Mefri Yanni
Bagian Kardiologi Dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang (FK Unand)

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia

Analisis Frekuensi Denyut Jantung Istirahat Pelari dan Bukan Pelari di Kota Padang Ihsan Otriami; Mefri Yanni; Mohamad Reza; Cimi Ilmiawati
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 2 No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1343.821 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v2i1.315

Abstract

Background. Running is increasingly popular in Indonesia as a recreational and competitive sport. Training volume per week is known to be associated with the cardiorespiratory fitness of runners. A straightforward method of assessing fitness is by measuring the resting heart rate (RHR). Objective. This study aimed to analyze the RHR and its runners, recreational runners, and non-runners in the city of Padang, West Sumatera. Methods. This cross-sectional study recruited 51 subjects by purposive sampling (elite runners n= 16, recreational runners n=15, and non-runners n=20). RHR (beat per minute [bpm]) was measured using electrocardiography, while exercise volume perweek (km) was obtained using an electronic questionnaire (Google form). Data were analyzed using the Spearman correlation test, Mann-Whitney U test, and One-way ANOVA/Kruskal-Wallis. Results. The results of this study indicated that the RHR of elite runners was lower than recreational runners and non-runners (55.0; 65.2; 73.4 bpm, respectively; p = 0.001). The correlation between training volume per week and RHR was not statistically significant in elite runners (Spearman r=-0.31; p=0.25), but statistically significant in recreational runners (Spearman r=-0.73; p=0.002). Conclusion. It can be concluded that elite runners have the best cardiorespiratory fitness, followed by recreational runners and non-runners. There is a correlation between weekly training volume and RHR in recreational runners, but not in elite runners.
Lokasi Infark Memengaruhi Kejadian Kardiovaskular Mayor Pasien IMA-EST yang Menjalani Late Intervensi Koroner Perkutan Nandia Rizkita; Mefri Yanni; Saptino Miro
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 2 No 4 (2021): Desember 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jikesi.v2i4.336

Abstract

Latar Belakang: Pasien IMA-EST akan mendapat manfaat dari tindakan IKP apabila dilakukan dalam waktu <12 jam setelah onset. Kejadian kardiovaskular mayor (KKM) merupakan gabungan dari hasil akhir gejala klinis yang sering terjadi pada pasien IMA-EST. Terdapat berbagai faktor yang dapat memengaruhi KKM pada pasien IMA-EST. Objektif: Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi KKM pada pasien IMA-EST yang menjalani late IKP di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif. Data diperoleh dari rekam medik RSUP Dr. M. Djamil Padang dan wawancara via telpon. Analisis data dilakukan dengan analisis kesintasan dengan metode Kaplan-Meier. Hasil: Jenis KKM terbanyak pada pasien IMA-EST yang menjalani late IKP di RSUP Dr. M. Djamil Padang adalah kematian dan tindakan revaskularisasi berulang. Dari delapan faktor yang diteliti, hanya lokasi infark yang memiliki hubungan bermakna dengan KKM adalah (p=0.006). Kesimpulan: Faktor yang memengaruhi KKM pada pasien IMA-EST yang menjalani late IKP di RSUP Dr. M. Djamil Padang adalah lokasi infark.
Perilaku Merokok dan Sikap Mahasiswa Tahun 3 Kedokteran Unand Terkait Program Berhenti Merokok Yasmin Nabila Ramadhani; Deddy Herman; Mefri Yanni
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 2 No 4 (2021): Desember 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jikesi.v2i4.491

Abstract

Latar Belakang: Penggunaan tembakau sampai saat ini masih menjadi ancaman masalah kesehatan paling besar di dunia. Perilaku merokok terdapat pada beberapa kalangan tidak terkecuali tenaga kesehatan dan mahasiswa kedokteran. Tenaga kesehatan pada pelayanan kesehatan sehari-hari diharapkan dapat memberikan konseling kepada pasien untuk berhenti merokok. Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku merokok dan sikap mahasiswa tahun 3 pendidikan dokter Universitas Andalas terkait program berhenti merokok berdasarkan Global Health Professions Student Survey (GHPSS). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Penilaian perilaku merokok dan sikap terkait program berhenti merokok dinilai melalui kuesioner GHPSS. Sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tahun 3 pendidikan dokter Universitas Andalas. Penelitian ini dilakukan pada Februari 2021 – April 2021. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat. Hasil: Penelitian ini mendapatkan hanya 4,5% mahasiswa yang merokok, 99,1% berfikir tenaga kesehatan harus memberikan nasihat atau informasi tentang berhenti merokok, dan 61,7% pernah mendapatkan pelatihan formal mengenai pendekatan berhenti merokok untuk digunakan pada pasien. Kesimpulan: Mahasiswa tahun 3 pendidikan dokter Universitas Andalas sebagian besar tidak merokok, seluruh perokok pertama kali merokok di atas 60 menit setelah bangun tidur di pagi hari, dan sebagian besar mendukung kebijakan terkait rokok dan peran tenaga kesehatan pada program berhenti merokok. Mayoritas di antaranya juga menyatakan telah mendapatkan pendidikan/pelatihan mengenai program berhenti merokok.
Hubungan Hipertrofi Ventrikel Kiri pada Elektrokardiogram Peguero-Lo Presti Dengan Ekokardiografi pada Hipertensi Salsa Oktarin Letmi; Mefri Yanni; Gusti Revilla
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 4 No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jikesi.v4i1.867

Abstract

Latar Belakang: Hipertrofi ventrikel kiri (HVK) pada penderita hipertensi dapat dideteksi dengan pemeriksaan elektrokardiogram dan ekokardiografi. Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hipertrofi ventrikel kiri pada elektrokardiogram berdasarkan kriteria Peguero – Lo Presti dengan ekokardiografi pada pasien hipertensi di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan disain potong lintang. Sampel sebanyak 98 pasien yang menderita hipertensi menjalani pemeriksaan elektrokardiogram dan ekokardiografi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian mendapatkan sebagian besar pasien yang menderita hipertensi adalah berada pada usia >65 tahun, jenis kelamin laki-laki, dengan indeks massa tubuh normal (IMT 18,5-25 kg/m2), dan lebih banyak menderita dislipidemia. Pasien hipertensi yang didiagnosis HVK berdasarkan ekokardiografi 72 orang (73,5%), sedangkan dengan EKG kriteria PLP 35 orang (35,7%). Analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hipertrofi ventrikel kiri berdasarkan elektrokardiogram kriteri Peguero-Lo Presti dengan ekokardiografi pada pasien hipertensi di RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan nilai signifikan p value = 0.275 (p>0,05). Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara hipertrofi ventrikel kiri berdasarkan elektrokardiogram kriteria Peguero-Lo Presti dengan ekokardiografi pada pasien hipertensi dan dibutuhkan penelitian lebih lanjut.