Nurliana -
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EFEK PEMBERIAN AMPAS KEDELAI NONFERMENTASI DAN YANG DIFERMENTASI Aspergillus niger TERHADAP JUMLAH FOLIKEL TELUR AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus) Yohanna Putri; Cut Nila Thasmi; Mulyadi Adam; Nurliana -
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 2 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.346 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i2.2934

Abstract

Penelitian ini bertujuan membandingkan efek pemberian ampas kedelai nonfermentasi dan yang difermentasi Aspergillus niger terhadap jumlah folikel telur ayam kampung (Gallus domesticus). Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 ekor ayam kampung betina umur 16 bulan dengan berat badan berkisar 1,2-1,7 kg dan dibagi dalam 2 kelompok  perlakuan. Masing-masing kelompok perlakuan terdiri atas 5 ekor ayam kampung. Kelompok I (P0) sebagai kontrol diberi pakan komersil 324-2 sebanyak 100 g/ekor/hari dan Kelompok II (P1) diberi pakan komersil sebanyak 85 g + ampas kedelai non fermentasi sebanyak 10 g/ekor/hari, dan Kelompok III (P3) diberi pakan komersil sebanyak 85g + ampas kedelai fermentasi sebanyak 10 g/ekor/hari, dan air minum diberikan secara adlibitum. Masing-masing kelompok diberi perlakuan selama 30 hari berturut-turut. Pada hari ke-31, ayam dibedah untuk melihat jumlah folikel telur pada masing-masing kelompok perlakuan. Rata-rata (±SD) jumlah folikel telur pada  P1 dan P2 berturut-turut adalah 15±27,5 dan 23,2±16,7 folikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah folikel telur ayam kampung yang diberi ampas kedelai fermentasi lebih tinggi dan berbeda nyata (P0,05) dari kelompok yang diberi ampaskedelai nonfermentasi
EFEK PEMBERIAN PAKAN YANG MENGANDUNG AMPAS KEDELAI TERFERMENTASI Aspergillus niger TERHADAP KETEBALAN KERABANG TELUR AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus) Nurliana -; Razali -; Chairina Fani
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 2 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.271 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i2.2930

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui ketebalan kerabang telur ayam kampung (Gallus domesticus) yang diberi pakan mengandung ampas kedelai terfermentasi Aspergillus niger. Penelitian ini menggunakan lima belas ayam kampung betina berumur 15-16 bulan yang dibagi ke dalam tiga kelompok perlakuan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Semua ayam kampung betina diberi pakan ransum 324-2 dan air ad libitum. Kelompok I (P0), sebagai kontrol diberi 100 g ransum 324-2 per ekor per hari, kelompok II (P1) diberi 85 g ransum 324-2 ditambah dengan 10 g ampas kedelai nonfermentasi per ekor per hari, dan kelompok III (P2) diberi 85 g ransum 324-2 ditambah dengan 10 g ampas kedelai terfermentasi per ekor per hari. Telur diamati pada hari ketiga perlakuan sampai terkumpul 30 butir telur per perlakuan. Rata-rata (±SD) tebal kerabang telur ayam kampung (mm) pada P0; PI; dan PII masing-masing adalah 0,34±0,028; 0,36±0,024; dan 0,39±0,028. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan yang mengandung ampas kedelai terfermentasi Aspergillus niger dapat meningkatkan ketebalan kerabang telur ayam kampung pada masa produksi 12 bulan (berumur 15-16 bulan)
NILAI pH DAN JUMLAH BAKTERI ASAM LAKTAT KEFIR SUSUKAMBING SETELAH DIFERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN GULA DENGAN LAMA INKUBASI YANG BERBEDA Haryadi -; Nurliana -; Sugito -
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 1 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.787 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i1.2905

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai pH dan jumlah bakteri asam laktat dan kefir susu kambing yang difermentasi dengan penambahan gula dengan waktu inkubasi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (RPT) menggunakan dua perlakuan yaitu penambahan gula dan lama inkubasi.  Susu kambing yang telah ditambahkan starter kefir 3% dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu P0 sebagai kontrol, dan PI, PII, PIII sebagai kelompok perlakuan, masing-masing konsentrasi gula 0; 5; 7,5; dan 10%. Setiap perlakuan  diinkubasi selama 12, 16, 20, dan 24 jam pada suhu 37° C. Masing-masing perlakuan dan waktu inkubasi terdiri atas 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gula dan lama inkubasi berpengaruh (P0,05) terhadap nilai pH dan jumlah starter bakteri asam laktat kefir susu kambing. Penambahan gula 10% dengan waktu inkubasi 16 jam dalam proses pembuatan kefir susu kambing menghasilkan jumlah bakteri asam laktat tertinggi yaitu 20,33x108 CFU/g dengan nilai pH 5,17.
KADAR ASAM LAKTAT DAN DERAJAT ASAM KEFIR SUSU KAMBING YANG DI FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN LAMA INKUBASI YANG BERBEDA Ema Rosiana; Nurliana -; T. Armansyah TR
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 2 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.083 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i2.2937

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar asam laktat dan derajat asam kefir susu kambing yang difermentasikan dengan penambahan gula  dan waktu inkubasi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi  dalam rancangan acak lengkap menggunakan dua faktor perlakuan, penambahan gula dan lama inkubasi. Susu kambing yang telah dipasteurisasi dan ditambahkan starter kefir 3% dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu P0 sebagai kontrol, dan PI, PII, PIII sebagai kelompok perlakuan (penambahan gula masing-masing 5; 7,5; dan 10%). Kemudian masing-masing kelompok penambahan gula dibagi menjadi 4 kelompok inkubasi yaitu12, 16, 20, dan 24 jam atau suhu 37° C. Masing-masing kelompok  terdiri atas 3 ulangan. Pemeriksaan kadar asam laktat dilakukan menurut Underwood (1989 ) dan pemeriksaan derajat asam dilakukan menurut Minarwati (2012). Nilai kadar asam laktat dan derajat asam dianalisis dengan analisis varian, dan dilanjutkan dengan beda nyata terkecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar asam laktat dan derajat asam  berkisar antara 0,1-7,2% dan 1,6-81,3 °SH. Kadar Gula  berpengaruh nyata  (P0,05) menurunkan kadar asam laktat dan derajat asam kefir, sedangkan lama inkubasi secara nyata (P0,05 ) meningkatkan kadar asam laktat dan derajat asam kefir. Disimpulkan bahwa penambahan gula selama proses pembuatan kefir dari susu kambing tidak meningkatkan kadarasam laktat dan derajat asam kefir sedangkan lama inkubasi dapat meningkatkan kadar asam laktat dan derajat asam kefir susu kambing.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK PROTEIN CRUDE ISI SALURAN PENCERNAAN AYAM BROILER YANG DIBERI PAKAN TAMBAHAN PLIEK U Ratna Dewi; Nurliana -; Faisal Jamin
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 1 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.401 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i1.2922

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan pliek u dalam ransum terhadap aktivitas antibakteri ekstrak protein crude isi saluran pencernaan ayam broiler. Penelitian ini dilakukan dengan mengisolasi ekstrak protein crude dari isi saluran pencernaan ayam broiler yang telah diberi pakan tambahan pliek u. Ayam broiler dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. Setiap perlakuan terdiri atas lima ulangan. Kelompok 1 sebagai kontrol, kelompok II, III, dan IV masing-masing diberi pakan dengan tambahan pliek u0,5;1; dan 2%. Rata-rata diameter zona hambatBasillus subtilis pada konsentrasi pliek u 0,5; 1, dan 2% masing-masing adalah 1,6±0,65; 3,48± ,03; 4,2±2,30 mm sedangkan pada kontrol tidak terukur (1). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak protein crude dari saluran pencernaan ayam broiler yang diberi pakantambahan pliek u dapat  menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis