Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

GAMBARAN IMPLEMENTASI STIKER PROGRAM PERENCANAANPERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI WILAYAH KERJA UPTD UNIT PUSKESMAS BULUSPESANTREN II KABUPATEN KEBUMEN Indrayani, Eni; Yamoto, Y; Sulastri, Eti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 12, No 2 (2016): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.499 KB) | DOI: 10.26753/jikk.v12i2.156

Abstract

The government’s efforts to r Maternal Mortality Rate (MMR) and the Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia in reality still far away from the expected target, so as to accelerate the decline in maternal and infant mortality is to implement planning and prevention of complications of childbirth (P4K) through the installation of childbirth stickers on all pregnants house because it is expected to find a best way to save the pregnants, childbirth, post partum, and newborn babyThis aim of this study is to determine how the implementation of mounting stickers and Prevention Program Planning Maternity Complications (P4K) in the Work Area Public Health Center of Buluspesantren II Kebumen in 2013.This research uses descriptive method with a sampling of the total sampling.Analysis of data using univariate data analysis. It is descriptive statistical techniques. Based on research conducted, P4K stickers implementation is not good, as many as 75 respondents (76, 5%) good implementation P4K stickers, showed that all respondents, amounting to 98 pregnant women (100%) have a good level of knowledge, a majority of 23 respondents (23.5%), all respondents (98 pregnant) do not experience obstacles in the implementation of the sticker P4K Keywords: Pregnant, Knowledge, P4K Sticker
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PERSALINAN DAN RENCANA PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUMEN I Dwi Listiyaningsih, Ratna; -, Herniyatun; Indrayani, Eni
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 8, No 3 (2012): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.634 KB)

Abstract

Knowledge deficit of pregnant women and their families about the danger signs of pregnancy, childbirth, and postpartum needs to be improved to reduce MMR (Mothers’ Morbidity Rate) and IMR (Infant Mortality Rate). One of the effective ways to reduce maternal and infant mortality is to bring skilled birth attendant. This study aimed to determine the correlation between the knowledge of pregnant women about the danger signs in pregnancy and labor with the plan of choosing labor attendant in the region of Kebumen I Community Health Center. This study used a descriptive correlative research design. The populations in this study were pregnant women in the region of Kebumen I Community Health Center. 124 respondents were taken as the samples. The results indicated that 75 respondents (60.5%) had good knowledge about the danger signs of pregnancy and 71 respondents (57.3%) had good knowledge about the danger signs of labor and 4 respondents (3.2%) had plan to have midwife and obstetrician as their labor attendants. There is a correlation between the knowledge of pregnant women about the danger signs in pregnancy and labor with the plan of choosing labor attendant in the region of Kebumen I Community Health Center using a confidence level of 95 percent of earned value of p = 0.027. Keywords: knowledge, pregnant women, the danger signs in pregnancy and labor labor attendant
Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Deteksi Tanda Bahaya Kehamilan dan Persalinan Astuti, Dyah Puji; Mutoharoh, Siti; Indrayani, Eni; Setyaningsih, Endah
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol 13, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.383 KB)

Abstract

Abstrak. Prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia pada upaya peningkatan kesehatan ibu anak, dan percepatan penurunan angka mortalitas ibu. Kematian ibu dapat terjadi akibat komplikasi yang tidak diketahui sehingga pengetahuan mengenai bahaya selama kehamilan dan persalinan sangat penting bagi ibu hamil. Pengetahuan yang baik menjadi syarat utama mengenali tanda bahaya sejak dini sehingga terjadinya komplikasi yang berat akan dapat dicegah secara optimal. Tujuan penelitian ini melihat pengaruh pendidikan kelas ibu dalam meningkatkan pengetahuan deteksi dini bahaya kehamilan dan persalinan. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimen post test only control Group. Rancangan ini menggunakan satu kelompok perlakuan. Pertama-tama dilakukan pengukuran kemudian dilakukan treatment berupa pendidikan kesehatan selama 3 kali dan diukur kembali hasil akhirnya. Jumlah subjek penelitian sebanyak 37 ibu hamil di Puskesmas Kuwarasan. Hasil riset menunjukkan bahwa setelah diberikan treatment secara statistic hasilnya signifikan, pengetahuan semakin baik setelah diberikan treatmen antara kelompok pretest dan postes hasilnya semua pengetahuannya semakin baik sebanyak 26 responden 70,3%, sedangkan yang hasilnya tidak ada perubahan setelah diberikan treatmen antara pretes dan postes sejumlah 9 responden 24,3% dengan  hasil nilai pvalue <0.001. Kata kunci; deteksi dini, tanda bahaya, kehamilan, persalinan, pendidikan kesehatan Health Education On The Level Of Knowledge About Detection Of Hazard Marks Of Pregnancy And Labor Abstract. The priority of health development in Indonesia is on efforts to improve maternal child health, and accelerate the reduction in maternal mortality. Maternal deaths can occur due to unknown complications so knowledge of the dangers during pregnancy and childbirth is very important for pregnant women. Good knowledge is the main requirement to recognize danger signs early on so that the occurrence of severe complications will be prevented optimally. The purpose of this study is to look at the effect of maternal classroom education in increasing knowledge of early detection of the dangers of pregnancy and childbirth. The research method uses a quasi experimental test only control group. This design uses one treatment group. First the measurements are taken then treatment is done in the form of health education for 3 times and the final result is measured again. The number of research subjects were 37 pregnant women in the Kuwarasan Community Health Center. The results of the research showed that after being given statistically significant results, the better knowledge after being given treatments between the pretest and posttest groups results in all the better knowledge of 26 respondents 70.3%, while for the results there was no change after being given a treatment between pretest and posttest 9 respondents 24.3% with the pvalue value <0.001. Keywords  : early detection, danger sign, pregnancy, childbirth, health education
Pengaruh Latihan Birthball terhadap Proses Persalinan Mutoharoh, Siti; Indrayani, Eni; Kusumastuti, K
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol 13, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.659 KB)

Abstract

Abstrak. Indikator penilaian status kesehatan salah satunya adalah angka kematian ibu (AKI). Salah satu penyebab kematian ibu adalah partus lama, yaitu partus lebih dari 18 jam. Birth ball adalah salah satu latihan yang bisa diterapkan pada ibu hamil dan bersalin yang dapat berpengaruh terhadap nyeri, lama, dan jenis persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan birth ball pada ibu hamil terhadap percepatan servik dan laserasi pada ibu bersalin. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental pada dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan masing-masing berjumlah 30 responden. Responden pada penelitian ini adalah ibu hamil fisiologis dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu. Hasil penelian menunjukkan ada pengaruh latihan birth ball terhadap percepatan pembukaan servik ditunjukkan dengan nilai P value 0,002 dan RR 2,09. Sedangkan laserasi perineum tidak dipengaruhi oleh latihan birthball, ditunjukkan dengan P value 3,45. Kesimpulan penelitian adalah terdapat perbedaan signifikan terhadap percepatan pembukaan servik antara kelompok perlakuan yang diberikan latihan birth ball dibandingkan dengan kelompok kontrol, namun tidak ada perbedaan yang signifikan pada kejadian laserasi perineum pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol.Keywords: birth ball, proses persalinan The Effect of Birthball Exercises on the Labor Process Abstract. One indicator of health status assessment is the maternal mortality rate (MMR). One cause of maternal death is prolonged labor, which is more than 18 hours. Birth ball is one of the exercises that can be applied to pregnant and childbirth women to influence pain, duration, and type of delivery. The purpose of this study was to determine the effect of birth ball training on pregnant women on cervical acceleration and laceration in maternity. The research method used was quasi-experimental in two groups, namely the treatment group and the control group with 30 respondents each. Respondents in this study were physiologically pregnant women with a gestational age of more than 34 weeks. The results of the study showed that there was an effect of birth ball training on the acceleration of cervical opening as indicated by the P value 0.002 and RR 2.09.  While perineal laceration is not influenced by birthball practice, indicated by a P value of 3.45. The conclusion of the study was that there was a significant difference in the acceleration of cervical opening between the treatment groups given birthball training to the control group, but there was no significant difference in perineal laceration in the control and treatment groups.Keywords: birthball, labor process
KOMBINASI PIJAT PUNGGUNG DAN ENDORPHIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM Dewi, Adinda Putri Sari; Indrayani, Eni; Khanifah, Rina
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 13, No 2 (2017): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v13i2.210

Abstract

The high infant mortality rate in Indonesia can be prevented through early breastfeeding (ASI) and exclusive breastfeeding.Combination Back Massage and Endorphin is one of interventions that hopped to help post partum mothers in increasing breast milk production and to support breastfeed for the newborn. To find out the effectiveness of combination of back massage and endorphin to breast milk production in postpartum mothers. The study used quasi experiment  using post test only design with control group. The samples were taken using  consecutive sampling with a total of  22  samples for each group (intervention and control). Bivariat  analysis used  chi square  with  a significance level of p <0.05. The results indicate that there is a  difference in milk production between the intervention and the control groups with an OR of 0,2 (95% CI: 0,060 to 0,770). Parity and frequency of breastfeeding have significant correlation with breast milk production. Mother’s age, parity, work, obesity, and frequency of breastfeeding have no significant correlation with breast milk production. The conclusions of this research are combination of back massage and endorphin to breast milk production.
HUBUNGAN JENIS KELUARGA BERENCANA (KB) SUNTIK DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) SUHARTINI KARANGANYAR KEBUMEN Hapsari, Reni; yatun, Herni; Indrayani, Eni
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 8, No 1 (2012): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The high morbidity rate in Indonesia is one of the major problemsthat requires special attention from the government. One of the concreteprogram to overcome the high morbidity rate issued by the government isfamily planning program. Contraception usage is a way or attempt toprevent a meeting between the mature egg cell with sperm cells inside theuterus that can cause pregnancy.The study is aimed to find out the correlation between one andthree monthly injection family planning acceptors with the menstrualdisorders in Suhartini Midwifery Clinic in Karanganyar Kebumen in2010. This study used descriptive correlation design with cross sectionalapproach with one and three monthly injection family planning acceptorsas the independent variable and menstrual disorders as the dependentvariable. There were 88 injection family planning acceptors taken as thesamples. The data were collected by questionnaires. The data wereanalyzed by using Chi-Square correlation formula.One monthly injection family planning acceptors in SuhartiniMidwifery Clinic did not experience menstrual disorders, (2). Threemonthly injection family planning acceptors in Suhartini Midwifery Clinicexperienced menstrual disorders, (3) there was a significant one andthree monthly injection family planning acceptors with the menstrualdisorders in Suhartini Midwifery Clinic in Karanganyar Kebumen in 2010with the acquisition value of Chi Square 76.766 and Asymp.Sig. (P-Value)0.000.Keywords: One and three monthly injection family planning acceptors,menstrual disorder
OPTIMALISASI KADER DALAM PENCEGAHAN COVID 19 DI DESA PASIR LOR KECAMATAN KARANGLEWAS BANYUMAS Sumarni, Sumarni; Indrayani, Eni
Jurnal EMPATI (Edukasi Masyarakat, Pengabdian dan Bakti) Vol 1, No 1 (2020): Jurnal EMPATI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gombong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/empati.v1i1.404

Abstract

Corona virus Disease 2019 (COVID-19) is a new type of disease that has never been identified before in humans. COVID 19 can be transmitted from human to human through coughing / sneezing (droplet). To prevent the spread of infection is through regular hand washing with soap and clean water, applying the ethics of coughing and sneezing, avoiding direct contact with livestock and wild animals and avoiding close contact with anyone who shows symptoms of respiratory illnesses such as coughing and sneezing. The objective of this activity is to increase the knowledge and skills of cadres about prevention of Covid 19 through Covid 19 prevention training. The method to be used to realize this program is through preparation, implementation, evaluation and follow-up plans. The results showed cadres who had good knowledge increased from 16% to 40%, while cadres mothers who had sufficient knowledge increased from the previous 24% to 32%. Cadres who have less knowledge have decreased from 60% to 28%. Conclusion; the optimization of health cadres in the prevention of Covid 19 in Pasir Lor Village took place effectively and efficiently. Keywords: Optimization of cadres; Covid-19 prevention 
PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN DDST KEPADA GURU PAUD Eni Indrayani; Eka Novyriana
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.814 KB)

Abstract

Latar Belakang : Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih sering dikenal dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muarsih, 2006). Istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) (sutomo & anggraeni, 2010). Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang karena itu sering disebut golden age atau masa kecemasan. Perkembangan (development) menurut Depkes RI (2010) adalah bertambahnya struktur tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pemantauan perkembangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah normal atau tidak baik dari segi medis maupun statistic (Depkes RI, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur perkembangan anak adalah DDST, yaitu skrining terhadap kelainan perkembangan anak. PAUD menampung anak usia 3-5 tahun, sehingga guru PAUD perlu mendapatkan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelayanan kebidanan berupa pelatihan kepada guru PAUD sehingga guru PAUD dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terhadap anak didiknya dengan menggunakan formulir DDST. Metode : Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pre-test, ceramah, diskusi, demonstrasi dan post test. Materi yang diberikan meliputi pengertian tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, tahap perkembangan pada balita dan DDST. Jumlah peserta sebanyak 72 orang guru PAUD yang ada di Kecamatan Adimulyo di mana mereka belum mengetahui tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Media yang digunakan berupa power point, leaflet dan form DDST. Peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak dengan menggunakan DDST. Latar Belakang : Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih sering dikenal dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muarsih, 2006). Istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) (sutomo & anggraeni, 2010). Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang karena itu sering disebut golden age atau masa kecemasan. Perkembangan (development) menurut Depkes RI (2010) adalah bertambahnya struktur tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pemantauan perkembangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah normal atau tidak baik dari segi medis maupun statistic (Depkes RI, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur perkembangan anak adalah DDST, yaitu skrining terhadap kelainan perkembangan anak. PAUD menampung anak usia 3-5 tahun, sehingga guru PAUD perlu mendapatkan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelayanan kebidanan berupa pelatihan kepada guru PAUD sehingga guru PAUD dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terhadap anak didiknya dengan menggunakan formulir DDST. Metode : Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pre-test, ceramah, diskusi, demonstrasi dan post test. Materi yang diberikan meliputi pengertian tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, tahap perkembangan pada balita dan DDST. Jumlah peserta sebanyak 72 orang guru PAUD yang ada di Kecamatan Adimulyo di mana mereka belum mengetahui tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Media yang digunakan berupa power point, leaflet dan form DDST. Peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak dengan menggunakan DDST. Latar Belakang : Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih sering dikenal dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muarsih, 2006). Istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) (sutomo & anggraeni, 2010). Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang karena itu sering disebut golden age atau masa kecemasan. Perkembangan (development) menurut Depkes RI (2010) adalah bertambahnya struktur tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pemantauan perkembangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah normal atau tidak baik dari segi medis maupun statistic (Depkes RI, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur perkembangan anak adalah DDST, yaitu skrining terhadap kelainan perkembangan anak. PAUD menampung anak usia 3-5 tahun, sehingga guru PAUD perlu mendapatkan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelayanan kebidanan berupa pelatihan kepada guru PAUD sehingga guru PAUD dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terhadap anak didiknya dengan menggunakan formulir DDST. Metode : Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pre-test, ceramah, diskusi, demonstrasi dan post test. Materi yang diberikan meliputi pengertian tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, tahap perkembangan pada balita dan DDST. Jumlah peserta sebanyak 72 orang guru PAUD yang ada di Kecamatan Adimulyo di mana mereka belum mengetahui tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Media yang digunakan berupa power point, leaflet dan form DDST. Peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak dengan menggunakan DDST.
Application Of Pr ainisavira4@gmail.comoviding Green Bean Extract For The Production And Expenditure Of Breastmilk Of Postpartum Mother In Restu Bunda Independent Midwifery Clinic At Sempor, Kebumen Eni Indrayani; Adinda Putri Saridewi; Nurul Istikomah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang MIPA dan SOSHUM
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.992 KB)

Abstract

Breastmilk is milk coming out of a mother after giving birth. It is not just as food,but also as liquid consisting of living cells, such as white blood cells, antibodies, hormones,growth factors, enzymes, and substances that can kill bacteria and viruses. The low coverage ofexclusive breastfeeding for infants under the age of six months is caused by the production ofbreastmilk which is hampered in the first days after delivery. Consuming green bean extractcan help accelerate the production an expenditure of breastmilk. This is because it containsvarious nutritional compositions, including protein, iron and vitamin B1. To improve exclusivebreastfeeding, an innovation is needed to help produce more breastmilk. Therefore, the writeris interested in applying giving green bean extract to postpartum mother for increasing theproduction and the acceleration of breastmilk. Objective: To find out the production andexpenditure of breastmilk of a postpartum mother after consuming green bean extract. Method:This paper is an analytical descriptive with a case study. Data was obtained from observationand literary study. The participants were 23 postpartum mothers who met the inclusivecriteria. The instruments used were observation sheet and the Procedure OperationalStandard. Result: After consuming green bean extract, there was a better increase inproduction and expenditure of breastmilk. Conclusion: Green bean extract can help increasethe production and expenditure of breastmilk of postpartum mothers.
PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK DENGAN MENGGUNAKAN DDST KEPADA GURU PAUD Eni Indrayani; Eka Novyriana
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih sering dikenal dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muarsih, 2006). Istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) (sutomo & anggraeni, 2010). Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang karena itu sering disebut golden age atau masa kecemasan. Perkembangan (development) menurut Depkes RI (2010) adalah bertambahnya struktur tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pemantauan perkembangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah normal atau tidak baik dari segi medis maupun statistic (Depkes RI, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur perkembangan anak adalah DDST, yaitu skrining terhadap kelainan perkembangan anak. PAUD menampung anak usia 3-5 tahun, sehingga guru PAUD perlu mendapatkan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelayanan kebidanan berupa pelatihan kepada guru PAUD sehingga guru PAUD dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terhadap anak didiknya dengan menggunakan formulir DDST. Metode : Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pre-test, ceramah, diskusi, demonstrasi dan post test. Materi yang diberikan meliputi pengertian tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, tahap perkembangan pada balita dan DDST. Jumlah peserta sebanyak 72 orang guru PAUD yang ada di Kecamatan Adimulyo di mana mereka belum mengetahui tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Media yang digunakan berupa power point, leaflet dan form DDST. Peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak dengan menggunakan DDST. Latar Belakang : Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih sering dikenal dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muarsih, 2006). Istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) (sutomo & anggraeni, 2010). Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang karena itu sering disebut golden age atau masa kecemasan. Perkembangan (development) menurut Depkes RI (2010) adalah bertambahnya struktur tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pemantauan perkembangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah normal atau tidak baik dari segi medis maupun statistic (Depkes RI, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur perkembangan anak adalah DDST, yaitu skrining terhadap kelainan perkembangan anak. PAUD menampung anak usia 3-5 tahun, sehingga guru PAUD perlu mendapatkan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelayanan kebidanan berupa pelatihan kepada guru PAUD sehingga guru PAUD dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terhadap anak didiknya dengan menggunakan formulir DDST. Metode : Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pre-test, ceramah, diskusi, demonstrasi dan post test. Materi yang diberikan meliputi pengertian tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, tahap perkembangan pada balita dan DDST. Jumlah peserta sebanyak 72 orang guru PAUD yang ada di Kecamatan Adimulyo di mana mereka belum mengetahui tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Media yang digunakan berupa power point, leaflet dan form DDST. Peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak dengan menggunakan DDST. Latar Belakang : Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih sering dikenal dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun (Muarsih, 2006). Istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun) (sutomo & anggraeni, 2010). Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang karena itu sering disebut golden age atau masa kecemasan. Perkembangan (development) menurut Depkes RI (2010) adalah bertambahnya struktur tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pemantauan perkembangan perlu dilakukan untuk menentukan apakah normal atau tidak baik dari segi medis maupun statistic (Depkes RI, 2005). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur perkembangan anak adalah DDST, yaitu skrining terhadap kelainan perkembangan anak. PAUD menampung anak usia 3-5 tahun, sehingga guru PAUD perlu mendapatkan pengetahuan tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelayanan kebidanan berupa pelatihan kepada guru PAUD sehingga guru PAUD dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak terhadap anak didiknya dengan menggunakan formulir DDST. Metode : Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pre-test, ceramah, diskusi, demonstrasi dan post test. Materi yang diberikan meliputi pengertian tumbuh kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, tahap perkembangan pada balita dan DDST. Jumlah peserta sebanyak 72 orang guru PAUD yang ada di Kecamatan Adimulyo di mana mereka belum mengetahui tentang deteksi dini tumbuh kembang anak. Media yang digunakan berupa power point, leaflet dan form DDST. Peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang teknik deteksi dini tumbuh kembang anak dengan menggunakan DDST.