Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

CHARLES SANDER PEIRCE SEMIOTICS IN ORAL LITERATURE “KABATA KORA-KORA” IN BANDA NEIRA Eca Wongsopatty; Charil Ranggi; Muhammad Farid; Walinda Djamaludin
Erudio Journal of Educational Innovation Vol 8, No 2 (2021): Erudio Journal of Educational Innovation
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18551/erudio.8-2.4

Abstract

Oral literature is a type of literary work that is passed down by word of mouth which is likely to change from generation to generation, either in grammar, certain plot, etc, because this work is transmitted from generation to generation through oral, it is not known for sure who who has produced or created the work. Folk song or also called Kabata by Banda people is a form of singing that uses the local language namely Tana language or can be said as traditional song. Not many people can understand the meaning of Kabata, Kabata now is only understood by traditional elders. Kabata is usually sung or heard when a traditional ceremony is held. One of the regional literatures in traditional ceremonies that will be the focus of this study is Kabata kora-kora. This qualitative descriptive study was conducted in Kampung Baru village, Banda sub-district, Central Maluku district, by involving traditional elders as resource persons. Data collection technique was carried out by interview. The result of this analysis is there are 13 sentences in kabata kora-kora in Kampung Baru (Fiat) village, each of them is chanted one by one according to the place where this kabata is used in their journey of rowing the kora-kora. In Kabata kora-kora in Kampung Fiat that was grouped based on Charles Sanders Peirce's theory, there are 1 icon, 8 indexes and 4 symbols. 3 of the 9 indexes are space indexes and 4 of them are persona indexes.
KAJIAN SEMIOTIK : MAKNA GERAK TARIAN CAKALELE BANDA NEIRA ECA WONGSOPATTY
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 8 No 1 (2022): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.017 KB)

Abstract

Tarian Cakalele Banda Neira adalah ekspresi dari masyarakat Banda dalam meneruskan kebudayaan yang telah diwariskan oleh para leluhur. Tarian ini melambangkan semangat dalam peperangan dan hanya tampil dalam ritual adat yang sakral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk penyajian tari Cakalele di Banda Neira serta memahami makna gerak dalam tarian Cakalele tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Analisis data yang digunakan adalah dengan cara mengklasifikasikan data, baik data yang di peroleh dari hasil obeservasi maupun dari hasil wawancara. Data yang telah dikumpul akan diolah dan dideskripsikan dalam bentuk uraian. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisis data dan menginterpretasikannya mencakup (1) bentuk penyajian tarian Cakalele Banda Neira; (2) makna gerak tarian Cakalele Banda Neira. Temuan penelitian adalah bentuk penyajian tari Cakalele Kampung Baru (Kampung Fiat) di Banda Neira meliputi ragam gerak, pola lantai, iringan musik, penari, kostum atau busana, waktu dan tempat pertunjukan. Makna gerak tarian Cakalele Desa Kampung Baru (Kampung Fiat) di Banda Neira terdiri dari lima makna gerak yaitu gerak pertama (posisi penari duduk dan memberi hormat atau somba), gerak kedua (posisi penari perang atau tumbak), gerak ketiga (gerakan inti memutar seperti burung baikole), gerak keempat (gerakan maju dan perang), gerak kelima (bertukar posisi sambil memberi penghormatan). Penelitian ini dapat membantu pelestarian budaya Indonesia dan kesenian tradisional Banda Neira.
MAKNA GERAK DALAM TARIAN PAJOGE DI KECAMATAN BANDA KABUPATEN MALUKU TENGAH ECA WONGSOPATTY
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 6 No 1 (2020): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.053 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk penyajian tari pajoge di kecamatan Banda serta memahami makna gerak dalam tarian Pajoge tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Analisis data yang digunakan adalah dengan cara mengklasifikasikan data, baik data yang di peroleh dari hasil obeservasi maupun dari hasil wawancara. Data yang telah dikumpul akan diolah dan dideskripsikan dalam bentuk uraian. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisis data dan menginterpretasikannya mencakup (1) bentuk penyajian tari pajoge di kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah; (2) makna gerak tari pajoge di kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah. Temuan penelitian adalah bentuk penyajian tari pajoge di kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah meliputi ragam gerak, pola lantai, iringan musik, penari, kostum atau busana, waktu dan tempat pertunjukan. Makna gerak tari pajoge di kecamatan Banda terdiri dari lima makna gerak yaitu gerak pertama (berdiri lurus kedepan kemudian berjalan masuk secara perlahan), gerak kedua (duduk setengah dan memberi hormat), gerak ketiga (gerakan inti memutar badan ke kiri), gerak keempat (gerakan inti memutar badan ke kanan), gerak kelima (berdiri di tempat sambil memberi penghormatan). Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pelestarian budaya Indonesia pada umunya dan kesenian tradisional Banda Naira pada khususnya serta memberikan motivasi bagi masyarakat dalam menumbuhkan kecintaannya dan bangga terhadap seni tari tradisional.
MORALITAS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA ECA WONGSOPATTY
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 4 No 1 (2018): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mendalami serta dapat menjelaskan hal-hal mengenai unsur intrinsik novel dan moralitas tokoh utama dalam novel Surga yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi. Teknik pengumpulan data adalah dengan membaca novel Surga yang Tak Dirindukan dan mengindikasikan watak tokoh utama. Hasil penelitian unsur intrinsik dalam novel surga yang tak dirindukan karya Asma Nadia meliputi tema, tokoh, penokohan, alur dan latar. Psikoanalisis tokoh utama yang terdapat dalam novel Surga yang Tak Dirindukan terdiri atas tiga aspek, Id Ego dan Superego. Moralitas tokoh utama yang terdapat dalam novel Surga yang Tak Dirindukan mempunyai tiga aspek, yaitu Hedonisme, Eudemonisme, dan Utilitarisme. Setelah dilakukan analisis dan interpretasi berdasarkan teori psikoanalisis oleh Sigmund Freud dan tokoh moral dalam novel surga yang tak dirindukan, peneliti menemukan aspek psikoanalisis; Id 23 (44%) Ego 17 (33%) Superego 12 (23%), sedangkan sistem moralitas adalah hedonisme 10 (22%) Eudemonisme 9 (20%) dan Utilitarisme 26 (58%). Jadi, novel Surga yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia merupakan novel yang kaya hikmah dan penuh tuturan nilai-nilai moral. Sehingga novel tersebut dapat memberikan inspirasi bagi pembaca. Hal ini karena aspek yang dominan pada tokoh utama adalah aspek moralitas utilitarisme. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam proses pembelajaran bahasa dan sastra agar dapat membantu meningkatkan kemampuannya dalam memahami sastra.