Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

WANITA DALAM ISLAM Zainul Muhibbin
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.739 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v4i2.627

Abstract

Emansipasi wanita dalam ajaran Islam selalu menjadi bahan diskusi yang menarik, karena ada anggapan bahwa ajaran Islam diskriminatif terhadap wanita. Benarkah Islam diskriminatif? Hal ini perlu diteliti dan dibuktikan. Dalam perspektif sejarah dapat dibuktikan bagaimana Islam telah mengangkat derajat wanita, ini dapat dilihat dengan mengkomparasikan kondisi wanita pra Islam dengan pasca Islam. Dari perspektif Syari’ah dapat dibuktikan bahwa hakikatnya tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan wanita di hadapan hukum Islam. Perspektif Al-Qur’an juga membuktikan bahwa Allah selalu mendudukkan laki-laki dan wanita dalam posisi yang sama, tidak ada diskriminasi dalam Al-Qur’an. Berdasarkan tiga perspektif di atas, terbukti bahwa Islam telah mengangkat derajat kaum wanita, sehingga terjadi kesetaraan antara  wanita dengan laki-laki. Dalam Islam ada bagian ajaran yang bersifat absolut dan ada yang bersifat relatif; yaitu yang merupakan ajaran-ajaran pokok (ushul) yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan yang merupakan hasil pemikiran manusia (ijtihad) tentang perincian dan penjabaran (furu’) tentang cara pelaksanaan ajaran-ajaran pokok tersebut. Dalam berijtihad manusia sangat mungkin terpengaruh oleh budaya yang ada, termasuk yang masih patrilineal. Sementara itu teks-teks Al-Qur’an dan Hadts (ajaran pokok) telah menggariskan prinsip dan semangat kesetaraan jender, oleh karena itu perlu dilakukan reinterpretasi untuk menghasilkan pemahaman-pemahaman yang sesuai dengan prinsip dan semangat ajaran pokok Islam tersebut.
KORELASI ANTARA KECENDERUNGAN TEOLOGI DENGAN OPINI ETOS KERJA Zainul Muhibbin
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.78 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v1i2.670

Abstract

The problem underlying this research is a perception of slow development and advancement labeled to Indonesian as a result of low working spirit in comparison to its neighboring countries known as “Little Dragons” such as South Korea, Taiwan, China and Singapore. Moslem dominate Indonesia as a major religion; whether Aqidah has influences on a person’s working spirit is the main focus of this research. It is very important to prove whether there is a positive relationship between a person’s Aqidah and his/her working spirit.Data analysis is carried data tabulation method and correlation analysis (Pearson Correlation). The result show that almost, the correlation of the variables shows quite low correlation between the tendency of Aqidah thought and working spirit. It can be concluded that Aqidah is not the sole factor influencing the person working spirit. There must other factors outside Aqidah in particular and religion in general.
RELIGIOUS RADICALISM, GLOBAL TERRORISM AND ISLAMIC CHALLENGES IN CONTEMPORARY INDONESIA Choirul Mahfud; Niken Prasetyawati; Wahyuddin Wahyuddin; Zainul Muhibbin; Dyah Satya Yoga Agustin; Heni Sukmawati
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 11, No 1 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.693 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v11i1.3550

Abstract

Discussing the radicalism of religion and global terrorism is a global challenge that is now a worldwide concern, including for the Islamic community in Indonesia. Research in this paper with an analytical descriptive approach using the documentative method. The general purpose of this research is to understand the root causes of terrorism and religious radicalism in Indonesia? What is the solution of Islam to overcome the problem of religious radicalism and global terrorism? The results show: first, the historical roots of global terrorism and religious radicalism is a very complex portrait of social, political, and economic history. Also, the complexity of local, regional and global problems are interconnected with one another. Second, the Islamic solution to overcome this problem with the Islamic approach of peace for all (rahmatan lil alamin) which prioritizes the path of dialogue and world peace.
STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH Moh Saifulloh; Zainul Muhibbin; Hermanto Hermanto
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 5, No 2 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.578 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v5i2.619

Abstract

Banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutupendidikan di sekolah, seperti menerbitkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Institusi pendidikan juga tidakketinggalan dengan mengadakan kegiatan ilmiah yang dapat mengembangkanpotensi guru melalui seminar, pelatihan, workshop dan lainnya secaraberkelanjutan sehingga guru menjadi profesional yang mempunyai kemampuanmeningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya peningkatanmutu pendidikan akan terwujud dan menjadi kenyataan. Artikel ini membahasfaktor-faktor peningkatan mutu pendidikan, unsur-unsur peningkatatan mutupendidikan serta strategi peningkatan mutu pendidikan.
MEMAHAMI DAN MEMPERLAKUKAN LINGKUNGAN DENGAN KACA MATA FILSAFAT Zainul Muhibbin
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.862 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v3i2.648

Abstract

Hal yang sering menjadi problematika dan bahan diskusi panjang adalah masalah kelestarian alam. Permasalahan ini sangat berkaitan dengan sikap manusia terhadap alam; bagaimana manusia seharusnya memahami dan bersikap terhadap alam dan lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang ingin dikaji dan diteliti untuk menemukan jawabannya. Kajian ini menggunakan pendekatan filsafat dari pemikiran para tokoh filsafat modern. Hasilnya: Prinsip Pansubyektifitas Whitehead, Wahdat al-wujud (makhluk) Mulla Shadra, dan Kesatuan ego (individu) Iqbal hendaknya dapat menjadi dasar untuk menumbuhkan kesadaran setiap pribadi manusia sebagai sama-sama subyek dengan unsur-unsur alam yang lain, sehingga tidak ada sikap semena-mena yang eksploitatif terhadap alam dan lingkungan, karena hal itu dapat mengakibatkan ketidakharmonisan general (disharmoni global). Ketika manusia menganggap bahwa lingkungan (alam) di sekitarnya adalah obyek, maka dapat memberi konotasi manusia boleh melakukan eksploitasi sesuka hati terhadap alam. Akan tetapi jika manusia menyadari bahwa seluruh unsur alam ini adalah sesama makhluk, sesama individu, dan sama-sama subyek yang saling terkait, maka tidak ada alasan bagi manusia untuk boleh berbuat ketidakadilan (dhalim) dan kerusakan terhadap alam.
Leveraging Educational Functions of Inspirational Video: Emerging Students’ Sense of Community Development Adi Suryani; Soedarso Soedarso; Zainul Muhibbin; Marsudi Marsudi; Ni Wayan Suarmini
IJELR: International Journal of Education, Language, and Religion Vol 2, No 2 (2020): November
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/ijelr.v2i2.2530

Abstract

Today, the use of video is prevalent in facilitating learning process. Commonly, it is used to deliver cognitive content. By using video, knowledge the delivered content can be easier to understand, clearer to grasp and becomes more interesting. Many studies devoted to explore the cognitive functions of video. However, how video can affectively contribute to self-development and potential community developed remains unexplored widely. This study intends to examine inspirational video impacts on students’ analysis, inspiration and motivation to develop themselves and contribute their self-development to wider community. The study adopts a qualitative method. The data are collected from thirty-eight student participants. The study finds that video can stimulate the student-participants to develop self-commitment to undertake self-learning, perseverance, hard work, diligence, emotion regulation and elf-efficacy. The study also reveals that the student participants develop commitment to contribute their learning to community development. Thus, it can be indicated that video is a potential development tool, which can promote human capital improvement through self-learning and self improvement and social capital, through social cohesion and engagement for succeeding community development.