Articles
UPAYA MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN DAN MEBERDAYAKAN PULAU-PULAU TERLUAR INDONESIA PASCA LEPASNYA SIPADAN DAN LIGITAN (2002-2007)
Widiyanta, Danar
Informasi Vol 36, No 2 (2010): INFORMASI
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (31.684 KB)
|
DOI: 10.21831/informasi.v2i2.6201
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang konflik atas beberapa pulau terluar di wilayah Indonesia karena permasalahan hukum dan politik serta permasalahan ekonomi. Ketidakjelasan batas negara dan status wilayah, situasi politik negara, regional dan internasional, serta kepentingan ekonomi merupakan sumber sengketa potensial. Upaya mempertahankan pulau terluar dilakukan dengan menyiapkan perangkat hukum yang jelas serta meningkatkan kemampuan Angkatan Laut untuk menopang kemampuan penegakkan hukum di wilayah pulau-pulau terluar khususnya dan Indonesia pada umumnya. Upaya untuk memberdayakan pulau-pulau terluar dilakukan melalui langkah pengembangan aspek kelembagaan, aspek yuridis dan aspek program. Aspek kelembagaan dengan dibentuknya Tim Koordinasi Pengelolaan pulau-pulau terluar, dalam aspek yuridis disiapkan berbagai undang-undang yang memadai untuk menopang proses hukum yang mungkin terjadi, sedang aspek program dengan melanjutkan dan menyelesaikan penegasan batas wilayah serta meningkatkan pembangunan di wilayah pulau-pulau terluar Indonesia. Kata Kunci : Mempertahankan, Memberdayakan, Pulau Terluar Indonesia.
DINAMIKA PEMIKIRAN SANTRI: STUDI ATAS PENGARUH KEPEMIMPINAN DI PONDOK PESANTREN WAHID HASYIM CONDONGCATUR DEPOK SLEMAN (1998-2005)
Danar Widiyanta
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 13, No 1: April 2008
Publisher : LPPM UNY
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (58.309 KB)
|
DOI: 10.21831/hum.v13i1.5022
This research aims at exploring the dynamic of thinking of the santri (students) in PP Wahid Hasyim due to the influence of leadership. This research observes the role of a leader which in fact is really influencing the members of pesantren. In addition, this research also observes the interesting phenomenon, the dynamic of thinking showing progress in socio-religion thought which is basically beyond the tradition of pesantren which is salaf in nature. The result of this research shows that the role of leader is so significant. It can be seen from the existence of dynamic of thinking after the leadership of K.H. Jalal Suyuti. This dynamic is marked by the transformation of religion thought, from textual to contextual thinking (based on methodology) which is implemented by using book leading santri to think methodologically in facing problems of socio-religion.
UPAYA MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN DAN MEBERDAYAKAN PULAU-PULAU TERLUAR INDONESIA PASCA LEPASNYA SIPADAN DAN LIGITAN (2002-2007)
Danar Widiyanta
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (187.142 KB)
|
DOI: 10.21831/moz.v10i2.32465
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang konflik atas beberapa pulau terluar di wilayah Indonesia karena permasalahan hukum dan politik serta permasalahan ekonomi. Ketidakjelasan batas negara dan status wilayah, situasi politik negara, regional dan internasional, serta kepentingan ekonomi merupakan sumber sengketa potensial. Upaya mempertahankan pulau terluar dilakukan dengan menyiapkan perangkat hukum yang jelas serta meningkatkan kemampuan Angkatan Laut untuk menopang kemampuan penegakkan hukum di wilayah pulau-pulau terluar khususnya dan Indonesia pada umumnya. Upaya untuk memberdayakan pulau-pulau terluar dilakukan melalui langkah pengembangan aspek kelembagaan, aspek yuridis dan aspek program. Aspek kelembagaan dengan dibentuknya Tim Koordinasi Pengelolaan pulau-pulau terluar, dalam aspek yuridis disiapkan berbagai undang-undang yang memadai untuk menopang proses hukum yang mungkin terjadi, sedang aspek program dengan melanjutkan dan menyelesaikan penegasan batas wilayah serta meningkatkan pembangunan di wilayah pulau-pulau terluar Indonesia. Kata Kunci: Mempertahankan, Memberdayakan, Pulau Terluar Indonesia
DINAMIKA PERKEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN INDONESIA
Danar - Widiyanta
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 4, No 1 (2008): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (33.641 KB)
|
DOI: 10.21831/moz.v4i1.4384
AbstraksWawasan kebangsaan Indonesia seperti dikatakan oleh Roeslan Abdulgani lahir sebagai reaksi atas kolonialisme Belanda yang sangat mendominasi di bidang politik, eksploitasi ekonomi serta penetrasi budaya. Dalam aspek politik jelas bahwa wawasan kebangsaan Indonesia lahir dalam rangka menumbangkan dominasi politik Belanda untuk kemudian menggantikannya dengan system pemerintahan yang demokratis. Aspek sosial ekonomi menekankan pada penghentian eksploitasi ekonomi yang dilakukan Pemerintah Kolonial Belanda yang pada gilirannya akan membangun masysrakat baru yang bebas dari kemelaratan dan kesengsaraan. Dilihat dari aspek kultural adalah mencoba menghidupkan kembali kepribadian bangsa diselaraskan dengan perubahan zaman. Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kontek nasionalisme Indonesia[1]. Untuk melihat lebih jauh bagaimana dan permasalahan dari wawasan kebangsaan Indonesia, berturut-berturut akan kita bahas bagaimana perkembangan dari wawasan kebangsaan itu sendiri, kemudian dilanjutkan dengan permasalahan integrasi bangsa yang ada sekarang dengan pemikiran jalan keluarnya. [1] Pidato Roeslan Abdulgani di depan sidang konstituante pada 3 Desember 1957.
PERAN INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN DEMOKRATISASI ASEAN 1998 – 2010
Danar Widiyanta
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 8, No 1 (2016): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (74.585 KB)
|
DOI: 10.21831/moz.v8i1.10767
ABSTRAK Perubahan yang terjadi pada tahun 1998, telah merubah pula kebijakan tentang demokratisasi di ASEAN. Indonesia mencoba memasukkan gagasan tersebut untuk mempertahankan peran yang signifikan dalam organisasi ASEAN. Ada beberapa kendala dalam pelaksanaan demokratisasi di ASEAN yang disebabkan oleh beberapa hal. Latar belakang pendirian ASEAN cenderung karena dorongan dari pikiran luar kawasan yang menginginkan stabilitas politik di Asia Tenggara. Negara-negara ASEAN secara alamiah tidak terintegrasi secara geografis, sehingga posisi geopolitik setiap negara anggotanya berbeda-beda. Perbedaan level ekonomi antarnegara menyebabkan adanya perbedaan kemampuan mengimplementasikan suatu kesepakatan antarnegara. Kendala lain adalah ketiadaan kepemimpinan ASEAN. Selama 10 tahun terakhir tidak ada pemimpin ASEAN yang berani mengambil inisiatif kepemimpinan di ASEAN. ABSTRAK Perubahan yang terjadi pada tahun 1998, telah merubah pula kebijakan tentang demokratisasi di ASEAN. Indonesia mencoba memasukkan gagasan tersebut untuk mempertahankan peran yang signifikan dalam organisasi ASEAN. Ada beberapa kendala dalam pelaksanaan demokratisasi di ASEAN yang disebabkan oleh beberapa hal. Latar belakang pendirian ASEAN cenderung karena dorongan dari pikiran luar kawasan yang menginginkan stabilitas politik di Asia Tenggara. Negara-negara ASEAN secara alamiah tidak terintegrasi secara geografis, sehingga posisi geopolitik setiap negara anggotanya berbeda-beda. Perbedaan level ekonomi antarnegara menyebabkan adanya perbedaan kemampuan mengimplementasikan suatu kesepakatan antarnegara. Kendala lain adalah ketiadaan kepemimpinan ASEAN. Selama 10 tahun terakhir tidak ada pemimpin ASEAN yang berani mengambil inisiatif kepemimpinan di ASEAN.
JOSEPHUS VAN LITH DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI JAWA AWAL ABAD 20
Danar Widiyanta
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (220.934 KB)
|
DOI: 10.21831/moz.v11i2.45209
Josephus Van Lith adalah tokoh dalam Pendidikan yang sezaman dengan Ki Hajar Dewantara, dan Ki Haji Ahmad Dahlan. Josephus Van Lith mengembangkan Pendidikan progresif berdasarkan pada Rohani kekristenan dan Budaya Jawa. Josephus Van Lith melakukan penyelarasan harmonis antara agama dan pengetahuan umum, dengan harapan manusia mencapai keseimbangan dalam kebutuhan material dan spiritual. Dalam mengembangkan pendidikannya Josephus Van Lith juga mengembangkan pendidikan karakter dengan basis kearifan lokal. Meskipun bukan orang Jawa, tetapi Josephus Van Lith menguasai dan mengembangkan Budaya Jawa. Kearifan lokal Budaya Jawa diterapkan dalam pendidikan karakter yang dikembangkan dalam Pendidikan masyarakat pribumi di Muntilan khususnya dan Jawa pada umumnya pada awal abad ke-20.Kata Kunci: Josephus Van Lith, Pendidikan Karakter, jawa.
PERANAN PASUKAN POLISI PELAJAR PERTEMPURAN DAN GEREJA PUGERAN DALAM REVOLUSI INDONESIA TAHUN 1948 - 1949 DI YOGYAKARTA
Danar widiyanta;
Djumarwan Djumarwan
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 9, No 1 (2018): MOZAIK
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (235.269 KB)
|
DOI: 10.21831/moz.v9i1.19407
Yogyakarta merupakan salah satu satu kota yang menjadi saksi perjuangan para rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam Perang Kemerdekaan II, seluruh lapisan masyarakat terlibat tidak terkecuali Pasukan Polisi Pelajar Pertempuran (P3). Pasukan ini merupakan pasukan Mobile Briagade (Mobbrig) di bawah pimpinan IP II Djohan Soeparno. Pasukan ini bermarkas di SPN Ambarukmo Yogyakarta. Pasukan P3 juga berperan dalam Serangan Umum 1 Maret 1949. Mereka dibagi dalam beberapa lokasi diantaranya yaitu Pojok Benteng Wetan, Kotagede, Pleret, dan Karangsemut. Serangan yang dilakukan P3 cukup melelahkan bagi Belanda. Perang Kemerdekaan II juga melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Salah satunya yaitu peran dari Gerja Pugeran yang terletak di Pugeran Bantul. Pada saat perang gereja ini berfungsi sebagai tempat pengungsian, rumah sakit, dan dapur umum. Di dalam gereja ini juga tinggal banyak tentara yang meminta perlindungan pada siang hari. Gereja juga menyediakan bahan makan untuk para pengungsi. Kata Kunci : Polisi Pelajar Pertempuran, Gereja Pugeran, Yoguakarta.
KEBERADAAN ETNIS CINA DAN PENGARUHNYA DALAM PEREKONOMIAN DI ASIA TENGGARA
Danar - Widiyanta
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 5, No 1 (2010): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (51.895 KB)
|
DOI: 10.21831/moz.v5i1.4341
Abstrak : Keberadaan Etnis Cina dalam melakukan aktivitas perdagangan di Asia Tenggara sudah terjadi jauh sebelum kedatangan bangsa Barat. Ketika orang Eropa datang di kawasan Asia Tenggara pada abad ke-16 dan awal abad ke-17, orang Cina sudah bermukim di kota-kota pelabuhan utama. Saudagar-saudagar Cina meskipun belum begitu banyak namun tersebar luas di seluruh kawasan ini. Dalam beberapa abad kemudian, orang Cina bertindak sebagai pedagang perantara atau bekerja sebagai buruh serta produsen berskala kecil. Ketika jumlah mereka semakin banyak, mereka kemudian mendominasi perekonomian pasar di kawasan Asia Tenggara.
Masalah Penetapan Batas Landas Kontinen dan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia
Danar Widiyanta - Widiyanta
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 6, No 1 (2012): Mozaik Volume 6, No.1 (2012)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (65.318 KB)
|
DOI: 10.21831/moz.v6i1.3876
Abstrak Zone Ekonomi Eksklusif merupakan hal yang penting bagi Indonesia sebagai Negara Kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki potensi kekayaan yang luar biasa, terutama di wilayah lautnya. Potensi itu berupa kandungan minyak dan gas serta mineral di samping perikanan. Potensi ini akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kekuatan bangsa Indonesia. Posisi geografis Indonesia memiliki nilai strategis baik secara ekonomi maupun politik global. Batas wilayah Indonesia yang berbatasan dengan 11 negara tetangga sangat positif, namun juga ada sisi negatifnya apabila tidak dikelola dengan baik, terpadu dan komprehensif. Kata kunci: ZEE, perbatasan, potensi Indonesia
GERAKAN T ENTARA 1947-1948: TENTARA PELAJAR DI SIDOBUNDER DAN PASUKAN SILIWANGI DI SURAKARTA
Danar - Widiyanta
Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Vol 7, No 1 (2014): Volume 7, No 1 (2014): Mozaik
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (86.723 KB)
|
DOI: 10.21831/moz.v7i1.6189
GERAKAN T ENTARA 1947-1948:TENTARA PELAJAR DI SIDOBUNDERDAN PASUKAN SILIWANGI DI SURAKARTAOleh: Danar Widiyanta dan Djumarwan1AbstrakDalam periode Revolusi Fisik Indonesia, militer dengan sendirinya memainkan peran sentraldalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada periode ini banyak sekali intrik-intrik yangmelekat pada wajah militer Indonesia. Artikel ini hendak ‘merekam’ dinamika sejarah militeryang terjadi di Indonesia selama kurun waktu 1947 – 1948, menjelang Agresi Militer Belanda II.Dalam artikel ini akan ditampilkan dinamika militer yang terjadi pada peristiwa Tentara Pelajar(TP) di Sidobunder dan insiden Pasukan Siliwangi di Surakarta. Kedua peristiwa ini mempunyaikarakteristik masing-masing, yang berbeda satu dengan yang lainnya.