Tridjoko Wisnu Murti
Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Undernutrition dan Anestrus Pada Kambing Bligon Betina Umur 2-3 Tahun: Sebuah Studi Kasus Kelviano Muqit; Irkham Widiyono; Yanuartono Yanuartono; Sarmin Sarmin; Tridjoko Wisnu Murti
Jurnal Sain Veteriner Vol 39, No 1 (2021): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.56917

Abstract

Kajian kasus ini ditujukan untuk mengungkap fenomena klinis dan reproduktif yang dialami 5 ekor kambing Bligon betina umur 2-3 tahun yang dipelihara oleh petani di Yogyakarta. Menurut informasi dari pemilik, kambing mengalami kekurusan dan tidak pernah menunjukkan gejala berahi. Hewan sudah diobati dengan ivermectin secara berkala. Pada hewan tersebut selanjutnya dilakukan kajian manajemen pemeliharaan serta observasi dan pemeriksan klinis (pemeriksaan fisik, uii berahi, pemeriksaan sitologi vagina terhadap organ reproduksi)dalam kurun waktu sekitar 60 hari (akhir Juli- awal September 2019). Pada akhir periode observasi hewan diberi perlakuan gertak berahi dengan pemberian injeksi PGF2-alfa dua kali dengan selang 11 hari dan pemeriksaan USG. Hasil pemeriksaan klini hewan tidak bunting, tidak ditemukan adanya ekto dan endoparasit, tidak ditemukan adanya perubahan fisik, dan tanda-tanda penyakit infeksi. Selama masa pengamatan hewan mendapat pakan berupa jerami kangkung pada level sekitar 2% bobot badan, pertambahan bobot badan harian yang negatif atau rendah, BCS buruk (1-1,5 dalam skala 1-5), tidak ditemukan berahi, gambaran sitologi bagina didominasi sel parabasal dan transisional, respon terhadap pemberian preparat PGF2-alfa tidak menunjukkan adanya perubahan fisik alat kelamin, perilaku berahi, dan gambaran sitologi apus vagina. Hasil pemeriksaan USG tidak menunjukkan adanya status ovarium yang aktif. Hewan didiagnosa mengalami Undernutrition dan anestrus. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan pendukung dapat disimpulkan faktor lingkungan berupa asupan pakan yang rendah dan kondisi tubuh yang buruk berpotensi mengakibatkan gangguan reproduksi pada kambing Bligon betina di masa usia produktif.
Lactation Characteristic of Etawah Crossed Breed Goats Under Intensive Management Yuni Suranindyah; Budi Prasetyo Widyobroto; Sulvia Dwi Astuti; Tridjoko Wisnu Murti; Adiarto Adiarto
Buletin Peternakan Vol 44, No 1 (2020): BULETIN PETERNAKAN VOL. 44 (1) FEBRUARY 2020
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v44i1.44176

Abstract

The study aimed to describe lactation characteristic of Etawah Crossed Breed goats raised under intensive management. The study located in BBPTU HPT Baturraden, Purwokerto, used 27 female pregnant goats, at 24 to 27 months old. The goats were managed followed standard operating procedure of the research institute. The data consisted of body size and body weight, colostrum and milk yield, lactation period and reproductive performance. The results showed the average of daily milk yield, lactation period, total milk and colostrum production in first lactation were 960±340 mL/day, 157±41 days, 114,720±68,900 mL and 415±240 mL/day. The proportion of monthly milk production from initial lactation to dry off were 21.27, 22.17, 20.18, 17.29, 12.52, 9.13, and 5.65% of total lactation yield, respectively. Peak production ranged from first to second months of lactation, the highest was in the week 4th, averaged of 1080 mL/day. Production persistency was 66.39%. The rate of increase toward peak was 5.60%/week and rate of decline from peak was -3.92% of milk yield in the previous week. Trend equation of lactation curve was Y = 8412.7 –233.65 x. Means period of postpartum mating, service per conception and body condition score were 88.7±39.2 days, 1.2 and 3.45, respectively. There was no correlation between postpartum mating, body condition score and milk production. The study concluded that Etawah Crossed Breed goat under intensive management had short lactation period, early peak production, low persistency. The dry period was estimated 3 months and pregnancy occurred after peak production. 
Mengidentifikasi Peptida Bioaktif Angiotensin Converting Enzyme-inhibitor (ACEi) dari Kasein β Susu Kambing dengan Polimorfismenya Melalui Teknik In Silico Hermawan Setyo Widodo; Tridjoko Wisnu Murti; Ali Agus; Widodo Widodo
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 4 (2018): November 2018
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.952 KB) | DOI: 10.17728/jatp.3008

Abstract

Susu kambing memiliki komponen protein salah satunya protein β dan secara umum terjadi polimorfisme pada level protein. Perubahan urutan asam amino akibat polimorfisme memungkinkan adanya potensi dihasilkannya peptida bioaktif penghambat enzim pengubah angiotensin (ACEi). Penelitian ini bertujuan untuk menyaring peptida bioaktif yang berpotensi sebagai ACEi dari kasein β kambing beserta polimorfismenya. Penelitian ini dilakukan dengan teknik in silico terhadap sekuen kasein β kambing serta struktur tiga dimensi human testicular ACE. Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi simulasi pemotongan peptida dengan enzim pencernaan (pepsin, tripsin dan kimotripsin), peninjauan karakteristik peptida lalu simulasi docking ligan-reseptor. Tampilan parameter Lipinski’s Rule of Five (Ro5), bioaktivitas dan energi afinitas dipertimbangkan untuk memilih peptida bioaktif. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa ditemukan peptida bioaktif yakni INK (Ile-Asp-Lys) yang memiliki kemampuan hampir setara dengan lisinopril (afinitas energi -8,2kkal/mol vs. -8,3kkal/mol). Peptida INK dapat ditemukan dari hasil hidrolisis dari alel A, C, D dan E, sehingga polimorfisme tidak menyebabkan perbedaan produksi peptida bioaktif. Kesimpulan yang dapat diambil yakni kasein β susu kambing jika dicerna dengan enzim pencernaan dapat menghasilkan peptida bioaktif ACEi yakni INK.Identification of Angiotensin Converting Enzyme-inhibitor (ACEi) Bioactive Peptide from Goat Milk β-Casein with It's Polymorphism by In Silico TechniqueAbstractPolymorphism eventually may be occurred at the protein level. Changes in the amino acid sequence due to polymorphism may exhibit a potential action to generate of the angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACEi) bioactive peptide. This study is aimed to assess bioactive peptides that have a great potent value as ACEi from goat β casein along with its polymorphism. The research was done by in silico technique on goat β-casein sequence and three-dimensional structure human testicular ACE. Peptide-cutting simulations with digestive enzymes (pepsin, trypsin and chymotrypsin), peptide properties review, then ligand-receptor docking simulations was applied in this research. Appearance of Lipinski's Rule of Five (Ro5), bioactivity and affinity energy were considered for selecting bioactive peptides. The results show that bioactive peptide found as INK (Ile-Asp-Lys) which had similar ability as lisinopril (energy affinity –8.2kcal/mol vs. –8.3kcal/mol). The INK peptides could be found from the hydrolysis resulted in alleles A, C, D and E, therefore polymorphism did not affect the differences of production of bioactive peptides. A conclusion, processed goat milk β casein with digestive enzymes could produce ACEi of INK as bioactive peptide.