Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

NILAI RELIGIUS DALAM KISAH DATU PEMBERANI KARYA JAHDIAH Novia Winda; Noor Indah Wulandari
Jurnal Basataka (JBT) Vol. 4 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.445 KB)

Abstract

Kajian mengenai nilai relegius pada sastra anak tidak urgen, tetapi kajian ini mampu mendeskripsikan nilai relegius yang terkandung dalam sastra anak, seperti: nilai religius yang terlihat dari hubungan manusia dengan Tuhan, nilai religius yang terlihat dari hubungan manusia dengan diri sendiri, dan nilai religius yang terlihat dari hubungan manusia dengan sesama manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian hermeneutika Ricoeur dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah Cerita Rakyat Kalimantan Selatan dengan judul “Kisah Datu Pemberani” karya Jahdiah yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  tahun 2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian hermeneutika Ricoeur dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah Kisah Datu Pemberani karya Jahdiah yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan   tahun 2016. Data penelitian berupa fakta tentang nilai religus yang terdapat dalam Kisah Datu Pemberani karya Jahdiah.  Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik analisis isi dan penafsiran. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneliti ini adalah teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis isi.  Penelitian ini menemukan: a) Hubungan manusia dengan dengan Tuhan terbagi menjadi berdoa, taat, dan berserah diri, b ) Hubungan manusia dengan diri sendiri terbagi menjadi niat baik, berusaha, kasih sayang, tegas dan tulus, dan c) Hubungan manusia dengan sesama manusia terbagi menjadi harapan, patuh, penolong, pemberani, memaafkan kesalahan orang lain, gotong -royong, siaga, waspada, dan adil.
Moral Value in The Story of Bangbang Teja in Balamut of Gusti Jamhar Akbar (Sainul Hermawan Transcription) Noor Indah Wulandari; Heppy Lismayanti
SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol 16, No 1 (2019): SOCIA: Jurnal Ilmu-ilmu Sosial
Publisher : Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.597 KB) | DOI: 10.21831/socia.v16i1.25652

Abstract

Lamut serves many values the lives of individuals with other individuals in the community, good value education, moral and cultural. Lamut art over the centuries has helped the establishment of the pattern of attitude, mindset, and the behaviour of community supporters. Literary works are able to uplift its readers from the everyday to the level of superficiality is more civilized and subtil, adding to the richness of the inner connoisseur, being more sensitive to life and living. Therefore, the need to do research to learn more about the value of moral in the acts of particularly lamut Bangbang Teja Aria. This research is a kind of qualitative research with literary and sociological approach using the method of dekskriptif analysis, i.e. describing the facts which are then followed by analysis. The data source of this research in the form of translation and transcript book story lamut episode story in the Aria Teja Bangbang balamut Gusti Jamhar Akbar, by Sainul Hermawan. Prints the year 2017 published by Scripta Cendikia Banjarbaru, South Kalimantan. As for the engineering data analsis in this study i.e., descriptive techniques (Arumsari, 2016:20), which lays out the overall data in advance. Next the researchers interpret or identifying data collected. Results of the study of moral values in the story such as Aria Teja Bangbang: 1) Relationship of humans with God includes two aspects: (1) and (2) the grace of God. 2) human relationships with himself include six aspects, namely (1) optimistic; (2) to be honest; (3) the ingenious; (4) soft; (5) liberality; and (6) patient. And 3) human relationships with other human beings in a social sphere covers four aspects: (1) give nasih; (2) friendship; (3) like the meolong; (4) the faithful; (5) willing to help.
Peranan komunikasi bahasa dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas V SDN Keraton 3 Martapura Fajarika Ramadania; Noor Indah Wulandari; Nahlini Nahlini
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v3i1.52

Abstract

Bahasa dan matematika merupakan ilmu yang berbeda dan masing-masing memiliki cakupan yang berdiri sendiri. Bahasa memiliki fungsi untuk menyatakan ide, pikiran, gagasan, atau perasaan seseorang kepada orang lain. Sedangkan matematika adalah ilmu pasti yang berdasarkan pada kegiatan penelusuran pola dan hubungan. Fungsi inilah yang digunakan oleh guru untuk memahamkan peserta didik dalam setiap pembelajaran, termasuk matematika. Dalam bilangan bulat terdapat dua jenis bilangan yaitu positif dan negatif yang dapat dioperasikan dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Namun, dalam penelitian ini hanya menjelaskan mengenai penjumlahan dan pengurangan saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh kemampuan komunikasi bahasa dalam pembelajaran matematika terhadap hasil belajar matematika peserta didik siswa kelas V SDN Keraton 3 Martapura. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan eksperimen dengan populasi peserta didik kelas V SDN Keraton 3 Martapura sebanyak 27 orang. Instrumen yang digunakan adalah instrumen kemampuan komunikasi bahasa dan instrumen prestasi belajar matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kemampuan komunikasi bahasa dalam pembelajaran matematika terhadap prestasi belajar matematika. Alternatif pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika adalah logika deduktif dan logika induktif. Logika induktif erat kaitannya dengan penarikan kesimpulan kasus individual khusus nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan logika deduktif adalah kegiatan berpikir sebaliknya dari penalaran induktif. Deduktif adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Pemerolehan Sintaksis Anak Usia 2 Tahun Lili Agustina; Noor Indah Wulandari
Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 6 No 1 (2020): Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/tunas.v6i1.2072

Abstract

Proses pemerolehan bahasa setiap anak tidaklah seragam. Hal ini terlihat ada anak yang sangat aktif berbicara yang memiliki banyak pembendaharaan kata dan sebaliknya juga ada anak yang masih pasif pada usia tertentu yang mengakibatkan kurangnya kosakata yang diucapkan oleh anak. Salah satu akuisisi atau pemerolehan bahasa pada anak adalah sintaksis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian ini mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa pemerolehan sintaksis yang dibagi menjadi dua tahap, yaitu dua kata dan tiga kata atau lebih. Data penelitian ini adalah kalimat yang diucapkan oleh Zahra yang berusia 2 tahun. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik rekam dan catat. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kalimat yang paling banyak ditemukan adalah kalimat imperatif dibandingkan kalimat deklaratif maupun interogatif. Kalimat imperatif yang diucapkan oleh Zahra mengisyaratkan bahwa anak pada usia ini lebih banyak meminta kepada orang di sekitarnya. Kalimat imperatif yang dituturkan jenisnya beragam. Hal ini terlihat pada makna kalimat yang diucapkan berdasarkan konteksnya. Kalimat imperatif yang diucapkan bersifat meminta, mengajak dan memohon secara halus. Hal ini ditandai dengan penggunaan kata mau, ayo, tolong dan menyuruh secara langsung.
NILAI BUDAYA BANJAR PADA NASKAH MAMANDA (BANJARESE CULTURAL VALUES PORTRAYED IN MAMANDA) Noor Indah Wulandari
JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 6, No 1 (2016): JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA (JBSP)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4843.188 KB) | DOI: 10.20527/jbsp.v6i1.3743

Abstract

Nilai Budaya Banjar pada Naskah Mamanda. Mamanda adalah seni teater atau pementasan tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Pertunjukan mamanda memiliki nilai budaya yang sangat tinggi, di samping sebagai media hiburan, yakni mamanda juga berfungsi sebagai media pendidikan bagi masyarakat.Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui lebih jauh mengenai nilai budaya Banjar yang terdapat dalam naskah mamanda.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis, yakni mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis.Sumber data penelitian ini berupa naskah mamanda oleh sastrawan Kalimantan Selatan yakni Ruslan Faridi dan Sirajul Huda.Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis isi atau content analysis.Hasil penelitian ini menunjukan adanya unsur budaya Banjar yang berhubungan dengan religi yaitu kebiasaan, taat dan patuh perintah Allah, sabar dalam menghadapi cobaan; unsur budaya Banjar yang berhubungan dengan tata kelakuan di lingkungan keluarga dan masyarakat Banjar berupa tata kelakuan dalam bidang pemerintahan, tata kelakuan antara suami dan isteri, serta tata kelakuan dalam masyarakat; dan unsur budaya Banjar yang berhubungan dengan bahasa pada naskah mamanda adalah bahasa Indonesia, bahasa Melayu Banjar, bahasa Banjar Hulu dan bahasa Banjar Kuala.Kata-kata kunci: nilai, budaya banjar, mamanda
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERCAKAPAN PADA PERTUNJUKAN MAMANDA (CHARACTER EDUCATION VALUES IN CONVERSATION OF MAMANDA SHOW) Noor Indah Wulandari Sarbaini
JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA Vol 4, No 2 (2014): JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA (JBSP)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.478 KB) | DOI: 10.20527/jbsp.v4i2.3702

Abstract

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Percakapan pada Pertunjukan Mamanda.Penelitian ini berkenaan dengan nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam percakapan padapertunjukan mamanda.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wujud nilai pendidikankarakter dalam percakapan pada pertunjukan mamanda. Rancangan penelitian ini menggunakanmetode penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah sosiologi sastra. Adapundata, diperoleh melalui rekaman menggunakan handycame pada saat pertunjukan mamanda olehKPU kota Banjarbaru bekerja sama dengan Dewan Kesenian Kota Banjarbaru pada Rabu, 2 April2014. Teknik pengumpulan data: (1) teknik perekaman berupa audiovisual, (2) pemotretan, (3)pencatatan, (4) wawancara dengan pelakon mamanda dan sutradara mamanda, (5) studi kepustakaandan analisis dokumentasi. Teknik Analisis data menggunakan metode content analysis. Temuandari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan karakter dalam mamanda terdapat13 nilai pendidikan karakter, diantaranya adalah: (1) nilai religius, (2) nilai jujur, (3) nilai disiplin,(4) nilai kreatif, (5) nilai demokrasi, (6) nilai rasa ingin tahu, (7) nilai semangat, (8) nilai cintatanah air, (9) nilai menghargai prestasi, (10) nilai bersahabat/komunikasi, (11) nilai pedulilingkungan, (12) nilai peduli sosial, dan (13) nilai tanggung jawab. Nilai karakter yang palingdominan adalah nilai tanggung jawab yang terdiri dari 8 kutipan pada seluruh adegan atau babakdalam mamanda yang berjudul Pemilihan Raya di Buana Persada Alam.Kata-kata kunci: nilai, pendidikan karakter, mamanda
Ketidaklangsungan Ekspresi dalam Kumpulan Puisi Manusia Istana Karya Radhar Panca Dahana (Kajian Stilistika) Siti Aisyah; Noor Indah Wulandari
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 1 No 2 (2016): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.9 KB) | DOI: 10.33654/sti.v1i2.359

Abstract

Penelitian ini membahas tentang ketidaklangsungan ekspresi dalam kumpulan puisi Manusia Istana. Tujuan penelitian ini untuk (a) mendeskripsikan metafora dan metonimi pada kumpulan puisi Manusia Istana karya Radhar Panca Dahana, yang merupakan ketidaklangsungan ekspresi puisi yang disebabkan oleh penggantian arti; (b) mendeskripsikan keambiguitasan, kontradiksi, dan nonsense pada kumpulan puisi Manusia Istana karya Radhar Panca Dahana, yang merupakan ketidaklangsungan ekspresi puisi yang disebabkan oleh penyimpangan arti, dan (c) mendeskripsikan persajakan (rima), enjambemen dan tipografi pada kumpulan puisi Manusia Istana karya Radhar Panca Dahana, yang merupakan ketidaklangsungan ekspresi puisi yang disebabkan oleh penciptaan arti. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan stilistika dengan menggunakan metode kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitia ini adalah puisi Manusia Istana karya Radhar Panca Dahana yang diterbitkan oleh PT Bentang Pustaka Yogyakarta tahun 2015 dengan tebal 166 halaman dengan 32 judul puisi. Adapun judul puisi yang dianalisis sebanyak 5 buah judul puisi. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Kemudian untuk menganalisis data penelitian ini dilakukan dengan tahap awal, pengkodean, dan klasifikasi. Hasil penelitian inidisimpulkan sebagai berikut. Analisis ketidaklangsungan ekspresi terhadap lima judul puisi karya Raddhar Panca Dahana terdiri atas: (a) Penggantian arti yang terdiri dari: tujuh buah metafora dan sembilan buah metonimi; (b) Penyimpangan arti yang terdiri dari: sepuluh buah keambiguitasan, lima buah kontardiksi, dan enam buah nonsense, dan (c) Penciptaan arti yang terdiri dari: rima dengan konsonan h, k, m dan vocal a, i, u yang mendominasi, empat buah enjambemen, dan tipografinya menggunakan huruf besar-kecil, menggunakan banyak tanda baca, sebagian lariknya menjorok ke dalam, sebagian puisi menggunakan angka-angka.
Citra Pahlawan dalam Sastra Lisan Datu Aling di Kabupaten Tapin (Telaah Hermeneutika) Novia Winda; Noor Indah Wulandari
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 3 No 1 (2018): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.72 KB) | DOI: 10.33654/sti.v3i1.509

Abstract

Dalam sastra lisan Banjar yang berbentuk prosa, seperti kisah-kisah Datu, yaitu cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap makhluk halus penjelmaan arwah para datu yang pernah hidup dengan segala keistimewaannya, seperti Datu Aling.Datu Aling memiliki kelebihan yang melebihi manusia pada umumnya. Penelitian inifokus pada bagaimana Citra Pahlawan dalam Sastra Lisan Datu Aling di Kabupaten Tapin (Telaah Hermeneutika) dengan tujuan untuk mendeskripsikan Citra Pahlawan dalam Sastra Lisan Datu Aling di Kabupaten Tapin (Telaah Hermeneutika).Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian hermeneutika dari Ricoeur.Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.Data penelitian berupa simbol dalam bentuk teks hasil trankripsi dan terjemahan sastra lisan Datu Aling.Informan dalam penelitian ini adalah penjaga makam Datu Aling.Teknik pemeriksaan keabsahan data yang menggunakan triangulasi metode dan teori. Hasil penelitian ini menemukan Citra Kepahlawanan Datu Aling, yakni:a) memiliki kekuatan prima, cerdas, dan kepekaan yang tajam dalam menghadapi situasi tertentu, b) memiliki kemampuan supernatural yang tinggi, dan c) kehebatan tokoh yang memiliki penolong yang bisa datang tiba-tiba
Nilai Sufistik dalam Kumpulan Puisi Kasidah Cinta Karya Jalaluddin Rumi Endang Sulistyowati; Noor Indah Wulandari; Akhmad Cahyo Setio
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 3 No 2 (2018): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.155 KB) | DOI: 10.33654/sti.v3i2.516

Abstract

Puisi sufistik merupakan salah satu bentuk karya sastra yang mengandung nilai-nilai hikmah yang dalamnya terdapat sebuah pesan moral yakni, hanya mencukupkan diri kepada Allah saja tanpa bergantung padamakhluk ciptaan-Nya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nila sufistik yang terdapat pada kumpulan puisi Jalaluddin Rumi. Simpulan dari penelitian ini ialah sebagai berikut: (1) makna puisi dengan telaah heuristik yaitu telaah untuk meperjelas arti setiap bait puisi dengan memberikan sisipan kata antara satu hingga tiga belas kata sehingga pembacaannya menjadi jelas seperti pada puisi berjudul “Bayangan” pada bait satu “sejak bayanganmu bermukim di (dalam) dada, sedangkan penambahan keterangan hingga tiga belas kata seperti “Di atas tanah mana pun (jika engkau berada di sana maka akan menjadi sejuk dan menenangkan bagai berteduh di dalam) kebun yang rimbun. Pemberian sisipan tersebut ditandai dengan memberikan tanda kurung. (2) makna puisi dengan telaah hermeneutik yaitu penafsiran puisi berdasarkan konvensi bahasanya terhadap makna yang tersirat, sehingga dapat diketahui makna aslinya. Seperti Ya’juj dan Ma’juj yang melambangkan kekacauan, kesengsaraan, dan menyebabkan ketakutan. (3) dalam puisi yang berjudul “Bayangan” terdapat nilai sufistik yaitu mahabbah, tobat, wara dan sabar
Citra Fisik Tokoh Siti Zubaidah dalam Syair Siti Zubaidah Noor Indah Wulandari; Novia Winda
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 4 No 1 (2019): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.94 KB) | DOI: 10.33654/sti.v4i1.967

Abstract

Penelitian berkenaan dengan citra wanita dalam syair Siti Zubaidah menggunakan pendekatan feminisme. Citra wanita sangat berkaitan erat dengan karya sastra, secara gamblang wanita secara aspek yang unik dan menarik untuk dibahas dan ditulis dalam karya sastra. Karya sastra selalu menyediakan ruang terbuka pada setiap objek yang diperbincangkan. Penelitian ini difokuskan pada citra wanita dari segi fisik dalam syair Siti Zubaidah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan feminisme.Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yakni data primer dan data sekunder. Data primer diambil berdasarkan data lisan/tuturan. Data lisan/tuturan berupa frasa, klausa, kata, kalimat yang terdapat dalam Syair Siti Zubaidah. Data sekunder berasal dari buku dan sumber terkait dengan Syair Siti Zubaidah. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik rekam, teknik simak catat, dan teknik dokumentasi.Teknik pemeriksaan keabsahan data yang menggunakan triangulasi metode dan teori. Hasil penelitian ini menemukan Citra wanita dari segi fisik dalam Syair Siti Zubaidah, yakni: (a) kecantikan, (b) postur tubuh, dan (c) penampilan