Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PEMANFAATAN TUMBUHAN TESPONG (OENANTHE JAVANICA DC), SINTRONG (CRESSOCEPHALUM CREPIDIOIDES ), DAN POHPOHAN (PILEA TRINERVIA W) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS & PSEUDOMONAS AERUGENOSAE Roni, Asep
Journal of Pharmacopolium Vol 1, No 3 (2018)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.445 KB)

Abstract

Tespong (Oenanthe javanica), sintrong (Crassocephalum crepidioides), and pohpohan (Pilea trinervia) is a type of indigenous vegetables which have antibacterial activity and consumed by Indonesian people, especially people of West Java. The study was conducted to determine the most powerful antibacterial activity among leave extracts of tespong, sintrong, and pohpohan and also to determine the active compound that responsible for inhibiting Staphylococcus epidermidis and Pseudomonas aeruginosa bacteria. The extraction was done by maceration method using ethanol 96% solvent. Antibacterial activity test was conducted by microdilution method and using tetracycline as a comparison. The measured parameters was the Minimum Inhibitory Concentration (MIC). The highest antibacterial activity was pohpohan leaf extract with MIC values of 640 mg/mL againts Staphylococcus epidermidis and 1280 mg/mL againts Pseudomonas aeruginosa, as well as n-hexane fraction of pohpohan with MIC 1280 ug/mL inhibit Staphylococcus epidermidis and MIC values of 2560 mg/mL inhibit Pseudomonas aeruginosa. The results of bioautography test of n-hexane fraction showed the content of flavonoid which was suspected as the active antibacterial..
AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL TONGKOL JAGUNG LOKAL (Zea mays L) , JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) dan JAGUNG HIBRIDA ( Zea mays indurate ) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes Suhardiman, Aris; Roni, Asep; Utami, Deanty Eka
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 5 No 3 (2018): Jurnal Farmasi Galenika Volume 5 No. 3, 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.534 KB)

Abstract

Jagung secara tradisional bisa digunakan untuk kosmetik dan obat jerawat  Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes dari tongkol jagung lokal (Zea mays L), jagung manis (Zea mays saccharata) dan jagung hibrida (Zea mays indurate). Ekstraksi dilakukan menggunakan metode refluks dengan pelarut etanol 96% dan difraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair. Uji Aktivitas antibakteri dari ekstrak dan fraksi menggunakan metode mikrodilusi menggunakan tetrasiklin sebagai pembanding. Hasil pengujian menunjukkan nilai KHM terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis dari ketiga ekstrak tongkol yaitu konsentrasi 128 μg/mL, nilai khm untuk bakteri Propionibacterium acnes diperoleh dari ketiga tongkol jagung yaitu pada konsentrasi 256 μg/mL sedangkan nilai kbm untuk bakteri Staphylococcus epidermidis dari ekstrak jagung hibrida, jagung manis yaitu pada konsentrasi 256 μg/mL dan ekstrak Jagung lokal yaitu pada konsentarasi 512 μg/mL, kemudian uji aktivitas antibakteri pada fraksi ekstrak tongkol jagung lokal, jagung manis dan jagung hibrida menunjukkan bahwa fraksi etil asetat paling aktif sebagai antibakteri dengan nilai khm yaitu pada konsentrasi 128 μg/mL terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Maka dapat disimpulkan yang memiliki aktivitas antibakteri paling aktif yaitu ekstrak dan fraksi etil asetat terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan golongan senyawa yang bersifat antibakterinya yaitu senyawa golongan fenol.
ISOLASI SENYAWA 5, 3’,4’ TRIHIDROKSI FLAVONOL DARI DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa PERS.) Roni, Asep; Suganda, Asep Gana; Hartati, Rika
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 5 No 2 (2018): Jurnal Farmasi Galenika Volume 5 No. 2, 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.274 KB)

Abstract

Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) adalah salah satu tumbuhan obat yang tumbuh di Indonesia. Dalam pengobatan tradisional daun bungur digunakan sebagai obat diabetes, biasanya digunakan dalam bentuk rebusan juga digunakan untuk mengobati kencing batu, kencing manis, dan tekanan darah tinggi. Biji tumbuhan ini dapat digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan kencing manis, sedangkan bagian kulit kayu digunakan untuk mengobati diare, disentri dan kencing darah. Daun bungur memiliki kandungan kimia, seperti saponin, flavonoid dan tanin, sedangkan pada kulit batang bungur mengandung flavonoid dan tanin. Namun penelitian kandungan kimia tumbuhan yang bermanfaat tersebut masih sedikit dilaporkan. Oleh karena itu, eksplorasi bahan alami yang mempunyai aktivitas biologis menjadi salah satu target para peneliti, berdasarkan beberapa penelitian yang telah dikembangkan, senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas farmakologi diantaranya adalah senyawa flavonoid, sehingga pada penelitian ini dilakukan isolasi, karakterisasi dan identifikasi flavonoid dari daun bungur. Ekstraksi dilakukan dengan alat Refluks menggunakan tiga pelarut dengan kepolaran meningkat (n-heksana, etil asetat, dan etanol). Ekstrak etil asetat daun bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) difraksinasi lanjut menggunakan kromatografi kolom dengan elusi landaian (n-heksana-etil asetat-metanol). Fraksi terpilih kemudian dimurnikan dengan kromatografi lapis tipis preparatif sehingga didapatkan fraksi yang mengandung senyawa X. Setelah dimurnikan, senyawa X dikarakterisasi menggunakan penampak bercak spesifik, spektrofotometri UV. Berdasarkan hasil spektrum UV-sinar tampak panjang gelombang maksimum senyawa X adalah 361 nm dan 272 nm. Setelah penambahan pereaksi geser menimbulkan perubahan panjang gelombang maksimum (batokromik) setelah penambahan NaOH, asam borat/HCl. Ekstrak etil asetat daun bungur diperoleh senyawa X adalah suatu flavonoid, struktur yang diusulkan adalah 5,3’,4’ trihidroksi flavonol.
PENETAPAN KADAR FENOLAT TOTAL, FLAVONOID TOTAL, SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH DAN CUPRAC PADA EKSTRAK DAUN SENDOK (Plantago major L.) Budiana, Wempi; Burhanudin, Burhanudin; Roni, Asep
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 3 No 2 (2016): Jurnal Farmasi Galenika Volume 3 No. 2, 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.558 KB)

Abstract

Daun sendok (Plantago major L.) merupakan tanaman gulma yang termasuk ke dalam famili plantaginaceae. Hasil penelitian sebelumnya dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol, fraksi air (IC50 = 80,54 μg/mL), fraksi etil asetat (IC50 = 60,37 μg/mL) dan fraksi n-heksana (IC50 = 80,54 μg/mL). Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar  total fenol dan flavonoid dan aktivitas antioksidan dari ekstrak daun sendok. Sampel diperoleh dari dua lokasi tumbuh yang berbeda. Ekstraksi simplisia daun sendok dilakukan dengan metode  refluks menggunakan tiga pelarut dengan polaritas yang berbeda. Pengujian antioksidan menggunakan metode DPPH dan CUPRAC, dan penentuan kadar  total fenol dan flavonoid menggunakan spektrofotometri UV-sinar tampak. Ekstrak etil asetat daun sendok Bantul (IC50 16,81± 0,11 μg/mL) paling rendah dalam menghambat radikal DPPH dibandingkan dengan ekstrak etil asetat sendok Garut (IC50 17,79± 0,40 μg/mL) dan ekstrak etanol Bantul (EC50 20,83 ± 0,07 μg/mL) memiliki nilai paling rendah dalam mereduksi CUPRAC dibandingkan dengan ekstrak etanol daun sendok Garut (EC50 25,60 ± 0,11 μg/mL). Ekstrak etil asetat daun sendok memiliki aktivitas antioksidan paling kuat karena memiliki kadar total fenol dan flavonoid paling tinggi. Ekstrak etil asetat dari daun sendok Bantul memiliki kadar fenol total tertinggi (34,803 ± 0,25 mg  GAE/g ekstrak) dan flavonoid (1,440 ± 0,01 mg QE/g ekstrak). Kesimpulan lokasi tumbuh tanaman mempengaruhi kandungan senyawa aktif, dimana tempat tumbuh yang rendah memiliki aktivitas yang lebih kuat.
Molecular docking study and molecular dynamics simulation of spice metabolites against main protease enzymes and NSP3 macrodomain SARS CoV-2 Purwaniati Purwaniati; Asep Roni
Pharmaciana Vol 12, No 1 (2022): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.534 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v12i1.21501

Abstract

COVID-19 is still a global pandemic. The transmission is very fast and wide. Its prevalence continues to increase. There is no specific antiviral drug for SARS CoV 2 yet. This study aims to find lead compounds from compounds derived from spices that can work as multitarget SARS CoV-2 antivirals. The target of drug action chosen in this study is the main protease enzyme and non-structural protein 3 (NSP3) macrodomain. Antiviral compounds that work on both targets are expected to be more potent. This antivirus will work to inhibit virus replication through main protease inhibition and increase innate immunity through NSP3 macrodomain inhibition. Molecular docking and molecular dynamics simulation were chosen as the methods in this study. Based on the results of molecular docking, it was found that the compound of dauricine, tomentin A, daurisoline, xhantoangelol, rutin and myricetin gave good affinity to both targets. These compounds provide an inhibition constant below 10000 nM or 10 micromolar. Meanwhile, in the molecular dynamics simulation test, it was found that dauricine, rutin, myricetin, and xhantoangelol have good interaction stability with both targets. So from this study, it can be concluded that dauricine, rutin, myricetin and xhantoangelol are potential compounds as lead compounds for SARS CoV-2 antivirals that act on the main protease and the NSP3 macrodomain.
UJI SITOTOKSIK EKSTRAK TANAMAN GANDARIA (Bouea macrophylla Griff) TERHADAP SEL HeLa Asep Roni; Amar Maruf; Lia Marliani
Jurnal Kimia Riset Vol. 6 No. 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Airlangga, Campus C Mulyorejo, Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jkr.v6i1.24254

Abstract

Gandaria merupakan tanaman yang berasal dari indonesia terutama maluku yang memiliki akitvitas farmakologis, akan tetapi belum banyak dilihat sebagai objek studi penelitian karena kelangkaannya di Indonesia. Gandaria memiliki kandungan flavonoid, yang terdapat dalam berbagai tumbuhan dan memiliki berbagai aktifitas farmakologis. Salah satu contoh senyawa flavonoid yang terdapat dalam gandaria adalah quercetin dimana quercetin memiliki berbagai efek biologis, salah satunya sebagai antikanker. Kanker adalah penyebab utama kedua kematian menurut WHO pada tahun 2018. Salah satu pengobatan kanker adalah kemoterapi akan tetapi memiliki efek samping yang merugikan oleh karena itu bahan alam berpotensi sebagai salah satu alternatif karena efek sampingnya lebih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas sitotoksik ekstrak daun dan batang gandaria terhadap sel kanker serviks HeLa. Metode yang digunakan adalah MTT assay yaitu uji kolorimetri untuk menilai aktivitas metabolisme sel yang dibaca oleh alat ELISA reader pada panjang gelombang 550 nm. Nilai IC50 dari ekstrak etil asetat daun 436,966 μg/mL dan ekstrak n-heksana batang 292,044 μg/mL. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas sitototksik paling baik ditunjukan oleh sampel ekstrak n-heksana batang dan tergolong lemah
EFFORTS TO IMPROVE HEALTH ECONOMY THROUGH HEALTH EDUCATION AND SKILLS IMPROVEMENT IN ORPHANAGE Sri Mulyati Rahayu; Meda Yuliani; Eki Pratidina; Agus Miraj Darajat; Asep Roni
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 1 (2021): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i1.3401

Abstract

Abstrak: Yayasan Ramda Bhakti Pertiwi merupakan Yayasan yang bergerak dalam bidang sosial dan Pendidikan. Panti Asuhan Babussalam terdiri perempuan dan laki-laki dengan rata-rata usia 11-20 tahun. Pada kondisi pandemi Covid-19 ini belum ada sosialiasi edukasi tentang adaptasi kebiasaan baru (AKB) pada penghuni panti, selain itu masalah yang ada di panti juga tentang kesehatan reproduksi, PHBS, dan penggunaan obat yang dikonsumsi saat sakit tanpa resep dokter. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ekonomi kesehatan melalui edukasi kesehatan dan peningkatan keterampilan. Metode yang digunakan dengan pre test dan post test design untuk mengukur keberhasilan edukasi yang diberikan dan melihat hasil masker yang dikerjakan oleh santri putri yang ada di panti, setelah diberikan keterampilan membuat masker. Hasil pengabdian kepada masyarakat didapatkan adanya peningkatan pengetahuan setelah diberikan edukasi tentangAKB, Kesehatan Resproduksi, PHBS, dan cermat dalam mengkonsumsi obat saat sakit. Sedangkan hasil dari pembuatan masker dari 25 santriwati seluruhnya dapat membuat 2-3 masker/perorang, namun belum bisa sampai dipasarkan hasilnya, karena masih perlu latihan dalam membuat dan memodifikasi masker.Kesimpulan adanya peningkatan pengetahuan setelah diberikan edukasi tentang AKB, kesehatan reproduksi, PHBS, dan cermat dalam mengkonsumsi obat, serta adanya penambahan keterampilan dalam membuat masker. Diharapkan pihak panti untuk selalu mengingatkan tentang edukasi yang telah diberikan dan terus mendukung kegiatan peningkatan keterampilan.Abstract: Ramda Bhakti Pertiwi Foundation is a foundation that is engaged in social and education. The Babussalam orphanage consists of women and men with an average age of 11-20 years. In the conditions of the Covid-19 pandemic, there has been no education dissemination on the adaptation of new habits (IMR) to the residents of the institution, besides that the problems in the institution are also about reproductive health, PHBS, and the use of drugs consumed when sick without a doctor's prescription. The aim is to improve the health economy through health education and skills enhancement. The method used was the pre-test and post-test design to measure the success of the education given and to see the results of the masks that were done by female students at the orphanage, after being given the skills to make masks. The results of community service showed an increase in knowledge after being given education about AKB, Resproductive Health, PHBS, and being careful in consuming drugs when sick. While the results of making masks from 25 students can make 2-3 masks / per person, but the results cannot be marketed yet, because they still need practice in making and modifying masks. The conclusion is that there is an increase in knowledge after being given education about IMR, reproductive health, PHBS, and being careful in consuming drugs, as well as the addition of skills in making masks. It is hoped that the orphanage will always remind about the education that has been given and continue to support skills improvement activities.
PENETAPAN KADAR FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa L.) DENGAN METODE CUPRAC Asep Roni; Dewi Kurnia; Nurani Hafsyah
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 7 No 1 (2022): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.168 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v7i1.856

Abstract

Oxidative stress is damage caused by reactive oxygen species Compounds that can prevent oxidative stress are antioxidants. The brotowali plant (Tinospora crispa) has been used for the treatment of diabetes and hypertension. The brotowali plant contains secondary metabolites such as flavonoids. Flavonoids are known to be a class of compounds that have antioxidant activity. so it can be kind of solvent which is the most excellent in the test plant extract brotowali. Extraction was conducted by reflux-rise that use nhexane, ethyl acetate and ethanol 96%. Determination of antioxidant activity using them CUPRAC method. Determination of total flavonoid content using colorimetric aluminum chloride method with quercetin as standard. The results showed that the ethyl acetate extract sample had strong antioxidant activity compared to the extract sample with 96% ethanol and n-hexane. The EC50 value of the ethyl acetate extract was 53.637 g/mL. Extract with n-hexane solvent had the highest flavonoid content, namely 9,937 ± 0.009 gQE/100 g extract.
Uji Aktivitas Antioksidan, Penetapan Kadar Fenolik dan Flavonoid Total Ekstrak Etanol dari Daun, Batang, dan Kulit Batang Karamunting (Melastoma malabathricum L.) Asep Roni; Aditia Astary; As’ari Nawawi
SAINSTECH FARMA Vol 11 No 1 (2018): Sainstech Farma Jurnal Ilmu Kefarmasian
Publisher : FAKULTAS FARMASI, INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.576 KB) | DOI: 10.37277/sfj.v11i1.404

Abstract

Karamunting merupakan tumbuhan liar yang diduga dapat dijadikan sebagai alternatif sumber antioksidan alami karena memiliki banyak khasiat dan sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pengobatan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dengan peredaman radikal bebas DPPH, kadar fenolik dan flavonoid total. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antioksidan secara kuantitatif dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis untuk menentukan nilai IC50. Nilai IC50 ekstrak daun, ekstrak batang, ekstrak kulit batang dan vitamin C secara berturut–turut yaitu 13,836 ppm; 58,420 ppm; 53,585 ppm; dan 5,085 ppm. Sedangkan nilai IC50 hasil fraksi dari ekstrak daun yakni fraksi metanol-air, fraksi etil setat, dan fraksi n-heksan secara berturut–turut adalah 9,147 ppm; 14,60 ppm; dan 88,206 ppm. Hasil penetapan kadar fenolik total pada ekstrak daun, batang dan kulit batang secara berturut-turut adalah 17,467 ± 0,035%; 8,213 ± 0,0085%; dan 8,78 ± 0,017% (mg GAE/mg Ekstrak) dan hasil penetapan kadar flavonoid pada ekstrak daun, batang dan kulit batang secara berturut-turut adalah 4,403 ± 0,011%; 0,737% ± 0,0008%; dan 1,330% ± 0,0009% (mg QE/mg Ekstrak). Sedangkan kadar fenolik total pada fraksi metanol-air, fraksi etil asetat, dan fraksi n-heksan secara berturut–turut adalah 23,034 ± 0,044%; 19,923 ± 0,029%; dan 4,605 ± 0,0085% (mg GAE/mg Fraksi) dan kadar flavonoid pada fraksi metanol-air, fraksi etil asetat, dan fraksi n-heksan secara berturut–turut adalah 0,860 ± 0%; 6,985 ± 0,006%; dan 5,759 ± 0,104% (mg QE/mg Fraksi). Ekstrak etanol daun, batang dan kulit batang karamunting serta fraksi dari ekstrak teraktif memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong sangat kuat hingga kuat dilihat dari nilai IC50, hal ini ditunjukkan dengan tingginya kadar fenolik total maupun kadar flavonoid total pada sampel.
REVIEW: PRODUKSI, KARAKTERISASI DAN APLIKASI SELULOSA BAKTERI DI BIDANG FARMASI claudio Ananda Boby; Soni Muhsinin; Asep Roni
JURNAL FARMASI DAN MAKANAN Vol 4 No 2 (2021): Journal Of Pharmacy and Science
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jops.v4i2.1887

Abstract

Selulosa bakteri merupakan polimer yang memiliki aplikasi yang luas dan menjanjikan dalam berbagai bidang medis. Tujuan dari penelitian tinjauan pustaka ini adalah untuk melakukan penelusuran pustaka untuk mengetahui apakah substrat dan kondisi fermentasi mempengaruhi kualitas selulosa yang dihasilkan dan penggunaannya di bidang farmasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan studi kepustakaan dengan menggunakan kata kunci pencarian: produksi dan aplikasi selulosa bakteri. Artikel ini diulas dalam 10 tahun terakhir yang membahas tentang produksi, karakterisasi, dan aplikasi selulosa bakteri dalam bidang farmasi. Artikel tersebut didapat dari berbagai penelitian yang telah dilakukan melalui mesin pencari seperti Google Scholar, PubMed, dan Science Direct. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa substrat, konsentrasi starter, suhu, pH, waktu fermentasi dan proses pemurnian sangat mempengaruhi kualitas selulosa yang dihasilkan. Studi karakterisasi yang dilakukan meliputi SEM, TGA, kadar air dan sifat mekanik. Dalam aplikasi farmasi, selulosa bakteri dapat digunakan untuk membuat pembalut luka, pembawa obat, dan bahan masker wajah, serta stabilisator emulsi dan rekayasa jaringan.