Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

EFEKTIVITAS INSEKTISIDA NABATI DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) TERHADAP MORTALITAS NYAMUK AEDES AEGYPTI Ana Windari; Mimatun Nasihah; Nur Lathifah Syakbanah
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/visikes.v20i2.4814

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an acute disease in the form of dengue virus infection which is spread through mosquito bites. The use of synthetic insecticides actually causes negative effects on the environment, so another alternative is needed, namely the use of bay leaf vegetable insecticides. The purpose of this study was to determine the effectiveness of bay leaf insecticide (Syzygium polyanthum) as an insecticide against the mortality of Aedes Aegypti mosquitoes with the liquid electric method. This study used a quasi-experimental (quasi-experimental) design with a completely randomized design (CRD) method where the experiment was conducted on 150 mosquitoes in 5 treatments and 3 replications. The results of the percentage of bay leaf solution (Syzgium polyanthum) which has the largest number of mosquito mortality at a concentration of 80 ml/200 ml of water with a mortality percentage of 60%. The result of probit LC50 analysis of bay leaf solution was 64,315 g/ml. The higher the concentration of the solution given, the greater the number of mosquito mortality. It is necessary to modify the right tools and methods to make a solution of bay leaf (Syzgium polyanthum) so that it is more effectively applied in the community.Keywords: bioinsecticide, bay leaf, liquid electric, mortality, Aedes aegypti
Efek Biolarvasida Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) terhadap Resistensi Larva Aedes aegypti Era Fazira; Mimatun Nasihah; Nur Lathifah Syakbanah
Jurnal EnviScience (Environment Science) Vol 5, No 2 (2021): Implementing the Quality of Environmental Health as a 2030 Sustainable Developme
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/5ijev.v5iss2.287

Abstract

Abstrak Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Larvasida nabati daun pandan wangi dapat mengakibatkan toksisitas larva nyamuk oleh karena itu dilakukan pemutusan mata rantai penularan penyakit DBD. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas larvasida nabati ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) terhadap resistensi larva nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini menggunakan menggunakan metode eksperiment dengan rancangan posttest only with control group design. yakni menggunakan larva Aedes aegypti instar IV sebanyak 200 ekor dalam 5 perlakuan 4 kali ulangan. Uji analisis statistik one way ANOVA didapatkan nilai F hitung sebesar 0,667 dan F tabel sebesar 3,84. hasil persentase menunjukkan Ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) tidak  memberikan pengaruh terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti.  Konsentrasi 5% dan 20% ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dapat membunuh 1%  larva nyamuk Aedes aegypti. Konsentrasi 10%, 15% dan kontrol tidak dapat membunuh nyamuk larva Aedes aegypti. Kata Kunci: Daun Pandan Wangi, Larvasida Nabati, Aedes aegypti. 
Treatment Biokoagulan Serbuk Biji Kelor (Moringa Oleifera) sebagai Penjernih Air Tanah Desa Tunggunjagir Lamongan Farah Yesi Nurjannah; Nur Lathifah Syakbanah; Rizky Rahadian Wicaksono
Jurnal EnviScience (Environment Science) Vol 5, No 2 (2021): Implementing the Quality of Environmental Health as a 2030 Sustainable Developme
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/5ijev.v5iss2.282

Abstract

Air tanah merupakan sumber daya yang penting bagipemenuhan kebutuhan hidup setiap manusia. Meningkatnya air dipengaruhi oleh semakin berkembangnya kegiatan atau usaha yang memerlukan air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek penggunaan biokoagulan serbuk biji kelor (moringa oleifera) untuk perbaikan kualitas air tanah di Desa Tunggunjagir Lamongan. Treatment serbuk biji kekor 0,5 mg menggunakan metode jar test dalam 500 ml air sampel yang diambil dari 4 titik sumur sendang. Kekeruhan memiliki rata rata penurunan nilai kekeruhan sebesar 38%, penurunan nilai TDS sebesar 4%, kenaikkan nilai pH sebesar 6%, dan kenaikan nilai nitrat sebesar 813%. Berdasarkan hasil penelitian penggunaan serbuk biji kelor (moringa oleifera) mampu meningkatkan kualitas fisik air tanah,tetapi ada satu parameter yang melebihi standar baku mutu yakni nitrat sedangkan untuk range nilai parameter lainnya tidak melebihi standart baku mutu.Kata kunci : Biokoagulan, moringa oleifera, jar test, air tanah.
Spatial Distribution of Leptospirosis and Land Use in Bantul District, 2010-2018 Nur Lathifah Syakbanah
Jurnal EnviScience (Environment Science) Vol 4, No 1 (2020): Enhancing the quality of health and environment to reach the "Global Sustainable
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/4ijev.v4iss1.124

Abstract

Land use is an important environmental factor in the dynamics of human health. In the case of leptospirosis, environmental transmission cycles are caused by rat transition, environmental changes and populations at risk. Utilization of GIS-based spatial analysis may help detecting distribution patterns of leptospirosis cases, allocating resources and planning effective control and surveillance programs in endemic areas. This study aims to analyze the spatial distribution of leptospirosis based on land use and stream flow in Bantul District, 2010-2018. This ecological study was conducted in Bantul District, Yogyakarta for 9 years. Spatial analysis overlays processed data on leptospirosis cases per village and land use maps of 2016 using QGIS 3.0. Spatial distribution of 12 of high leptospirosis villages (18-35 cases) are in residential areas, tributaries, croplands, irrigated fields, rain-fed rice fields, and plantations. Those villages was crossed by major river basin which is potentially as transmission media of leptospirosis cases after heavy rainfall. It is suggested to increase the Early Awareness and Alert (EAA) system by active surveillance of early case finding from the government and endemic villagers.
Paparan electric liquid vaporizer ekstrak daun salam terhadap durasi kematian nyamuk Aedes aegypti Mimatun Nasihah; Nur Lathifah Syakbanah; Ana Windari
Prosiding Seminar Biologi Vol 7 No 1 (2021): PROSIDING BIOLOGI ACHIEVING THE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS WITH BIODIVERSITY I
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v7i1.22463

Abstract

Insidensi DBD di Indonesia dalam 50 tahun terakhir mengalami peningkatan dengan pola siklus puncak tiap 6-8 tahun. Fokus pengendalian vektor pada upaya kimiawi mengakibatkan resistensi nyamuk di sejumlah daerah sehingga perlu upaya biologis sederhana yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan daun salam sebagai obat nyamuk cair elektrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui paparan electric liquid vaporizer ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) terhadap durasi kematian nyamuk Aedes aegypti. Penelitian menggunakan sampel 150 ekor nyamuk dewasa yang dibagi dalam 5 perlakuan (kontrol, 20ml, 40 ml, 60 ml, dan 80ml) dan 3 kali pengulangan selama 30 menit durasi pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan efek tertinggi dalam membunuh 60% nyamuk Ae. aegypti terjadi pada durasi paparan 30 menit electric liquid vaporizer ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) di konsentrasi 80 ml. Sementara durasi paparan 10 menit tidak memberikan efek apapun bagi nyamuk. Besar konsentrasi uap dari ekstrak terhadap mortalitas nyamuk secara berurutan adalah 80 ml, 60 ml, 40 ml dan 20 ml mengakibatkan kematian 60%, 46,6%, 13,3%, dan 30%. Bagaimanapun penggunaan alat electric liquid vaporizer memiliki keuntungan dan kerugian yang harus diwaspadai. Disarankan untuk studi lanjutan pengendalian vektor antar jenis electric vaporizer, variasi dosis dan jenis tanaman.
Human Leptospirosis Outbreak: A Year After the ‘Cempaka' Tropical Cyclone Nur Lathifah Syakbanah; Anis Fuad
JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN Vol. 13 No. 4 (2021): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jkl.v13i4.2021.211-218

Abstract

Introduction: The ‘Cempaka' Tropical Cyclone hit south Java in November 2017, causing heavy rainfall and severe flooding. Changes in climate variability and extreme weather events may shift the geographic and seasonal patterns of neglected tropical diseases such as leptospirosis. This study analyses the Spatiotemporal pattern between flooding, weather, and human leptospirosis cases after a tropical cyclone. Methods: This was an ecological study that collected monthly flooding data, weather data, and human leptospirosis data cases per village from November 2017 to October 2018, a year after the ‘Cempaka' Tropical Cyclone in Bantul. Spatio-temporal analyses were calculated to 0-3 months lag by Pearson's correlation, spatial mapping, and time-series graphs. Results and Discussion: As many as 99 people infected with leptospirosis were found in all 75 villages in Bantul. The villages affected by flooding were 44% and leptospirosis cases spread in 68% of villages. A 1-month lag (r = 0.6849; p < 0.05) and 3-months lag (r = 0.6666; p < 0.05) of relative humidity along with a 1-month lag (r = 0.7451; p < 0.05) and 3-months lag (r = 0.8561; p < 0.05) of rainfall were found to be correlated to human leptospirosis cases. Heavy rain due to the Cempaka Tropical Cyclone caused flooding and transmission of Leptospira bacteria into the water and heightened contact between humans, animals, and the environment. Conclusion: It is found that flooding, relative humidity, and rainfall after the Cempaka Tropical Cyclone would be followed by human leptospirosis outbreaks 1 and 3 months later. Cross-sectoral cooperation of public health authorities should integrate climatic information as an early warning for disaster-prone areas and community groups at risk.
SOSIALISASI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN EM4 KEPADA ANGGOTA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) “DARMA SARI” KELURAHAN SIDOKUMPUL KABUPATEN LAMONGAN Gading Wilda Aniriani; Marsha Savira Agatha Putri; Eko Sulistiono; Rizky Rahadian Wicaksono; Nur Lathifah Syakbanah; Muhammad Hanif
Jurnal Abditani Vol. 5 No. 1 (2022): April
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v5i1.101

Abstract

Sidokumpul adalah sebuah kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan. Penduduk Sidokumpul sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan petambak. Pada musim penghujan lahan tersebut berfungsi sebagai tambak yang dimanfaatkan petani untuk budidaya ikan, sedangkan pada musim kemarau untuk usahatani padi monokultur atau padi dikombinasikan dengan ikan atau udang windu. Untuk mendukung program peningkatan produktivitas usahatani di lahan sawah tambak di Kabupaten Lamongan, perlu dilakukan sosialisasi pembuatan dan penggunaan EM4 kepada petani sawah-tambak yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari persiapan kegiatan (survey lokasi, permohonan ijin, pengurusan administrasi, persiapan alat bahan dan akomodasi) pada 13 Juni 2021 hingga pelaksanaan kegiatan (penyuluhan pembuatan dan penggunaan EM4, sesi diskusi/ tanya jawab serta pemberian door prize kepada peserta penyuluhan sebagai bentuk evaluasi tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang diberikan) pada 28 Juni 2021 yang bertempat di Sekretariat Gapoktan “Darma Sari” Kelurahan Sidokumpul. Peserta penyuluhan ini adalah anggota Gapoktan “Darma Sari” dan petani yang berdomisili disekitar Kelurahan Sidokumpul, Kabupaten Lamongan. Kegiatan penyuluhan berjalan lancar dan terlaksana dengan baik, para peserta terlihat antusias dan berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan pada waktu yang akan datang dan menjalin kerja sama lebih lanjut untuk pengujian efektivitas penggunaan EM4 di lahan sawah salah satu anggota Gapoktan.
Degradasi polystyrene dengan mikrobia Aini Azizah; Nur Lathifah Syakbanah; Aris Putra Firdaus
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 5 (2018): Proceedings the 3rd UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.625 KB) | DOI: 10.22146/bkm.37701

Abstract

Polystyrene (PS) atau biasa dikenal dengan styrofoam merupakan polimer aromatik sintetis dengan rumus molekul (C8H8)n) yang dibuat dari serangkaian monomer styrene. PS banyak digunakan sebagai pembungkus makanan di Indonesia, padahal bahan tersebut dapat membahayakan kesehatan dan bersifat karsinogenik. PS termasuk dalam klasifikasi termoplastik, mempunyai berat molekul tinggi serta bersifat tahan air. PS merupakan jenis plastik persisten yang sulit didegradasi di alam sehingga terus terakumulasi mencemari tanah, sungai, danau dan laut. Masalah kesehatan manusia dan perubahan besar pada ekosistem akan muncul sebagai akibat toksisitas polimer plastik. Meski demikian, PS tetap dapat didegradasi meski membutuhkan upaya yang lebih besar. Proses degradasi PS dapat dilakukan dengan metode thermal, fotoreaktif, maupun dengan menggunakan mikrobia (biodegradasi). Terdapat beberapa jenis mikrobia yang dapat dimanfaatkan untuk proses degradasi PS, seperti  Pseudomonas sp, Streptococcus sp, Staphylococcus sp, Micrococcus sp, Maoraxella sp (bakteri) dan  Aspergillus niger sp, Aspergillus galucus sp, Actinomycetes sp, dan Saccharomonospora sp (jamur). Mekanisme biodegradasi PS terjadi secara langsung (mikrobia melakukan deteriorasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya) maupun secara tidak langsung (produk metabolik mikrobia karena stres atau kondisi lingkungan yang tidak sesuai). Secara umum, mekanisme biodegradasi dimulai saat mikrobia mengeluarkan enzim ekstraseluler atau intraseluler sebagai substrat untuk pertumbuhan di permukaan PS, enzim tersebut akan memutus rantai polimer menjadi fragmen molekul kecil dari oligomer, dimer hingga monomer yang saling terpisah. Meski banyak penelitian mengenai mikrobia untuk degradasi PS namun biodegradabilitas masih belum optimal. Salah satu cara meningkatkan biodegradabilitas yaitu dengan mencampurkan styrofoam dengan cornstarch, sehingga laju pertumbuhan mikrobia semakin cepat. Mikroorganisme yang disebutkan diatas merupakan solusi global biodegradasi limbah styrofoam agar tidak terakumulasi di lingkungan. Namun, manusia bukan satu-satunya penghuni maka perlu kebijaksanaan manusia dalam penggunaan plastik demi melestarikan alam, seperti menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di kehidupan sehari-hari.
Analisis temporal efek cuaca terhadap leptospirosis di kabupaten Bantul, Yogyakarta tahun 2010-2018 Nur Lathifah Syakbanah; Anis Fuad; Hari Kusnanto
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 35, No 4 (2019): Proceedings the 5th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.29 KB) | DOI: 10.22146/bkm.45186

Abstract

Tujuan: Menganalisis efek suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan terhadap kejadian leptospirosis secara temporal di Kabupaten Bantul tahun 2010-2018. Metode: Desain penelitian menggunakan studi ekologi berbasis time-series, antara faktor cuaca (suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan) dari stasiun cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY dan kejadian bulanan leptospirosis di Kabupaten Bantul selama periode 9 tahun, 2010-2018. Pearson’s correlation dan time-lag correlation dilakukan dengan STATA 13 guna mengamati asosiasi secara temporal, selanjutnya disajikan dalam grafik time-series dengan Microsoft Excel. Hasil: Karakteristik cuaca di Kabupaten Bantul untuk suhu udara, kelembapan udara, dan curah hujan masing-masing sebesar 27.2°C, 84%, dan 171 mm. Kejadian leptospirosis selama 2010-2018 sejumlah 779 kasus, tertinggi 120 kasus di bulan Mei dan 154 kasus pada tahun 2011. Suhu udara 3 bulan sebelumya (lag 3) berhubungan positif dan lemah terhadap kejadian leptospirosis (r=0.2493). Pola fluktuasi grafik time-series suhu udara tidak diikuti kejadian leptospirosis pada 2 tahun awal dan akhir periode. Kelembapan udara 1 bulan sebelumya (lag 1) berhubungan positif dan lemah terhadap kejadian leptospirosis (r=0.2921). Pola fluktuasi grafik time-series kelembapan udara tidak diikuti kejadian leptospirosis pada 2 tahun awal periode. Curah hujan 3 bulan sebelumya (lag 3) berhubungan positif dan sedang terhadap kejadian leptospirosis (r=0.5297). Pola fluktuasi grafik time-series curah hujan diikuti kejadian leptospirosis selama periode. Simpulan: Kejadian leptospirosis berhubungan dengan efek time-lag suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan yang terjadi beberapa bulan sebelumnya. Diperlukan sistem kewaspadaan dini pemerintah dan masyarakat di daerah endemis menghadapi ancaman leptospirosis selama musim hujan.
Socialize the Biopore Modification and Utilization as a Composting Media and Disaster Mitigation Efforts in Blawi Village, Karangbinangun, Lamongan Marsha Savira Agatha Putri; Nur Lathifah Syakbanah; Nur Azizah Affandy; Salwa Nabilah; Adisti Risma Putri Azzahra Arismaya
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.24 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i2.2487

Abstract

Blawi is a village where geographically located near the Bengawan Solo River crosses Lamongan Regency. During the wet season, Blawi Village often experiences flooding, however the contrary during the dry season it often experiences drought. Thus, with the background of these problems, it is necessary to carry out outreach the “Socialization and Utilization of Biopori with modification of Giving Effective Microorganism 4 (EM4)" to overcome the society problems in Blawi. This activity was held on Saturday, July 23, 2022 at 18.00 WIB until it is finished at the Blawi Village Hall, Karangbinangun District, Lamongan Regency. The event started with the opening, counseling, focus group discussion and question and answer sessions, until the closing. The participants of this activity were Blawi residents along with Karangtaruna and women society called PKK who enthusiastically participated in this activity. The counseling activity went smoothly and was well implemented, and it is hoped that similar activities can be carried out in the future so that collaboration between the academic community of the Faculty of Health Sciences, Universitas Islam Lamongan and the Blawi Village Government.