Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Effect of Extraction Condition on The Polyphenol Content and Antioxidant Activity of Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe Rhizome Lia Marliani; Wempi Budiana; Yonara Anandari
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.314 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v4i2.12770

Abstract

White turmeric (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe) is one of Indonesian herbal medicine. The extraction process to get active compound was influenced by some factor such as solvent, temperature, time, and method of extraction. The objective of this study was to determine the significant factor of extraction  that is solvent, temperature and time of extraction on the polyphenol content and antioxidant activity of white turmeric (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe) rhizome. Extraction was done by dynamic maceration method with variations (23 factor variable design) of solvent (ethanol 95% and water), temperature (25°C and 70°C), time (6 and 24 hours). The method of analysis of polyphenol content using Folin Ciocalteu reagent, and the antioxidant activity using DPPH free radical reduction method. The experiment design and data analysis using software Design Expert ver.10. The result showed that extraction using ethanol 95% at 70°C for 24 hours was gave high polyphenol content and antioxidant activity. Data analysis was showed that polyphenol content and antioxidant activity was influenced only by solvent of extraction. This study indicated that solvent is significant extraction factor for polyphenol content and antioxidant activity of white turmeric (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe) rhizome. Keywords: Antioxidant, Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe, extraction, polyphenol
EDUKASI POLA HIDUP SEHAT KEPADA MASYARAKAT DI KELURAHAN MANJAHLEGA KOTA BANDUNG DALAM MENANGGULANGI OBESITAS SEBAGAI FAKTOR RESIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR Patonah Patonah; Lia Marliani; Yani Mulyani
AMALIAH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 3 No. 2 (2019): Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LP2M UMN AL WASHLIYAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/ajpkm.v3i2.290

Abstract

Prevalensi penyakit tidak menular yang terus meningkat di Indonesia, mengakibatkan naiknya beban biaya kesehatan dan menurunkan produktivitas bangsa. Salah satu factor resiko utama penyakit tidak menular adalah obesitas. Obesitas merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak yang berlebihan dalam tubuh. Akumulasi penimbunan lemak terjadi ketika asupan makanan lebih besar dari energi yang digunakan untuk aktifitas. Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi masalah penyakit tidak menular adalah program masyarakat hidup sehat (GERMAS). Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan sosialisasi program GERMAS agar masyarakat memahami pentingnya pola hidup sehat. Kegiatan dilaksanakan di Kelurahan Manjahlega, RW 08 bekerjasama dengan ketua RT, RW dan ketua PKK. Edukasi dilakukan dengan 3 fokus utama termasuk edukasi meningkatkan aktivitas fisik, edukasi pola diet sehat, dan pemeriksaan kesehatan terdiri dari IMT (indeks massa tubuh), lingkar pinggang, tekanan darah, asam urat, kolesterol dan glukosa darah. Kegiatan dihadiri oleh laki-laki dan perempuan dengan usia rata-rata adalah 57 tahun. Beberapa peserta telah didiagnosa oleh dokter menderita hipertensi, hyperlipidemia, hiperurikemia, dan atau diabetes mellitus. Kesimpulan: kegiatan ini memberikan dampak positif terhadap perbaikan pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai GERMAS.
Penetapan Kadar Total Flavonoid, Fenolat, dan Karotenoid, serta Uji Aktivitas Antioksidan dari Daun dan Kulit Batang Tanaman Kenitu (Chrysophyllum cainito L.) Asep Roni; Laela Fitriani; Lia Marliani
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2019): Jurnal Sains dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.569 KB) | DOI: 10.25026/jsk.v2i2.114

Abstract

Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan ialah kenitu (Chrysophyllum cainito L.) yang merupakan famili sapotacea. Tanaman ini juga biasa digunakan masyarakat sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar flavonoid, fenol serta aktivitas antioksidan pada daun dan kulit batang kenitu. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks bertingkat menggunakan tiga pelarut yang berbeda kepolarannya yaitu pelarut n-heksan, etil asetat dan etanol 96%. Penetapan kadar flavonoid dan fenol dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Visibel. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH (1,1-Diphenyl-2-picryllhydrazil). Hasil penetapan kadar menunjukkan kandungan flavonoid tertinggi terdapat pada ekstrak n-heksan daun (6,106 mg Qe/ 100 mg), kandungan fenol tertinggi terdapat pada ekstrak etanol daun (24,483 mg GAE / 100 mg ) dan kandungan karotenoid tertinggi terdapat pada ekstrak daun etil asetat (6,2386±0,0138 mg BE/100mg). Hasil pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan ekstrak etanol daun kenitu memiliki aktivitas antioksidan paling kuat dengan nilai IC50 10,81 ppm.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI BIJI,KULIT DAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia Coli dan Staphylococcus Aureus Asep Roni; Maesaroh Maesaroh; Lia Marliani
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v6i1.134

Abstract

Pendahuluan : Penyakit infeksi merupakan penyakit dengan prevalensi paling banyak ditemukan di Indonesia. Resistensi mikroba terhadap antibiotik merupakan permasalahan dalam dunia pengobatan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak biji, kulit dan daun pepaya (Carica papaya L.), dan fraksi aktif ekstraknya serta menentukan golongan senyawa dari fraksi aktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Metode : Proses ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% selama 3X24 jam. Ekstrak paling aktif di fraksinasi menggunakan pelarut metanol-air, etil asetat dan n-heksan. Uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan metode difusi agar. Fraksi dengan zona hambat terbesar dilakukan uji bioautografi untuk mengetahui golongan senyawa yang aktif sebagai antibakteri. Hasil : Ekstrak biji,kulit dan daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus  memiliki konsentrasi hambat minimum (KHM) berturut-turut 20%, 30% dan 20%. Sedangkan pada bakteri Escherichia coli berturut-berturut 10%, 20% dan 20%. Fraksi biji metanol-air, etil asetat dan n-heksan terhadap bakteri Staphylococcus aureus memiliki konsentrasi hambat minimum (KHM) berturut-turut 5%, 5% dan 2,5%. Sedangkan pada bakteri Escherichia coli berturut-turut 5%, 2,5% dan 1%.  Pengujian KLT bioautografi fraksi n-heksan diperoleh daerah hambatan pada Rf 0,65 dan 0,88 untuk. Kesimpulan : Ekstrak etanol biji pepaya dan fraksi n-heksan biji pepaya merupakan ekstran dan fraksi yang paling aktif terhadap Escherichia coli dengan KHM 10% dan 1%. Hasil uji bioautografi terhadap fraksi n-heksan biji menunjukkan bahwa senyawa yang diduga memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli adalah golongan terpenoid.Kata kunci : Antibakteri, Carica papaya L., Escherichia coli, Staphylococcus aureus,bioautografi kontak