Astuti Kusumorini
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH TIGA JENIS INSEKTISIDA KARBAMAT TERHADAP KEMATIAN DAN BOBOT TUBUH CACING Eisenia fetida Ida Kinasih; Astuti Kusumorini; Asep Komarudin
JURNAL ISTEK Vol 8, No 1 (2014): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang toksikologi lingkungan di daerah tropis masih sedikit yang meneliti tentang pengaruh pestisida terhadap ekosistem dalam tanah. Beberapa organisme dapat dijadikan sebagai indikator tercemarnya suatu lingkungan. Di antara organisme tersebut adalah cacing tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek dari residu pestisida terhadap tingkat mortalitas dan pertumbuhan dari cacing tanah yang umum ditemukan pada sistem pertanian. Penelitian ini menggunakan tiga jenis insektisida berbahan aktif karbamat yang diujikan ke Eisenia fetida, yaitu Karbofuran 3%, Karbosulfan 200, 11 g/l dan BiPhenil Methil Carbamate (BPMC) 500 g/l. Hasil penelitian menunjukkan kematian tertinggi dari cacing tanah E. fetida diperoleh pada konsentrasi 300 mg/kg untuk semua jenis insektisida. Begitu juga dengan bobot tubuhnya, dimana bobot tubuh cacing tanah E. fetida mengalami penurunan yang paling tinggi pada konsentrasi 300 mg/kg untuk semua jenis insektisida. Morfologi yang ditunjukkan akibat keracunan insektisida pada umumnya yaitu kulit menjadi terdegradasi dan pecah, klitelium pecah serta menyusut.Hasil analisa probit menunjukkan LC 50 dari ketiga jenis insektida tersebut menunjukkan nilai yang berbeda-beda. LC 50 untuk insektisida BPMC memiliki toksisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan dua jenis insektisida lainnya yaitu sebesar 169,82 mg/kg. Insektisida karbosulfan memiliki nilai LC 50 173,78 mg/kg, sedangkan insektisida karbofuran memiliki nilai LC 50 paling rendah yaitu sebesar 188,21 mg/kg.
Uji Perilaku dan Preferensi Area pada Ikan Zebrafish (Danio rerio) yang Diinduksi Stres Adisty Virakawugi Darniwa; Tri Cahyanto; Zashika Meidita Eka Putri; Astuti Kusumorini; Risda Arba Ulfa; Ayuni Adawiyah; Ida Yayu Nurul Hizqiyah
Biosfer : Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 2 (2020): BIOSFER: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Unpas,

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/biosfer.v5i2.3531

Abstract

Sistem stres ikan zebra diwakili oleh poros HPI yang serupa dengan poros HPA pada mamalia untuk mengendalikan sirkulasi kortisol sebagai hormon terkait respon stres. Ikan yang berada dalam keadaan stres diduga mempengaruhi perilaku dan preferensi area sesuai dengan parameter yang ditentukan. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji efek induksi stres suhu terhadap preferensi area dan perilaku ikan zebra. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan parameter uji: preferensi area gelap/terang, preferensi area bawah/atas, dan munculnya perilaku imobilitas dan gerakan tidak menentu. Ikan diamati di tiga akuarium uji secara individual, yaitu akuarium uji gelap/terang, akuarium tangki penyelaman (atas/bawah), dan akuarium uji lapangan terbuka. Data dianalisis secara statistik menggunakan Uji T berpasangan dengan signifikansi P < 0,05. Stres suhu yang diberikan mempengaruhi preferensi area pada ikan zebra, preferensi pada area terang lebih tinggi (rata-rata 33,29 detik/menit) dibandingkan area gelap, preferensi pada area bawah akuarium lebih tinggi (rata-rata 44,96 detik/menit) dibandingkan area bawah, dan perilaku berupa imobilitas dan gerakan tidak menentu ditunjukan oleh ikan zebra sebagai indikasi respon stres. Disimpulkan bahwa perilaku dan preferensi area terpengaruh oleh paparan stresor suhu yang diduga terkait dengan produksi kortisol.