Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

REPRODUCTION AND LARVAL REARING OF SANDFISH (Holothuria scabra) Sembiring, Sari Budi Moria; Wibawa, Gigih Setia; Giri, I Nyoman Adiasmara; Hutapea, Jhon Harianto; Haryanti, -
Marine Research in Indonesia Vol 43, No 1 (2018)
Publisher : Research Center for Oceanography - Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.996 KB) | DOI: 10.14203/mri.v43i1.267

Abstract

The natural stock of sea cucumber Holothuria scabra (known as sandfish) has been declining in both population and size, making it difficult to collect broodstock and juvenile sandfishes for aquaculture. This research aims to evaluate the reproduction of domesticated broodstock (F-1) and performance of the juveniles (F-2). Broodstock were reared in two rectangular concrete tanks with a dimension of 190 x 290 x 70 cm3. There were 12 individuals (7 males and 5 females) of broodstock (F-1) with total length and mean body weight of 12.0 ± 1.21 cm and 122.6 ± 32.37 g, respectively. Six broodstock were put in each tank and fed with compressed benthos at 4% biomass daily in the afternoon. During our experiment, domesticated sandfish broodstock successfully spawned twice. The first spawning (occurred in January 2017) had one female spawned that released 1,350,000 eggs with a hatching rate of 57.4%. Another broodstock spawned in April 2017 and produced 3,280,000 eggs with a hatching rate of 78.66%. The growth performance of 170 days-old juveniles (F-2) shows a total length of 5.66 ± 0.90 cm and a mean body weight of 10.08 ± 2.07 g. The survival rates are 5.19% and 8.68% for juveniles spawned in January and April, respectively. We conclude by showing that sandfish could be domesticated to produce seeds for further aquaculture development.
REPRODUCTION AND LARVAL REARING OF SANDFISH (Holothuria scabra) Sembiring, Sari Budi Moria; Wibawa, Gigih Setia; Giri, I Nyoman Adiasmara; Hutapea, Jhon Harianto; Haryanti, -
Marine Research in Indonesia Vol 43 No 1 (2018)
Publisher : Research Center for Oceanography - Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.996 KB) | DOI: 10.14203/mri.v43i1.267

Abstract

The natural stock of sea cucumber Holothuria scabra (known as sandfish) has been declining in both population and size, making it difficult to collect broodstock and juvenile sandfishes for aquaculture. This research aims to evaluate the reproduction of domesticated broodstock (F-1) and performance of the juveniles (F-2). Broodstock were reared in two rectangular concrete tanks with a dimension of 190 x 290 x 70 cm3. There were 12 individuals (7 males and 5 females) of broodstock (F-1) with total length and mean body weight of 12.0 ± 1.21 cm and 122.6 ± 32.37 g, respectively. Six broodstock were put in each tank and fed with compressed benthos at 4% biomass daily in the afternoon. During our experiment, domesticated sandfish broodstock successfully spawned twice. The first spawning (occurred in January 2017) had one female spawned that released 1,350,000 eggs with a hatching rate of 57.4%. Another broodstock spawned in April 2017 and produced 3,280,000 eggs with a hatching rate of 78.66%. The growth performance of 170 days-old juveniles (F-2) shows a total length of 5.66 ± 0.90 cm and a mean body weight of 10.08 ± 2.07 g. The survival rates are 5.19% and 8.68% for juveniles spawned in January and April, respectively. We conclude by showing that sandfish could be domesticated to produce seeds for further aquaculture development.
PERBEDAAN WAKTU AWAL PEMBERIAN LARVA IKAN SEBAGAI PAKAN DALAM PEMELIHARAAN LARVA IKAN TUNA SIRIP KUNING Thunnus albacares Mr. Gunawan; Jhon Harianto Hutapea
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.20

Abstract

ABSTRAKSalah satu penyebab kematian larva ikan tuna pada stadia awal adalah sifat larva ikan tuna yang beralih dari sifat planktivorus ke piscivorus dalam stadia larva, dimana untuk mempertahankan hidup dan pertumbuhannya harus terdapat larva ikan sebagai ransum pakan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu yang tepat untuk memulai pemberian pakan berupa larva ikan yang baru menetas pada pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning. Penelitian dilaksanakan di hatcheri ikan tuna dan laboratorium Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP), Gondol. Telur ikan tuna ditebar dalam bak beton ukuran 3x2x1 m (volume 6 m3) dengan kepadatan 100.000 butir/bak. Perlakuan yang diujicobakan adalah waktu awal pemberian larva ikan tuna yang baru menetas sebagai pakan untuk larva ikan tuna sirip kuning dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan : A. Mulai umur tujuh hari;  B. Mulai umur sembilan hari, dan C. Mulai umur sebelas hari. Pengambilan gambar larva dengan menggunakan program ACT-1 dan analisa data dengan ANOVA. Dari ketiga perlakuan dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa perlakuan A menghasilkan pertumbuhan dan sintasan benih yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan B dan C. Tetapi dari analisa statistik menunjukan tidak beda nyata dari semua perlakuan. Pemberian pakan larva tuna yang baru menetas pada perlakuan A dapat mengurangi kematian larva yang terjadi pada larva stadia awal, tetapi tidak dapat mengurangi kematian larva setelah umur limabelas hari sampai menjadi juvenil.
REPRODUCTION BIOLOGY OF TRUE PERCULA CLOWN FISH Amphiprion percula IN HATCHERY Ketut Maha Setiawati; Gunawan Gunawan; Jhon Harianto Hutapea
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 4 No. 2 (2012): Elektronik Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.152 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v4i2.7780

Abstract

True percula clown fish (Amphiprion percula) is one of marine ornamental fish with high economic value and can spawn throughout the year in an aquarium. The aims of this research were to understand reproduction aspects of true percula clown fish broodstock in an aquarium. A pair of broodstock used in this experiment were 4-9 cm in total length and maintained in an aquarium of 60x40x30 cm3 dimension. Numbers of brrodstock were 18 pairs and each aquarium filled with one pair of broodstock. During the experiment, fish were fed with artificial feed first and one hour later with mysids shrimp and copepod until satiation twice a day. Parameters observed were broodstock size, numbers and hatching rate of eggs. The results showed, the size of spawned female were range from 6.6-9.5 cm and male from 4.6-6.2 cm. Average of eggs produced per spawning was varied 423±255 with the average of spawning frequency was 2.78±0.38 times/month. Broodstock was spawn partially with the maximum spawning frequency of single broodstock was 4 times/month. The biggest female with size of 9.5 cm was still productive and spawn 3 times/month. There was a pair of broodstock which can produce more than 700 eggs/spawning. This results indicated that true percula clown fish can spawn throughout the year in the aquarium with varied of eggs number and spawning frequency for each individual and spawning period. The average of hatching rate during the experiment was 79.72±13.73 % with range between first to the next spawning 0f 7-14 day.Keywords: reproduction, true percula clown fish, Amphiprion percula, hatching rate
PERBEDAAN WAKTU AWAL PEMBERIAN LARVA IKAN SEBAGAI PAKAN DALAM PEMELIHARAAN LARVA IKAN TUNA SIRIP KUNING Thunnus albacares Mr. Gunawan; Jhon Harianto Hutapea
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 4 No. 1 (2020): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.20

Abstract

ABSTRAKSalah satu penyebab kematian larva ikan tuna pada stadia awal adalah sifat larva ikan tuna yang beralih dari sifat planktivorus ke piscivorus dalam stadia larva, dimana untuk mempertahankan hidup dan pertumbuhannya harus terdapat larva ikan sebagai ransum pakan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu yang tepat untuk memulai pemberian pakan berupa larva ikan yang baru menetas pada pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning. Penelitian dilaksanakan di hatcheri ikan tuna dan laboratorium Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP), Gondol. Telur ikan tuna ditebar dalam bak beton ukuran 3x2x1 m (volume 6 m3) dengan kepadatan 100.000 butir/bak. Perlakuan yang diujicobakan adalah waktu awal pemberian larva ikan tuna yang baru menetas sebagai pakan untuk larva ikan tuna sirip kuning dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan : A. Mulai umur tujuh hari;  B. Mulai umur sembilan hari, dan C. Mulai umur sebelas hari. Pengambilan gambar larva dengan menggunakan program ACT-1 dan analisa data dengan ANOVA. Dari ketiga perlakuan dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa perlakuan A menghasilkan pertumbuhan dan sintasan benih yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan B dan C. Tetapi dari analisa statistik menunjukan tidak beda nyata dari semua perlakuan. Pemberian pakan larva tuna yang baru menetas pada perlakuan A dapat mengurangi kematian larva yang terjadi pada larva stadia awal, tetapi tidak dapat mengurangi kematian larva setelah umur limabelas hari sampai menjadi juvenil.