Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Management of mine acid drainage in a constructed wetland using hyacinth plant and addition of organic materials Fitri Arum Sekarjannah; S Setyo Wardoyo; Yanisworo Wijaya Ratih
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol 6, No 4 (2019)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2019.064.1847

Abstract

Coal mining is an activity to exploit land to get coal stored underground. Environmental problems in coal mining activities are generally associated with Acid Mine Drainage (AMD). The purpose of this study was to find out the best combination of organic matter and incubation time in remediating acid mine drainage on wetlands with water hyacinth plants. This research was conducted at PT Berau Coal in Tanjung Redeb, Berau, East Kalimantan. This study used a split-plot design. The main plot was the treatment of a combination of organic matter which consisted of 4 levels: A0 as a control (without organic matter), A1 with a combination of compost + sawdust (1:2), A2 with a combination of compost + sawdust (1:1), A3 with a combination of compost + sawdust (2:1). The subplot was treatment incubation time consisting of 2 levels, namely for 15 days and 33 days. Data analysis used variance analysis at the 5% level followed by the Duncan Multiple Range Test with a level of 5% when there were significant differences. The results showed that the addition of organic matter had a significant effect on the increase in pH and a decrease in the concentration of Mn in water, but it did not significantly affect the decrease in Fe concentration in water. The best combination of organic matter in acid mine remediation in this study was compost + sawdust (2:1) during the incubation time of 33 days
PENGATURAN FASE TERMOFILIK PADA PENGOMPOSAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT: IMPLIKASINYA TERHADAP AKTIVITAS JASAD PEROMBAK DAN PEMBENTUKAN HUMAT Ares Try Putra Handrah; Yanisworo Wijaya Ratih; R Agus Widodo
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v18i2.9478

Abstract

Tandan kosong kelapa sawit banyak mengandung lignin. Senyawa lignin adalah  komponen dasar penyusun humat. Pada proses pengomposan, perombakan lignin terjadi pada fase termofil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaturan fase termofilik pada pengomposan tandan kosong kelapa sawit terhadap aktivitas perombak dan pembentukan humat. Fase termofil diatur pada suhu 55°C menggunakan inkubator. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap dua faktor. Faktor pertama berupa waktu inkubasi pada fase termofil, terdiri atas empat aras yaitu inkubasi selama 0 minggu, 1 minggu, 2 minggu, dan 3 minggu. Faktor kedua berupa jenis bioaktivator, yaitu Orgadec dan Promi. Parameter yang diamati yaitu warna kompos, pH, kadar C dan N, rasio C/N, pembentukan humat, evolusi CO₂ dan kehilangan berat TKKS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan waktu inkubasi fase termofil 55°C berpengaruh nyata terhadap perubahan warna kompos, peningkatan evolusi CO₂ dan kandungan N-total serta penurunan kandungan C-organik dan berat kompos TKKS. Pengaturan waktu inkubasi fase termofil suhu 55°C berpengaruh terhadap penurunan pH dan pembentukan asam humat, meskipun tidak secara signifikan. Jenis bioaktivator tidak berpengaruh terhadap semua parameter yang diamati.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN MOL REBUNG TERHADAP SIFAT KIMIA REGOSOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) Lisna Fitri Handasari; R Agus Widodo; Yanisworo Wijaya Ratih
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v18i2.9479

Abstract

Tanah Regosol pada umumnya memiliki tingkat kesuburan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan MOL rebung terhadap sifat kimia tanah Regosol dan pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L.). Penelitian dilakukan dengan metode percobaan yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang yang terdiri 0, 5, 10, dan 15 ton/ha. Faktor kedua adalah MOL rebung  yang terdiri dari 0, 10, 30, dan 50 ml/3 kg tanah. Parameter penelitian meliputi pH, C-Organik, N-total, P-tersedia, K-tersedia, Kapasitas Pertukan Kation,  jumlah mikroba total, penambat  N, pelarut P. Parameter pertumbuhan tanaman selada meliputi tinggi tanaman, berat segar dan berat kering tanaman. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, digunakan Sidik Ragam, apabila terdapat beda nyata dilakukan uji beda antar rerata perlakuan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan jenjang nyata 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata dalam meningkatkan kadar N total, P tersedia, dan K tersedia. Mikroorganisme Lokal (MOL) rebung berpengaruh nyata dalam meningkatkan kadar N total, P tersedia, K tersedia regosol, tinggi tanaman, berat segar tanaman, dan berat kering tanaman. Kombinasi perlakuan penambahan pupuk kandang sapi dan MOL rebung berpengaruh nyata terhadap peningkatkan pH H2O, C organik, dan KPK Regosol. Perlakuan kombinasi yang paling baik pada peningkatan pH H2O, C organik, dan KPK tanah yaitu pada perlakuan pupuk kandang sapi 15 ton/ha dan  MOL Rebung 50 ml/polibag (K3M3).
APLIKASI KOMPOS LIMBAH KULIT KAKAO PADA BERBAGAI WAKTU PEMBERIAN TERHADAP KETERSEDIAAN HARA-P DAN PERTUMBUHAN BAYAM MERAH Widhi Kurniawan; Lelanti Peniwiratri; Yanisworo Wijaya Ratih
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 19, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v19i1.9463

Abstract

Penelitian  ini  bertujuan  untuk mengetahui pengaruh kompos limbah kulit kakao dan waktu pemberian terhadap ketersediaan Phosphor Latosol dan pertumbuhan bayam merah. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan yaitu, faktor pertama takaran pupuk kompos limbah kulit kakao dengan takaran K0=0% dari berat tanah, K1=2,5% dari berat tanah, K2=5% dari berat tanah dan K3=7,5% dari berat tanah. Faktor kedua yaitu waktu pemberian W0=bersamaan waktu tanam, W1=15 hari sebelum tanam dan W3=30 hari sebelum tanam. Data hasil pengamatan dianalisis untuk keragamannya dengan menggunakan sidik ragam dengan jenjang nyata 5%. Analisis perbedaan antara perlakuan digunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian  pupuk kompos limbah kulit kakao dan waktu pemberian berpengaruh nyata terhadap pH H2O, C-organik,  P-tersedia Latosol tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan berat kering tanaman. Pemberian 5% kompos limbah kulit kakao pada 15 hari sebelum tanam mampu memberikan hasil yang terbaik pada hara P tersedia Latosol dan pertumbuhan bayam merah.
APLIKASI KOMPOS LIMBAH KULIT KAKAO PADA BERBAGAI WAKTU PEMBERIAN TERHADAP KETERSEDIAAN HARA-P DAN PERTUMBUHAN BAYAM MERAH Widhi Kurniawan; Lelanti Peniwiratri; Yanisworo Wijaya Ratih
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 19, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v19i1.9463

Abstract

Penelitian  ini  bertujuan  untuk mengetahui pengaruh kompos limbah kulit kakao dan waktu pemberian terhadap ketersediaan Phosphor Latosol dan pertumbuhan bayam merah. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan yaitu, faktor pertama takaran pupuk kompos limbah kulit kakao dengan takaran K0=0% dari berat tanah, K1=2,5% dari berat tanah, K2=5% dari berat tanah dan K3=7,5% dari berat tanah. Faktor kedua yaitu waktu pemberian W0=bersamaan waktu tanam, W1=15 hari sebelum tanam dan W3=30 hari sebelum tanam. Data hasil pengamatan dianalisis untuk keragamannya dengan menggunakan sidik ragam dengan jenjang nyata 5%. Analisis perbedaan antara perlakuan digunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian  pupuk kompos limbah kulit kakao dan waktu pemberian berpengaruh nyata terhadap pH H2O, C-organik,  P-tersedia Latosol tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan berat kering tanaman. Pemberian 5% kompos limbah kulit kakao pada 15 hari sebelum tanam mampu memberikan hasil yang terbaik pada hara P tersedia Latosol dan pertumbuhan bayam merah.
PENGATURAN FASE TERMOFILIK PADA PENGOMPOSAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT: IMPLIKASINYA TERHADAP AKTIVITAS JASAD PEROMBAK DAN PEMBENTUKAN HUMAT Ares Try Putra Handrah; Yanisworo Wijaya Ratih; R Agus Widodo
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v18i2.9478

Abstract

Tandan kosong kelapa sawit banyak mengandung lignin. Senyawa lignin adalah  komponen dasar penyusun humat. Pada proses pengomposan, perombakan lignin terjadi pada fase termofil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaturan fase termofilik pada pengomposan tandan kosong kelapa sawit terhadap aktivitas perombak dan pembentukan humat. Fase termofil diatur pada suhu 55°C menggunakan inkubator. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap dua faktor. Faktor pertama berupa waktu inkubasi pada fase termofil, terdiri atas empat aras yaitu inkubasi selama 0 minggu, 1 minggu, 2 minggu, dan 3 minggu. Faktor kedua berupa jenis bioaktivator, yaitu Orgadec dan Promi. Parameter yang diamati yaitu warna kompos, pH, kadar C dan N, rasio C/N, pembentukan humat, evolusi CO₂ dan kehilangan berat TKKS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan waktu inkubasi fase termofil 55°C berpengaruh nyata terhadap perubahan warna kompos, peningkatan evolusi CO₂ dan kandungan N-total serta penurunan kandungan C-organik dan berat kompos TKKS. Pengaturan waktu inkubasi fase termofil suhu 55°C berpengaruh terhadap penurunan pH dan pembentukan asam humat, meskipun tidak secara signifikan. Jenis bioaktivator tidak berpengaruh terhadap semua parameter yang diamati.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN MOL REBUNG TERHADAP SIFAT KIMIA REGOSOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) Lisna Fitri Handasari; R Agus Widodo; Yanisworo Wijaya Ratih
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v18i2.9479

Abstract

Tanah Regosol pada umumnya memiliki tingkat kesuburan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan MOL rebung terhadap sifat kimia tanah Regosol dan pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L.). Penelitian dilakukan dengan metode percobaan yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang yang terdiri 0, 5, 10, dan 15 ton/ha. Faktor kedua adalah MOL rebung  yang terdiri dari 0, 10, 30, dan 50 ml/3 kg tanah. Parameter penelitian meliputi pH, C-Organik, N-total, P-tersedia, K-tersedia, Kapasitas Pertukan Kation,  jumlah mikroba total, penambat  N, pelarut P. Parameter pertumbuhan tanaman selada meliputi tinggi tanaman, berat segar dan berat kering tanaman. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, digunakan Sidik Ragam, apabila terdapat beda nyata dilakukan uji beda antar rerata perlakuan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan jenjang nyata 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata dalam meningkatkan kadar N total, P tersedia, dan K tersedia. Mikroorganisme Lokal (MOL) rebung berpengaruh nyata dalam meningkatkan kadar N total, P tersedia, K tersedia regosol, tinggi tanaman, berat segar tanaman, dan berat kering tanaman. Kombinasi perlakuan penambahan pupuk kandang sapi dan MOL rebung berpengaruh nyata terhadap peningkatkan pH H2O, C organik, dan KPK Regosol. Perlakuan kombinasi yang paling baik pada peningkatan pH H2O, C organik, dan KPK tanah yaitu pada perlakuan pupuk kandang sapi 15 ton/ha dan  MOL Rebung 50 ml/polibag (K3M3).
EVALUASI STATUS KESUBURAN KIMIA TANAH PADA KAWASAN PERBUKITAN MENOREH DI DESA BIGARAN KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG JAWA TENGAH Fernanda Ghifary Listianto; Lelanti Peniwiratri; Yanisworo Wijaya Ratih
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3427

Abstract

Bigaran Village, which is located in the Menoreh Hills, has a hilly topography and is dominated by dry land which is thought to be lacking in nutrients. Evaluation of soil fertility is required to diagnose nutrient problems in the soil. This research was conducted with the aim of identifying soil chemical properties, determining soil chemical fertility status, and making a map of soil chemical fertility status in Bigaran Village Research management includes field surveys, determination of sample point locations, soil sampling, laboratory analysis of soil chemical properties, and evaluation of soil chemical fertility. The research was conducted from February to March 2023. Assessment of soil fertility status based on the 1995 soil fertility technical guidelines. Representative sample points were determined purposively based on the results of overlaying thematic maps (Slope Slope Map, Land Use Map, and Soil Type Map) and obtained 13 land units. The research of results showed that the Cation Exchange Capacity (CEC) values at the study sites ranged from 12.61-27.76 me/100g, Base Saturation values (KB) from 34.96-67.88%, P2O5 HCl content 25% 20.24 -105.53 mg/100g, K2O content between 15.26-128.12 mg/100g, C-Organic content ranging from 0.48-1.35%, N-Total content 0.10-0.17%, pH content 5.78-6.49%. Of the 13 sample points tested, all showed low soil fertility status. Map of Soil Chemical Fertility Status in Bigaran Village presented at a scale of 1:12,000. Low soil fertility status is symbolized in yellow.  Keywords :  Fertility Status, Menoreh Hills, Bigaran Village, Map INTISARIDesa Bigaran yang berada di Perbukitan Menoreh memiliki topografi berbukit serta didominasi oleh lahan kering yang diduga minim akan unsur hara. Diperlukan evaluasi kesuburan tanah untuk mendiagnosa masalah-masalah keharaan dalam tanah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi sifat kimia tanah, menentukan status kesuburan kimia tanah, dan membuat peta status kesuburan kimia tanah Desa Bigaran. Tata laksana penelitian meliputi survey lapangan, penentuan lokasi titik sampel, pengambilan sampel tanah, analisis laboratorium sifat kimia tanah, dan evaluasi kesuburan kimia tanah. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2023. Penilaian status kesuburan tanah berdasarkan petunjuk teknis kesuburan tanah 1995. Titik sampel pewakil ditentukan secara purposive berdasarkan hasil overlay peta tematik (Peta Kemiringan Lereng, Peta Penggunaan Lahan, dan Peta Jenis Tanah) dan didapatkan 13 satuan lahan. Hasil penelitian menunjukkan nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) pada lokasi penelitian berkisar antara 12,61-27,76 me/100g, nilai Kejenuhan Basa (KB) dari 34,96-67,88%, kandungan P2O5 HCl 25% 20,24-105,53 mg/100g, kandungan K2O antara 15,26-128,12 mg/100g, kandungan C-Organik berkisar antara 0,48-1,35%, kandungan N-Total 0,10-0,17%, kandungan pH 5,78-6,49% Dari 13 titik sampel yang diuji, semua menunjukan status harkat kesuburan tanah rendah. Peta Status Kesuburan Kimia Tanah Desa Bigaran disajikan dengan skala 1:12.000. Status kesuburan tanah rendah disimbolkan dengan warna kuning. Kata kunci :  Status Kesuburan, Perbukitan Menoreh, Desa Bigaran, Peta