Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan

Penerapan Konsep Arsitektur Hijau pada Perancangan Kembali Terminal Bus Tipe A Banda Aceh Maudy Noviyanti Nada; Husnus Sawab; Riza Aulia Putra
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 6, No 1 (2022): Volume 6, No.1, Februari 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.082 KB)

Abstract

The terminal as a public facility that continues to operate actively throughout the day, of course, consumes large amounts of energy every day. But unfortunately not all energy on earth can be renewed. Therefore, preventive measures are needed so that the energy on earth does not run out. The choice of the Green Architecture theme in the redesign of the Batoh bus terminal is expected to reduce the use of excess energy at the terminal. The application of the Green Architecture theme is carried out on each item in the redesign of the Batoh bus terminal, both the arrangement of the outer space, the inner space, to the selection of the right material and according to the design objectives. Some examples of the application of Green Architecture in this design are the use of glass with a secondary skin as a wall to facilitate the entry of light into the building so as to reduce the use of artificial light during the day while maintaining the temperature in the room so it is not hot Use of photovoltaics as an alternative energy source; As well as processing gray water as a source of additional water and others. From this concept, it is hoped that it can create a terminal that is more environmentally friendly so that the current energy can continue to be used in the future. Terminal sebagai fasilitas publik yang terus beroperasi secara aktif  sepanjang hari tentu saja mengkonsumsi energi dalam jumlah besar setiap harinya. Namun sayangnya tidak semua energi di bumi dapat diperbarui. Maka dari itu, langkah pencegahan dibutuhkan agar energi di bumi tidak menipis. Pemilihan tema Green Architecture dalam perancangan kembali terminal bus batoh diharap dapat mengurangi penggunaan energi yang berlebih pada terminal. Penerapan Tema Green Architecture dilakukan pada setiap item dalam perancangan kembali terminal bus batoh, baik penataan ruang luar, ruang dalam, hingga pemilihan material yang tepat dan sesuai dengan tujuan perancangan. Beberapa contoh penerapan Green Architecture dalam perancangan ini ialah, penggunaan kaca low e-glass dan secondary skin sebagai dinding untuk memudahkan masuknya cahaya kedalam bangunan sehingga mengurangi penggunaan cahaya buatan pada siang hari namun tetap menjaga suhu dalam ruangan agar tidak panas; Penggunaan photovoltaic sebagai sumber energi alternatif; serta pengolahan gray water sebagai sumber air tambahan dan lainnya. Dari konsep ini diharapkan dapat menciptakan terminal yang lebih ramah lingkungan sehingga energi yang ada sekarang dapat terus dipergunakan hingga masa yang akan datang.
Evaluasi Tingkat Kenyamanan Termal Bangunan Museum Tsunami Aceh Filzah Ikramina; Laina Hilma Sari; Husnus Sawab
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 5, No 3 (2021): Volume 5, No.3, Agustus 2021
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.404 KB)

Abstract

Kenyamanan Temal adalah salah satu aspek yang sangat penting yang harus diperhatikan dalam merancangan sebuah bangunan, karena sebuah bangunan harus dapat menunjang aktivitas dan kebutuhan pengguna ketika berada didalam bangunan. Museum Tsunami Aceh merupakan bangunan yang dibangun untuk mengenang peristiwa tsunami di Aceh saat ini menjadi tempat yang paling diminati pengunjung baik masyarakat lokal maupun mancanegara. Museum yang dikategorikan sebagai salah satu ruang publik, haruslah memperhatikan kenyamanan pengguna agar pengguna merasa nyaman ketika berada di dalam museum. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kenyamanan termal ruang dalam Museum Tsunami Aceh berdasarkan variable-variabel lingkungan yang diukur, terdiri atas temperatur udara (Ta), kelembaban udara (Rh), dan kecepatan angin (v). Pengukuran variabel lingkungan menggunakan alat Anemometer Digital, Infrared Thermometer Gun, dan Thermometer Data Logger. Hasil penelitian kemudian dibandingkan dengan standar kenyamanan SNI 03-6572-2001. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan kondisi termal pada beberapa ruang pada bangunan Museum Tsunami Aceh yang melebihi standar kenyamanan termal yang telah ditetapkan SNI terutama pada ruang yang beriorientasi ke arah barat dan timur karena menyerap radiasi panas dari matahari paling tinggi dengan kecepatan angin didalam ruangan sangat rendah, disamping itu, terdapat juga ruang yang telah memenuhi standar kenyamanan termal yang memiliki orientasi menghadap ke arah utara-selatan serta memiliki ventilasi yang baik sehingga pergerakan udara pada ruangan cukup optimal dan menghasilkan tingkat kenyamanan yang sesuai dengan standar nyaman termal berdasarkan SNI yang dikondisikan untuk wilayah tropis lembab seperti Indonesia
Penerapan Konsep Biofilik Arsitektur Pada Rancangan Gedung Parkir di Kota Bukittinggi Nikita Yunaz; Husnus Sawab; Burhan Nasution
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 7, No 1 (2023): Volume 7, No.1, Februari 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.229 KB) | DOI: 10.24815/jimap.v7i1.22708

Abstract

 Industri pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kota Bukittinggi. Banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki sebagai "kota wisata". Menurut data BPS Kota Bukittinggi, Pada tahun 2016-2019, jumlah wisatawan lokal maupun mancanegara selalu meningkat. Dengan banyaknya wisatawan yang datang ke Kota Bukittinggi, berdampak pada masalah tempat parkir, yang menyebabkan munculnya banyak parkir liar sehingga menyebabkan kemacetan. Gedung parkir adalah gedung yang khusus dibangun untuk tempat parkir kendaraan, dengan demikian pemakaian lahan terutama di kawasan pusat kota dapat dilakukan secara efisien. Gedung parkir dapat dikombinasikan dengan pusat kegiatan seperti pertokoan, perkantoran dan kegiatan lainnya. Kota Bukittinggi memiliki pemandangan alam yang tersebar dimana-mana maka konsep biofilik cocok diterapkan pada perancangan gedung parkir. Hal ini dikarenakan konsep biofilik berhubungan dengan alam yang mana tujuan akhirnya untuk mendapatkan kenyamanan dan kesehatan. Oleh karena itu, rancangan gedung parkir dengan tema biofilik tidak hanya memenuhi kebutuhan parkir dan pertokoan tapi juga mampu menyelaraskan kepentingan manusia dengan alam.
Perancangan City Hotel di Banda Aceh Rahmadhani Afrianti Safrianto; Husnus Sawab; Riza Priandi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 5, No 3 (2021): Volume 5, No.3, Agustus 2021
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.062 KB)

Abstract

AbstrakPerancangan City Hotel di Banda Aceh, dimaksud untuk menyelesaikan permasalahan peningkatan jumlah kebutuhan sebuah hunian yang berada dipusat kota akibat meningkatnya jumlah pebisnis dan wisatawan domestik maupun internasional  yang berkunjung ke Banda Aceh.  Bisnis perhotelan di Banda Aceh menunjukkan prospek yang baik bagi para investor, hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah pebisnis dan wisatawan yang menginap dihotel, khususnya hotel berbintang. Perancangan ini melalui pendekatan “Arsitektur Modern” dengan penekanaan terhadap gaya hidup masyarakat kota Banda Aceh yang menuntut gaya hidup yang praktis.Kata kunci : City Hotel, Pebisnis dan wisatawan, Arsitektur Modern.
Penerapan Tema Ekologi Arsitektur pada Perancangan Pusat Wisata Kuliner Khas Aceh di Ulee Lheue Kota Banda Aceh Gaby Putri Almudasyr; Zahriah Zahriah; Husnus Sawab
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 7, No 2 (2023): Volume 7, No.2, Mei 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v7i2.23727

Abstract

Kota Banda Aceh merupakan kota dengan daya tarik wisatawan yang sangat tinggi. Banyaknya wisatawan yang datang ke kota Banda Aceh menjadi peluang bagi masyarakat untuk mencari keuntungan dengan berdagang kuliner yang menjadi pelengkap ketika berwisata. Untuk itu diperlukan pembangunan Pusat Wisata Kuliner Khas Aceh di Ulee Lheue Kota Banda Aceh yang memfasilitasi dan juga dapat menarik perhatian para wisatawan. Hal ini juga bermanfaat bagi perekonomian daerah serta menjadi wadah untuk memperkenalkan kuliner khas Aceh pada daerah luar. Tema yang diterapkan pada perancangan ini adalah Ekologi Arsitektur yang mencakup kepada konsep alam dan lingkungan, dimana penghuni dan lingkungannya harus tetap memiliki keseimbangan untuk saling menjaga.