Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EVALUASI PENURUNAN TANAH KAWASAN LUMPUR SIDOARJO MENGGUNAKAN GPS GEODETIK DAN PERANGKAT LUNAK GAMIT/GLOBK Teguh Hariyanto; Akbar Kurniawan; Kukuh Prakoso Sudarsono
Geoid Vol 12, No 2 (2017)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.157 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v12i2.3635

Abstract

Peristiwa alam yang terjadi di Indonesia banyak sekali terjadi, dikarenakan lokasi geografis Indonesia dan tatanan tektonik yang sering memicu peristiwa alam. Salah satu peristiwa alam yang terjadi di Indonesia adalah lumpur Sidoarjo. Lumpur Sidoarjo atau lebih dikenal sebagai lumpur Lapindo, adalah peristiwa yang terjadi akibat munculnya lumpur panas dan gas dari lokasi pengeboran PT. Lapindo Brantas di Dusun Balongnongo, Desa Renokenogo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Fenomena yang terjadi pada lumpur Sidoarjo ini disebut mudflow. Dampak yang ditimbulkan oleh adanya peristiwa mudflow khususnya lumpur Sidoarjo ini adalah adanya fenomena penurunan tanah/amblesan (land subsidence) di sekitar kawasan tersebut.Terletak di pemukiman padat penduduk, penurunan tanah/land subsidence menjadi salah satu faktor yang harus diawasi. Penurunan tanah (land subsidence) terjadi secara perlahan sehingga analisanya perlu dilakukan secara berkala (fungsi waktu). Pemantauan land subsidence dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya menggunakan Global Navigation Satellite System (GNSS) khususnya Global Positioning System (GPS, satelit milik Amerika Serikat). Selain penggunaan GPS Geodetik dan CORS, penelitian ini digunakanlah perangkat lunak GAMIT/GLOBK.Dari analisa hasil pengamatan di lapangan pada April, Mei, Juni, dan Oktober 2016 terlihat adanya penaikan tertinggi dan penurunan. Nilai penurunan terendah adalah -0,26709 m pada titik TTG 1307 dan penaikan tertinggi adalah 0,08758 m pada titik VK14.  Terdapat 14 titik yang mengalami penurunan tanah secara signifikan (TTG 1304, TTG 1305, TTG 1307, BPN PT01, BPN PT06, BT01, BT03, BW08, BW13, GEMPOL NEW, KD01, KJ01, BPN PT11, dan VK13), dan terdapat lima titik yang mengalami penurunan tanah bersifat tidak signifikan atau hanya bersifat numeris (BM ARTERI, KB01, BM MARITIM, VK09, dan VK14).
ANALISIS POTENSI MATA AIR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS : WILAYAH PERBATASAN KABUPATEN LUMAJANG DAN KABUPATEN PROBOLINGGO) Teguh Hariyanto; Sri Aditya Ekaprathama; Akbar Kurniawan
Geoid Vol 12, No 2 (2017)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.774 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v12i2.3614

Abstract

Ketersediaan air merupakan sumberdaya utama bagi kehidupan manusia. Perkembangan Kawasan perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo saat ini telah mengakibatkan perubahan berbagai aspek baik kondisi fisik, lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya. Pertumbuhan daerah juga diikuti dengan peningkatan ekploitasi sumber daya air yang ada. Pemanfaatan air bawah tanah terus mengalami peningkatan seiring dengan berkembangnya kegiatan pertanian, perkebunan, pengolahan ladang serta untuk pemenuhan kebutuhan pemukiman. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan pada kawasan tersebut, hal ini dapat diantisipasi dengan salah satu cara yang dapat dilakukan yakni melakukan klasifikasi potensi mata air dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG). Klasifikasi potensi mata air merupakan hasil berdasarkan overlay dari hasil analisis dari berbagai parameter yang telah ditentukan.Kemudian daerah yang memiliki potensi mata air hanya terdapat di Kecamatan Tiris dengan jumlah titik potensi mata air sebanyak 5 titik.
LAJU SUBSIDENCE & UPLIFT DI SEKITAR AREA TANGGUL LUMPUR SIDOARJO TAHUN 2011 Eko Yuli Handoko; Mokhamad Nur Cahyadi; Akbar Kurniawan; Imam Bukhori; Ahmad Basofi
Geoid Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.427 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v7i1.4213

Abstract

Sudah 5 Tahun, luapan Lumpur Sidoarjo (LUSI) belum dapat dihentikan. Akibat luapan lumpur tesebut, memicu terjadinya dinamika tanah seperti subsidence dan uplift di sekitar area luapan/semburan LUSI. Pengukuran subsidence dan uplift telah dilakukan pada tahun 2006 hingga 2007 (Abidin, et. al, 2008). Pada tahun 2011 dilakukan pengukuran GPS di sekitar area tanggul penahan LUSI hingga radius sekitar 5 km. Hasil yang diperoleh
LAND SUBSIDENCE DI SURABAYA (2007-2010) Eko Yuli Handoko; Akbar Kurniawan; Angger Sukma M
Geoid Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.5 KB) | DOI: 10.12962/j24423998.v7i1.4218

Abstract

Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia yang mengalami pertumbuhan yang begitu pesat. Perkembangan kota yang tinggi dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi tanah di wilayah Surabaya yang dapat mengakibatkan landsubsidence.  Pemantauan lansudsudence dilakukan menggunakan metode pengamatan GPS secara teliti pada tahun 2007 dan 2010. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak ilmiah GAMIT. Dari hasil pengolahan data telah terjadi penurunan permukaan tanah dibeberapa titik pengamatan di Surabaya dengan kecepatan penurunan yang berbeda-beda. Penurunan yang relatif besar terjadi di titik RKUT sebesar 2,79 cm/tahun.
ALASAN BERPOLIGAMI DENGAN MENGENYAMPINGKAN SYARAT ALTERNATIF DEMI PERLINDUNGAN ANAK DALAM KANDUNGAN HASIL HUBUNGAN SEBELUM PERKAWINAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR : 1821/PDT.G/2013/ PA.SDA) Akbar Kurniawan; Wahyuni Retnowulandari
Reformasi Hukum Trisakti Vol. 1 No. 1 (2019): Reformasi Hukum Trisakti
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.225 KB) | DOI: 10.25105/refor.v1i1.4381

Abstract

Penelitian normatif ini mengangkat masalah poligami dalam putusan Pengadilan Agama Sidoarjo Nomor : 1821/Pdt.G/2013/Pa.Sda, Hakim mengabulkan izin poligami dengan tidak terpenuhinya sayarat alternatif sehingga menimbulkan masalah apakah syarat alternatif sebagaimana diatur didalam Undang-Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam bersifat mutlak dan apakah pertimbangan Hakim yang mengabulkan permohonan izin berpoligami yaitu untuk melindungi anak dalam kandungan hasil hubungan sebelum perkawinan sudah sesuai menurut Undang-Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada prinsipnya syarat alternatif merupakan syarat mutlak hal ini sesuai dengan apa yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan juncto Pasal 57 Kompilasi Hukum Islam, sehingga pertimbangan Hakim yang mengabulkan permohonan izin berpoligami yaitu untuk melindungi anak dalam kandungan hasil hubungan sebelum perkawinan tidak sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Kata Kunci : Perkawinan, Poligami.