Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Building interdisciplinary research group for Vocational College Universitas Gadjah Mada Indah Novita Sari; Ahmad Mu'am
Jurnal Pendidikan Vokasi Vol 10, No 3 (2020): November
Publisher : ADGVI & Graduate School of Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpv.v10i3.32099

Abstract

This research aimed to form a collaborative research and research group in the Department of Languages, Arts and Culture Management, Vocational College of Universitas Gadjah Mada (Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Budaya or DBSMB). This research is essential for considering DBSMB’s needs in developing applied products as a result of interdisciplinary research. On a broader scale, vocational education institutions outside UGM can see an overview of the multidisciplinary research process that has been carried out. The research group was formed in the Culture and Tourism Center, which was based on a functional perspective of organizational functions. The exploratory method was carried out by observation, interview, and literature study. Interviews were conducted with informants consisting of the head of the Teaching Industry Learning Center (TILC), head of study programs, secretary of study programs, and lecturers at DBSMB. The results showed that each lecturer at DBSMB had different research interests. Lecturers’ research interests had several intersections that could be made into collaborative research groups. The central theme of culture and tourism could accommodate research collaborations from lecturers in the study programs of Record Management, English, Tourism, Korean Language, and Japanese Language. The challenges in the formation of the research group came from internal factors (communication, funding, and infrastructure) and external factor (collaboration with industry, policy differences, administrative procedures, and interests in research). This research was expected to contribute to the formation of a research group in other vocational education institutions and affect the improvement of vocational graduates’ quality and scientific development.
Pusat Arsip di Era Digital: Dilema antara Urgensi dan Relevansi Indah Novita Sari; Widiatmoko Adi Putranto; Lastria Nurtanzila
Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan Vol 6, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/lenpust.v6i2.31328

Abstract

Permasalahan pusat arsip di era digital menjadi menarik untuk diulas mengingat kondisi pusat arsip di instansi publik yang belum memadai dan kemunculan arsip elektronik sebagai tantangan baru dalam dunia kearsipan. Tema penelitian yang diangkat memang sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya yang lebih banyak mengkaji sarana prasarana tempat penyimpanan arsip dinamis inaktif pada instansi. Penelitian ini berfokus pada dilema urgensi dan relevansi pusat arsip di era digital. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya penyelamatan arsip dalam berbagai format penyimpanan yang akan berguna sebagai bukti historis bagi generasi akan datang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan setting penelitian pada 21 instansi publik di Yogyakarta. Penulis menemukan bahwa terdapat masalah keamanan dan temu kembali arsip pada instansi publik yang di observasi. Hal ini merupakan dampak dari kurang sesuainya manajemen penyimpanan arsip secara umum, dimana arsip diletakkan pada pusat arsip, gudang dan basement yang kurang memadai. Di sisi lain, perkembangan teknologi memunculkan tantangan baru dalam pengelolaan tempat penyimpanan, sehingga arsiparis perlu merencanakan pusat data. Arsiparis berada dalam posisi sulit dikarenakan masih harus meneyelesaikan permasalahan arsip konvensional, sehingga perencanaan pusat data arsip elektronik.Pada akhirnya, penyelamatan arsip dalam berbagai format perlu dipersiapkan, baik pusat arsip maupun pusat data. Tempat penyimpanan arsip yang dapat mengakomodir berbagai format dan kebutuhan instansi, akan berdampak positif bagi kelancaran tugas sehari-hari pada instansi pemerintah dan layanan kepada publik.
Arsip Personal Berbasis Digital: Upaya Meningkatkan Kepedulian dalam Mengelola Arsip Warga Punukan, Kulon Progo Indah Novita Sari; Titi Susanti; Rina Rakhmawati; Arif Rahman Bramantya; Faizatush Sholikhah; Irfan R Darajat; Eritrina Putri Ekantari; Waluyo Waluyo; Lastria Nurtanzila
Khazanah: Jurnal Pengembangan Kearsipan Vol 15, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Arsip Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/khazanah.71169

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengulas tentang urgensi pengelolaan arsip personal, membahas tahapan pengelolaan berlandaskan records continuum model dan mendiskusikan alternatif pengelolaan arsip personal dengan memanfaatkan aplikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan objek penelitian pada Rukun Warga (RW) Punukan, Kulon Progo. Data primer didapatkan dari wawancara dan focus grup discussion dengan para informan yakni ibu-ibu anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang merupakan penanggung jawab arsip di lingkup keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arsip personal perlu dikelola mengingat fungsinya yang krusial dalam menunjukkan perjalanan hidup, memberikan bukti kepemilikan dan menjamin hak seseorang serta membentuk memori kolektif. Berdasarkan records continuum model, penelitian ini menemukan kategori arsip personal yang dihasilkan (created) oleh warga Punukan meliputi identitas, kesehatan, keuangan, asuransi, aset, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain. Perekaman (capture) dapat dilakukan melalui alih media dan lahir secara digital (born digital). Kajian ini juga menemukan berbagai kendala yang ditemui warga Punukan dalam pengorganisasian (organize) arsip elektronik. Hambatan disebabkan oleh kerusakan perangkat, tersebarnya arsip pada banyak perangkat serta tidak adanya penamaan file serta klasifikasi. Pemilik arsip personal memiliki alternatif dalam mengelola arsip mereka dengan memanfaatkan aplikasi seperti Arsip Keluarga (AKAR), Aplikasi Elektronik Masyarakat (Emas) dan FamilySearch. Kendati demikian, pengguna disarankan memilih aplikasi dengan sistem keamanan tinggi agar tidak terjadi kebocoran informasi.
Record Center Sekolah Vokasi UGM: Analisis Kebutuhan, Rancangan, dan Desain untuk Teaching Industry Indah Novita Sari
Diplomatika: Jurnal Kearsipan Terapan Vol 1, No 1 (2017): September
Publisher : Program Studi Kearsipan, DBSMB SV UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/diplomatika.28254

Abstract

AbstractThe planning of the facilities to support archival technical activities has become a challenge for archivists in the 21st century. This benefits the efficiency of organizational needs and the overall protection of archives owned by an organization such as Vocational College, Universitas Gadjah Mada. This study is important since every organization needs an inactive records storage, but until now Vocational College has not had it yet. This study aims to determine the needs of Records Center in Vocational College and planning Record Center especially the space and equipment needed.The method used in this research is literature research method. Data collection techniques used literature study and participant observation. The literature source is used to obtain the data of planning procedure, while participant observation is used to obtain the primary data related to the need and the volume of the archive.Based on the results of needs analysis, it was found that Vocational College need a Record Center for inactive records storage, student learning facilities and meeting stakeholder needs. The steps to be considered are requirement analysis (calculation of archive volume, space requirement, facility requirement & infrastructure as well as location selection analysis) space planning and layout. The type of Record Center developed is the Offsite Record Center located in Kulon Progo. IntisariPerencanaan sarana prasana menjadi tantangan tersendiri bagi para arsiparis di abad 21. Hal ini memberikan keuntungan bagi efisiensi kebutuhan organisasi dan perlindungan menyeluruh bagi arsip yang dimiliki oleh Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada. Kajian ini menjadi penting mengingat setiap organisasi membutuhkan tempat penyimpanan arsip inaktif, namun sampai saat ini Sekolah Vokasi belum memilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan Record Center di Sekolah Vokasi dan melakukan perencanaan Record Center khususnya ruang dan peralatan yang dibutuhkan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustakan dan observasi partisipan. Sumber pustaka digunakan untuk memperoleh data prosedur perencanaan, sedangkan observasi partisipan digunakan untuk memperoleh data primer terkait kebutuhan dan volume arsip.Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, ditemukan bahwa Sekolah Vokasi memerlukan Record Center untuk tempat penyimpanan arsip inaktif, sarana pembelajaran mahasiswa dan memenuhi kebutuhan stakeholder. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah analisis kebutuhan (perhitungan volume arsip, kebutuhan ruang, kebutuhan sarana & prasarana serta analisis pemilihan lokasi), perencanaan ruang dan layout. Jenis Record Center yang dikembangkan adalah offsite Record Center yang berlokasi di Kulon Progo.  
Pelestarian Warisan Budaya Di Local Studies Center Dengan Pemanfaatan Media Sosial Widiatmoko Adi Putranto; Indah Novita Sari
Diplomatika: Jurnal Kearsipan Terapan Vol 1, No 2 (2018): March
Publisher : Program Studi Kearsipan, DBSMB SV UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/diplomatika.32193

Abstract

The massive development of information technology today gives essential impact in various management practices including the approach of preservation in many cultural institutions. This paper aims to study how local studies center as one of the cultural institutions may reconsider new challenges and possibilities in using social media towards the dynamics of users’ behavior and perspective as one of the approaches to preserve its collections. Local studies center has numerous collections of information resources in different forms such as book, archive or even object which are rare, historical and unique. Besides its positions as cultural heritage, those collections can give valuable contribution for public benefits. As one of the approaches to support preservation efforts, local studies center can use social media as one of the mediums to promote its collections. However, instead of viewing social media usage as a technical concept or reformatting tool only, its management should be considered as a part of developing interactive communication and relationship with the users, opening wider access and improving awareness regarding the existence of cultural heritage.Perkembangan besar-besaran dalam teknologi informasi saat ini memberikan dampakpenting dalam berbagai praktik manajemen termasuk pendekatan pelestarian di banyak lembaga kebudayaan. Makalah ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana Local Studies Center sebagai salah satu lembaga kebudayaan dapat mempertimbangkan kembali tantangan dan kemungkinan baru dalam menggunakan media sosial terhadap dinamika perilaku dan perspektif pengguna sebagai salah satu pendekatan untuk melestarikan koleksi.Local Studies Center memiliki banyak koleksi sumber informasi dalam berbagai bentuk seperti buku, arsip atau bahkan objek yang langka secara historis dan unik. Selain posisinya sebagai warisan budaya, koleksi tersebut dapat memberikan kontribusi yang berharga untuk keuntungan publik. Sebagai salah satu pendekatan untuk mendukung upaya pelestarian,Local Studies Center dapat menggunakan media sosial sebagai salah satu media untuk mempromosikan koleksinya. Namun, alih-alih melihat penggunaan media sosial sebagai konsep teknis atau alat pemformat ulang saja, dalam manajemennya harus dianggap sebagai bagian dari pengembangan komunikasi interaktif dan hubungan dengan pengguna, membuka akses yang lebih luas dan meningkatkan kesadaran mengenai keberadaan warisanbudaya.