAK Pandemi Covid-19 berdampak terhadap seluruh aspek kehidupan manusia, baik aspek kesehatan maupun ekonomi. Pemanfaatan tepung ampas kedelai atau tepung okara menjadi produk pangan akan berpeluang menjadi usaha peningkatan pendapatan rumah tangga. Tujuan kegiatan pengabdian ini yaitu mengenalkan tentang pengolahan produk pangan berupa flakes dan bolu karamel berbahan tepung ampas kedelai. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: survei analisis situasi mitra yang terdiri dari 22 anggota kelompok PKK Desa Jatisari Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Jawa Tengah; persiapan pelaksanaan kegiatan; sarasehan; workshop pembuatan flakes dan bolu karamel; serta evaluasi. Hasil kegiatan pengabdian ini yaitu adanya minat dan ketertarikan masyarakat untuk memanfaatkan ampas kedelai sebagai bahan untuk membuat produk pangan. Hal ini terlihat dari antusias masyarakat dalam mengikuti kegiatan baik sarasehan maupun workshop yang telah dilakukan pada kegiatan tersebut. Pada tahap evaluasi juga diketahui bahwa masyarakat tertarik untuk mengembangkan produk pangan berbahan tepung ampas kedelai yang memiliki nilai ekonomi sehingga berpeluang untuk dijadikan usaha baru dengan harapan dapat menambah pendapatan rumah tangga.
Correlation betwen Fiber Intake and Energy Adequacy Based on 7-Days food diary of primary school children age 8-12 years in Surakarta Ufairoh Maliha Shofwah; Afrianus Karo; Ari Murti Nindiyanti; Dian Nazikha Khusna; Niki Dwi Astuti; Setyaningrum Rahmawaty
Jurnal Dunia Gizi Vol 3, No 1 (2020): Edisi Juni
Publisher : Study Program of Nutrition, Public Health Faculty, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdg.v3i1.4654

Abstract

Background; The dietary fiber intake is an important part of childern’s diet and has a role in development of non-commuicable disease. The percentage of fiber intake based on the consumption of fruit and vegetables has been reported lack of children in Surakarta. Purposes; The aim of this research were to analyse the correlation between fiber intake and energy adequacy and to assess the contribution of food source containing fiber to energy intake of primary school children age 8-12 years old in Surakarta. Method; This type of this research was observational with a cross sectional approaches. One hundred and thirteen elementary school children age 8-12 years old in Surakarta were participated in this study which were recruited using multistage random sampling. The intakes data were analysed used Nutrisurvey fo Windows 2007 based on 7-days food diary filled by each child under her/his parent supervision. Dietary Allowance Intake for Indonesia called AKG 2013 was used as a refernce intake. Correlation test used Chi-Square. Result; Median fiber intake and energy adequacy of all children were 3.11 gram/day and 42% respectively.  There was no correlation between fiber and energy adequacy intake (p=0.05). Food source contributed fiber intake were white rice, processed flur products, and other vegetable food such as carrots, guava, and fermented soybean or tempeh. Conclusion; The low fiber intake in school age 8-12 years old in Surakarta was not correlated with their low energy adequacy.