Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Utilitas Asam Organik Sari Belimbing Wuluh dan Asam Sitrat Sintetis Sebagai Acidifier Terhadap Performa Produksi Puyuh (Coturnix coturnix Japonica) Fase Grower Hamdan Has; Astriana Napirah; Widhi Kurniawan; La Ode Nafiu; Takdir Saili
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 2 (2020): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.386 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i2.11072

Abstract

ABSTRAKPenggunaan acidifier baik organik atau sintetis dapat meningkatkan optimalisasi nutrien di dalam saluran pencernaan.  Optimalisasi nutrien diharapkan dapat meningkatkan performa ternak khususnya puyuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan dua macam acidifier terhadap performa puyuh fase grower. 100 ekor unsexed puyuh (Coturnix coturnix Japonica) fase grower umur 14-40 hari digunakan dalam penelitian yang menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung kuning, dedak, konsentrat puyuh komersil, sari belimbing wuluh, dan asam sitrat sintetis. Perlakuan yang dicobakan terdiri dari perlakuan kontrol (P0), penggunaan 0,3% asam sitrat sintetis (P1), penggunaan 0,25% sari belimbing wuluh (P2), penggunaan 0,6% asam sitrat sintetis (P3), dan penggunaan 0,5% sari belimbing wuluh (P4). Variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum mingguan. Penggunaan sari belimbing wuluh memiliki konsumsi pakan yang lebih rendah  (P<0,05) pada minggu pertama dibanding kontrol dan asam sitrat sintetis.  Penggunaan asam sitrat sintetis meningkatkan pertambahan bobot badan pada minggu pertama (P<0,05). Penggunaan asam sitrat sintetis nyata dapat menurunkan konversi pakan minggu ke tiga dan empat dibanding kontrol dan asam organik belimbing wuluh. Kesimpulan penelitian ini yaitu penggunaan sari belimbing wuluh sebagai acidifier belum menunjukkan perbaikan performa yang signifikan sedangkan penggunaan asam sitrat sintetis memiliki performa yang lebih baik dibanding perlakuan kontrol dan penggunaan sari belimbing wuluh.Kata kunci: acidifier, asam sitrat, belimbing wuluh, puyuh fase growerABSTRACTThe organic and synthetic acidifiers could improve the optimization of nutrients utilization in the quail digestive tract. Furthermore, the optimization of nutrients is expected to improve quail performance. This study was aimed to determine the effect of using two types of acidifiers (Averrhoa bilimbi juice and synthetic citric acid) on the grower phase of quail performance. Total of 100 unsexed quails (Coturnix coturnix japonica) grower phase aged 14-40 days were used in this research and designed as a completely randomized design of five treatments and four replications. Feed ingredients used were yellow corn, rice bran, commercial quail concentrate, Averrhoa bilimbi juice (organic acidifier), and synthetic citric acid. The treatments consisted of control (P0), 0.3% synthetic citric acid (P1), use of 0.25% Averrhoa bilimbi juice (P2), use of 0.6% synthetic citric acid (P3), and use of 0.5% Averrhoa bilimbi juice (P4). The variables observed were weekly feed intake, body weight gain, and feed conversion. The result showed that utilization of Averrhoa bilimbi juice has lower feed consumption (P<0.05) in the first week compare to control and synthetic citric acid, and synthetic citric acid utilization increases body weight gain in the first week (P<0.05). The use of synthetic citric acid significantly reduces feed conversion in the third and fourth weeks compared to control and organic acid groups. The conclusion of this study is the utilization of Averrhoa bilimbi juice as an acidifier has not shown significant improvements in quail performance. The use of synthetic citric acid has a better performance compared to control and Averrhoa bilimbi juice utilization.Keywords: acidifier, organic acidifier, citric acid, growing quail
Karakteristik Tanaman Sorghum Green Fodder (SGF) Hasil Penanaman Secara Hidroponik yang Dipanen Pada Umur yang Berbeda Teguh Wahyono; Husnul Khotimah; Widhi Kurniawan; Dedi Ansori; Anna Muawanah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.939 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.5722

Abstract

Tanaman sorgum yang dibudidayakan secara hidroponik dapat disebut dengan sorghum green fodder (SGF). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi performa pertumbuhan, profil nutrisi dan kecernaan in vitro tanaman sorgum hasil budidaya hidroponik yang dipanen pada umur yang berbeda. Perlakuan penelitian meliputi SGF yang dipanen pada hari ke 7, 8, 9 dan 10. Pada pengamatan kecernaan in vitro, keempat perlakuan SGF dibandingkan dengan rumput lapangan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat pengulangan. Parameter yang diamati adalah performa pertumbuhan, profil nutrisi, produksi gas dan produk fermentasi rumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SGF 10 menghasilkan tinggi tanaman dan berat segar tertinggi (P<0,05) namun tidak berbeda nyata dengan SGF 9. Kandungan protein kasar SGF lebih tinggi dibandingkan rumput lapangan (P<0,05). SGF menghasilkan produksi gas total yang lebih tinggi dibandingkan rumput lapangan (P<0,05). Akan tetapi, SGF 10 menghasilkan produksi CH4 yang tinggi. Nilai energi termetabolis (EM) dan kecernaan bahan organik (KcBO) keempat perlakuan SGF terlihat lebih tinggi dibandingkan rumput lapangan (P<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pola pertumbuhan, profil nutrisi dan kecernaan in vitro SGF semakin meningkat seiiring dengan meningkatnya umur pemanenan. Umur panen SGF yang terbaik adalah pada hari ke-9.
Evaluasi Kualitas dan Karakteristik Fermentasi Silase Kombinasi Stay Green Sorghum (Sorghum bicolor L. Moench) – Indigofera zolingeriana dengan Perberbedaan Komposisi Widhi Kurniawan; Teguh Wahyono; Natsir Sandiah; Hamdan Has; La Ode Nafiu; Astriana Napirah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 1 (2019): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.548 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i1.5551

Abstract

 ABSTRAK Ketersediaan hijauan pakan ternak haruslah memenuhi aspek kuantitas, kualitas dan kontinyuitas. Teknologi pengawetan pakan dengan membuat silase berbahan tanaman pakan yang sesuai diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pakan tersebut. Sorgum memiliki potensi sebagai bahan silase yang baik namun perlu ditingkatkan kualitasnya dengan menambahkan hijauan yang tinggi kandungan protein kasarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas dan karakteristik fermentasi silase kombinasi sorgum dan leguminosa. Penelitian ini dilakukan dengan mengkombinasikan Stay green dan Indigofera zolingeriana (100:0, 60:40, 50:50, dan 40:60%) sebagai bahan silase untuk dievaluasi pH, kandungan bahan kering (BK), bahan organik(BO), protein kasar (PK) dan Nilai Fleigh. Silase dibuat dalam silo ukuran 1 liter yang difermentasi selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya persentase Indigofera zolingerianadalam silase meningkatkan pH silase, BK, dan PK silase. Peningkatan pH tersebut berakibat pada terjadinya proteolisis pada PK silase. Penggunaan Indigofera zolingeriana dalam silase kombinasi dengan sorgum Stay green pada persentase 40% masih memungkinkan untuk memperoleh silase kombinasi yang berkualitas baik (Nilai Fleigh 70,13) dan kandungan protein kasar mencapai 15,68%. Kualitas tersebut selanjutnya akan menurun apabila persentase Indigofera zolingeriana dinaikkan walaupun kandungan protein kasar meningkat.Kata Kunci: Silase, Kombinasi, Kualitas, Evaluasi, Nilai Fleigh.ABSTRACTFeed availability has to meet quantity, quality and continuity aspect. Feed preservation technology by making silage from suitable forage plants is expected to meet these needs. Sorghum has the potential as a good silage material but needs to be improved in quality by adding other forage which have high crude protein content. This study was aimed to evaluate the quality and characteristics fermentation of sorghum and legumecombination silage. This research was conducted by combining Stay greensorghum and Indigofera zolingeriana (100: 0, 60:40, 50:50, and 40: 60% combination) as silage material to be evaluated for pH, dry matter content (DM), organic matter (OM), crude protein (CP) and Fleighpoint. Silage was made in 1 liter size silos which are fermented for 21 days. The results showed that the increasing percentage of Indigofera zolingeriana in silage could increase silage, pH, DM, and CP silage. The increase in pH resulted in proteolysis of silage protein. The added of Indigofera zolingeriana in silage combination at 40% was still possible to obtain good quality silage (Fleighpoint 70.13) and reaching 15.68% of silage CP content. The silage quality was decrease if the percentage of Indigofera zolingeriana increased, even though the silage CP content could increasesafterward.Keywords: Silage, Combination, Quality, Evaluation, Fleigh point
Kualitas Nutrien Jerami Padi yang Difermentasi Menggunakan EM-4 dan Berbagai Level Dedak Padi Hardiana Hardiana; Ali Bain; Deki Zulkarnain; Widhi Kurniawan; Nur Santy Asminaya; Fuji Astuti Audza; Syamsuddin Syamsuddin
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 9, No 1 (2022): JITRO, Januari 2022
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.663 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v9i1.16507

Abstract

ABSTRAK Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan pakan ternak belum optimal karena memliki beberapa faktor pembatas antara lain kandungan serat kasarnya yang tinggi khususnya  lignin. Fermentasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan nilai manfaat dari jerami padi. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik nutrien jerami padi yang difermentasi menggunakan EM-4 dengan level dedak padi berbeda.  Penelitian di desain menggunakan  rancangan acak lengkap (RAL) sederhana untuk menguiji 4 jenis perlakuan dalam 4 ulangan.  Perlakuan yang digunakan adalah penambahan jerami padi sebagai starter dalam proses fermenetasi yaitu P1 (0% dedak padi), P2 (10% dedak padi), P3 (15% dedak padi), dan P4 (20% dedak padi). Parameter penelitian yang diukur  adalah karakteristik kandungan nutrien jerami padi fermentasi yang terdiri atas : kadar bahan kering, bahan organik, protein kasar, serat kasar dan lemak kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jerami padi yang difermentasi menggunakan EM-4 dengan penambahan starter berupa dedak padi level berbeda berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap karakteritik kandungan nutrien jerami (kadar bahan kering, bahan organik, protein kasar, serat kasar dan lemak kasar). Kadar bahan kering, bahan organik dan lemak kasar jerami padi yang difermentasi dengan EM-4 menggunakan starter dedak padi lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (tanpa menggunakan starter dedak padi).  Kandungan serat kasar dedak padi menurun seiring dengan peningkatan level dedak padi yang digunakan. Penggunaan dedak padi sebagai starter dalam proses fermentasi jerami padi menggunakan EM-4 mampu meningkatkan kualitas nutrien jerami padi sebagai pakan ternak.Kata Kunci: jerami padi, fermentasi, karakteristik nutrienNutrients Quality of Fermented Rice Straw Using EM-4 and Various Levels of Rice BranABSTRACT The high content of lignin could limiting the rice straw utilization as feed ingredient. Fermentation is one of the efforts that can optimize to increase the utilization of rice straw as feed. The aim of the study was to evaluate the nutritional characteristics of fermented rice straw using EM-4 and different levels of rice bran. The research was designed using completely randomized design (CRD) to test 4 treatments in 4 replications. The treatments used were the addition of rice bran as fermentation starter process (P1:0% rice bran, P2: 10% rice bran, P3: 15% rice bran, and P4: 20% rice bran). The research parameters measured were the characteristics of the nutrient content of fermented rice straw which consisted dry matter, organic matter, crude protein, crude fiber and crude fat content. The results showed that fermented rice straw using EM-4 with the addition of a starter in the form of rice bran at different levels had a very significant effect (p<0.01) on the characteristics of the nutrient content of the straw (dry matter content, organic matter, crude protein, crude fiber and fat). rough). The dry matter, organic matter and crude fat content of rice straw fermented with EM-4 using rice bran starter was higher compared to control. The crude fiber content of rice bran decreases in line the increase of the level of rice bran used. The use of rice bran as a starter in the rice straw fermentation process using EM-4 was able to improve the nutritional quality of rice straw as animal feed.Keywords: rice straw,fermentation,nutrient characteristic
Penggunaan Tepung Limbah Udang sebagai Bahan Pakan Sumber Protein terhadap Performa Produksi Puyuh Fase Layer (Coturnix-coturnix japonica) Hamdan Has; Astriana Napirah; Widhi Kurniawan; Natsir Sandiah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 3 (2018): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.134 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i3.4733

Abstract

ABSTRAKLimbah udang merupakan limbah pengolahan udang yang memiliki potensi sebagai pakan sumber protein bagi ternak puyuh. Penelitian ini bertujuan mengkaji penggunaan tepung limbah udang (TLU) sebagai sumber protein pakan pada puyuh fase layer. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap empat perlakuan lima ulangan perlakuan yang digunakan terdiri dari empat level penggunaan tepung limbah udang dalam ransum yaitu P0 (kontrol), P1 (5% TLU), P2 (7,5% TLU) dan P3 (10% TLU), tiap unit perlakuan disi dengan 5 ekor puyuh. Puyuh yang diguanakan adalah puyuh fase layer umur 20 minggu, sebanyak 100 ekor yang didistribusikan kedalam 20 unit percobaan. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung, dedak padi, konsentrat petelur dan tepung limbah udang. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan data yang berbeda nyata (P<0,05) diuji lanjut menggunakan uji duncan. Variabel yang diamati adalah performa produksi: konsumsi pakan, produksi telur, bobot telur dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan TLU dalam ransum (P1,P2 dan P3) menunjukkan pengaruh nyata (P<0,05) dibanding kontrol pada minggu ke-tiga penelitian terhadap bobot telur dan konversi ransum, penggunaan TLU (P1,P2,P3) selama lima minggu meningkatkan konsumsi ransum (P<0,05) dibanding kontrol tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap produksi telur, bobot telur dan konversi ransum. Kesimpulan penelitian ini bahwa penggunaan TLU dalam ransum dapat digunakan hingga level 7,5% sedangkan level 10% menunjukkan adanya penurunan rata-rata performa produksi.Kata kunci: tepung limbah udang, puyuh fase layer, performa produksiABSTRACTShrimp waste was shrimp processing waste which has the potential as protein source for quail feed. This study was aimed to examine the use of shrimp waste flour (SWF) asprotein source for laying quail feed. This study used  completely randomized design that consist of four treatments and five replications.The treatmentswere using levels of shrimp waste flour in feed and consist of P0 (control), P1 (5% SWF), P2 (7.5% SWF) and P3 (10% SWF ). Each treatment unit was filled with 5 quails. One hundred of 20 weeks laying quails were used in this study. Self mixing feed that contained corn, rice bran, laying concentrate and shrimp waste flour were used in this study. The data obtained were analyzed using analyze of variance and continued using Duncan multiple range test. The variables observed were production performance that consist of feed consumption, egg production, egg weight and feed conversionratio. The results showed that the use of SWF in feed (P1, P2 and P3) showed a significant effect (P <0.05) compared to controls in the third week of research on egg weight and feed conversion ratio.The use of SWF (P1, P2, P3) for five weeks increased feed consumption (P <0.05) compared to controls but not significantly different (P>0.05) for egg production, egg weight and feed conversion. The conclusion of this study was the use of SWF in feed can be used until 7.5% on laying quail feed while the level of 10% indicates a decrease in average production performance.Keywords: shrimp waste flour, laying quail, production performance
Pengaruh Perbedaan Varietas terhadap Profil Tanaman Sorghum Green Fodder yang Ditanam Secara Hidroponik Teguh Wahyono; Dede Sukandar; Rista Kurnia Dewi; Widhi Kurniawan; Sihono Sihono
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 2 (2020): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.584 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i2.10862

Abstract

ABSTRAKTeknik hidroponik adalah salah satu metode alternatif dalam budidaya hijauan pakan. Tanaman sorgum telah dikembangkan di Indonesia sebagai alternatif penyedia hijauan pakan. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah menghasilkan tiga varietas sorgum berupa varietas Pahat (P), Samurai 1 (S1) dan Samurai 2 (S2). Ketiga varietas ini dapat dikembangkan sebagai Sorghum Green Fodder (SGF). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pertumbuhan, nutrien dan kecernaan SGF dari tiga varietas sorgum yang berbeda yang ditanam secara hidroponik. Perlakuan penelitian pada studi profil pertumbuhan dan nutrisi adalah: 1) P sebagai varietas kontrol; 2) S1 dan 3) S2. Perlakuan pada studi kecernaan in vitro adalah: 1) RL (rumput lapangan); 2) P; 3) S1 dan 4) S2. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Samurai 2 menghasilkan SGF dengan tinggi tanaman dan berat panen segar tertinggi (P<0,05). SGF Samurai 1 mengandung protein kasar tertinggi yaitu 19,26%. Kandungan neutral detergent fiber (NDF) SGF ketiga varietas tidak berbeda nyata. SGF varietas Pahat menghasilkan estimasi RFV tertinggi (P<0,05). Nilai kecernaan bahan kering (BK) dan bahan organik (BO) SGF lebih tinggi dibandingkan rumput lapangan (P<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah SGF Samurai 2 menghasilkan produksi biomassa tertinggi. Kecernaan in vitro SGF varietas Pahat lebih tinggi dibandingkan kedua varietas lain dan rumput lapangan.Kata kunci: Hidroponik, kecernaan In vitro, profil nutrisi, relative feed value, sorghum green fodder ABSTRACT     Hydroponics technique is one of the alternative methods for forage cultivation. Sorghum has been developed in Indonesia as an alternative forage. Indonesia National Nuclear Energy Agency (BATAN) has produced three varieties of sorghum (Pahat, Samurai 1, and Samurai 2). These three varieties can develop as Sorghum Green Fodder (SGF). The purpose of this study was to investigate the growth, nutrient, and digestibility profile of SGF from three different sorghum varieties. The treatment of the studies was: 1) P (Pahat) as control; 2) S1 (Samurai 1); 3) S2 (Samurai 2). Treatment on In vitro digestibility study: 1) RL (native grass); 2) P; 3) S1 and 4) S2. Complete randomized design with five replications was used in this study. The results showed that Samurai 2 produced the highest height and fresh weight (21.35 cm and 1.20 kg) (P <0.05). Neutral detergent fiber (NDF) of three varieties SGF was not significantly different. The highest relative feed value (RFV) was produced by SGF from Pahat variety. Dry matter (DM) and organic matter (OM) digestibility of SGF is higher than field grass (P<0,05). The conclusion of this research is SGF Samurai 2 produces the highest biomass production compared to Pahat and Samurai 1 varieties. In vitro digestibility of SGF from Pahat variety is better than other varieties and native grass.Keywords: hydroponics, in vitro digestibility, nutrient profile, relative feed value, sorghum green fodder
Uji Kecernaan In Vitro Silase Kombinasi Sorgum (Sorghum bicolor) dan Kalopo (Calopogonium mucunoides) dengan Level Asam Laktat yang Berbeda Fitri Fitri; Ali Bain; Widhi Kurniawan
Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo Vol 3, No 4 (2021): JIPHO (Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56625/jipho.v3i4.21108

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecernaan nutrien secara in vitro silase kombinasisorgum (Sorghum bicolor) dan kalopo (Calopogonium mucunoides) dengan level asam laktat yangberbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) untuk menguji 5 perlakuan dan 4ulangan. Perlakuan yang diterapkan yaitu P1 (Silase berbahan 40% Sorghum bicolor dan 60%Calopogonium mucunoides), P2 (Silase berbahan 40% Sorghum bicolor dan 60% Calopogoniummucunoides + 1% Asam Laktat Organik konsentrasi 20%), P3 (Silase berbahan 40% Sorghum bicolordan 60% Calopogonium mucunoides + 2% Asam Laktat Organik konsentrasi 20%), P4 (Silaseberbahan 40% Sorghum bicolor dan 60% Calopogonium mucunoides + 3% Asam Laktat Organikkonsentrasi 20%), P5 (Silase berbahan 40% Sorghum bicolor dan 60% Calopogonium mucunoides +4% Asam Laktat Organik konsentrasi 20%). Parameter yang diamati yaitu karateristik fermentasi yangterdiri dari: pH rumen, kadar N-NH3, produksi VFA total, dan kecernaan nutrien ransum yang terdiridari: kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwapenambahan asam laktat pada level berbeda dalam pembuatan silase kombinasi sorgum dan kalopo padakisaran level 1% - 4% berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pH rumen, kadar N-NH3, dan produksiVFA total akan tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kecernaan bahan kering dankecernaan bahan organik.
Uji Sensorik Es Krim yang Diberi Tambahan Madu Sebagai Pemanis Apriansyah Apriansyah; Widhi Kurniawan; Nur Santy Asminaya
Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo Vol 3, No 4 (2021): JIPHO (Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56625/jipho.v3i4.21218

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan madu dengan levelberbeda terhadap uji sensorik es krim. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium TeknologiHasil Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo. Penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan.Perlakuan terdiri dari : P1 : Pembuatan es krim tanpa penggunaan madu, P2 : Pembuatan eskrim dengan penggunaan madu 5 %, P3 : Pembuatan es krim dengan penggunaan madu 7,5%,P4 : Pembuatan es krim dengan penggunaan madu 10%. Parameter yang diamati padapenelitian ini meliputi : warna, aroma, tekstur, rasa). Hasil penelitian menunjukkan bahwapenambahan madu dalam es krim hingga 10% tidak berpengaruh nyata terhadap uji sensorik(warna, aroma, rasa dan teksur). Warna, aroma, rasa dan tekstur es krim secara berturut-turutmenunjukkan angka 1 (putih white), 2 (aroma susu), 2 (rasa manis) dan 2 & 1 (lembut & sangatlembut). Kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah Penambahan madu sebagaipemanis di dalam es krim hingga 10% masih memperlihatkan kondisi es krim yang normal.
Kandungan protein dan serat kasar silase kombinasi sorgum (Sorghum bicolor) dan kalopo (Calopogonium mucunoides) dengan penambahan asam laktat organik pada level berbeda Dirman Afandi; Nur Santy Asminaya; Widhi Kurniawan
Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo Vol 3, No 3 (2021): JIPHO (Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56625/jipho.v3i3.19693

Abstract

Silase merupakan salah satu teknologi pengawetan pakan yang dapat dilakukan untuk menjagaketersediaan pakan sepanjang tahun. Silase akan memperlihatkan kualitas yang baik jika dikombinasikandengan beberapa bahan pakan untuk menutupi kekurangan yang terdapat pada setiap bahan tersebut. Bahanpakan yang potensial dikombinasikan untuk pembuatan silase adalah sorgum (Sorghum bicolor) dan kalopo(Calopogonium mucunoides). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas protein kasar dan seratkasar silase kombinasi sorgum dan kalopo yang diberi tambahan asam laktat organik. Rasio kombinasisorgum dan kalopo yang digunakan pada penelitian ini adalah 40 : 60%. Silase dibuat dalam silo ukuran 1liter yang difermentasi selama 21 hari. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan5 perlakuan (kontrol dan 4 level penambahan asam laktat yaitu 1, 2, 3 dan 4%) dan 4 ulangan. Parameteryang diamati berupa protein kasar (PK) dan serat kasar (SK). Hasil penelitian menunjukkan bahwameningkatnya persentase penggunaan asam laktat tidak dapat mempengaruhi kandungan protein kasar danserat kasar. Kandungan PK dan SK pada penelitian ini berkisar antara 11,20-12,60% dan 23,82-27,02%.Kesimpulan pada penelitian ini adalah kandungan PK dan SK silase kombinasi sorgum dan kalopomemperlihatkan kualitas yang baik.
pH Inkubasi, Konsentrasi Amonia dan Kecernaan Bahan Organik (KcBO) Uji In Vitro Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang Ditanam pada Tanah Lokasi Bekas Tambang Nikel dengan Aplikasi Berbagai Level Biochar. Ade Ramadani; La Malesi; Widhi Kurniawan
Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo Vol 3, No 3 (2021): JIPHO (Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56625/jipho.v3i3.19676

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai kecernaan rumput odot(Pennisetum purpureum cv. Mott) yang ditanam di lokasi tanah bekas tambang nikeldengan aplikasi berbagai level biochar. Rancangan yang digunakan dalam penelitian iniadalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 kali ulangan untukmasing-masing perlakuan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu A0(kontrol, tanpa biochar), A1 (5-ton ha-1), A2 (10-ton ha-1) dan A3 (15-ton ha-1) biochar.Parameter yang diamati dalam penelitian ini terdiri atas pH inkubasi, konsentrasi amonia(N-NH3) dan kecernaan bahan organik. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisisragam sesuai dengan rancangan acak lengkap (RAL) dan apabila berpengaruh nyata makadilakukan uji beda antar perlakuan dengan menggunakan uji Duncan Multiple Range Test(DMRT) menggunakan SPSS for window 16. Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh terhadap parameter penelitian.