Merry Tyas Anggraini
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini; Dian Aviyanti; Djarum Mareta Saputri
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 3, No 1 (2014): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.098 KB)

Abstract

Latar Belakang : Perilaku hidup bersih dan sehat seseorang sangat berhubungan dengan peningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya. Sehingga dengan berperilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari akan menghindarkan dari berbagai penyakit terutama penyakit-penyakit infeksi seperti diare. Sebanyak 2074 kasus diare terjadi di Puskesmas Karang Tengah-Demak. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Karang Tengah-Demak.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan desain cross sectional yang dianalisis dengan uji korelasi Chi Square. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 57 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling.Hasil : Hasil analisis Chi Square dari 57 responden p value 0,001 dimana nilai p < ? (0,05), nilai OR 10,000. Simpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Karang Tengah. PHBS yang buruk meningkatkan kejadian diare.Kata kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Diare, Balita
Durasi Kerja Meningkatkan Kejadian Low Back Pain pada Buruh Pabrik Rokok Merry Tyas Anggraini; M. Naharuddin Jenie; Diskta Winza Ronica
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 3, No 2 (2014): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (35.51 KB)

Abstract

Latar Belakang : Low Back Pain (LBP) atau sering akrab dipanggil nyeri punggung bawah ini merupakan masalah klinik yang sering terjadi pada sebagian mayoritas di masyarakat. LBP adalah rasa nyeri pada punggung bagian bawah. Pekerjaan merupakan salah satu faktor resiko yang dapat mempengaruhi terjadinya LBP. Keluhan LBP meningkat pada usia sekitar 55 tahun. Bekerja dengan posisi duduk dalam waktu yang lama (>2jam) dapat meningkatkan resiko keluhan LBP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan durasi kerja dengan kejadian LBP pada buruh pabrik rokok.Metode : Jenis penelitian ini adalah observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 854 orang. Pengambilan sample dengan cara quota sampling sebanyak 272 orang. Data yang didapatkan kemudian diolah menggunakan uji korelasi Pearson.Hasil : hubungan durasi bekerja setiap hari dengan kejadian LBP didapatkan nilai p = 0,042 (p<0,05).Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara durasi kerja dengan kejadian Low Back Pain pada buruh pabrik rokok. Durasi bekerja meningkatkan kejadian LBP pada buruh pabrik rokok. Kata Kunci : Durasi Kerja, Low Back Pain, Buruh pabrik rokok
Hubungan Tingkat Konsumsi dan aktivitas fisik dengan IMT (Index Massa Tubuh) Herizko Silvano K; Darmono SS; Merry Tyas Anggraini
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 1, No 3 (2012): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.313 KB)

Abstract

Pendahuluan: Menurut WHO 2010 terjadi peningkatan obesitas dari 4,2% pada tahun 1990 menjadi 6,7% pada tahun 2010. Pada pengukuran berat badan dan tinggi badan pada SMA Loyola kelas XI dari 219 siswa terdapat 61 siswa (26,3%) memiliki kategori IMT obesitas (obesitas 1&2). Tujuan: Mengetahui hubungan asupan energi dan aktifitas fisik dengan IMT Metode: Penelitian menggunakan metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas dan terikat akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan. Sampel yang dipakai sebanyak 79 siswa dari 219 siswa. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling Penelitian menggunakan analisis univariat deskriptif dan analisis bivariat korelasi pearson. Hasil: Jumlah siswa yang memiliki status IMT obesitas (obesitas1&2) berjumlah 28 siswa dari 79 siswa. Terdapat 61 siswa (77,2%) bestatus AKG baik. Terdapat 46 siswa (57%) yang memiliki kategori aktivitas sedang. Hasil korelasi pearson antara asupan energi dengan IMT memiliki nilai signifikan 0,000 dengan p value <0,05 maka memilki asumsi ada hubungan asupan energi dengan IMT. Hasil korelasi pearson aktivitas fisik dengan IMT memiliki p value 0,481 dengan p value >0,05 dengan asumsi tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan IMT. Kesimpulan: Tidak ada hubungan asupan energi dan aktivitas fisik dengan IMT pada siswa SMA Kolese Loyola Semarang.
Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Iskemik di RSUD Tugurejo Semarang Setyoko -; Merry Tyas Anggraini; Ulil Huda
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 2 (2013): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.198 KB)

Abstract

Latar belakang : Perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia seperti konsumsi makanan siap saji, berlemak, dan jarang berolahraga berdampak pula pada perubahan pola penyakit, dari penyakit menular ke penyakit tidak menular seperti Penyakit Jantung Iskemik (PJI).Pada tahun 2007, dari 4.522 kasus kematian di Indonesia, 5,1 % diantaranya disebabkan oleh PJI. Sedangkan dislipidemia sebagai salah satu faktor kemungkinan penyebab PJI prevalensinya juga terus mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dislipidemiasebagai faktor resiko PJI di RSUD Tugurejo Semarang. Metode : Analitik observasional dengan design penelitian cross sectional. Populasi adalah pasien PJI rawat inap (ICD-10, I20I25) di RSUD Tugurejo Semarang tahun 2011 yang memenuhi kriteria berjumlah 43. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling.Hasil : Hasil uji chi square menunjukkan dislipidemia memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian PJI(p=0,021),. Hasil analisis multivariat regresi logistik menunjukkan bahwa peningkatan kadar LDL paling berpengaruh terhadap kejadian PJI (p= 0,006 ; OR=10,182) Kesimpulan : Dislipidemia sebagai faktor risiko PJI Kata Kunci : dislipidemia, penyakit jantung iskemik (PJI)
Pelayanan Obstetri Emergensi dan Kejadian Kematian Maternal di RSUD Tugurejo Muhamad Taufiqy; Merry Tyas Anggraini; Shinta Dewi Wulandari
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.185 KB)

Abstract

Latar Belakang. Kematian maternal masih menjadi permasalahan di RSUD Tugurejo. Salah satu intervensi kunci untuk menurunkankematian maternal adalah pelayanan obstetri emergensi. Pelayanan obstetri emergensi penting karena skrining kasus berisiko tinggi danpeningkatan status kesehatan ibu sebelum dan selama hamil tidak akan menghilangkan komplikasi yang mungkin terjadi secara total.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan obstetri emergensi dan kejadian kematian maternal di RSUDTugurejo.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Besar sampel dalampenelitian ini adalah 20 orang.Hasil. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat 8645 kasus persalinan, persentase penanganan komplikasi obstetri meningkat dari 10,47%menjadi 18,55%, %, terdapat 26 kasus kematian meternal, proporsi kematian maternal tetap dalam kisaran 0,30%, proporsi SC meningkatdari 15,62% menjadi 33,65%, CFR akibat komplikasi obstetri menurun hingga mencapai 0%, proporsi kematian maternal akibat penyebabtidak langsung berkisar 15,38%, preeklampsia/eklampsia merupakan penyebab terbanyak kasus kematian maternal (38,46%), semuapenanganan obstetri emergensi telah memenuhi >50% (total) SPO yang berlaku (100%), dan data lengkap tentang kematian maternal tidakcukup mudah didapatkan karena kelengkapan data kurang atau penyimpanan yang kurang baik.Kesimpulan. Pelaksanaan pelayanan obstetri emergensi di RSUD Tugurejo sudah optimal. Terjadi kecenderungan penurunan kejadiankematian maternal.Kata Kunci: pelayanan obstetri emergensi, kematian maternal
Status Gizi Baik Meningkatkan Kelincahan pada Anak Merry Tyas Anggraini; Lilia Dewiyanti; Nur Anita Setyaningrum
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 2 (2013): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.448 KB)

Abstract

Latar Belakang: Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh status gizi. Perkembangan anak mencakup banyak area seperti personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar, motorik kasar anak usia sekolah mencakup kelincahan.Anak sekolah di SD Negeri Kemijen 04 Semarang memiliki latar belakang status gizi yang serta memiliki kelincahan yang berbeda-beda pula. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara status gizi dengan kelincahan anak di SD Negeri Kemijen 04 Semarang. Metode:Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian yaitu siswa kelas 3, 4 dan 5 SD Kemijen 04 Semarang yang berjumlah 420 anak dengan sampel 58 anak menggunakan simple random sampling dan uji hipotesis menggunakan analisis korelasi Pearson. Hasil:Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan nilai r = 0,329, yang artinya nilai korelasi lebih besar daripada r tabel yakni 0,254 (0,329 > 0,254). Sedangkan nilai p = 0,012 (< 0,05). Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kelincahan anak di SD Negeri Kemijen 04 Semarang. Gizi yang baik mempengaruhi kelincahan anak. Kata kunci : status gizi, kelincahan, anak.
Hubungan Antara Jumlah Persalinan dengan Kejadian Preeklampsi di RSUD Tugurejo Semarang Merry Tyas Anggraini; Muhammad Irsam; Agus Sunarto
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.443 KB)

Abstract

Latar Belakang: Preeklampsia merupakan penyakit hipertensi disertai proteinuria dengan sistolik/diastolik ?140/90mmHg dan proteinuria ?300 mg/24 jam setelah kehamilan minggu ke-20. Faktor risiko terjadinya preeklampsia antara lainprimigravida, diabetes mellitus, multiparitas, usia, riwayat keluarga preeklampsia, riwayat hipertensi, obesitas, penyakitginjal dan penyakit jantung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara jumlah persalinan dengankejadian preeklampsia di RSUD Tugurejo Semarang.Metode: Studi observasional dengan desain cross sectional dengan Uji Chi-square. Sampel sebanyak 59 sampel rekammedis ibu dengan preeklampsia periode Januari Desember 2014. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan carapurposive samplingHasil: Hasil analisis chi square hubungan antara jumlah persalinan dengan kejadian preeklampsi didapatkan nilai p=0,706.Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara jumlah persalinan dengan kejadian preeklampsi di RSUD Tugurejo Semarang.Kata Kunci : Preeklampsia, jumlah persalinan
Tingkat Kecemasan Mempengaruhi Kualitas Tidur pada Penderita Asma Bronkial Usia Lanjut Merry Tyas Anggraini; Rihadini -; Festi Tsaqofah
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 3, No 2 (2014): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.045 KB)

Abstract

Latar Belakang : Kecemasan dapat terjadi akibat suatu kelainan medis salah satunya adalah asma bronkhial. Asma Bronkhial apabila terjadi pada orang-orang yang berusia diatas 65 tahun dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius karena pada usia lanjut terjadi penurunan secara perlahan fungsi tubuh dan menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan struktur fungsi normalnya. Hampir 75 % penderita asma terbangun dari tidurnya akibat timbulnya gejala malam dan sekitar 40 % merasakan gejala malam tiap hari. Hal ini merupakan salah satu yang mendasari timbulnya perubahan pola tidur pada lansia. Perubahan tidur yang terjadi pada usia lanjut dapat mempengaruhi kualitas tidur. Kualitas tidur merupakan kemampuan untuk mempertahankan waktu tidur dan tidak diserartai adanya gangguan tidurMetode: Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita asma bronkhial yang berobat di BKPM Semarang pada bulan Januari Juli 2013.Cara pengambilan sample dilakukan secara purposive sampling, dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi sehingga didapatkan 30 responden, data yang didapatkan kemudian diolah menggunakan analisis korelasi rank spearman.Hasil : Sebagian besar tingkat kecemasan pada seluruh responden adalah normal dengan rata-rata skor 60,0 dan rata-rata skor seluruh responden dengan kualitas tidur buruk adalah 56,7. Hasil analisis terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur dengan p value 0,01Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien asma bronchial usia lanjut. Semakin tinggi skor tingkat kecemasan, maka semakin tinggi pula skor kualitas tidur yang berarti bahwa semakin berat tingkat kecemasan maka kualitas tidur semakin buruk.Kata Kunci :tingkat kecemasan, asma bronkial, kualitas tidur, usia lanjut
Efektivitas Pemberian Artemisin Base Combination Therapy (ACT) Terhadap Lama Rawat Inap Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi di RSUD Kabupaten Lahat Zulfachmi Wahab; Merry Tyas Anggraini; Syarifah Alfi Azzulfa Alathas
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 3, No 2 (2014): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.159 KB)

Abstract

Latar belakang : Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian di dunia, terutama di daerah daerah tropis. Kab. Lahat (Sumatera Selatan), merupakan salah satu daerah endemik malaria di Indonesia, dengan jumlah kasus rawat jalan sebanyak 4.210 kasus dan rawat inap sebanyak 2.034 kasus pada tahun 2012. WHO mengatakan, penggunaan artemisin-base combination therapy (ACT) merupakan terapi yang efektif untuk malaria falsiparum tanpa komplikasi, dikarenakan banyaknya resistensi palsmodium terhadap kloroquin. Selain itu, penggunaan ACT juga dapat mempercepat penyembuhan pasien, dibandingkan penggunaan obat obat non ACT. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian obat anti malaria ACT dan Non ACT (Kloroquin, dan Primaquin) terhadap lama rawat pasien malaria falciparum tanpa komplikasi di RSUD Kabupaten LahatMetode : Penelitian observasioanl analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 280 pasien dengan cara total sampling. Analisis data dengan menggunakan uji chi square.Hasil : Pemberian obat anti malaria derivat ACT peroral dapat menurunkan lama perawatan (20,8%) dibandingkan pemberian obat anti malaria derivat Non ACT peroral (25,0 %) didapatkan nilai p=0,750, pemberian obat anti malaria derivat ACT Injeksi dapat menurunkan lama perawatan (18,0%) dibandingkan pemberian obat anti malaria derivat Non ACT Injeksi (23,5 %) didapatkan nilai p=0,725.Kesimpulan : Pengobatan malaria dengan menggunakan derivat ACT, baik peroral maupun injeksi, dapat menurunkan lama perawatan pasien malaria (20,8 % dan 18,0%) dibandingkan dengan penggunaan derivat Non ACT baik peroral maupun injeksi (25,0 % dan 23,5 %) sebagai pengobatan malaria, walaupun setelah dilakukan uji statistik, tidak menunjukkan hasil yang bermakna. Kata Kunci : Malaria Falsiparum, Pengobatan Malaria