Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS KANDUNGAN BORAKS PADA MAKANAN OLAHAN YANG DIPASARKAN DI SEKITAR KAMPUS Titin Aryani; Aji Bagus Widyantara
Jurnal Riset Kesehatan Vol 7, No 2 (2018): NOVEMBER 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.479 KB) | DOI: 10.31983/jrk.v7i2.3590

Abstract

Abstrak Penggunaan borak sebagai zat tambahan pada makanan dapat berakibat buruk pada tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan boraks dalam berbagai jenis makanan olahan yang dipasarkan di lingkungan Kampus UNISA (Universitas Aisyiyah). Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Pengukuran kandungan boraks dilakukan di Laboratorium Analis Kesehatan Univeritas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik purposive sampel. Metode analisis sampel yang digunakan adalah metode kualitatif menggunakan uji kertas turmerik, uji nyala dan uji borak menggunakan tes kit. Selain uji kualitatif, digunakan juga uji kuantitatif menggunakan metode titrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 sampel yang diambil secara acak, terdapat 1 sampel makanan olahan yang mengandung boraks baik melalui uji kualitatif maupun kuantitatif. Kesimpulan penelitian ini adalah Pada uji kuantitatif boraks pada sampel No. 18 (Bakso 5) menggunakan metode titrasi alkalimetri diperoleh hasil bahwa kadar boraks sebagai asam borat pada sampel No. 18 adalah 3,82 ppm (mg/L).Abstract [ANALYSIS OF BORAKS CONTENT ON PROCESSED FOODS ASSOCIATED ON THE CAMPUS] The use of borax as an additive to food can have a negative effect on the body . The purpose of this study was to determine the presence of borax in various types of processed foods marketed in the UNISA Campus environment. The research design used in this study is qualitative. The measurement of borax content was carried out at the University of Aisyiyah Health Analyst Laboratory, Yogyakarta. The sampling technique was carried out by purposive sampling technique. The sample analysis method used is qualitative method using turmeric paper test, flame test and borak test using a kit test. In addition to the qualitative test, quantitative tests were also used using the titration method. The results showed that out of 20 samples taken randomly, there was 1 sample of processed food containing borax through both qualitative and quantitative tests. The conclusion of this study is the quantitative test of borax on sample No. 18 (Meatballs 5) using alkalimetric titration method obtained results that borax levels as boric acid in sample No. 18 is 3.82 ppm (mg / L).
ACUTE MEGAKARYOBLASTIC LEUKEMIA (AML-M7) IN 10-MONTH-OLD BABY BOY WITH DOWN SYNDROME Tri Ratnaningsih; Aji Bagus Widyantara
Biomedika Vol 14, No 1 (2022): Biomedika Februari 2022
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v14i1.15062

Abstract

ABSTRAKLeukemia megakarioblastik akut (acute megakaryoblastic leukemia, AML-M7) merupakan subtipe AML dengan mayoritas megakarioblas. Kejadian  AML-M7 umumnya terjadi pada anak-anak dengan down syndrome. Bayi laki-laki berusia 10 bulan dengan down syndrome rujukan dari RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta datang dengan keterangan klinis prolonged fever  suspek keganasan akut hematologi seri mieloid. Pemeriksaan tanda vital nadi 102x/menit, suhu  36,7oC pernafasan 30x/menit. Pemeriksaan fisik: berat badan 7,1 kg, tinggi badan  66,1 cm. Hepar teraba 6 cm bawah arcus costae, limpa Schuffner II. Pemeriksaan laboratorium didapatkan lekositosis, netropenia, dan trombositopenia. Pemeriksaan morfologi darah tepi disimpulkan gambaran suspek keganasan akut seri mieloid. Gambaran aspirasi sumsum tulang mendukung diagnosis leukemia megakarioblastik akut atau  acute megakaryoblastic leukemia (AML-M7). Beberapa studi pada kelompok pediatrik menemukan sekitar setengah dari semua kasus AML-M7 terjadi pada anak-anak dengan down syndrome. Pada pemeriksaan fisik terdapat adanya organomegali. Pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia, lekositosis, netropenia, dan trombositopenia. Pemeriksaan penunjang lain yang mendukung dalam penegakan diagnosis AML-M7 adalah morfologi darah tepi, aspirasi sumsum tulang, dan pengecatan sitokimiawi. Diagnosis acute megakaryoblastic leukemia (AML-M7) pada bayi dengan down syndrome. Diagnosis didasarkan gambaran klinis, anamnesis (alloanamnesa), pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya.Kata Kunci: Acute megakaryoblastic Leukemia, AML-M7, Bayi, Syndrome DownABSTRACTAcute megakaryoblastic Leukemia (AML-M7) is a subtype of AML where megakaryoblasts are the majority of the blasts. The incidence of AML-M7 is commonly seen in children with Down syndrome. A 10-month-old male baby with down syndrome, a referral from PKU Muhammadiyah General Hospital Yogyakarta, came with a prolonged fever suspected of acute hematological malignancy in the myeloid series. Vital signs examination of pulse rates: 102x / minute; temperature: 36.7oC; respiration: 30x / minute. On physical examination, the baby weighs 7.1 kgs, with a height of 66.1 cm. The palpable liver was 6 cm below the arcus rib, and the enlargement of the spleen was classified as Schuffner II. Laboratory tests explained leukocytosis, neutropenia, and thrombocytopenia. The peripheral blood morphology examination showed suspected acute malignancy with myeloid series. Bone marrow aspiration supported the diagnosis of acute megakaryoblastic Leukemia or acute megakaryoblastic Leukemia (AML-M7). Several studies in the pediatric group found that about half of all AML-M7 cases occurred in children with Down syndrome. On physical examination, there was organomegaly. Laboratory tests showed anemia, leukocytosis, neutropenia, and thrombocytopenia. Other supporting investigations in establishing the diagnosis of AMLM7 were peripheral blood morphology, bone marrow aspiration, and cytochemical staining. A diagnosis of acute megakaryoblastic Leukemia (AML-M7) in infants with Down syndrome. The diagnosis was based on clinical features, history (allo-anamnesis), physical examination, laboratory examination, and other supporting investigations. Keywords: Acute megakaryoblastic leukemia, AML-M7, Baby, Down Syndrome
KARAKTERISASI TEPUNG KULIT PISANG DAN UJI DAYA TERIMA TEPUNG KULIT PISANG PADA PEMBUATAN DONAT Titin Aryani; Isnin Aulia Ulfah Mu’awanah; Aji Bagus Widyantara
PROSIDING SNAST Prosiding SNAST 2018
Publisher : IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Basically, all types of banana peel can be processed into flour, but the best is Raja Banana peel. This study aims to study the character of Raja banana peel flour and test of flour acceptance to the making of donuts. The research method used is quantitative analysis method. Flour characters studied are physical characters and chemical characters. This study also studied the acceptability of banana peel flour on donuts making. Data obtained from the results of laboratory analysis and donut power test results of 60 panelists. Physical character of the banana peel flour studied is the shape, smell, taste, color. Chemical characters studied are antioxidant activity, anthocyanin levels and carotene. The test of banana peel received in the making of donuts is flavor, color, texture and aroma. The results showed that the antioxidant activity of banana flour of Raja was 61.26%, the anthocyanin level was 15.62 mg / 100g, carotene content was 136.61 ppm. Banana flour test of Moses sapientum on making donut with 25% banana peel flour substituents on a scale of 1-5, taste parameter obtained value of 4.37, color 3.36, texture 3,54, aroma 3.68. The conclusion of this research is banana peel flour is relatively effective as substituent of banana peel flour on the making of donut with the amount of substituent as much as 25%. Suggestion of this research is done variation subtituen of Raja banana peel flour on making donut.
KUALITAS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN PARAMETER BAKTERIOLOGIS DI KABUPATEN BANTUL Nely Rahmasari; Dhiah Novalina; Aji Bagus Widyantara
Journal Transformation of Mandalika Vol. 4 No. 8 (2023): JOURNAL TRANSFORMATION OF MANDALIKA
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumur gali adalah salah satu sumber air bersih yang paling umum di daerah pedesaan karena mudah dibangun dan dirawat. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah. Oleh karena itu, sumur gali sangat mudah terkontaminasi melalui rembesan. Pemeriksaan kualitas air sumur gali dapat dilakukan dengan uji hitung jumlah bakteri dengan metode Most Probable Number (MPN). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas bakteriologis air sumur gali di Kabupaten Bantul. Metode yang digunakan yaitu pengambilan data sekunder dari Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Bantul. Teknik penelitian ini menggunakan sampling purposive. Analisis data menggunakan deskriptif. Terdapat 133 sumur gali di Puskesmas Pandak I kualitas air sumur galinya menunjukan bahwa 51 sumur gali (38,34%) memenuhi syarat dengan total Coliform < 50/100mL dan 82 sumur gali (61,66%) tidak memenuhi syarat dengan total Coliform ˃50/100 mL. Desa Wijirejo dengan sumur gali yang memenuhi syarat 25 sumur gali (49,01%) dan tidak memenuhi syarat 26 sumur gali (50,99%) dan desa Gilangharjo dengan sumur gali yang memenuhi syarat 27 sumur gali (32,92%) dan tidak memenuhi syarat 55 sumur gali (67,08%). Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul diharapkan memberikan perhatian dan kerjasama dengan instansi terkait dalam upaya perbaikan kondisi fisik sumur gali, sehingga dapat tersedianya kondisi fisik sumur gali dengan kualitas dan kuantitas yang memenuhi syarat kesehatan.
LITERATURE RIVEW: PROFIL KADAR HEMOGLOBIN DAN TROMBOSIT PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) PRE DAN POST HEMODIALISIS Aji Bagus Widyantara; Minora Yaminawati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v12i1.1920

Abstract

Gagal ginjal kronik merupakan penurunan fungsi ginjal sehingga dapat menyebabkan gagal ginjal permanen. Pasien gagal ginjal kronik perlu penanganan berupa terapi penganti ginjal, salah satunya dengan metode hemodialisis. Tindakan hemodialisis dapat mempengaruhi perubahan kadar hemoglobin,dan trombosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin dan trombosit pada pasien gagal ginjal kronik (GGK) pre dan post hemodialisis. Metode penelitian yang digunakan yaitu literature rivew dengan framework PICO (Population /Patients /Problem, Intervention, Comparison, Outcome). Pencarian artikel yang relavan menggunakan database (Google Scholar, PubMed, Science Direct) sesuai keyword yang telah ditentukan dan mengacu pada kriteria inklusi dan eksklusi. Proses seleksi artikel menggunakan PRISMA flowchart yang kemudian dilakukan penilaian kritis artikel dan ulasan narasi. Hasil dari keseluruhan pencarian artikel dari 3 database dengan keyword yang telah ditentukan yaitu terdapat 10.373 artikel. Setelah dilakukan screening judul dan relevansi abstrak serta screening full text diperoleh 9 jurnal yang membuktikan terdapat perbedaan kadar hemoglobin dan trombosit pada pasien gagal ginjal kronik (GGK) pre dan post hemodialisis. Terdapat perbedaan kadar hemoglobin dan trombosit pada pasien gagal ginjal kronik (GGK) pre dan post hemodialisis.
Profil Kadar Ureum dan Kreatinin pada Penderita Nefropati Diabetik dengan Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Gamping Aji Bagus Widyantara; Isnin Aulia Ulfah Mu&#039;awanah; Lidya Monalisa Putri Anggraini
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 5 (2024): Volume 4 Nomor 5 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i5.14209

Abstract

ABSTRACT Diabetes Mellitus is a carbohydrate metabolism disorder characterized by excess glucose levels in the body and causes one of the kidney complications or Diabetic Nephropathy. Impaired renal function can be treated with hemodialysis and it can be recognized by the detection of ureum and creatinine levels. The study aims to determine the profile of ureum and creatinine levels in diabetic nephropathy patients with hemodialysis. This study employed a quantitative descriptive study with a cross sectional approach with secondary data collection of ureum and creatinine levels. Data was in the form of medical records of diabetic nephropathy patients with hemodialysis at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. The results of ureum and creatinine levels based on age with mean values respectively in adulthood, 135.47 mg/dL and 9.25 mg/dL while in elderly age respectively 135.95 mg/dL and 9.46 mg/dL. Ureum and creatinine levels in male patients had mean values of 141.08 mg/dL and 11.08 mg/dL respectively while in females the mean values were 131.9 mg/dL and 8.18 mg/dL respectively. Patients undergoing hemodialysis had different levels for old and new patients. Old patients (≥1 year) had mean ureum and creatinine levels of 137.23 mg/dL and 10.04 mg/dL respectively while new patients (<1 year) had mean values of 133.29 mg/dL and 8.27 mg/dL respectively. This study shows that ureum and creatinine levels in Diabetic Nephropathy patients with hemodialysis are higher than normal values. Keywords: Diabetic Nephropathy, Ureum, Creatinine  ABSTRAK Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan kelebihan kadar glukosa dalam tubuh. diabetes menjadi penyebab salah satu komplikasi ginjal atau Nefropati Diabetik. Gangguan fungsi ginjal dapat dapat diatasi dengan hemodialisis dan ini dapat diketahui dengan deteksi adanya kadar ureum dan kreatinin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil kadar hemoglobin, ureum dan kreatinin pada penderita nefropati diabetik dengan hemodialisis. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kuantitatif pendekatan cross sectional dengan pengambilan data sekunder kadar ureum dan kreatinin. Data berupa rekam medis pasien nefropati diabetik dengan hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Hasil kadar ureum dan kreatinin berdasarkan usia dengan nilai mean masing-masing pada usia dewasa, 135,47 mg/dL dan 9,25 mg/dL sedangkan pada usia lansia masing-masing 135,95 mg/dL dan 9,46 mg/dL. Kadar ureum dan kreatinin pada pasien laki-laki memiliki nilai mean masing-masing 141,08 mg/dL dan 11,08 mg/dL sedangkan pada wanita nilai mean masing-masing yaitu 131,9 mg/dL dan 8,18 mg/dL. Pasien yang menjalani hemodialisis memiliki perbedaan kadar bagi pasien lama dan pasien baru. Pasien lama (≥1 tahun) memiliki kadar ureum dan kreatinin rata-rata yaitu 137,23 mg/dL dan 10,04 mg/dL sedangkan pasien baru (<1 tahun) memiliki nilai mean masing-masing 133,29 mg/dL dan 8,27 mg/dL. Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar ureum dan kreatinin pasien Nefropati Diabetik dengan hemodialisis lebih tinggi dari nilai normal. Kata Kunci: Nefropati Diabetik, Ureum, Kreatinin