Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Isolasi Senyawa Flavonoid dari Limbah Kulit Buah Kakao dengan Variabel Mesh Partikel dan Suhu Evaporasi Lintang Daniswara; Muhammad Mujiburohman
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2020: PROSIDING SNTKK 2020
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengaruh Suhu dan pH Elektrokoagulasi Terhadap Penurunan Kadar TSS dan COD pada Limbah Cair Laundry Abdul Malik Yudhistira; Muhammad Mujiburohman
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2020: PROSIDING SNTKK 2020
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Effect of Graphene Oxide on the Characteristics of sPEEK-Chitosan Membranes for Direct Methanol Fuel Cells Herry Purnama; Indra Viki Hartoko; Muhammad Mujiburohman; Nur Hidayati
Automotive Experiences Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : Automotive Laboratory of Universitas Muhammadiyah Magelang in collaboration with Association of Indonesian Vocational Educators (AIVE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1008.875 KB) | DOI: 10.31603/ae.v3i1.3039

Abstract

Direct Methanol Fuel Cell (DMFC) can operate at low temperatures, but efficiency and performance are greatly influenced by the material. On the other hand, sulfonated ketone polyether ethers (sPEEK) which have high thermal resistance, ductile, chemical resistance and high mechanical properties, can be combined with chitosan which has good proton conductivity properties. The sPEEK-Chitosan membrane is known to have good mechanical and thermal resistance, but its conductivity is low. The addition of graphene oxide as a filler material can increase the proton conductivity due to its properties. This research was conducted with a completely randomized design of 1 factor to investigate the characteristics of the sPEEK-Chitosan composite membrane as the dependent variable and the addition of graphene oxide solution to the variables 0, 1, 3, 6, and 9% w/w as independent variables. The test results show that the water uptake is in the range of 8.82-33.34%, the swelling degree is in the range of 5.55-20.75%, and the ion exchange capacity is 0.1875-0.2714 meq/g. With this good character, the sPEEK-chitosan membrane with the addition of graphene oxide is a promising candidate for DMFC applications.
Isolasi Gelatin dari Limbah Tulang Ikan Nila (Oreochromis Niloticus): Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi Putra Capriyanda; Muhammad Mujiburohman
Equilibrium Journal of Chemical Engineering Vol 4, No 2 (2020): Volume 4 No 2 December 2020
Publisher : Program studi Teknik Kimia UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/equilibrium.v4i2.47910

Abstract

Abstrak. Gelatin adalah sejenis derivate protein dari serat kolagen yang dapat diekstraksi dari tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui pengaruh suhu dan waktu ekstraksi terhadap hasil ekstraksi isolasi gelatin dari tulang ikan nila. Tahapan isolasi gelatin meliputi degreasing menggunakan air, demineralisasi dengan rasio bubuk tulang ikan nila dan aquades 1:10 (b/v), serta ekstraksi. Ekstraksi menggunakan pelarut aquades dengan rasio ossein dan aquades 1:10 (b/v). Suhu ekstraksi divariasi 50oC, 60oC, dan 85oC, dengan lama waktu 1 jam, 3 jam, dan 5 jam. Gelatin terbanyak diperoleh pada suhu 60oC dengan waktu 1 jam sebesar 0,86 gram (rendemen 9,55%). Uji terhadap gelatin diperoleh viskositas gelatin 1,442-2,844 cp, pH gelatin 5,2-6,8, dan kadar abu sebesar 2,143-2,778%. Uji FTIR menunjukkan bahwa produk mengandung gugus fungsi amina dan karbonil pada panjang gelombang 1206,53 cm-1, 1270,18 cm-1, dan 1286,58 cm-1. Gelatin yang diperoleh memenuhi standar mutu gelatin komersial.Abstract. Gelatin is a type of protein derivate from collagen fibers that can be extracted from bone. This study aims to determine the effects of temperature and extraction time on the extract of isolated gelatin from tilapia fish bones. Gelatin isolation stages include degreasing using water, demineralization with a ratio of 1:10 (w/v) tilapia bone powder and distilled water, and extraction. The extraction used distilled water with a ratio of ossein and distilled water 1:10 (w/v). The extraction temperature was varied at 50oC, 60oC, and 85oC, for 1 hour, 3 hours, and 5 hours. The highest yield of gelatin was obtained at a temperature of 60oC in 1 hour, i.e. 0.86 g (yield of 9.55%). The test on gelatin obtained the gelatin viscosity from 1,442-2,844 cP, gelatin pH 5,2-6,8, and ash content of 2,143-2,778%. The FTIR test showed that the product contained amine and carbonyl functional groups at the wavelengths of 1206.53 cm-1, 1270.18 cm-1, and 1286.58 cm-1. The gelatin obtained meets the commercial gelatin quality standards.
Effect of Temperature, Concentration, and Type of Plasticizer on Edible Pectin Film Characteristics of Mango Peel (Mangifera indica L.) Eka Wahyu Asriyanti; Muna Munisah; Erlando Rizki Dewanto; Muhammad Mujiburohman
CHEMICA: Jurnal Teknik Kimia Vol 9, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/chemica.v9i1.20540

Abstract

Plastic is a polymer product that is widely used by the community and is generally non-degradable. Its high usage makes plastic a source of waste that is difficult to decompose. It is important to transform the use of degradable materials as packaging by the community in an effort to overcome plastic waste. The edible film is an environmentally friendly packaging medium, which is generally synthesized from a mixture of pectin, plasticizer, and tapioca starch by heating and stirring. This study aims to study the effect of mixing temperature, pectin concentration, and type of plasticizer on the characteristics of the edible film. The temperature was varied at 70 oC, 80 oC, and 90 oC, with variations in pectin concentrations of 1%, 2%, and 3%. The types of plasticizers used were glycerol, sorbitol, and polyethylene glycol (PEG 400). The characteristics of the edible film were tested from thickness, tensile strength, elongation, and solubility. In the range of variables studied, the optimum conditions for producing the best edible film characteristics were 70 oC, 3% pectin, and the plasticizer of glycerol, giving solubility of 0.670 g water/g edible film, the thickness of 0.392 mm, the tensile strength of 3.200 MPa, and elongation of 0.134.
Pengaruh Kecepatan Pengadukan dan Jarak Elektroda Elektrokoagulasi Terhadap Penurunan Kadar TSS dan COD pada Limbah Cair Laundry Shofia Rahmayanti; Muhammad Mujiburohman
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.125 KB)

Abstract

Industri laundry yang semakin berkembang terutama di pemukiman padat penduduk berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan akibat cukup besarnya limbah yang dihasilkan. Metode koagulasi konvensional lazim diterapkan dalam pengolahan limbah cair. Namun, penambahan bahan kimia sebagai koagulan justru menghasilkan limbah sekunder pada akhir prosesnya. Elektrokoagulasi, koagulasi dengan bantuan arus listrik, dinilai efektif mengatasi limbah cair laundry, tanpa menimbulkan limbah sekunder. Penelitian ini mengolah limbah cair laundry dengan elektrokoagulasi menggunakan elektroda alumunium. Pengaruh kecepatan pengadukan (150, 250, 350, 450 rpm) dan jarak elektroda (3 dan 7 cm) terhadap penurunan total suspended solid (TSS) dan chemical oxygen demand (COD) dipelajari. Pada kisaran variabel yang dipelajari, kondisi optimum diperoleh pada kecepatan pengadukan 350 rpm dan jarak elektroda 3 cm, dengan efisiensi penurunan kadar TSS sebesar 72,88% dan efisiensi penurunan kadar COD sebesar 86,08%.
Pengaruh Beda Potensial dan Waktu Kontak Elektrokoagulasi Terhadap Penurunan Kadar COD dan TSS pada Limbah Cair Laundry Tenny Rizki Kurniati; Muhammad Mujiburohman
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.603 KB)

Abstract

Laundry adalah salah satu bisnis rumah tangga yang berkembang pesat, yang bergerak di bidang jasa pencucian. Namun, limbah cair yang dihasilkan memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, karena mengandung kontaminan fosfat, surfaktan, TSS, TDS, kekeruhan, BOD5, dan COD yang tinggi. Salah satu metode yang cukup efektif menangani limbah cair laundry adalah elektrokoagulasi, yaitu koagulasi dengan difasilitasi elektroda tertentu yang dialiri listrik, yang menghasilkan bahan koagulan. Penelitian ini mengolah limbah cair laundry dengan elektrokoagulasi menggunakan elektroda alumunium, yang dioperasikan pada pH 7, suhu antara 28-30°C, kecepatan pengadukan 165 rpm, dan jarak elektroda 7 cm. Pengaruh perlakuan beda potensial (15 ; 22,5 ; 30 volt) dan waktu kontak (30; 45; 60 menit) terhadap perubahan kadar COD dan TSS dipelajari. Kondisi optimal diperoleh pada beda potensial 30 Volt selama 60 menit dengan efisiensi penurunan COD sebesar 88,69% dan 81,82% untuk TSS.
Pengaruh Kecepatan Pengadukan dan Jarak Elektroda Elektrokoagulasi Terhadap Penurunan Kadar TSS dan COD pada Limbah Cair Laundry Shofia Rahmayanti; Muhammad Mujiburohman
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri laundry yang semakin berkembang terutama di pemukiman padat penduduk berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan akibat cukup besarnya limbah yang dihasilkan. Metode koagulasi konvensional lazim diterapkan dalam pengolahan limbah cair. Namun, penambahan bahan kimia sebagai koagulan justru menghasilkan limbah sekunder pada akhir prosesnya. Elektrokoagulasi, koagulasi dengan bantuan arus listrik, dinilai efektif mengatasi limbah cair laundry, tanpa menimbulkan limbah sekunder. Penelitian ini mengolah limbah cair laundry dengan elektrokoagulasi menggunakan elektroda alumunium. Pengaruh kecepatan pengadukan (150, 250, 350, 450 rpm) dan jarak elektroda (3 dan 7 cm) terhadap penurunan total suspended solid (TSS) dan chemical oxygen demand (COD) dipelajari. Pada kisaran variabel yang dipelajari, kondisi optimum diperoleh pada kecepatan pengadukan 350 rpm dan jarak elektroda 3 cm, dengan efisiensi penurunan kadar TSS sebesar 72,88% dan efisiensi penurunan kadar COD sebesar 86,08%.
Pengaruh Beda Potensial dan Waktu Kontak Elektrokoagulasi Terhadap Penurunan Kadar COD dan TSS pada Limbah Cair Laundry Tenny Rizki Kurniati; Muhammad Mujiburohman
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Laundry adalah salah satu bisnis rumah tangga yang berkembang pesat, yang bergerak di bidang jasa pencucian. Namun, limbah cair yang dihasilkan memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, karena mengandung kontaminan fosfat, surfaktan, TSS, TDS, kekeruhan, BOD5, dan COD yang tinggi. Salah satu metode yang cukup efektif menangani limbah cair laundry adalah elektrokoagulasi, yaitu koagulasi dengan difasilitasi elektroda tertentu yang dialiri listrik, yang menghasilkan bahan koagulan. Penelitian ini mengolah limbah cair laundry dengan elektrokoagulasi menggunakan elektroda alumunium, yang dioperasikan pada pH 7, suhu antara 28-30°C, kecepatan pengadukan 165 rpm, dan jarak elektroda 7 cm. Pengaruh perlakuan beda potensial (15 ; 22,5 ; 30 volt) dan waktu kontak (30; 45; 60 menit) terhadap perubahan kadar COD dan TSS dipelajari. Kondisi optimal diperoleh pada beda potensial 30 Volt selama 60 menit dengan efisiensi penurunan COD sebesar 88,69% dan 81,82% untuk TSS.