Rihadini -
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDY OF INSOMNIA AT PRECLINICAL AND CLINICAL STUDENTS, FACULTY OF MEDICINE Pramudita Probosiwi; Rihadini -; Kanti Ratnaningrum
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Proceeding International Seminar of Occupational Health and Medical Sciences (I-SOCMED) 2017 “
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.207 KB)

Abstract

Insomnia is one of sleep disorder. Prevalence of insomnia in health students group is higher than nonhealth students group. This study aims to compare of insomnia level at preclinical and clinical students faculty of medicine. A cross sectional study was conducted on medical students, Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Semarang (Unimus). Determination of sample using Slovin formula withsimple random sampling technique. students did not have problems such as had stopped in the previous semester, college not because of his wishes, was not being sad condition, and not smoking were included in study. Insomnia level was measured using Insomnia Severity Index (ISI questionnaire) and analyzed using chi-square test. Among 86 samples divided into 2 groups (preclinical and clinical stage), there is a significant difference insomnia level (p = 0.006) at preclinical and clinical students. Insomnia level ofclinical students is higher than preclinical students in Faculty of Medicine. Keywords : insomnia, preclinical student, clinical student
Pengaruh Depresi Terhadap Kepatuhan Minum OAT pada Penderita TB Rochman Basuki; Rihadini -; Eko Budhiarti
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 3, No 2 (2014): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.525 KB)

Abstract

Latar belakang: Depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai dengan perasaan sedih, hilangnya minat dan kesenangan, adanya perasaan bersalah, rendah diri, gangguan tidur dan gangguan makan. Penderita biasanya mengalami kelelahan yang menerus meskipun tidak melakukan aktivitas, konsentrasi berkurang sampai adanya keinginan untuk bunuh diri. Depresi yang dialami oleh penderita TB (tuberkulosis) sering kali menyebabkan halangan dalam proses pengobatan. Salah satu kunci keberhasilan pengobatan TB adalah adanya kepatuhan minum obat. TB merupakan penyakit menular dan kronis sehingga ketidak patuhan penderita terhadap pengobatan dapat meningkatkan risiko morbiditas, mortalitas dan resistensi obat pada penderita.Tujuan : menganalisis pengaruh depresi dengan kepatuhan minum obat penderita TB.Metode:Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimen dengan metode korelasional dan menggunakan pendekatan cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner zung self depression rating scale dan kuesioner morisky medication adherence scale 8-items. tehnik pengambilan sampel didapat secara purposive sampling. Seluruh proses pengolahan dan analisis data menggunakan program komputer. Statistik univariat , bivariat dengan uji korelasi rank spearman untuk analisis data penelitian.Hasil:Total sampel yang diambil yaitu sebanyak 60 responden. Berdasarkan 60 sampel yang diteliti, terdapat 2 responden dengan depresi berat dengan prosentase 3,3% ,4 responden dengan depresi sedang dengan prosentase 6,7%, 34 responden dengan depresi ringan dengan prosentase 56,7% dan terdapat 20 responden yang tidak mengalami depresi dengan prosentase 33,3%. Pada tingkat kepatuhan minum obat, terdapat 17 responden dengan kepatuhan minum obat yang rendah dengan prosentase 28,3% , 24 responden dengan kepatuhan minum obat yang sedang dengan prosentase 40%, dan 19 responden dengan kepatuhan minum obat yang tinggi dengan prosentase 31,7%. Hasil uji statistik menggunakan uji korelasi rank spearman p <0,05 dengan koefisien korelasi (r) didapat 0,752 yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dengan kepatuhan minum obat penderita TB dan berpola linier positif yaitu semakin tinggi tingkat depresi maka akan semakin tinggi ketidakpatuhan minum obat penderita TB.Kesimpulan: Ada hubungaan pengaruh depresi terhadap kepatuhan minum obat penderita TB.Kata kunci: depresi, TB, kepatuhan minum obat
Tingkat Kecemasan Mempengaruhi Kualitas Tidur pada Penderita Asma Bronkial Usia Lanjut Merry Tyas Anggraini; Rihadini -; Festi Tsaqofah
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 3, No 2 (2014): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.045 KB)

Abstract

Latar Belakang : Kecemasan dapat terjadi akibat suatu kelainan medis salah satunya adalah asma bronkhial. Asma Bronkhial apabila terjadi pada orang-orang yang berusia diatas 65 tahun dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius karena pada usia lanjut terjadi penurunan secara perlahan fungsi tubuh dan menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan struktur fungsi normalnya. Hampir 75 % penderita asma terbangun dari tidurnya akibat timbulnya gejala malam dan sekitar 40 % merasakan gejala malam tiap hari. Hal ini merupakan salah satu yang mendasari timbulnya perubahan pola tidur pada lansia. Perubahan tidur yang terjadi pada usia lanjut dapat mempengaruhi kualitas tidur. Kualitas tidur merupakan kemampuan untuk mempertahankan waktu tidur dan tidak diserartai adanya gangguan tidurMetode: Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita asma bronkhial yang berobat di BKPM Semarang pada bulan Januari Juli 2013.Cara pengambilan sample dilakukan secara purposive sampling, dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi sehingga didapatkan 30 responden, data yang didapatkan kemudian diolah menggunakan analisis korelasi rank spearman.Hasil : Sebagian besar tingkat kecemasan pada seluruh responden adalah normal dengan rata-rata skor 60,0 dan rata-rata skor seluruh responden dengan kualitas tidur buruk adalah 56,7. Hasil analisis terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur dengan p value 0,01Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien asma bronchial usia lanjut. Semakin tinggi skor tingkat kecemasan, maka semakin tinggi pula skor kualitas tidur yang berarti bahwa semakin berat tingkat kecemasan maka kualitas tidur semakin buruk.Kata Kunci :tingkat kecemasan, asma bronkial, kualitas tidur, usia lanjut