Fatimah Ibda
State Islamic University (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENDIDIKAN MORAL ANAK MELALUI PENGAJARAN BIDANG STUDI PPKn DAN PENDIDIKAN AGAMA Fatimah Ibda
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol 12, No 2 (2012): Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Februari 2012
Publisher : Center for Research and Publication Universitas Islam Negeri (UIN) of Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jid.v12i2.457

Abstract

Moral education covers some approaches and methods to instruct the students with knowledge, attitudes, beliefs, skills and good moral behavior such as good, fair, concern to others and so on. The purpose of moral education is to produce individuals to be able to know personalities values and having moral commitment upon moral consistent values.
Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget Fatimah Ibda
Intelektualita Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Piaget memperkenalkan sejumlah ide dan konsep untuk mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan-perubahan dalam pemikiran logis yang diamatinya pada anak-anak dan orang dewasa. Perkembangan kognitif dimulai dari proses-proses berpikir secara konkrit sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep abstrak dan logis. Piaget meyakini bahwa anak-anak secara alami memiliki ketertarikan terhadap dunia dan secara aktif mencari informasi yang dapat membantu mereka memahami dunia tersebut. Sebagai seorang pakar yang banyak melakukan penelitian tentang tingkat perkembangan kemampuan kognitif manusia, Piaget mengemukakan dalam teorinya bahwa kemampuan kognitif manusia terdiri atas empat tahapan dimulai dari lahir hingga dewasa. Tahap dan urutan berlaku untuk semua usia tetapi usia pada saat seseorang mulai memasuki tahap tertentu tidak sama untuk setiap orang
Kecerdasan Emosi Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Ar-Raniry Zahriati & Fatimah Ibda Zahriati & Fatimah Ibda
Intelektualita Vol 4, No 1 (2016): Jurnal Intelektualita
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecerdasan emosi merupakan suatu kemampuan pada diri seseorang untuk dapat memahami emosi diri sendiri dan orang lain. Pada masa remaja, kelompok individu-individu dikenal memiliki ketidakstabilan dalam emosinya. Remaja yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Demikian pula mahasiswa Prodi MPI sebagai kelompok usia remaja. Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa baik kecerdasan emosi mahasiswa prodi MPI pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Ar-Raniry. Hipotesis penelitian ini adalah kecerdasan emosi mahasiswa MPI sebesar 65%. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Analisis  data dilakukan dengan teknik persentase untuk masing-masing aspek kecerdasan emosi. Populasi penelitian adalah mahasiswa Prodi MPI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry. Sampel Penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2010 sebanyak 25 mahasiswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kecerdasan emosi. Pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive Sampling. Hasil penelitian ditemukan bahwa kecerdasan emosi mahasiswa MPI sebesar 70,93%, di antaranya aspek mengenali emosi diri sebesar 65%, aspek mengelola emosi sebesar 69,80%, aspek memotivasi diri sendiri sebesar 70,80%, aspek mengenali emosi orang lain sebesar 74,16%, dan aspek membina hubungan sebesar 70,90%  Maka kesimpulan yang dapat diambil bahwa kecerdasan emosi mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam melebihi 65%. Dengan hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya. Aspek yang tertinggi kecerdasan emosi mahasiswa MPI adalah aspek mengenali emosi orang lain dengan persentase 74,16%, dalam aspek ini mahasiswa MPI mampu memahami apa yang orang lain rasakan, dan mendengar pendapat orang lain dalam pengambilan keputusan. Aspek terendah mengenali emosi diri sendiri dengan persentase 69%, dalam aspek ini mahasiswa MPI kurang mampu mengetahui apa yang membuat dirinya emosi.
EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK DALAM MENIGKATKAN KEPERCAYAAM DIRI SISWA DI MAN DARUSSALAM ACEH BESAR Sulma Mafirja, Fatimah Ibda Sulma Mafirja, Fatimah Ibda
Intelektualita Vol 4, No 1 (2016): Jurnal Intelektualita
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepercayaan diri merupakan kemampuan individu dalam mengungkapkan argumen atau pendapat di dalam suatu kelompok belajar. Namun, kepercayaan diri sering kurang diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran, karena dianggap kemampuan akademik lebih penting. Padahal kepercayaan diri merupakan salah satu faktor pendorong dalam mencapai keberhasilan baik secara akademik maupun non akademik dan salah satu upaya yang dapat meningkatkan kepercayaan diri adalah dengan konseling kelompok. Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui efektivitas  konseling kelompok dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa di MAN Darussalam Aceh Besar dan untuk mengetahui pelaksanaan konseling kelompok dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa di MAN Darussalam Aceh Besar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuantitatif dengan metode penelitian pre-experimental designs dengan jenis desain kelompok one-group pretest-postest. Teknik pengambilan sampel Purposive Sampling dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan skala kepercayaan diri, skala respon siswa dan lembar observasi. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji Wilcoxon pada skala kepercayaan diri dan menggunakan persentase pada skala respon dan lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konseling kelompok efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa di MAN Darussalam Aceh Besar, kemudian pelaksanaan konseling kelompok yang dilakukan sesuai dengan tahap-tahap dalam konseling kelompok, sehingga siswa dapat memahami pentingnya meningkatkan kepercayaan diri.
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF (SUBJECTIVE WELL-BEING) DITINJAU DARI SOSIO-DEMOGRAFIS DI KALANGAN REMAJA YATIM YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN/PESANTREN YATIM Fatimah Ibda; Noor Azniza binti Ishak; Mohd Azrin bin Mohd Nasir
JURNAL AL-IJTIMAIYYAH Vol 7, No 2 (2021): Jurnal AL-IJTIMAIYYAH
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/al-ijtimaiyyah.v7i2.10907

Abstract

Abstract: Although there was a little interest in investigating the well-being issues of orphaned adolescents. This study is preliminary research of subjective well-being and socio-demographic correlation among orphanaged adolescents. The main aim of this study was to assessed the relationship between subjective well-being and socio-demographic (gender, length of stay orphanage, source of funds orphanage, education level of orphan, location and model of orphanage). Participants were a total 285 orphanage youth (age range of 11-20 years) from 5 orphanage in Banda Aceh and Aceh Besar District, Aceh Province, Indonesia. Data were collected using the Multidimensional Student Life Satisfaction Scale and socio-demographic profiles. The data were analyzed by using chi-square  analysis. The results showed that, there was a significant correlation between subjective well-being and socio-demographic (gender and location of the orphanage). While subjective well-being and socio-demograhic (length of stay orphanage, source of fund orphanage, education level of orphan and orphanage model) was no significant correlation. Further research is needed to gain comprehensive understanding for subjective well-being of socio-demografic factors among orphanaged adolescents. Recommendations for further research in this context are discussed.Keywords:  Subjective Well-Being; Socio-Demographic; Orphan Adolescents; Orphanages.Abstrak: Meskipun minat dalam penyelidikan isu kesejahteraan subjektif remaja yatim masih sangat sedikit, penelitian ini merupakan studi awal untuk menyelidiki kesejahteraan subjektif dan sosio-demografis di kalangan remaja yatim. Penelitian ini bertujuan menguji hubungan antara kesejahteraan subjektif dan sosio-demografis (jenis kelamin, lama tinggal, sumber dana, tingkat pendidikan, lokasi panti asuhan/pesantren yatim, dan model panti asuhan/pesantren yatim) remaja yatim yang tinggal di panti asuhan/pesantren yatim. Partisipan berjumlah 285 remaja yatim yang tinggal di panti asuhan/pesantren yatim (usia 11-20 tahun) dari 5 panti asuhan/pesantren yatim yang ada di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Indonesia. Data dikumpulkan menggunakan Multidimensional Students’ Life Satisfaction Scale dan profil sosio-demografis. Analisis data menggunakan analisis chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan hubungan yang signifikan antara kesejahteraan subjektif dan sosio-demografis (jenis kelamin dan lokasi panti asuhan/pesantren yatim). Sedang kesejahteraan subjektif dan sosio-demografis (lama tinggal, sumber dana, tingkat pendidikan, model panti asuhan/pesantren yatim) memiliki hubungan yang tidak signifikan. Penelitian lanjutan dibutuhkan untuk mendapatkan pemahaman lebih luas dan menyeluruh terkait domain spesifik sosio-demografis dari kesejahteraan subjektif remaja yatim. Rekomendasi untuk penelitian lanjutan dalam konteks ini didiskusikan.Kata Kunci: Kesejahteraan Subjektif; Sosio-Demografis; Remaja Yatim; Panti Asuhan/Pesantren Yatim.
PENTINGNYA KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA YATIM YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN Fatimah Ibda
Intelektualita Vol 11, No 01 (2022): Jurnal Intelektualita
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keyatiman merupakan suatu kondisi hidup tanpa salah satu atau kedua orangtua.Keyatiman memaksa sebagian remaja harus hidup dan dibesarkan di panti asuhan. Remaja yang hidup di panti asuhan mengalami kondisi yang berbeda daripada remaja yang dibesarkan dalam keluarga lengkap yang memiliki ayah-ibu. Keyatiman merupakan sebuah krisis dalam perkembangan masa remaja yang memberi dampak terhadap kesejahteraan subjektif. Kesejahteraan subjektif menunjuk pada penilaian kognitif sejauh mana remaja yatim merasa puas/bahagia terhadap hidupnya. Tulisan ini mencoba menganalisis pentingnya kesejahteraan subjektif pada remaja yatim yang tinggal di panti asuhan. Pembahasan terkait perkembangan masa remaja dan deskripsi psikologis remaja yatim yang hidup di panti asuhandan pentingnya kesejahteraan subjektif bagi remaja yatim yang hidup di panti asuhan turut didiskusikan. Terakhir, penting mendorong kesejahteraan subjektif bagi remaja yatim yang hidup di panti asuhan.
PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI GURU TERHADAP KEYAKINAN DIRI DAN HUBUNGAN GURU-MURID Fatimah Ibda
Intelektualita Vol 11, No 02 (2022): Jurnal Intelektualita
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program pendidikan profesi guru (PPG) dirancang untuk meningkatkan kompetensi dan kecakapan dalam melaksanakan tugas di sekolah. Keyakinan diri (self-efficacy) dan hubungan guru-murid merupakan salah satu kecakapan penting dalam mengajar yang dapat diwujudkan melalui program PPG. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pendidikan dan latihan profesi guru  terhadap keyakinan diri guru dan  hubungan guru-murid. Metode penelitian kuantitatif dan analisis korelatif telah digunakan untuk memperoleh data dari 30 orang guru MAN yang telah mengikuti PPG di kabupaten Pidie. Reliabilitas skala di uji dengan menggunakan metode alpha Cronbach’s. Hasil penelitian ditemukan intervensi PPG terhadap keyakinan diri dan hubungan guru-murid sebesar (r) 0.933 dan p (0.000). Dapat disimpulkan bahwa intervensi PPG terhadap keyakinan diri guru dan hubungan guru-murid memberikan pengaruh sangat signifikan.
PERKEMBANGAN MORAL DALAM PANDANGAN LAWRENCE KOHLBERG Fatimah Ibda
Intelektualita Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Intelektualita: Journal Education Sciences and Teacher Training
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lawrence Kohlberg berpandangan bahwa perkembangan moral pada masa kanak-kanak mengikuti kematangan kognisi. Perkembangan moral merupakan perkembangan yang berhubungan dengan bagaimana anak menalar (reasoning)  atau memikirkan aturan untuk perilaku etis. Kohlberg menyusun perkembangan penalaran moral dalam tiga tahapan umum moralitas. Pertama, penalaran moral prakonvensional yaitu penalaran moral dikontrol oleh lingkungan eksternal. Kedua, penalaran moral konvensional yaitu penalaran moral dibuat berdasarkan standar figur otoritas yang sudah terinternalisasikan, dan ketiga, penalaran moral pasca konvensional yaitu seseorang sudah mengikuti prinsip moral internal dan dapat memutuskan di antara standar moral yang berlawanan.
THE RELATIONSHIP BETWEEN PERSONALITY AND SOCIAL ENVIRONMENT WITH MORAL BEHAVIOR AMONG ADOLESCENTS Fatimah - Ibda; Noor Azniza Binti Ishak; Mohd Azrin Bin Mohd. Nasir
Psikoislamedia : Jurnal Psikologi Vol 8, No 2 (2023): PSIKOISLAMEDIA:JURNAL PSIKOLOGI
Publisher : State Islamic University (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/psikoislamedia.v8i2.20396

Abstract

The moral behavior of adolescents develops through the integration of cognitive maturity, emotional maturity, and the social environment. Although personality characteristics and the social environment influence moral behavior, little is known about the relationship between personality, the social environment, and moral behavior. This study involved 175 respondents, aged 19-22 years, selected from three colleges in the city of Banda Aceh. The sample was gathered using purposive sampling techniques, with data collection conducted through personality questionnaires, social environment questionnaires, and moral behavior questionnaires. The research findings revealed that the correlation coefficient (r) between the studied variables was 0.537 or 53.7 percent, indicating a strong relationship between personality and the social environment with moral behavior. These findings underscore the significance of personality and the social environment in promoting moral behavior among adolescents.