Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

GENERASI MUDA SIAGA BENCANA “GEGANA” MULYASARI TERAMPIL P3K DAN PPGD DASAR Yanyan Bahtiar; Tetet Kartilah; Peni Cahyati
Dharmakarya Vol 10, No 1 (2021): Maret, 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v10i1.31827

Abstract

Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam ataupun ulah manusia. Pada kehidupan sehari-hari kecelakaan sering terjadi dan menimpa siapa saja. Kecelakaan bisa terjadi dimana saja, di rumah, jalan, atau tempat kerja. Kondisi ancaman bencana ataupun kecelakaan dari apapun harus dapat diantisipasi dan dihadapi secara terencana. Mengantisipasi potensi bencana dan resiko kecelakaan dibutuhkan langkah dan upaya pencegahan. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap bencana. Pondok pesantren dan MTs Daarut Taqwa Mulyasari memiliki posisi yang strategis untuk terlibat dalam upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana di Wilayah Tamansari Kota Tasikmalaya. Sebanyak 37 siswa-siswi MTs Daarut Taqwa menjadi peserta pelatihan P3K dan PPGD Dasar. Kegiatan dilaksanakan dalam rangkaian program pengabdian kepada masyarakat ipteks bagi masyarakat (IbM) Poltekkes Tasikmalaya. IbM dilaksanakan pada bulan Agustus 2018. Hasil pelatihan menunjukkan skor pengetahuan naik sebensar 29,19 poin diabdingkan sebelumnya. Secara statistic (uji paired-t) terdapat perbedaan rata-rata skor pengetahuan sebelum dan setelah pelatihan P3K dan PPGD Dasar, dengan taraf signifikansi ρ = 0,000 (ρ < 0,05). Kesiapsiagaan bencana merupakan proses membentuk individu dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam menghadapi ancaman bencana, meliputi tindakan pencegahan dan penanggulangan bencana yang dihadapi. Gegana MTs Daarut Taqwa diharapkan menjadi kader siaga bencana di sekolah/pesantren, keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kemitraan antara MTs Daarut Taqwa dengan Puskesmas Tamansari dan Perguruan tinggi kesehatan perlu ditingkatkan secara nyata.
KEJADIAN SEKSIO CAESAREA PADA PASIEN RAWAT INAP RSUD DR. SOEKARDJO Gustiani Nur Ruchmayanti; Sofia Februanti; Tetet Kartilah
Media Informasi Vol 12, No 2 (2016): BULETIN MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.694 KB) | DOI: 10.37160/bmi.v12i2.42

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian seksio caesarea (SC). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sample dalam penelitian ini berjumlah 50 pasien, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pasien berdasarkan jenis SC pada pasien rawat inap di Ruang 1 RSUD dr. Soekardjo di dapatkan data presentase tertinggi adalah Jenis SC Elektif yaitu sebanyak 34 orang (68,0%), umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 38 orang atau (76,0%), Menengah kebawah yaitu sebanyak 29 orang (58,0%), tidak bekerja yaitu sebanyak 33 orang (66,0%), Multipara yaitu sebanyak 32 orang (64,0%), tinggi badan lebih dari 145 cm yaitu sebanyak 38 orang (76,0%) ,dan penyebab SC dengan Riwayat SC, KPD dan faktor bayi masing-masing sebanyak 9 orang (18,0%). RSUD dr. Soekardjo hendaknya melakukan upaya preventif dengan memberikan pelayanan antenatal care sehingga indikasi penyulit kehamilan dapat dikendalikan secara dini, dan meningkatkan dalam pelayanan perawatan pada pre-operasi, intra-operasi dan post-operasi terkait dengan pencegahan infeksi dan komplikasi, serta memberikan edukasi berupa perawatan luka dan perencanaan kehamilan serta persalinan selanjutnya.
PEMBINAAN KELOMPOK KEGIATAN (POKTAN) DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI KOTA TASIKMALAYA Peni Cahyati; Dudi Hartono; Tetet Kartilah; Sofia Februanti
Abdimas Galuh Vol 4, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v4i2.8012

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 Hari Pertama  Kehidupan (HPK) sejak janin hingga bayi umur dua tahun. Adapun ciri-ciri stunting yang paling terlihat adalah tubuh anak lebih pendek dari standar  perhitungan  yang di tetapkan oleh Badan Ksehatan Dunia (WHO). Faktor yang menyebabkan stunting di Indonesia adalah praktek pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses ke bahan makanan bergizi, terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan antenatal care, postnatal care dan pembelajaran dini berkualitas serta kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Angka stunting di Kota Tasikmalaya saat ini mencapai 7.120/38.912 atau diangka 18.37 persen meningkat dari tahun sebelumnya. Melihat fenomena tersebut maka penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya dilakukan oleh Pemerintah, melainkan seluruh masyarakat. Tetapi masih banyak masyarakat yang belum memahami persoalan stunting termasuk ibu balita yang ada di Kota Tasikmalaya, faktor yang mempengaruhi adalah tingakat pendidikan serta pengetahuan yang rendah. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang stunting perlu dibekali pengetahuan melalui kelompok kegiatan, kader, karang taruna dan lain nya. Kegiatan dilaksanakan dalam rangkaian program pengabdian kepada masyarakat IPTEKS bagi masyarakat (IbM) Politeknik Kesehatan Tasikmalaya. Kegiatan  dilaksanakan pada bulan Juni 2022. Hasil pelatihan menunjukkan skor pengetahuan kelompok kegiatan tentang stunting naik sebesar 28 poin dibandingkan sebelumnya. Secara statistik, dengan menggunakan uji Wilcoxon hasilnya menunjukan adanyat perbedaan rata-rata skor pengetahuan sebelum dan setelah pelatihan, dengan taraf signifikansi  ρ = 0,0001 (ρ < 0,05). Diharapkan setelah diberikan pembekalan maka kelompok kegiatan akan berkontribusi dalam peningkatan pengetahuan masyarakat tentang stunting melalui kegiatan deteksi dini, melakukan penyuluhan dan pemantauan terhadap keluarga yang memiliki anggota stunting.
Gambaran Pelaksanaan Mobilisasi Dini Dalam Penurunan Skala Nyeri Pada Ibu Post Sectio Caesarea di RSUD Ciamis Tetet Kartilah; Peni Cahyati; Sofia Februanti; Kusmiyati Kusmyiati; Sofiatul Kamila
Jurnal Medika Cendikia Vol 9 No 02 (2022): Jurnal Medika Cendikia
Publisher : STIKes Karsa Husada Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33482/medika.v9i02.178

Abstract

SC surgery can help the mother give birth if the mother is unable to give birth pervaginam or normally. But physically, the mother will feel pain due to the tearing of tissues in the walls of the abdomen and uterus. Pain is the most common problem experienced by post partum SC mothers. This form of pain management can be done by early mobilization. The purpose of the study was to provide an overview of the implementation of early mobilization in reducing the scale of pain in post sectio caesarea mothers. This type of research design is descriptive with a case study approach to explore the pain response of post partum SC mothers who get early mobilization interventions. The study was conducted on two post partum sectio caesarea mothers. The results showed that both respondents mobilized well and experienced a decrease in the scale of pain after conducting early mobilization interventions. The high level of motivation is a factor that affects the implementation of early mobilization and affects the decrease in the scale of pain. Meanwhile, the inhibiting factor in reducing the pain scale is the low patient's knowledge about the importance of pain management by conducting early mobilization. To improve services in providing effective nursing care, the health service is expected to increase knowledge, provide motivation and supervise the implementation of mobilization in post partum sectio caesarea mothers to accelerate the reduction of pain scale.
UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN JIWA MELALUI “SEFT” DI WILAYAH KAHURIPAN TASIKMALAYA Ridwan Kustiawan; Betty Suprapti; Tetet Kartilah; Yanti Cahyati; Yudi Triguna
ABDIKEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 Desember (2021): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.649 KB) | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v3i2 Desember.628

Abstract

Based on the results of the preliminary study that the number of patients with mental disorders registered at the Puskesmas was 22 person while data on risk disorders and mental health communities did not yet exist. Therefore it is necessary to form mental health Kader to identify and maintain the mental health of the community through Kader. This community service activity consists of three activities, namely mental health Kader training activities, early detection of mental health problems and, mental health counseling activities. Kader training activities were carried out using lecture, question and answer methods, and role play. Activities for early detection of mental health problems are carried out by Kader as well. Outreach activities to the community about mental health are carried out together with Kader. The participation of Kader who attended were targeted at 80%, in fact 98% attended. There was an increase in knowledge from the pre and post scores, namely the pre-test score of 72 to 85 post-test scores. The discovery of new cases of clients with mental disorders that had not previously been recorded in the public health's data.