Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : VOGELKOP: Jurnal Biologi

DAMPAK PEMBANGUNAN BREAKWATER TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS POLYCHAETA DI PESISIR PANTAI MANOKWARI, PAPUA BARAT Diana Elsa Albita Wambrauw; Keliopas Krey; Sita Ratnawati
VOGELKOP: Jurnal Biologi Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/vogelkopjbio.v1i2.42

Abstract

ABSTRACTBreakwater is a small structures designed to protect coastal area from extremely sea waves exposure. The breakwater has been used in many coastal area at various town in Papua include Manokwari Regency, West Papua Province. Breakwaters designed at Manokwari has been reduce the intensity of wave action in inshore waters. Moreover, the breakwater also reduce coastal erosion and provide safe harbourage for local fishing. Same with the others, the breakwater on the coast of Manokwari also contact with the substrate directly, which is a habitat for Polychaeta. The lack of research data and information on Polychaeta in the Papua Sea encourages this research must be done. The purpose of this research is to identify the spesies of Polychaeta and analyze the impact of breakwater to the community structure of Polychaeta. This research conducted on March to June 2018 focus on six station of five beach with breakwater at the coastal of Manokwari, West Papua i.e. Abasi, Pasir Putih, Wosi, Andai and Mansinam Island. The line transect quadran method were use to collect sample of the Polychaeta. Total 64 sample of Polychaeta was collecting and identified.  Approximately 17 spesies of Polychaeta (i.e. seven orders, nine of families and 14 genera) already identified. Based on ANOVA and BNt tests, the breakwater development has significantly impacte to the structure community of Polychaeta on the coastal of Manokwari. ABSTRAKBreakwater atau pemecah gelombang merupakan struktur kecil yang didesain untuk melindungi area pesisir pantai dari paparan gelombang air laut yang ekstrim. Sama dengan lainnya, breakwater di pesisir pantai Manokwari juga bersentuhan langsung dengan substrat, yang merupakan habitat cacing laut, Polychaeta. Minimnya data penelitian dan informasi tentang Polychaeta di laut Papua mendorong penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi spesies Polychaeta dan menganalisa dampak yang ditimbulkan dari breakwater terhadap struktur komunitas cacing taksa cacing laut ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2018 yang dipusatkan pada enam stasiun di lima pantai yang terdapat breakwater, yaitu pantai Abasi, Pasir Putih, Wosi, Andai dan pantai Pulau Mansinam. Garis transek kuadran sebagai metode pengambilan sampel Polychaeta. Sebanyak 64 sampel telah dikoleksi dan berhasil dikenali 17 spesies Polychaeta yang terbagi dalam tujuh ordo, sembilan familli dan 14 genus. Berdasarkan uji ANOVA dan Uji BNt menunjukan keselarasan pembangunan breakwater berdampak signifikan terhadap struktur komunitas Polychaeta di pesisir pantai Manokwari.
KEANEKARAGAMAN, KERAPATAN, DAN DOMINANSI CACING TANAH DI BENTANG ALAM PEGUNUNGAN ARFAK Rini Mambrasar; Keliopas Krey; Sita Ratnawati
VOGELKOP: Jurnal Biologi Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/vogelkopjbio.v1i1.30

Abstract

ABSTRAKCacing tanah memiliki peran ekologis yang sangat esensi dalam tanah. Dalam kondisi alamiah keanekaragaman, kerapatan dan dominansi spesies cacing tanah sangat dipengaruhi oleh letak geografis, kondisi biotik dan abiotik habitat, termasuk iklim. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman, kerapatan dan dominansi spesies cacing tanah di bentang alam Pegunungan Arfak. Pengambilan sampel dilakukan di empat habitat berbeda mewakili dataran rendah hingga dataran tinggi yaitu Laguna Kabori, Sungai Prafi, Danau Anggi Giji dan Sungai Iray Anggi. Total 56 individu diidentifikasi menjadi tujuh spesies mewakili tiga famili yaitu Lumbricidae, Eudrilidae, dan Megascolecidae berdasarkan ciri-ciri morfologi antara lain: bentuk tubuh, panjang tubuh, jumlah segmen, letak dan warna klitelum, permukaan kulit, prostomium, gerakan, lubang dorsal dan warna tubuh. Hasil analisis terhadap faktor abiotik menunjukan bahwa suhu, kelembaban dan pH merupakan kunci penting bagi distribusi, keanekaragaman, kelimpahan dan dominansi spesies cacing tanah di bentang alam Pegunungan Arfak.
PARASIT CACING PADA SALURAN PENCERNAAN BURUNG NURI (Loriidae) YANG DIPELIHARA OLEH MASYARAKAT DI KABUPATEN MANOKWARI Cesarius N Mai'i; Sita Ratnawati; Yeni Y Salosa
VOGELKOP: Jurnal Biologi Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/vogelkopjbio.v3i1.64

Abstract

Burung beo (Loriidae) banyak diperdagangkan dan dipelihara oleh masyarakat di Manokwari dan diekspor ke luar Papua karena memiliki bulu berwarna-warni seperti pelangi yang terkenal dengan keindahannya, memiliki postur tubuh berukuran sedang, kepala besar dengan paruh bengkok dan kicauan yang menarik yang membuat burung ini cukup mahal harganya. di pasar. Kondisi perkembangbiakan yang kotor, lembab, bau, dan kurang sinar matahari kemungkinan besar terdapat parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada beo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parasit cacing saluran pencernaan burung nuri (Loriidae) yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perkembangbiakan yang kotor di Kecamatan Manokwari Barat, Kecamatan Manokwari Timur dan di Kecamatan Manokwari Masni. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sedimen yang dianalisis secara deskriptif dengan teknik observasi lapangan, kemudian dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Mikrobiologi UNIPA dan di laboratorium farmasi Vibhuti Sanggeng. Dari hasil pemeriksaan diketahui 9 sampel positif terserang parasit dimana 5 sampel dari lokasi Kecamatan Manokwari Barat dan 4 sampel dari Kecamatan Masni. Dengan jenis cacing Heterakidae, Trichuridae, Trichostrongylidae, Fasciola sp., Ascarididae, Strongyloides sp., dan Paramphistomum sp.