Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Efek Larvasida Ekstrak Biji Buah Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Larva Instar III Aedes aegypti L. Arimaswati Arimaswati; La Ode Muhammad Sawaluddin; Hittah Wahi Sudrajat
MEDULA JURNAL ILMIAH FAKULLTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.131 KB) | DOI: 10.46496/medula.v4i2.2808

Abstract

ABSTRACTThe larvacide Effects of Pawpaw’s Seed Extract (Carica papaya L) Againts Third Instar Larvae of Aedes aegypti L. (Biolarvacide Alternative Study). The aim of this research was to determine the Larvacide Effects of Pawpaw’s Seed Extract (C.papaya L) towards Third Instar Larvae of A. aegypti L. The research was conducted at the laboratory of Biology Education Department and laboratory of Chemistry Education Department, FKIP Halu Oleo University. Independent Variable (X) in the research is Pawpaw’s Seed Extract (C.papaya L) with concentration level are control or was not gived extract (X0), 0.125% (X1), 0.250% (X2), 0.375% (X3), 0.500% (X4), and 0.625% (X5) and Dependent variable (Y) is the mortality of Third Instar Larvae of Aedes aegypti L. The method in the research was used experimental method with Completely Randomized Design (CRD), 3 times repetitions, each group containing 20 larvae, so the total of sample were 360 larvae. The data analyze tecnic was used descriptive analyze to knowing the larvacide effect of Seed Extract (Carica papaya L) against the mortality of Third Instar Larvae of Aedes aegypti L., varians analyze and BJND test with a significant value 95% (α = 0.05) and probit analyze to calculate LC50value or lethal concentration 50%. The result of the descriptive analyzed shows in the control group there are not mortality of larvae. The highest concentration Pawpaw’s Seed Extract (Carica papaya L) was gived mortality of larvae is 0.625% (X5) or 100% (20 larvae) and low concentration is 0.125% (X1) or 45% (9 larvae). The result of sidik ragam analyze showing that the value of Fhitung> Ftabel,  there was a significant influence of the Pawpaw’s Seed Extract (Carica papaya L) for the mortality of Third Instar Larvae of Aedes aegypti L.The result of probit analyzed is LC50 value was gived 50% mortality of larvae is 0.154%.Keywords :Pawpaw’s Seed Extract (Carica papaya L), Larvacide, Third Instar Larvae of Aedes aegypti L.
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANIMASI PADA SUB MATERI HEWAN VERTEBRATA DALAM MENINGKATKAN 1 HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DI SMA NEGERI 5 KENDARI Apriyanti Bangun; Hittah Wahi Sudrajat; Parakkasi Parakkasi
AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi Vol 1, No 1 (2016): Ampibi 1
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.347 KB) | DOI: 10.36709/ampibi.v1i1.5020

Abstract

Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Animasi pada Sub Materi Hewan Vertebrata dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Proses Sains Siswa di SMA Negeri 5 Kendari. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa menggunakan media pembelajaran berbasis animasi dan tanpa media pembelajaran berbasis animasi (2) Untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa menggunakan media pembelajaran berbasis animasi dan tanpa media pembelajaran berbasis animasi. Jenis penelitian eksperimen semu (quasi experimental) dengan rancangan posttest only control grup design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas X MIPA SMAN 5 Kendari yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X MIPA1 sebagai kelas eksperimen yang diajar menggunakan media pembelajaran berbasis animasi dan kelas X MIPA2 sebagai kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan media pembelajaran berbasis animasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas yang diajar menggunakan media pembelajaran berbasis animasi memiliki rata-rata hasil belajar kognitif sebesar 59.53 ± 10.21, sedangkan yang diajar tanpa menggunakan media pembelajaran berbasis animasi memperoleh rata-rata sebesar 54.32 ± 12.28. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan tingkat signifikan 95% didapatkan nilai Sig. (2-tailed) = 0,046. Karena Sig. (2-tailed) ≤ α (0,05) hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran berbasis animasi terhadap hasil belajar kognitif siswa. Pada aspek keterampilan proses sains rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 84,5 sedangkan pada kelas kontrol memiliki rata-rata sebesar 80,5. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan proses sains pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Dengan demikian hipotesis yang diajukan sebelumnya diterima, yaitu media pembelajaran berbasis animasi dapat meningkatkan hasil belajar kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada sub materi hewan vertebrata di SMA Negeri 5 Kendari.Kata Kunci : media pembelajaran, animasi
ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT MASYARAKAT DESA LAPANDEWA KAINDEA KECAMATAN LAPANDEWA KABUPATEN BUTON SELATAN Nur Hasanah; Hittah Wahi Sudrajat; Damhuri Damhuri
AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi Vol 1, No 1 (2016): Ampibi 1
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.532 KB) | DOI: 10.36709/ampibi.v1i1.5021

Abstract

Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Desa Lapandewa Kaindea Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton Selatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui etnobotani tumbuhan obat dan bentuk kearifan lokal masyarakat desa Lapandewa Kaindea Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton Selatan. Metode yang digunakan yaitu survei eksploratif. Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua jenis-jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat desa Lapandewa Kaindea yang ditemukan di lokasi penelitian. Berdasarkan hasil penelitian tumbuhan obat yang ditemukan dan dimanfaatkan di desa Lapandewa Kaindea terdiri 53 jenis, 31 suku, 22 bangsa dan 2 kelas. Tumbuhan obat yang dominan digunakan oleh masyarakat yaitu jambu batu (Psidium guajava Linn.). Sebagian besar jenis tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang tumbuh di pekarangan dengan persentase 36 %. Famili yang paling dominan ditemukan berasal dari famili Euphorbiaceae dengan jumlah 5 jenis. Habitus tumbuhan obat didominasi oleh herba dengan persentase 42 %. Daun merupakan bagian yang lebih banyak digunakan pada tumbuhan obat. Tumbuhan obat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit terutama kelompok penyakit saluran pencernaan. Sebagian besar tumbuhan obat lebih banyak diolah dengan cara direbus dan ditumbuk. Kearifan lokal masyarakat dapat dilihat pada sistem pertanian, kegiatan pemanfaatan dan upaya konservasi tumbuhan obat.Kata Kunci: etnobotani, tumbuhan obat, kearifan lokal,
HUBUNGAN TINGKAT STRESS DAN GAYA HIDUP DENGAN LAMA MENSTRUASI REMAJA AKHIR MAHASISWA 1 PENDIDIKAN BIOLOGI UHO Sri Ramayanti Karmina; Amiruddin Amiruddin; Hittah Wahi Sudrajat
AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi Vol 1, No 1 (2016): Ampibi 1
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.429 KB) | DOI: 10.36709/ampibi.v1i1.5022

Abstract

Hubungan Tingkat Stress dan Gaya Hidup dengan Lama Menstruasi Remaja Akhir Mahasiswa Pendidikan Biologi. Problematika dan pola perilaku mahasiswa lebih berorientasi pada aktivitas kelompok sebaya, sehingga menjadi faktor yang mengarahkan mahasiswa pada perilaku yang berisiko bagi kesehatannya termasuk kesehatan reproduksi salah satunya gangguan menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stress dan gaya hidup dengan lama menstruasi remaja mahasiswa Pendidikan Biologi. Jenis penelitian ini survei analitik dengan rancangan cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2012, 2013 dan angkatan 2014. Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified proportional random sampling. Besar sampel sebanyak 92 responden. Data dianalisis dengan uji chi-kuadrat (chi square) dan uji analisis jalur (path analysis). Responden berjumlah 92 orang, yang mengalami tingkat stress ringan 29,3%, stress sedang 70,7% dan tidak terdapat responden yang mengalami tingkat stress berat. 63% yang memiliki gaya hidup sehat dan 37% yang memiliki gaya hidup tidak sehat. 17,4% yang memiliki lama menstruasi cepat, 67,4% normal dan 15,2% lambat. Hasil analisis statistik hubungan antara tingkat stress dengan lama menstruasi diperoleh nilai p (0,000) < 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat stress dengan lama menstruasi. Hasil hubungan antara gaya hidup dengan lama menstruasi diperoleh nilai p (0,000) < 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup dengan lama menstruasi. Hasil hubungan antara tingkat stress dan gaya hidup dengan lama menstruasi diperoleh nilai p (0,001) < 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan dan simultan antara tingkat stress dan gaya hidup dengan lama menstruasi dengan sumbangsi variabel sebesar 15,2%. Simpulan hasil penelitian ini adalah tingkat stress dan gaya hidup memiliki hubungan dengan lama menstruasi remaja akhir mahasiswa Pendidikan Biologi. Hal ini disebabkan oleh kadar hormon reproduksi yang berbeda pada gaya hidup dan tingkat stress yang berbeda. Kata Kunci : stres, gaya hidup