Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Reproduksi Kultural Komunitas Sastra “Pawon Sastra” Di Surakarta, Jawa Tengah Dwi Susanto; Susanto Susanto; Bagus Kurniawan
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 12, No 2 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j24433527.v12i2.4467

Abstract

Pawon Sastra's literary community in Surakarta has conducted cultural and social practices. It brings impacts and responses from society. The main topic of this research is social and cultural practices carried out by the Pawon Sastra community as a form of reciprocal relations with the structure surrounding it, which similar to the interaction between the structure and agent. We used a sociological point of view, especially agents, construction, and actions. The problems of this research are (1) how the agent responds to the social structure and (2) what kind of cultural practices are manifested by the agent, and (3) what impact arises as to the result of the cultural practices by the agent. The research was carried out using the qualitative method. The data used were the activities of the literary community, the results of their work, and the subjects involved in the city. The results of this study indicated that social practices were carried out in various ways such as publishing, the reinterpretation of traditions, or publications as a form of interaction among similar communities. Moreover, the impact on social structures was the increase in the formation of the same populations and the emergence of new individuals who follow the footsteps of Pawon Sastra. This is also enhanced by various interactions occurring in the social environment of the newly established community.
Infografis sebagai Media Alternatif dalam Pembelajaran Sejarah bagi Siswa SMA Taufiq Harpan Aldila; Akhmad Arif Musadad; Susanto Susanto
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia Vol 5, No 01 (2019): February 2019
Publisher : Dian Nuswantoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/andharupa.v5i01.2104

Abstract

AbstrakNilai-nilai kepahlawanan merupakan representasi nilai sikap yang harusnya didapati siswa dalam pembelajaran sejarah. Konten buku paket sejarah di Sekolah belum memberikan porsi cukup guna pembahasan mengenai tokoh kepahlawanan. Kompleksitas dan monotonnya buku ajar sejarah memberi sumbangsih pada minimnya minat belajar siswa. Era digitalisasi visual setidaknya menjadi sebuah tantangan yang harus direspon demi mengembangkan konten pembelajaran yang inovatif. Konten pembelajaran sejarah merupakan salah satu ranah kognitif yang harus mampu diserap siswa secara maksimal, sehingga perlu adanya metode maupun media agar konten tersebut terserap secara maksimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan atau Research and Development dengan mengacu pada model perancangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation and Evaluation). Metode pengambilan data lapangan didapat dari hasil wawancara dan observasi pada analisis kebutuhan. Pre test dan post test digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar dan kesadaran sejarah siswa. Penilaian yang diberikan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa bahan ajar sejarah biografi pahlawan dinyatakan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran sejarah, dan terdapat perbedaan tingkat kesadaran sejarah antara kelas yang tidak menggunakan bahan ajar biografi pahlawan sejarah berbasis infografis dengan yang menerapkannya. Kata Kunci: bahan ajar, biografi, infografis, pahlawan AbstractHeroes values are the representation of attitude that students must acquire in learning history. The history book content in the school has not provided enough portion for the discussion about heroism. The complexity of history textbooks has an impact on students' decreased interest in learning. The era of visual digitalization is a challenge that must be responded to develop innovative learning content. Historical learning content is a cognitive domain that students must be able to receive optimally, so there is a need for methods and media to solve it. The method used in this research is the Research and Development method with reference to the ADDIE design model (Analyze, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Needs analysis obtained by using interview and observation methods. Pretest and posttest were used to obtain data on student achievement and historical awareness. Conclusion The assessment given by experts that the historical teaching material of the hero biography is declared deserve to be applied in historical learning, and also there are differences in the level of historical awareness between classes that do not use teaching materials based on infographic historical heroes with those who apply them.  Keywords: biography, handout, heroism, infographic
Arsitektur rumah adat Sonaf Bikomi-Sanak pada masyarakat Maslete Kabupaten Timor Tengah Utara Nusa Tenggara Timur Mario Yosef Kabosu; Hermanu Joebagio; Susanto Susanto
Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS Vol. 3, No. 2
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.94 KB)

Abstract

Sonaf Bikomi-Sanak merupakan salah satu wujud hasil kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat  Maslete yang bertahan hingga saat ini. Arsitektur rumah adat  Sonaf Bikomi-Sanak dikatakan sebagai salah satu arsitektur tradisional sebab bentuknya ditularkan secara turun temurun dari generasi ke generasi, sebagaimana bentuk  arsitektur bangunannya sangat melekat dengan situasi masyarakat Maslete dan lingkungan sekitarnya. Di era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi tidak menuntut masyarakat Maslete untuk merubah bentuk bangunan arsitektur rumah adatnya tetapi justru masyarakat tetap mempertahankan keaslian arsitektur bangunan rumah adat Sonaf Bikomi-Sanak. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data diperoleh melalui proses wawancara dan observasi.DOI: 10.17977/um022v3i22018p109
Menguatkan Kesadaran Sejarah Bagi Generasi Muda Mengenai Peran Bengawan Solo sebagai Jalur Perdagangan dan Penyebaran Islam Anang Haris Himawan; Hieronymus Purwanta; Susanto Susanto
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 5, No 3 (2022): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.903 KB) | DOI: 10.20961/shes.v5i3.59305

Abstract

Pengetahuan mengenai Sejarah Bengawan Solo sejauh ini tidak banyak diketahui oleh generasi muda, baik mereka yang masih duduk di tingkat Sekolah Dasar hingga Menengah Atas maupun Perguruan Tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan membandingkan beberapa literasi yang bersumber dari buku teks, jurnal ilmiah, dan lainnya. Hasil dari penelitian ini adalah Pertama, diketahuinya sejarah maritim Sungai Bengawan Solo dan salah satu fungsinya sebagai basis perekonomian, perdagangan, dan transportasi dari masa Kerajaan Mataram Kuno hingga Mataram pada abad ke XVII. Kedua, penguatan sejarah Bengawan Solo bagi generasi muda, serta usaha-usaha ke arah pelestarian Bengawan Solo bagi kemanfaatan kehidupan masyarakat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Sejauhmana peran peradaban Bengawan Solo, yang bukan hanya sebagai sarana transportasi dan perdagangan, melainkan juga sebagai jalur komunikasi antarkebudayaan? (2) Mengapa perlu adanya penguatan sejarah Bengawan Solo bagi generasi muda? Adapun metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang menerapkan beberapa tahapan, yaitu: (1) Heuristik, pencarian dan mengumpulkan sumber yaitu buku-buku Primer, Sekunder maupun tersier terkait perkembangan perdagangan di Bandar Niaga Demak, peradaban baru serta dialektika intelektual yang semuanya berawal dari pusat perekonomian Demak tersebut (2) Kritik terhadap sumber yang telah di kumpulkan dengan menguji sumber. (3) Interprestasi  sumber, dengan membandingkan dan menganalisa sumber sejarah menjadi fakta sejarah. (4) Historiografi, yaitu menyusun fakta sejarah secara kronologis sebagai laporan akhir penelitian.
PRAKTIK WACANA NYESEK BAGI PEREMPUAN SASAK Devi Adlina Putri; Sri Kusumo Habsari; Susanto Susanto
Kafa`ah: Journal of Gender Studies Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/jk.v10i1.295

Abstract

Benchmarks for ideality for the body that prioritize aspects of physical appearance as well as social demands of the Sasak people who determine women should be able to nyesek or make sesek cloth as a source of value and meaning to the body. This article aims to examine the centrality of the body to explain how the discourse of nyesek is used as a benchmark of female maturity and as a standardization of the ideal wife in the Sasak tribe. This research tries to identify various traditional discourses in the Sasak tribe and study how these discourses function to discipline women. This study also tries to see the views of Sasak women, both the older generation and the younger generation, about the concept of nyesek. This research applies a qualitative descriptive approach. Data obtained through interviews with Sasak women in the range (18-80s). Since most sesek weavers are elderly who can only use the Sasak language, interpreting it into Indonesian requires an interview with a young Sasak tribe. This research seeks to show that the ability of nyesek to be learned by Sasak women not only serves to preserve tradition, but also to encourage women to have an economic role in the family. That is because most of the respondents interviewed were farmers' wives, nyesek was considered as an additional family income, even though its contribution was still small. This research is important because there are still many Sasak women who are not aware of the existence of body control through the discourse contained in the nyesek tradition.
Pembelajaran Sejarah Sebagai Upaya Pengembangan Kesadaran Sejarah Bangsa melalui Pendidikan Karakter Pancasila Margaretha Taniria Sarumaha; Sariyatun Sariyatun; Susanto Susanto
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 5, No 3 (2022): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.025 KB) | DOI: 10.20961/shes.v5i3.59301

Abstract

This study aims to provide an effort in developing students' national history awareness, through Pancasila character education in history learning. This is because history learning has a very important position in the world of education because the values contained are the most important aspects in the development of national identity. When this young generation becomes the holder of the main and supporting roles in carrying out the life of the nation, the character that has been formed in them becomes strong foundation in carrying out this role. The approach used in this research is a library research approach. This approach is carried out by examining theories, concepts and principles related to the discussion. Meanwhile, data collection was carried out using document study techniques, namely data obtained from the relevant literature. The data were analyzed by qualitative descriptive analysis, in which all the collected data will be analyzed systematically. The results of the study indicate that history learning has a responsibility in continuing culture, playing an active role in the era of globalization and the development of science and technology. The development of the global market in the era of globalization is a challenge for historical education, by growing awareness of the history of a nation through Pancasila character education as an effort to prepare the Golden Generation.
Model Pembelajaran IPS Terintegrasi Nilai-Nilai Catur Guru sebagai Civic Intelligence di Bali Lianda Dewi Sartika; Hermanu Joebagio; Susanto Susanto
Yupa: Historical Studies Journal Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.747 KB) | DOI: 10.30872/yupa.v4i1.172

Abstract

Materi lokal yang relevan dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, Pemerintah Republik Indonesia telah mengatur dengan membuat regulasi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2013 mengenai potensi muatan lokal dalam pembelajaran. SMP PGRI 1 Denpasar Provinsi Bali telah menindaklanjuti dengan mengembangkan pembelajaran IPS terintegrasi nilai-nilai Catur Guru sebagai kecerdasan warganegara. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2019 hingga Februari 2020 dengan mengunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan adanya daya dukung dan intersection nilai-nilai Catur Guru, IPS, pendidikan nasional serta juga Civic Intelligence menjadi kunci keberhasilan model pembelajaran IPS terintegrasi nilai-nilai Catur Guru. Hal ini dikarenakan nilai-nilai Catur Guru sangat relevan dan dekat dengan lingkungan peserta didik. Dukungan dari pemerintah, satuan pendidikan serta daya inovatif-kreativitas guru IPS memegang peranan penting untuk mencapai ini semua