Fajarika Ramadania
STKIP PGRI Banjarmasin

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Cultural semiotic in Dayak's Babalai ceremonial at Paramasan as an form of maintaining Dayak language Fajarika Ramadania; Johan Arifin
SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol 16, No 1 (2019): SOCIA: Jurnal Ilmu-ilmu Sosial
Publisher : Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.393 KB) | DOI: 10.21831/socia.v16i1.25500

Abstract

This research is entitled "Cultural Semiotic in Dayak’s Babalai ceremonial at Paramasan as a form of maintaining traditional language". This research has long-term goal of introducing Dayak Language in general and Dayak language culture, in particular, to attract tourists to visit Paramasan, Banjar District of South Kalimantan. This research identifies, analyzes, and interprets cultural symbol which sourced from Dayak tribe mantra during Babalai ceremony. The cultural symbols to be identified are the symbols based on Pierce's trilogy of indexes, icons, and symbols. This study aims to describe the Dayak tribe mantra used in Babalai ceremonial and to analyze symbols in the Meratus Dayak’s tribe mantra used during Babalai event in Paramasan, Banjar district of South Kalimantan. Each symbol and icon used in each culture contains its own cultural values that are considered significant in its community. The study of Dayak’s Meratus mantra text would enrich the treasury of language and culture in local-global communities and could strengthen solidarity among nations and countries. The language used as a medium in expressing or expression is a media to know historical evidence as the context of an understanding of the identity of a culture. Cultural identity emerges within a community not only as a color of locality but also as a cultural expression that offers an alternative image in society.
Peranan komunikasi bahasa dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas V SDN Keraton 3 Martapura Fajarika Ramadania; Noor Indah Wulandari; Nahlini Nahlini
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v3i1.52

Abstract

Bahasa dan matematika merupakan ilmu yang berbeda dan masing-masing memiliki cakupan yang berdiri sendiri. Bahasa memiliki fungsi untuk menyatakan ide, pikiran, gagasan, atau perasaan seseorang kepada orang lain. Sedangkan matematika adalah ilmu pasti yang berdasarkan pada kegiatan penelusuran pola dan hubungan. Fungsi inilah yang digunakan oleh guru untuk memahamkan peserta didik dalam setiap pembelajaran, termasuk matematika. Dalam bilangan bulat terdapat dua jenis bilangan yaitu positif dan negatif yang dapat dioperasikan dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Namun, dalam penelitian ini hanya menjelaskan mengenai penjumlahan dan pengurangan saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh kemampuan komunikasi bahasa dalam pembelajaran matematika terhadap hasil belajar matematika peserta didik siswa kelas V SDN Keraton 3 Martapura. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan eksperimen dengan populasi peserta didik kelas V SDN Keraton 3 Martapura sebanyak 27 orang. Instrumen yang digunakan adalah instrumen kemampuan komunikasi bahasa dan instrumen prestasi belajar matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kemampuan komunikasi bahasa dalam pembelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika. Alternatif pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika adalah logika deduktif dan logika induktif. Logika induktif erat kaitannya dengan penarikan kesimpulan kasus individual khusus nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan logika deduktif adalah kegiatan berpikir sebaliknya dari penalaran induktif. Deduktif adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Kearifan Lokal Banjar dalam Kumpulan Cerpen Galuh Pasar Terapung Karya Hatmiati Masy’ud (Kajian Etnografi) Fajarika Ramadania
Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 8, No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, South Kalimantan, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/tarbiyah.v8i1.2216

Abstract

Penelitian ini berkenaan dengan Kearifan Lokal Banjar dalam Kumpulan Cerpen Galuh Pasar Terapung karya Hatmiati Masy’ud. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan bahasa yang digunakan, (2) memaparkan mata pencaharian  penduduk, (3) mengemukakan sistem organisasi sosial, (4) mendeskripsikan sistem religi.Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan etnografi. Jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dan analisis isi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen Galuh Pasar Terapung karya Hatmiati Masy’ud, yang diterbitkan oleh Kindai Banua, Banjarbaru tahun 2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dikumpulkan melalui teknik telaah kepustakaan dan teknik analisis data yang digunakan adalah deksriptif interpretatif.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut. (1) Hasil analisis kearifan lokal Banjar dalam kumpulan cerpen Galuh Pasar Terapung yang berkenaan dengan bahasa, sebagai berikut. : lindap, tapih bahalai, tilam, huma-huma, lanting, handai taulan, kalambu, dan sebagainya. Kemudian yang berkenaan dengan bahasa Arab, antara lain: innalillah, khalifah, dakwah, zikir, shalat. Dan yang terakhir adalah yang berkenaan dengan bahasa Inggris, antara lain adalah: pick up, pink, grand opening, close up. (2) Hasil analisis kearifan lokal Banjar dalam kumpulan cerpen Galuh Pasar Terapung yang berkenaan dengan  mata pencaharian, antara lain adalah: polisi, penjaga kuburan, aparat masyarakat, sipir ambulance, guru honorer, penjaga sekolah, maling, supir taksi, mamantat. (3) Hasil analisis kearifan lokal Banjar dalam kumpulan cerpen Galuh Pasar Terapung yang berkenaann dengan sistem organisasi sosial, antara lain adalah: presiden, gubernur, bupati, polisi, pambakal, kepala desa, koperasi. (4) Hasil analisis kearifan lokal Banjar dalam kumpulan cerpe Galuh Pasar Terapung yang berkenaan dengan sistem religi, adalah: pakaian kuning, kain kuning, kalambu kuning, pawang buaya, ritual makhluk besar, merapal mantra, kopi pahit kopi manis, kemenyan. 
Strategi Kesantunan Tuturan Direktif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMAN 1 Karang Intan Kalimantan Selatan Fajarika Ramadania
Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 6, No 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, South Kalimantan, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/tarbiyah.v6i2.1605

Abstract

Salah satu kemampuan dalam Bahasa Indonesia adalah berbicara. Berbicara menggunakan bahasa kesantunan adalah kaidah dalam berkomunikasi. Proses yang dihadapi saat berbicara ada pada saat kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang berfungsi menggambarkan kesantunan direktif pada siswa di SMAN 1 Karang Intan Kalimantan Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kemampuan direktif siswa pada berbicara.