Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN PERIODE KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA: HALUSINASI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. SOEROYO MAGELANG Ana Puji Astuti; Tri Susilo; Sang Made Adiatma Putra
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 6, No 2 (2017): Edisi Oktober 2017
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2673.132 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v6i2.193

Abstract

Seseorang dengan skizofrenia mempunyai gejala utama penurunan persepsi sensori: halusinasi. Pasien skizofrenia yang berhenti minum obat akan memicu munculnya kembali gejala dari skizofrenia, pasien diperkirakan akan kambuh 50% pada tahun pertama, 70% pada tahun kedua, dan 100% pada tahun kelima setelah pulang dari rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan 25% sampai 50% pasien yang pulang dari rumah sakit jiwa tidak memakan obat secara teratur sehingga cenderung akan mempercepat kekambuhan yang dikarenakan ketidakpatuhan minum obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan minum obat dengan periode kekambuhan pada pasien skizofrenia: halusinasi di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan desain cross sectional. Populasinya adalah semua penderita skizofrenia: halusinasi  yang pernah dirawat di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang (113 responden). Pengambilan sampel mengunakan teknik Simple Random Sampling (88 responden). Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi Square menggunakan software SPSS versi 19. Responden yang mempunyai kepatuhan minum obat yang kurang yaitu sebanyak 48 responden (54,5%), sebagian besar responden mengalami periode kekambuhan yang berat yaitu sebanyak 67 responden (76,1%). Ada hubungan signifikan antara kepatuhan minum obat dengan periode kekambuhan pada pasien skizofrenia: halusinasi di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang  dengan p value 0,002 ≤ 0,05. Saran meningkatkan upaya preventif dan promotif bagi pasien skizofrenia: halusinasi sehingga menurunkan periode kekambuhan. Melalui upaya monitoring kepatuhan minum obat baik dari aspek keluarga, profesional, maupun lingkungan. Kata Kunci : Pasien Skizofrenia: Halusinasi, Periode Kekambuhan, Kepatuhan
PERILAKU SANTUN MAHASISWA PERAWAT DALAM KEGIATAN BELAJAR PRAKTIK KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM AMBARAWA Joyo Minardo; Dewi Siyamti; Tri Susilo
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.121 KB) | DOI: 10.31596/jcu.v0i0.211

Abstract

Fenomena saat ini masih adanya keluhan pasien terhadap sikap perilaku komunikasi  mahasiswa perawat yang dianggap kurang santun ketika melaksanakan tugasnya dipraktik keperawatan.  Mereka mengungkapkan ketika melakukan komunikasi  mahasiswa perawat tidak memandang klien, ada yang menyampaikan komunikasi dengan nada mahasiswa agak ketus, sikap fisik mahasiswa tidak sepenuhnya tertuju ke klien. Adanya ungkapan  mahasiswa menggunakan baju yang ketat, rambut disemir dengan dandanan yang sangat mencolok.  Sedangkan harapan yang dapat ditampilkan oleh seorang perawat adalah dalam memberikan asuhan keperawatan seorang  mahasiswa perawat harus berkomunikasi dan berperilaku dengan pasienya secara baik dan santun  agar pasien dapat menerima dan mengerti apa informasi dan asuhan yang akan diberikan  mahasiswa perawat kepada pasien tersebut, berpenampilan menarik, sederhana dan rapi. Tujuan penelitian untuk menganalisis kesantunan perilaku mahasiswa yang ditampilkan dalam melaksanakan kegiatan belajar praktik klinik keperawatan di rumah sakit umum ambarawa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode penelitian kualitatif.  Informan utama terdiri dari 6 mahasiswa praktikan dan 4 informan triangulasi yang merupakan CI dan perawat senior. Hasil penelitian menunjukkan tampilan mahasiswa dalam berpakaian, berperilaku, dan berkomunikasi sudah memenuhi kaidah perilaku, dan menunjukkan kesantunan mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan. Hal tersebut telah diungkapkan oleh sebagian besar informan utama dan dikuatkan oleh informan triangulasi yang semuanya menyatakan perilaku mahasiswa yang praktik klinik keperawatan menunjukkan perilaku yang baik, tertib, mematuhi peraturan yang  telah ditetapkan di tempat praktik.  Pembelajaran perilaku dan budi pekerti dalam pelajaran etika keperawatan dikampus terus dikembangkan dan ditingkatkan dalam pengaplikasiannya yang dapat terlihat melalui perilaku yang ditampilkan mahasiswa.  Rumah sakit tempat mahasiswa praktik agar tetap menjaga bimbingan dan pembinaan pendidikan karakter melalui penegakan disiplin dalam mematuhi peraturan  dan menampilkan peran sebagai rollmodel oleh perawat senior. Kata kunci : Kesantuan Perilaku, Mahasiswa Praktik
PROGRAM BIMBINGAN MELALUI TERAPI BERMAIN UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU ADAPTIF PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Eka Adimayanti; Dewi Siyamti; Tri Susilo
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 2, No 2 (2019) : Juli 2019
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v2i2.50

Abstract

Anak disabilitas dapat dikatakan sebagai anak yang terlambat dalam perkembangan motorik halusnya.Bermain merupakan salah satu stimulus atau perangsang dari lingkungan yang dapat membantu tumbuh kembang dan kecerdasan anak.Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan Judul “Terapi Bermain Peran Dengan Program Bimbingan Melalui Terapi Bermain Untuk Mengembangkan Perilaku Adaptif Pada Anak Berkebutuhan Khusus”.Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan adaptif  pada anak yang berkebutuhan khusus (Tunagrahita dan Autis). Metode yang digunakan adalah dengan program bimbingan melalui terapi bermain.Kegiatan tersebut meliputi bermain untuk menilai kemampuan menolong diri sendiri, kemampuan menolong diri sendiri dalam hal makan dan berpakaian, kemampuan bertindak sendiri, kemampuan bekerja dan mengisi waktu, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bergerak, kemampuan sosialisasi. Hasil yang didapatkan adalah kemampuan adaptif anak mulai meningkat dengan adanya Program bimbingan melalui terapi bermain Kata Kunci :Program bimbingan, terapi bermain, anak berkebutuhan khusus
Pengaruh pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar (BHD) terhadap tingkat pengetahuan anggota PMR di SMK N 1 Bawen Tri Susilo; Maksum; Mukhamad Mustain
Jurnal Abdi Keperawatan dan Kedokteran Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Abdi Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Chakra Brahmanda Lentera Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.242 KB) | DOI: 10.55018/jakk.v1i1.7

Abstract

Tindakan darurat BHD dilakukan untuk membebaskan jalan napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu, Kegawatdaruratan dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan pada siapa saja. Bagi korban memerlukan suatu bentuk pertolongan yang cepat dan tepat agar korban dapat terhindar dari bahaya maut. Ilmu pertolongan pertama pada kecelakan sebaiknya di miliki oleh anggota PMR. Salah satu upaya pemberian informasi adalah melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan, yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan anggota PMR. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang Batuan hidup dasar (BHD) terhadap tingkat pengetahuan anggota PMR di SMK N 1 Bawen Desain penelitian ini menggunakan rancangan pra eksperimen dengan pendekatan one group pre test-post test design Populasi dalam penelitian ini adalah anggota PMR di SMK N 1 Bawen sebanyak 35 orang. Tehnik sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji wilcoxon. Pengetahuan kesehatan tentang Batuan hidup dasar (BHD) pada anggota PMR sebelum pendidikan kesehatan memiliki nilai rata-rata 71,22, sesudah pendidikan kesehatan memiliki nilai rata-rata 87,78. Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang Batuan hidup dasar (BHD) terhadap tingkat pengetahuan anggota PMR diperoleh nilai p-value 0,0001>0,05. Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang Batuan hidup dasar (BHD) terhadap tingkat pengetahuan anggota PMR. Hasil penelitian ini memberikan masukan pada SMK N 1 Bawen agar dapat mengadakan pelatihan tentang penanganan Batuan hidup dasar (BHD) pada anggota PMR.
Inhalasi Herbal Ektrak Daun Salam dan Fisioterapi Dada sebagai Langkah Pencegahan dan Meningkatkan Ekspektorasi Bersihan Jalan Nafas Pasca ISPA Maksum Maksum; Ari Andayani; Tri Susilo
Jurnal Pengabdian Perawat Vol. 2 No. 1 (2023): Mei 2023
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jpp.v2i1.1902

Abstract

Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Infeksi ini dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam.  ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan lansia. ISPA disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di saluran pernapasan bagian atas. Beberapa jenis virus yang sering menyebabkan ISPA adalah: Rhinovirus, Respiratory syntical viruses (RSVs), Adenovirus, Parainfluenza virus,Virus influenza,Virus Corona. Sementara itu, beberapa jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan ISPA adalah: Streptococcus, Haemophilus, Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumonia, Mycoplasma pneumonia,Chlamydia. Adapun beberapa penyakit yang termasuk ke dalam ISPA adalah: Batuk pilek (common cold), Sinusitis, Radang tenggorokan akut (faringitis akut), Laringitis akut, Pneumonia, COVID-19. Bersihan jalan napas tidak efektif merupakan ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan kepatenan jalan napas. Dampak yang ditimbulkan jika bersihan jalan napas tidak efektif tidak tertangani akan menimbulkan penderita mengalami sesak napas dikarenakan terdapat dahak atau sputum yang sulit keluar dan penderita akan mengalami obstruksi pada jalan napas. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi bersihan jalan napas tidak efektif salah satunya adalah terapi inhalasi herbal extrak daun salam dilanjutkan dengan fisioterapi dada. Hasil dari kegiatan pengabdian masayarakat ini adalah 100% kader kesehatan di kelurahan Cekelan mengetahui cara melakukan teknik inhalasi herbal daun salam dan fisioterapi  dada untuk mengatasi ISPA.