Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Analisis Gen Blavim, Blandm dan Blaimp Carbapenemase dengan Alat Otomatis Vitek-2 dan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) pada Isolat Bakteri Enterobacteriaceae di RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang Sabrina, Tia; Rivani, Erizka; Patricia, Venny
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 1 No. 2 (2018): Sriwijaya Journal of Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.921 KB)

Abstract

Enterobacteriaceae is a normal flora in human intestinal tract which the most frequently caused the disease in human. Carbapenem is the last lines of antibiotic which used to treat severe infection that caused by gram-negative bacili bacteria, for example Enterobacteriaceae, but there is an increase prevalency of infection which caused by Carbapenem Resistant Enterobacteriaceae (CRE). The gene that encoding CRE is blaVIM, blaNDM, and blaIMP gene. The detection of these genes are very important to prevent spreading the nosocomial infection at hospital. The samples are from the speciment which has detected as isolate of Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL) Enterobacteriaceae bacteria and has occurred resistant to carbapenem group (meropenem and ertapenem) which detected by automatic equipment, VITEK 2 compact system. These samples will be processed by PCR with multiplex PCR technique to indentify blaVIM, blaNDM, and blaIMP gene. There are 43 samples consist of 33 samples (76,7%) ESBL bacteria isolate and 10 samples (23,3%) Carbapenemase bacteria isolate, 29 samples (67,4%) are Klebsiella pneumonia and 14 samples (32,6%) E. coli. These samples were from blood (5 samples/ 11,6%), sputum (16 samples/ 37,2%), peritoneal fluid (1 sample/ 2,3%), pus (4 samples/ 9,3%), urine (12 samples/ 28%), swab (3 samples/ 7%), tissue (1 sample/ 2,3%), and feces (1 sample/ 2,3%). From the PCR result, the gene was indentified from Enterobacteriaceae bacteria isolate was 28 samples (65,11%) from 43 samples. The indentified samples consist of 9 samples (32,1%) Carbapenemase bacteria isolate and 19 samples (67,9%) ESBL bacteria isolate. The identified of Enterobacteriaceae bacteria isolate consist of 15 samples blaNDM gene, 17 samples blaVIM gene, and 4 sample blaIMP gene.
Prevalensi Kejadian Penyakit Menular Seksual (HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, dan Sifilis) pada Wanita Penjaja Seks di Palembang Liana, Phey; Patricia, Venny; Ieawi, Catherine; Ienawi, Calvin
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 1 No. 2 (2018): Sriwijaya Journal of Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.263 KB)

Abstract

Data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2016 menunjukkan sekitar 110 juta orang menderita penyakit menular seksual (PMS). PMS sering kali dipandang sebelah mata, padahal dampaknya bagi kesehatan jangka panjang cukup signifikan terutama pada wanita dan bayi, seperti infertilitas, kelainan kongenital, kanker dan lain-lain. Penjaja seksual merupakan kelompok berisiko tinggi untuk tertular PMS. Karena itu, perlu diketahui prevalensi PMS terutama pada mereka yang berisiko tinggi (wanita penjaja seksual) sehingga dapat dibuat kebijakan terkait program pengendalian dan pencegahan PMS. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi prevalensi dengan pendekatan survai klinis secara cross sectional. PMS yang dihitung prevalensinya pada penelitian ini adalah infeksi HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan sifilis. Serum dari subjek penelitian dikumpulkan dan diperiksa anti-HIV untuk infeksi HIV, anti-HCV untuk Hepatitis C, HbsAg untuk Hepatitis B dan VDRL untuk sifilis. Didapatkan prevalensi PMS pada wanita penjaja seksual di Palembang adalah sebagai berikut yaitu: HIV sebesar 4.9%, sifilis sebesar 3.3%, Hepatitis B sebesar 9.8% dan Hepatitis C sebesar 1.6%. Edukasi, sosialisasi terkait bahaya dan dampak dari PMS perlu dilakukan terutama pada mereka yang berisiko tinggi seperti pada wanita penjaja seksual sebagai bentuk dari program pengendalian dan pencegahan PMS.
Efek Imunostimulasi Ekstrak Etanol Tubuh Buah Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus Jacq Fr.Kumm) terhadap Aktivitas Makrofag Mencit (Swiss Webster) Patricia, Venny
Syifa'Medika Vol 4, No 2 (2014): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v4i2.1405

Abstract

Telah dikembangkan produk nutrisi medikal sebagai imunostimulan, Tubuh buah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus Jacq Fr.Kumm) dipilih untuk diteliti khasiatnya terhadap respon imun innate. Jamur tiram putih merupakan jamur terbesar ketiga sekitar 25 % dari total jamur didunia yang mudah dikembangkan, karena pembudidayaan yang sederhana. Jamur tiram putih mengandung senyawa pleuran. Pleuran adalah (1-3)-?-D-glucans yang berasal dari polisakarida, yang ditemukan berkhasiat sebagai antitumor dan sebagai imunostimulan melalui aktivasi dari sel makrofag. Tiga dosis jamur tiram yang diuji yaitu 100, 200 dan 400 mg/kg bobot badan yang diberikan secara oral 1x sehari selama 7 hari berturut-turut. Uji efek ekstrak etanol FJTP terhadap respon imun innate dilakukan melalui uji fagositik sistem retikuloendothelium (RES) dengan metode bersihan karbon dan aktivitas fagositik makrofag pada mencit Swiss Webster yang ditekan sistem imunnya dengan metil prednisolon. Ekstrak etanol tubuh buah jamur tiram putih dosis 100, 200, 400 mg/kg bb meningkatkan kecepatan eliminasi partikel karbon dengan koefisien regresi (1,187; 1,504; 1,040 vs 1,040, p<0,05) dan indeks fagositik sebesar (1,16, 1,47, 1,02 vs 1,00, p<0,05). Ekstrak etanol tubuh buah jamur tiram putih dosis 100, 200 dan 400 mg/kg meningkatkan aktivitas makrofag peritoneal untuk menelan Escherichia coli yang ditandai dengan meningkatkan rasio fagositik (95,68; 94,50; 91,85% vs 51,28%, p<0,05), indeks fagositik (3,48; 2,48; 4,06 vs 1,50, p<0,05) dan jumlah leukosit total secara bermakna (p<0,05). Namun tidak berkhasiat meningkatkan indeks organ hati, limpa dan kelenjar timus yang diberi ekstrak dibandingkan terhadap kontrol.
Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Jamblang (Syzygium Cumini (L.) Skeels) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Pyogenes dan Proteus Mirabilis Venny Patricia; Wawan Sofwan Zaini; Ahmad Yani; Siti Atikah
Jaringan Laboratorium Medis Vol 3, No 1 (2021): May 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jlm.v3i1.7932

Abstract

Infectious diseases are a problem for public health and can increase patient morbidity and mortality. Bacteria that cause infectious diseases include Streptococcus pyogenes and Proteus mirabilis. Inappropriate use of antibiotics can cause resistance problems and the effects of undesirable drugs. Jamblang (Syzygium cumini) leaf extract can be used as a natural antibacterial drug. There is a study showing the content of active compounds in the leaves of Jamblang are Flavonoids, tannins, alkaloids, and saponins are components of chemical compounds that are suspected as antibacterial. This study aims to determine the antibacterial activity of Jamblang leaf extract against Streptococcus pyogenes and Proteus mirabilis bacteria. The method used is the Minimum Inhibitory Concentration method using well diffusion. The study used Jamblang leaf extract with various concentrations of 10%, 20%, 30%, and 40%, the test bacteria used were Streptococcus pyogenes and Proteus mirabilis, using positive control of chloramphenicol, and negative control of 10% DMSO. The results showed that Jamblang leaf extract can inhibit the growth of Streptococcus pyogenes and Proteus mirabilis bacteria in all concentrations. In the Kruskall Wallis Non-Parametric statistical test the two bacteria obtained P 0.05.In Streptococcus pyogenes bacteria the value of P = 0.031, and Proteus mirabilis bacteria the value of P = 0.015. These results indicate a real difference in this study.
PERBANDINGAN HASIL HITUNG JUMLAH ERITROSIT DENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN HAYEM, LARUTAN SALINE DAN LARUTAN REES ECKER Ardiya Garini; Muhammad Yusuf Semendawai; Olivia Andini; Venny Patricia
Jurnal Riset Kesehatan Vol 8, No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.4 KB) | DOI: 10.31983/jrk.v8i1.4107

Abstract

Hitung jumlah eritrosit metode manual dapat menggunakan larutan pengencer yaitu larutan Hayem, larutan Saline dan larutan Rees Ecker. Diantara larutan pengencer tersebut larutan Hayem lebih sering digunakan karena dianggap memenuhi kriteria yang ideal, sedangkan larutan pengencer Rees Ecker biasanya lebih sering digunakan dalam hitung jumlah trombosit, tetapi dapat juga untuk menghitung eritrosit. Namun dari sisi ekonomis, larutan saline lebih murah dibandingkan dari kedua larutan pengencer tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah eritrosit yang dihitung dengan menggunakan larutan Hayem, larutan Saline dan larutan Rees Ecker. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random acak sederhana (random sampling). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 184 Mahasiswa dengan jumlah sampel sebesar 30 mahasiswa. Hasil pemeriksaan hitung jumlah eritrosit yang diperoleh dilakukan analisa data dengan uji kruskal wallis. Hasil penelitian menunjukaan hitung jumlah eritrosit dengan larutan Hayem memberikan rata-rata 4,90 juta/mm3 ±0,68, dengan larutan Saline memberikan rata-rata 4,95 juta/mm3 ±0,84 dan dengan larutan Rees Ecker memberikan rata-rata 4,91 juta b/mm3 ±0,96. Berdasarkan uji statistik tidak ada perbedaan yang signifkan antara hasil hitung jumlah eritrosit yang diperoleh menggunakan ketiga metode pemeriksaan yang diteliti.
Perbandingan uji diagnostik GeneXpert MTB/RIF untuk mendeteksi resistensi rifampicin Mycobacterium tuberculosis pada pasien Tb paru di RSUP dr. Moh. Hoesin Palembang Erizka Rivani; Tia Sabrina; Venny Patricia Patricia
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKK.v6i1.7236

Abstract

Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah global. TB menduduki peringkat kedua penyebab kematian dari seluruh penyakit infeksi di dunia. Kelemahan dalam mendiagnosis dan pengobatan cepat selain dapat berdampak pada pasien, juga terhadap perkembangan resistensi sekunder dan penyebaran dari penyakit ini. Sebagai alternatif, teknik molekuler diagnostik dapat mempercepat TAT dan meningkatkan sensitifitas dan spesifisitas. Tes GeneXpert MTB/RIF merupakan mesin otomatis dengan penggunaan mudah dan cepat yang menggunakan prinsip nested real-time PCR dan teknologi molekuler untuk mendeteksi M. tuberculosis (MTB) dan resistensi obat rifampicin (RIF). Penelitian ini merupakan studi observasional analitik di laboratorium dengan pendekatan purposive sampling. Penilaian hasil  sensitivitas dan spesifisitas GE memiliki nilai 97% dan 93% terhadap mikroskopis BTA; Sensitivitas dan spesifisitas GE memiliki nilai 97% dan 62% terhadap kultur MTBC; Persentase deteksi Rifampisin resisten pada GE sebesar 167(31%) lebih tinggi dari pada kultur MTBC sebesar 103(21.7%); Ada 3 sampel dari 5 sampel yang hasil BTA positif dan GE negatif yang memiliki gen hsp65 yang menunjukkan adanya bakteri MOTT
Studi Literatur: Potensi Tanaman Belimbing Wuluh dalam Menurunkan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Ahmad Yani; Venny Patricia
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 8 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v8i1.481

Abstract

The high prevalence of hypertension still encourages research to find blood pressure-lowering drugs, especially those derived from natural ingredients. One of the plants that have been reported to have the potential to reduce blood pressure is the bilimbi (Averrhoa bilimbi L.). Observations of the antihypertensive activity of this plant have been carried out, both from the use of leaves and fruit. However, several existing studies have shown that the dose of using the leaves and fruit of bilimbi still varies with varying levels of effectiveness, so the effective dose of this plant utilization remains unknown. This study aims to see the efficacy of bilimbi in lowering blood pressure and determine the most effective dose for its use. The literature selection was carried out by searching the Google Scholar database, the Garba Rujukan Digital portal (Garuda), ScienceDirect, Pubmed, and Directory Open Access Journals (DOAJ) using predetermined keywords. Then, the identification and screening of articles based on duplication and inclusion criteria were carried out. The study results showed that the fruit had higher effectiveness in lowering blood pressure than the leaves. This literature study concluded that consuming 100 ml of bilimbi fruit juice regularly for 14 days may lower the blood pressure up to 34 mmHg.
Pemberdayaan Siswa Sekolah Dasar sebagai Agent of Change dalam Penerapan Self-Hygiene Ahmad Yani; Venny Patricia
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/caradde.v3i2.613

Abstract

The purpose of this activity is to increase the knowledge and awareness of elementary school students at SDN Cimaung 2 to foster self-hygiene behavior through the habit of cutting nails and brushing teeth regularly. The preliminary survey showed that more than 50% of students still did not get used to clean and healthy behaviors (PHBS), especially in cutting nails and brushing their teeth regularly. This form of community service is carried out through counseling on the benefits of cutting nails and brushing teeth regularly as well as how to cut nails and brush teeth properly, then followed by direct practice. The evaluation results showed an increase in students' knowledge about the benefits of getting used to cutting nails and brushing their teeth regularly and how to do it properly and correctly. Through PHBS activities at school, it is expected that students can increase self-hygiene awareness and be able to become agents of change in a wider community.
Identifikasi Bakteri pada Luka Penderita Diabetes Melitus di Rumah Perawatan Luka Diabetes Venny Patricia; Ahmad Yani; Salwa Salsabila; Rr. Sri Isjworowati
Jaringan Laboratorium Medis Vol 5, No 1 (2023): May 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jlm.v5i1.8780

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease that occurs due to hyperglycemia. In Indonesia it self, DM has a relatively high prevalence, this is evidenced because Indonesia is in the category of the top 10 countries in the world. The type of research used is descriptive research, namely identifying bacteria and testing sensitivity on wounds of diabetics with diabetes mellitus by performing cultures that are examined macroscopically and microscopically with the number of respondents obtained by as many as 17 people in 4 weeks. The results of this study obtained the prevalence of the types of bacteria that are (82.35%) gram-negative and (17.65%) gram-positive. The gram negatives included Proteus mirabilis (17.65%), Proteus morgani (5.88%), Citrobacter diversus (23.54%), Pseudomonas aeruginosa (11.76%), Escherichia coli (5.88%), Enterobacter agglomerans (5.88%) and Enterobacter cloacae (11.76%). While the gram-positive include Staphylococcus aureus (17.65%) with antibiotic sensitivity results whose sensitivity is in the yellow zone, which is around 50-75%, namely ciprofloxacin and meropenem antibiotics are in the green zone, which is around 76-100%.
Potensi Pemanfaatan Jagung, Kacang Hijau dan Ubi Cilembu Sebagai Media Kultur Bakteri Escherichia Coli Venny Patricia; Hamtini Hamtini; Ahmad Yani; Amalia Choirunnisa; Ermala Ermala; Indriani Indriani
Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jc.v10i3.2677

Abstract

Nutrient Agar merupakan media dominan yang umum digunakan untuk pemeriksaan kultur mikrobiologi. Harga media tersebut relatif mahal sehingga mendorong peneliti untuk menemukan media kultur alternatif. Bahan alam yang dapat dijadikan media pertumbuhan yaitu jagung, kacang hijau dan ubi cilembu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ketiga bahan alam tersebut sebagai media kultur pertumbuhan bakteri yang tumbuh secara optimal. Metode penelitian yaitu eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel bakteri yang diuji pada setiap media kultur alternatif ialah bakteri Escherichia coli dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan dengan menghitung koloni bakteri yang tumbuh menggunakan metode TPC (Total Plate Count). Hasil penelitian menunjukkan jumlah koloni kacang hijau yang paling banyak tumbuh sebesar 162×105 CFU/ml pada konsentrasi 4,54%, pada media jagung tumbuh sebanyak 63×105 CFU/ml pada konsentrasi 7,5% dan pada media ubi Cilembu sebanyak 46×105 CFU/ml pada konsentrasi 30%. Ukuran koloni yang tumbuh lebih besar yaitu pada media ubi cilembu. Berdasarkan hasil penelitian media alternatif jagung, kacang hijau dan ubi Cilembu bisa dijadikan sebagai media pertumbuhan bakteri Eschericia coli. Pertumbuhan terbaik yaitu pada media kacang hijau dengan konsentrasi 4,54%. Bagi peneliti selanjutnya dapat menguji ketiga bahan tersebut dengan bakteri gram positif dan merubah komposisi formula karena ukuran koloni yang dihasilkan masih bervariasi.